Quality time bareng doi yang bener bener berdua saja menghabiskan waktu selama seminggu
SELAMAT MEMBACA
Tulisan ini akan sedikit panjang
Perjalanan pertama waktu itu ke Bromo, belakang rumah sendiri sih, jadi ya mau gak.mau dia harus mendapat semua spot yang ane tau di bromo. Sengaja berangkat dinihari untuk menunggu sunrise di pananjakan menjadikan perjalanan pertama saat itu sangat wah banget
Seriusan deh, bromo adalah tempat teromantis buat kalian yang ingin berlibur bersama pasangan
Beneran beda, waktu saya ke bromo sendirian sama ke bromo bareng doi, kesannya tuh.. ah sudahlah
Setelah menikmati matahari terbit, kita langsung bergeser ke arah bromo, berjalan beriringan menuju puncak kawah bromo, menaiki anak tangga demi anak tangga hingga sampailah kita di bibir kawah, sedikit poto-poto sembari bercanda, dunia berasa milik berdua booooorrrr
Setelah dirasa puas berada di bromo kita pun kembali melanjutkan perjalanan pulang. Ah bromo benar benar istimewah
Keesokannya kita lanjut lagi dong, masih dalam kawasan TNBTS, kali ini saya bakal ngajak dia jalan tipis tipis. Kebetulan di belakang rumah ada air terjun, yasudah kita ke air terjun sekedar menikmati air yang jatuh dari ketinggian dan udara yang lumayan menyejukkan pikiran. Apalagi bareng doi, makin sejuk
Bermain air, ciprat-cipratan, berasa kayak disinetron, ekspetasi yang biasanya cuma muter-muter di kepala akhirnya bisa terwujud
Seharian kita menghabiskan waktu di air terjun ini. Coban Waru namanya, sembari memulihkan stamina dan fisik untuk perjalanan selanjutnya, kita sudah bersiap untuk menuju stasiun terdekat dan akan memulai petualangan di kota Banyuwangi.
Perjalanan menuju kota Banyuwangi memakan waktu sekitar 6 jam
Tak banyak destinasi perjalanan di awal saat kita baru sampai. Hari pertama dibanyuwangi cukup menghabiskan waktu untuk memantapkan list dan beberapa tujuan yang akan kita datangi, sekedar mencicipi kuliner khas banyuwangi yang bernama 'rujak soto' membuat rasa penasaran akan makanan khas ini semakin besar. Pokoknya rujak soto khas banyuwangi terbaik lah
Malam hari kita hanya berjalan-jalan di sekitaran kota saja, menuju pantai boom yang tak jauh dari kota menjadi kesan manis tersendiri sebelum menutup malam untuk menuju alam mimpi. Eaakkk
Sisa malam itu setelah bepergian tipis-tipis akhirnya kita beristirahat sembari membicarakan trip esok hari
Halo Baluran. Setelah mengisi perut yang sudah mulai keroncongan, kita melanjutkan perjalanan ke Baluran. Siapa yang tak mengenal Baluran, dijuluki africa van java indonesia, memang benar jikalau dia menempatkan baluran sebagai tujuan utama selain bromo
Cuaca terik siang itu tak menjadi halangan bagi kita untuk beesua foto satu sama lain, terlebih saat foto berdua
Ada beberapa banteng jawa yang sedang asik bermandi lumpur, ada monyet abu-abu ekor panjang, tapi sayang saat kita kesana tidak menemukan hewan primadona, ya merak. Kita tidak menemukan merak, mungkin karena kita terlalu siang saat sampai ketempat ini.
Setelah menikmati pesona savana bekol khas baluran, kita kembali melanjutkan perjalanan ke destinasi selanjutnya. Pantai Bama.
Pantai paling ujung bernama pantai bama ini memiliki pasir berwana putih bersih, banyak kita jumpai kerang kerangan dan juga bulu babi.
Pantai berair tenang khas pesisir utara ini memang bisa menarik siapa saja untuk menikmati pesonanya, air yang tidak terlalu dalam sangat cocok untuk menjadi destinasi liburan bersama keluarga, terlebih lagi baersama orang terkasih
Ada juga hutan mangrove yang berfunsi untuk menahan air laut agar tidak terjadi abrasi, banyak monyet abu-abu ekor panjang yang terkadang suka usil terhadap pengunjung. Sangat disarankan untuk berhati-hati dalam meletakkan barang karena monyet tersebut suka mengambil apa saja termasuk sendal saya
Jarum jam sudah menunjukkan angka dua siang. Akhirnya saya pun bertolak untuk kembali ke kota dan melanjutkan ke pesisir selatan banyuwangi.
Sebelum bertolak ke pesisir selatan banyuwangi, Djawatan berhasil menarik perhatian kami berdua, tempat yang sempat viral karena banyaknya pohon-pohon raksasa dengan balutan lumut menjadi daya tarik tersendiri.
Memang tak terlalu luas, tetapi tempat ini adalah tempat wajib untuk dikunjungi jika kalian berkunjung ke Banyuwangi
Terik matahari pun tak terasa saat menembus kulit-kulit kita, terlebih banyaknya pohon yang menjadi pelindung dan terpaan angin membuat suasana sejuk lebih terasa.
Tak terasa kita sudah beberapa jam menghabiakan waktu di Djawatan. Melihat langit yang sudah hampir gelap kami pun memutuskan untuk mencari penginapan dan kembali melanjutkan perjalanan esok hari.
Sayang seribu sayang, pagi hingga siang kami habiskan untuk bermalas malasan saja. Karena rumornya jika ingin berkunjung ke pantai pulau merah lebih baik saat sore hari. Akhirnya kita sepakat untuk berdiam di penginapan sesekali jalan-jalan keluar untuk membunuh kebosanan.
Senja diujung selatan banyuwangi adalah destinasi terakhir sore itu sebelum kita kembali ke kota.
Menikmati sisa sore dengan bermain air dan terkadang membuat sebuah miniatur istana, mengingatkan saya kemasa-masa lampau saat masih kecil karena setiap berkunjung ke pantai pasti akan membuat miniatur istana
Terlebih doi yang begitu senang menggoda dan membuat istana buatan saya hancur karena dilempari pasir yang dibasahi air sehingga kontur pasir tersebut menjadi sedikit padat. Huh dasar
Sesekali terlihat gurata-guratan senyum dari bibirnya dan sesekali dia tertawa puas saat melihat saya nelangsa karena berkali kali saya membangun istana dan berkali kali juga hancur.
Matahari terbenam di ujung cakrawala menjadi penutup perjalanan ini.
Setelah langit yang sebelumnya berwarna kuning kemerahan berganti dengan warna hitam gelap dibarengin ribuan kilauan cahaya yang bergelantungan di atas. Kita memutuskan untuk kembali ke kota. Mencari penginapan untuk malam terakhir di kota banyuwangi, dan mencari tiket kepulangan untuk menuju rumah masing-masing.
Perjalanan yang sangat berkesan. Menghabiskan waktu berdua saja, menikmati matahari terbit di bromo sampai dengan menikmati matahari terbenam di pantai teluk merah banyuwangi membuat perasaan dan hati ingin mengulangi kembali perjalanan seperti itu
Walaupun jarak ratusan kilometer memisahkan kita, semoga kita bisa kembali menuliskan cerita baru di tempat-tempat baru
SEKIAN