- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.
Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 21-07-2020 21:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
32.6K
Kutip
452
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#250
Spoiler for Part 86 (2) :
.
.
.
"Beby emang gitu nat orangnya, kamu emang harus sabar sama dia"
Aku langsung menoleh kearah viny yang baru saja menimpali keluhanku tentang beby.
"Tau ah mbak..., pusing...., masa aku harus standby 24 jam buat bales chat atau ngangkat telpon dia?, dikira aku gak ada kegiatan lain apa!"
Viny langsung terkekeh setelah mendengar ocehanku.
"Gitu-gitu dia sayang banget lho sama kamu nat, ya...., meskipun kadang khawatrinya itu agak berlebihan"
Aku hanya menganggukkan kepalaku sembari mengusap-usap wajahku dengan kasar.
"Oh iya mbak, maaf ya kalo tadi aku bikin mbak gak nyaman"
"Aku cuma gak mau pak rio salah paham kalo dia ngeliat kita makan siang berdua tanpa ada penjelasan sama sekali"
"Apalagi udah 2 hari mbak nolak ajakan dia buat pulang bareng"
"Aku takut juga kalo nanti pak rio jadi minder sama aku, kan kasian"
Sontak viny langsung tertawa setelah mendengar kalimat terakhir yang kuucapkan.
"Hello..... bapak natha yang terhormat, anda ini bisa sadar diri sedikit gak sih?, ngapain pak rio harus minder kalo saingan sama anda yang jelas-jelas kelasnya ada di bawah dia"
Aku hanya menanggapi protes yang baru saja dilontarkan viny dengan sebuah kekehan kecil.
Suasana sempat menjadi hening setelah kami sama-sama memilih untuk diam.
"Tapi ya nat, setelah aku pikir-pikir lagi, apa yang kamu lakuin tadi ada benernya juga, makasih ya"
Kalimat yang baru saja dilontarkan viny berhasil memecah keheningan yang sempat terjadi selama beberapa detik.
"Dengan sangat terpaksa, aku mau bilang kalo hari ini kamu pinter"
Lagi-lagi aku berhasil dibuat terkekeh setelah mendengar pengakuan yang baru saja diucapkan viny.
Aku: "dih..., kok ada kepaksanya segala sih?"
Viny: "ya males aja bilang kamu pinter, wleee"
Viny menjawab pertanyaanku sembari menjulurkan lidahnya untuk mengejekku.
"Eh, tapi seriusan, kamu pinter banget hari ini, apa lagi waktu tadi kamu ngeles"
"Aku aja udah pusing banget tadi, sampe gak tau lagi mau jawab apa"
Aku menepuk dadaku beberapa kali sambil memasang wajah songongku.
"Emang...., natha gitu loh..., gak udah diraguin kepintarannya"
Viny langsung melemparkan tatapan aneh kearahku setelah melihat sikapku saat ini.
"Dih..., pinter bohong kok bangga sih?"
Aku langsung menegakkan posisi dudukku karena merasa tidak terima dengn kalimat yang baru saja diucapkan viny.
"Itu bukan bohong mbak, itu namanya memanipulasi keadaan supaya orang gak salah paham"
Viny kembali tertawa setelah mendengar pernyataanku yang mungkin terdengar aneh.
"Bohong mah bohong aja keles, gak usah pake acara memanipulasi keadaan segala"
Akupun ikut tertawa bersama viny setelah dia menimpali pernyataan yang kuucapkan sebelumnya.
"Latihan mbak, buat bohongin mbak beby"
Buuuuuk....
Sebuah bantal berhasil mendarat dengan mulus di wajahku.
"Heeeeh!!!"
"Awas ya kalo sampe aku tau kamu bohongin beby, langsung aku laporin kamu!!!"
Aku menatap remeh kearah viny setelah mendengar ancamannya.
"Gak bakal ketahuan mbak, kan kata mbak aku bohongnya jago"
Viny ikut menegakkan posisi duduknya setelah mendengar responku terhadap ancamannya barusan.
"Dih..., inget-inget nat, siapa yang pertama kali mergokin kamu waktu lagi jalan sama shani?!"
Tidak mau kalah, viny juga melemparkan tatapan remeh kearahku.
Gleeeek......
Sontak pernyataan yang baru saja dilontarkan viny berhasil membuatku meneguk ludah.
Aku: "e e e eehhh...., itu mah kebetulan aja mbak"
Viny: "kebetulan itu gak akan terjadi beberapa kali nat"
Aku: "lah, kan cuma pas nonton konser itu doang?"
Viny: "kira-kira...... apa kabar ya boneka monyet yang kamu kasih keshani nat?"
Viny langsung tersenyum penuh kemenangan setelah menyelesaikan pertanyaannya.
"E e e e ehh...., itu...."
Dagunya mulai terangkat keatas secara perlahan-lahan.
"Apa?......, ayo, coba ngomong lagi"
Aku hanya bisa terkekeh seraya menggaruk puncak kepalaku yang sebenarnya tidak terasa gatal sama sekali setelah viny berhasil membuatku mati kutu dengan pernyataan dan pertanyaan yang dia lontarkan.
.
.
"Beby emang gitu nat orangnya, kamu emang harus sabar sama dia"
Aku langsung menoleh kearah viny yang baru saja menimpali keluhanku tentang beby.
"Tau ah mbak..., pusing...., masa aku harus standby 24 jam buat bales chat atau ngangkat telpon dia?, dikira aku gak ada kegiatan lain apa!"
Viny langsung terkekeh setelah mendengar ocehanku.
"Gitu-gitu dia sayang banget lho sama kamu nat, ya...., meskipun kadang khawatrinya itu agak berlebihan"
Aku hanya menganggukkan kepalaku sembari mengusap-usap wajahku dengan kasar.
"Oh iya mbak, maaf ya kalo tadi aku bikin mbak gak nyaman"
"Aku cuma gak mau pak rio salah paham kalo dia ngeliat kita makan siang berdua tanpa ada penjelasan sama sekali"
"Apalagi udah 2 hari mbak nolak ajakan dia buat pulang bareng"
"Aku takut juga kalo nanti pak rio jadi minder sama aku, kan kasian"
Sontak viny langsung tertawa setelah mendengar kalimat terakhir yang kuucapkan.
"Hello..... bapak natha yang terhormat, anda ini bisa sadar diri sedikit gak sih?, ngapain pak rio harus minder kalo saingan sama anda yang jelas-jelas kelasnya ada di bawah dia"
Aku hanya menanggapi protes yang baru saja dilontarkan viny dengan sebuah kekehan kecil.
Suasana sempat menjadi hening setelah kami sama-sama memilih untuk diam.
"Tapi ya nat, setelah aku pikir-pikir lagi, apa yang kamu lakuin tadi ada benernya juga, makasih ya"
Kalimat yang baru saja dilontarkan viny berhasil memecah keheningan yang sempat terjadi selama beberapa detik.
"Dengan sangat terpaksa, aku mau bilang kalo hari ini kamu pinter"
Lagi-lagi aku berhasil dibuat terkekeh setelah mendengar pengakuan yang baru saja diucapkan viny.
Aku: "dih..., kok ada kepaksanya segala sih?"
Viny: "ya males aja bilang kamu pinter, wleee"
Viny menjawab pertanyaanku sembari menjulurkan lidahnya untuk mengejekku.
"Eh, tapi seriusan, kamu pinter banget hari ini, apa lagi waktu tadi kamu ngeles"
"Aku aja udah pusing banget tadi, sampe gak tau lagi mau jawab apa"
Aku menepuk dadaku beberapa kali sambil memasang wajah songongku.
"Emang...., natha gitu loh..., gak udah diraguin kepintarannya"
Viny langsung melemparkan tatapan aneh kearahku setelah melihat sikapku saat ini.
"Dih..., pinter bohong kok bangga sih?"
Aku langsung menegakkan posisi dudukku karena merasa tidak terima dengn kalimat yang baru saja diucapkan viny.
"Itu bukan bohong mbak, itu namanya memanipulasi keadaan supaya orang gak salah paham"
Viny kembali tertawa setelah mendengar pernyataanku yang mungkin terdengar aneh.
"Bohong mah bohong aja keles, gak usah pake acara memanipulasi keadaan segala"
Akupun ikut tertawa bersama viny setelah dia menimpali pernyataan yang kuucapkan sebelumnya.
"Latihan mbak, buat bohongin mbak beby"
Buuuuuk....
Sebuah bantal berhasil mendarat dengan mulus di wajahku.
"Heeeeh!!!"
"Awas ya kalo sampe aku tau kamu bohongin beby, langsung aku laporin kamu!!!"
Aku menatap remeh kearah viny setelah mendengar ancamannya.
"Gak bakal ketahuan mbak, kan kata mbak aku bohongnya jago"
Viny ikut menegakkan posisi duduknya setelah mendengar responku terhadap ancamannya barusan.
"Dih..., inget-inget nat, siapa yang pertama kali mergokin kamu waktu lagi jalan sama shani?!"
Tidak mau kalah, viny juga melemparkan tatapan remeh kearahku.
Gleeeek......
Sontak pernyataan yang baru saja dilontarkan viny berhasil membuatku meneguk ludah.
Aku: "e e e eehhh...., itu mah kebetulan aja mbak"
Viny: "kebetulan itu gak akan terjadi beberapa kali nat"
Aku: "lah, kan cuma pas nonton konser itu doang?"
Viny: "kira-kira...... apa kabar ya boneka monyet yang kamu kasih keshani nat?"
Viny langsung tersenyum penuh kemenangan setelah menyelesaikan pertanyaannya.
"E e e e ehh...., itu...."
Dagunya mulai terangkat keatas secara perlahan-lahan.
"Apa?......, ayo, coba ngomong lagi"
Aku hanya bisa terkekeh seraya menggaruk puncak kepalaku yang sebenarnya tidak terasa gatal sama sekali setelah viny berhasil membuatku mati kutu dengan pernyataan dan pertanyaan yang dia lontarkan.
Diubah oleh akmal162 17-06-2020 23:49
Daffa.O.F dan 9 lainnya memberi reputasi
10
Kutip
Balas