🌀بسم اللّه الرّحمن الرّحيم🌀
🌀اسّلام عليکم ورحمة اللّه وبرکتة🌀

Hai Agan dan Sista, ketemu lagi dengan treadh ane. Semoga tidak bosan ya!

Kali ini ane mau bahas tentang "Kopi dan Kaum Sufi", pastinya Agan dan Sista sudah tidak asing lagi dengan yang namanya kopi. Lalu apa hubungannya dengan "Kaum Sufi" ya?Mari kita simak bersama ulasan tentang "Kopi dan Kaum Sufi" di bawah ini.

SUKU GALLA DI ETHIOPIA PADA ABAD 10 SM

Kopi dalam bahasa Arab berarti "Qohwah", awal mula ditemukannya di daerah Ethiopia sekitar 3000 tahun lalu (1000 SM) ditemukan oleh suku Galla penduduk asli pribumi Ethiopia, Afrika Timur. Dalam bahasa Turki terlafalkan menjadi "Kahveh", kemudian dalam bahasa Belanda terlafalkan "Koffie".

Ada yang memaparkan, bahwa awal mula kopi pertama ditanam di Kaffa tepatnya di Shoa sebuah daerah di selatan dari barat daya Abissynia.

Ane sempat berpikir, kenapa Ethiopia bisa menghasilkan kopi? Secara menurut sejarahnya, Ethiopia pernah menjadi negara termiskin.


Ternyata di bawah tanah Ethiopia disinyalir terdapat batu berlian, emas dan unsur mineral lainnya. Sehingga dibalik kemiskinan Ethiopia, di dalam tanahnya menyimpan banyak kekayaan alam.

Untuk penambangan emas sendiri sudah dilakukan sejak zaman kuno Gan/Sist. Pada tahun 2001 dari hasil penambangan emas Ethiopia bisa mengumpulkan emas sebanyak 5 $ juta pertahun, sedangkan peningkatan terjadi pada tahun 2012, Ethiopia bisa menghasilkan emas pertahun sebanyak 602 $ juta. Sehingga tidak memungkiri, dahulu Ethiopia yang dijuluki negara termiskin di dunia, kini Ethiopia mendapat julukan "Chinanya Afrika" (China for African).

Kembali ke kopi Ethiopia. Ternyata kopi di Ethiopia itu dibiarkan tumbuh liar Gan Sist. Di Ethiopia, tidak ada proses budidaya kopi. Lahan kopi di Ethiopia bukan disebut pertanian, tapi mereka menyebutnya sebagai, taman kopi, hutan kopi, semi hutan kopi.

Bagi ane, itu sangatlah unik Gan Sist. Sebab, pada umumnya kita ketahui bahwa dari sanalah awal mula kopi menyebar. Sampai ada seorang saudagar Arab yang membawa kopi ke Yaman pada Abad 13.

Ada yang memaparkan bahwa kopi awal mulanya ada di Arab kisaran abad 7-10 M. Ane benarkan paparan tersebut. Sebab ilmuan muslim yang bernama Ibnu Sina (980-1037 M) yang ahli dalam bidang kedokteran dan kesehatan juga sempat meneliti kopi.

Sebagian orang-orang Ethiopia memang memanfaatkan kopi liar saat panen tiba. Namun, kegiatan tersebut tidak menjadi acuan dalam dunia perbinisan. Mereka memanennya secara masal. Ada sekita 15 juta orang yang memproduksinya dari mulai memetik, mengolah hingga mengekspornya keluar negeri.



Arab pada masanya memiliki peradaban yang sudah maju. Di Ethiopia orang masih mengolah kopi sebagai bahan campuran untuk penyedap makanan. Sementara di Yaman, kopi sudah bukan hanya dimasak, tapi proses roasting (tradisional) sehingga sedemikian rupa bisa diseduh dan dinikmati sebagai minuman dalam cangkir. Di Arab-Yaman inilah kopi Ethiopia yang digunakan adalah kopi spesies Mocca.

Ane sempat mikir, apakah nama Moccachino itu sebab memang dari varietas biji kopi Moka ya? Barangkali Agan Sista ada yang lebih tau dan paham.

Terhubung dengan "Kaum Sufi". Arab-Yaman terkenal sebagai kota para sufi. Di sana juga banyak dzuriyah (anak-cucu-keturunan) Rosulullah saw menetap.

Sufi dalam bahasa Arab terlafalkan صوف (suuf) yang artinya kain woll (dari bulu domba). Sebab dalam cara berpakaiannya, kalangan sufi ini sering mengenakan jubah bulu domba. Namun, tidak semua dari kalangan sufi ini sering mengenakan jubah woll tersebut. Sebab dalam mendalami tasawuf, mereka lebih mementingkan amalan bathiniah untuk memurnikan hati dan jiwa. Dibandingkan mementingkan amalan lahiriah (memperindah diri).

Dalam istilah lain, sufi adalah orang yang mendalami tasawuf. Ini sesuai artian dalam lafal صفا (shafa) yang berarti kemurnian. Arah pengertiannya bahwa seorang sufi yang mendalami tasawuf bertujuan memurnikan hati dan jiwa agar lebih dekat dengan Tuhan.

Umumnya seorang sufi yang mendalami tasawuf ini pastinya akan mengalami perjalanan secara lahiriah maupun bathiniah, maka dalam prosesnya, seorang yang sedang mendalami tasawuf tersebut dijuluki dengan "Seorang Salik". Atau dalam kata lain seorang yang sedang menempuh perjalanan dalam memurnikan hati dan jiwa melalui bersuluk (berdzikir).

Dalam penyebaran kopi dari Ethiopia hingga kesuluruh penjuru dunia ini tidak terlepas dari peran andil para salik (penempuh jalan spiritual). Dalam literatur Islam terkenal dengan tiga nama tokoh sufi yang menyebarkan Islam sembari memperkenal minuman kopi ini, terutama dikalangan pengikutnya.

Yang pertama ada Syeikh Jamal ad-diin Muhammad ibnu Sa'id al-Dhabhani. Biografi rinciannya belum ane temukan sumbernya. Namun, ane temukan kisah beliau tentang kopi.

Beliau menjadi seorang Mufti di Aden Yaman dan memiliki 40 pengikut. Saat menempuh suatu perjalanan bersama pengikutnya, ketika lelah dalam perjalanan melanda, maka beliau membagikan minuman kopi pada para pengikutnya sebagai penghilang lelah dan dahaga.

Bahkan salah satu media berita berbasic Islam menuliskan dan memaparkan tentang hubungan erat antara "Kopi dan Kaum Sufi". Bahwa beberapa kalangan tokoh-tokoh muslim sufi memanfaatkan kandungan caffeine dalam kopi, agar kuat berdzikir di sepanjang malam hari.

Dalam dunia spiritual, para sufi mengolah kopi menjadi suatu minuman yang digunakan sebagai media taqarrub (mendekat) pada Allah swt. Secara ruhani terhubung dengan rasa lidah baik saat mengecap segala rasa yang di mulut, maupun saat berdzikir.


Mungkin Agan dan Sista udah pada tau tokoh ilmuwan Islam yang bernama "Ibnu Sina", Orang Barat mengenalnya dengan nama "Avicenna". Sudah tidak asing tentunya akan kiprah beliau sebagai penemu ramuan obat-obatan. Hidup kisaran pada tahun 980 M hingga 1037 M.

Dalam buku beliau yang tekenal dengan judul "Al-Qanun fii at Thibb". Beliau memaparkan akan manfaat dan khasiat kopi sebagai kesehatan. Selain itu juga beliau memaparkan lebih detail dalam membandingkan biji kopi yang baik dan buruk. Menurut beliau biji kopi yang baik itu adalah biji kopi yang warnanya kuning dan ringan, sedang biji kopi yang buruk itu adalah biji kopi yang warnanya putih lagi berat.

Bukan hanya Ibnu Sina yang meneliti manfaat dan khasiat kopi. Seorang tokoh sufi yang bernama Abu Bakar Muhammad Ibnu Zakariya Al-Razi juga memaparkan tentang kopi dari kajian sifat dan efek tanamannya. Beliau menamakan melafalkan kopi dengan kata "Bunn" dan dalam wujud minumannya dilafalkan "Bunchum". Menurut beliau "Bunchum" bisa mengobati penyakit perut.

Jadi, begitu banyak manfaat kopi/bunchum. Dari Ethiopia yang tanahnya kaya akan sumber daya alam tambang emas (kuning) tersimpan di dalam tanah, kini membuat Ethiopia bangkit dari kemiskinannya. Ternyata di atas permukaan tanahnya juga ada biji (bunn) yang jika warnanya kuning dan beratnya ringan, maka baguslah biji kopi tersebut layaknya emas yang tak terhitung beratnya.

Dalam dunia tasawuf, kopi juga bisa menjadikan seorang salik lebih dekat dengan Sang Maha Pencipta, maka naiklah derajat lahir-bathin si salik tersebut. Seperti penambang emas, yang mengolah tanahnya hingga berhasil menemukan emas, pada akhirnya naiklah derajat kehidupan penambang emas tersebut.

🌀واللّه اعلام بالصّواب🌀


Sekian treadh dari ane, semoga bisa menginspirasi dan menambah wawasan bagi para pembaca yang budiman. Insyaallah kita akan bertemu di treadh ane yang lainnya.

Mohon maaf bila ada salah kata, baik itu yang disengaja atau tidak sengaja. Segala kekhilafan yang ada kembali pada ane dalam wujud manusia yang tak sempurna.
🌀والسّلام عليکم ورحمةاللّه وبرکتة🌀

Lima motto tulisan :
Menemukan
Meneliti
Mengolah
Menikmati
Menyebarkan

Sumber :
Opini pribadi @putrateratai.7
Klik klik klik
1,2, 3, 4,
5, 6, 7, dan 8
Pic. google