Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

nevertalkAvatar border
TS
nevertalk
Media Asing Soroti Kebijakan New Normal Indonesia: 'Sedang Dalam Bencana'


Media Asing ikut menyoroti kebijakan 'New Normal' di Indonesia yang baru-baru ini dicetuskan oleh Presiden Joko Widodo.

Asia Times menyebutkan kebijakan New Normal Indonesia 'sedang dalam bencana' dalam artikel yang berjudul 'Indonesia’s ‘new normal’ a disaster in the making'.

"Kemampuan Indonesia untuk mengatasi krisis ekonomi dan kesehatan masyarakat yang ditimbulkan oleh Covid-19 selalu menjadi hal yang sulit." tulis Asia Times pada artikel yang diterbitkan 8 Juni 2020.

"Tetapi Presiden Joko Widodo baru-baru ini mengumumkan kebijakan "New Normal", yang dimaksudkan untuk memulai kembali ekonomi Indonesia yang sedang merosot, diluncurkan bersamaan dengan upaya untuk menyesatkan dan menutup-nutupi risiko epidemi."
Media asing tersebut menjabarkan bahwa kebijakan New Normal di Indonesia dikhawatirkan para ahli bisa menyebabkan adanya penularan yang lebih parah.

Menurut pernyataan Dr. Corona Rintawan, mantan anggota Satuan Tugas Nasional Covid-19 Indonesia, mengatakan pada Asia Times bahwa Covid-19 menimbulkan dampak sangat buruk bagi pemerintahan Indonesia.
Tim medis saat melaksanakan rapid test di Makassar, Sulawesi Selatan. (ANTARA/dok. Darwin Fatir).
Dr Corona mengatakan tanpa peraturan dan sanksi yang jelas tentang kebijakan 'New Normal' akan menjadi masalah besar saat membuka kembali sektor perekonomian. Terlebih dengan mengabaikan saran ahli ilmiah yang memperingatkan pemerintah agar tidak meremehkan skala infeksi, kematian dan kemungkinan adanya gelombang kedua Covid-19.

Asia Times juga menyoroti pengetesan Covid-19 di Indonesia yang dinilai hampir setara dengan Afghanistan yang paling rendah melakukan tes.

Satu inisiatif pelaporan warga negara yang dibuat oleh jurnalis dan akademisi, yang dikenal sebagai Lapor Covid-19, memperkirakan bahwa jumlah sebenarnya kematian mungkin dua hingga tiga kali lebih tinggi daripada yang dilaporkan secara resmi.

Menurut Dr Corona hal tersebut terjadi karena pemerintah daerah enggan untuk tidak mengikuti kebijakan "Normal Baru" karena takut disalahkan.
"Ambil contoh ketika seorang pasien yang diklasifikasikan sebagai 'di bawah pengawasan' meninggal dan beberapa hari kemudian diketahui bahwa mereka positif Covid-19. Beberapa pemerintah daerah, dan saya tidak akan mengatakan yang mana, melaporkan pada saat itu bahwa almarhum negatif untuk Covid-19 meskipun hasil tes masih tertunda," ujar Dr Corona.
"Ini karena mereka tidak ingin mendapat masalah jika jumlah kematian kemudian meningkat. Pimpinan daerah mana yang ingin disalahkan saat 'New Normal' sedang diterapkan? " tambahnya.
"Pada akhir Mei, Gugus Tugas Nasional Covid-19 melaporkan sekitar 300.545 tes telah dilakukan untuk 205.165 orang. Ini menempatkan tingkat pengujian Covid-19 di negara itu sekitar 1.100 pengetesan per satu juta. Ini kira-kira setara dengan Afghanistan, salah satu negara dengan tingkat pengujian terendah di dunia." tulis Asia Times.
Warga protes karena belum turunnya bantuan. (Rendi/bantennews)
Media asing ini juga ikut menyinggung progaram bantuan yang diberikan oleh pemerintah yang dinilai tidak tepat sasaran karena menggunakan data lama.

"Pejabat Badan Audit Nasional Indonesia baru-baru ini mengekspos Kementerian Sosial karena menggunakan data kemiskinan yang sudah ketinggalan zaman dari tahun 2014." tulis Asia Times.
Achsanul Qosasi, anggota Dewan Audit Nasional, menyoroti fakta bahwa 20 juta keluarga dalam daftar kesejahteraan tidak memiliki kecocokan dengan kode identifikasi jaminan sosial.
Masalah penyaluran bantuan kesejahteraan di Indonesia juga disebut sebagai salah satu politik uang di daerah-daerah.
"Banyak pemberian bantuan tunai yang tumpang tindih, bantuan makanan dan skema kesejahteraan menimbulkan kebingungan keluarga miskin dan berpenghasilan rendah. Banyak yang berjuang untuk memahami bagaimana dan di mana mengajukan permohonan bantuan."
"Faktornya adalah politik uang. Pejabat desa, walikota, dan pejabat lokal terpilih lainnya dianggap mempertahankan basis data yang menguntungkan pendukung mereka."
"Daerah dengan kepadatan pemilih yang tinggi di pulau Jawa melaporkan lebih dari 90% sudah menerima bantuan, sedangkan daerah yang lebih terpencil di bagian timur Indonesia seperti Maluku dan Papua belum menerima bantuan Covid-19 dengan tingkat yang sama.


https://www.suara.com/news/2020/06/1...dalam-bencana

PRESIDEN PERNAH BILANG AKAN "BERDAMAI DENGAN CORONA"

KALI CORONA BISA MENJINAK DAN MENURUTI HIMBAUAN SANG TJAHAJA ASIA emoticon-Leh Uga

Diubah oleh nevertalk 10-06-2020 06:38
bayutriadmojo
aldonistic
darwinsilb
darwinsilb dan 51 lainnya memberi reputasi
46
13.1K
205
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
masepdiAvatar border
masepdi
#94
ga tak tau ditempat lain,, yg pasti di daerah kabupaten ane , masih aman sampai sekarang, orang2 udah mulai beraktivitas normal, padahal kalo dipikir-pikir, banyak para pendatang dr daerah2 zona merah yg ada di Jawa dan Malaysia, salah satunya ya sepupu ane dari Pesantren Temboro di Magetan (zona merah), sempat kejadian dia dinyatakan positif Corona melalui test tenggorokan setelah sebulan dia bebas dr 2 Minggu karantina mandiri gr2 temennya yg satu pesantren dgnnya yg ikut pulang kampung dinyatakan Corona duluan. org2 jadi heboh krn sepupu ane selama sebulan itu udah kontak dgn banyak org setelah bebas karantina, dia ga ada menunjukkan gejala sakit apapun begitu juga keluarganya dan org2 yg pernah kontak dgn dia (termasuk ane) sampai saat ini ga ada gejala,, dia dikarantina di RS.
krn dinyatakan sbg positif Corona, disitu mulai tersebar rumor2 yg ga mengenakkan tentang dia dan keluarga besar ane, kami sempat di waspadai, hanya krn menyebarnya informasi pribadi sepupu ane yg dr nama dan alamat rumah dia, seharusnya informasi ini ga boleh kesebar tapi disebarkan oleh org2 yg tdk bertanggung jawab melalui medsos. Tapi Alhamdulillah sepupu ane sekarang udah dibebaskan bersama temen2nya yg dikarantina di RS. sejak saat itu org2 mulai ragu akan kredibilitas petugas kesehatan dlm mendiagnosis virus ini.
fba00484
d3m0litionlov3r
rizki.maruf
rizki.maruf dan 2 lainnya memberi reputasi
3