Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

jaka.sembvngAvatar border
TS
jaka.sembvng
Pidato Pendeta Indonesia pada Aksi di AS Tuai Kecaman di Tanah Air
Pidato Pendeta Indonesia pada Aksi di AS Tuai Kecaman di Tanah Air
Aksi protes atas kematian George Floyd oleh polisi Minneapolis, di New York, AS. Foto: REUTERS/Eduardo Munoz


Seorang pendeta asal Indonesia menuai kecaman karena pidatonya dalam sebuah aksi protes atas kematian George Floyddi Amerika Serikat. Dalam aksi tersebut, dia menyinggung soal diskriminasi di Indonesia.


Seperti dikutip Voice of America, Selasa (9/6), pendeta tersebut adalah Oscar Suryadi dari Portland, Oregon. Dalam pidatonya di tengah aksi di Pioneer Square, Suryadi mendapatkan sambutan positif dari warga karena orasi dan doanya soal keadilan bagi seluruh manusia.


Pidato Pendeta Indonesia pada Aksi di AS Tuai Kecaman di Tanah Air

Namun video pidatonya yang beredar di Youtube dan Twitter itu menuai kecaman dari publik di tanah air.

Pasalnya, di bagian awal pidatonya, dia mengatakan "tahu apa itu prasangka dan diskriminasi" karena berasal dari Indonesia.


"Saya lahir di Indonesia, jadi saya tahu apa itu prasangka dan diskriminasi," kata Suryadi.


"Saya kira saya bisa lari jauh dari Indonesia dan datang ke sini untuk menghirup kebebasan. Tapi saya melihat beberapa hari lalu, hati saya meleleh," lanjut pendeta dari Portland City Blessing Church ini.


Video pidato tersebut banyak dibagikan oleh netizen Indonesia di Twitter.  Akibat perkataan tersebut, pidato Suryadi menuai kecaman di tanah air. 


Para netizen di Twitter menyebutnya sebagai "pengkhianat" dan "Indonesia telah difitnah".


"Ucapan yang harus dipertanggungjawabkan, hal ini menyangkut harkat dan martabat bangsa Indonesia," ujar seorang pengguna Twitter.




Tindakan yg dilakukan di depan umum di Amerika oleh Oscar Suryadi dgn ucapan " adanya diskriminasi antara orang2 pribumi & WNI keturunan di infonesia. ^ i cant breath ^(sy tdk dpt bernafas) ucapan yg hrs dipertanggungjawabkan, hal ini menyangkut harkat & martabat bangsa indonesia

Pidato Pendeta Indonesia pada Aksi di AS Tuai Kecaman di Tanah Air


Kecaman juga dilayangkan oleh Shamsi Ali, imam masjid di New York asal Indonesia. Melalui Twitter, Shamsi mengatakan apa yang terjadi di AS tak bisa disamakan dengan di tanah air. 


Diskriminasi di AS, kata Shamsi, berlangsung sistemik terhadap warga kulit hitam.


"Mengaku menyerukan perdamaian dengan memburuk-burukkan Indonesia? Di US diskriminasi kepada warga hitam bersifat sistem. Apakah negara/sistem diskriminatif ke minoritas di Indonesia?" kata Shamsi.



Mengaku menyerukan perdamaian dengan memburuk-burukkan Indonesia?

Di US diskriminasi kepada warga hitam bersifat sistim. Apakah negara/sistim diskriminatif ke minoritas di Indonesia? 


Berbicara kepada kumparan, Rabu (10/6) Shamsi mengatakan bahwa surga minoritas di dunia itu sesungguhnya ada di Indonesia. Selain secara konstitusi dan falsafah negara mereka terjamin, kaum minoritas juga memiliki posisi yang sangat terhormat. 


"Semua agama tanpa kecuali punya hak liburan nasional. Bahkan yang lebih penting kita dapatkan bahwa teman-teman minoritas di Indonesia memiliki posisi terhormat di kehidupan publik, baik pada posisi poltiik maupun perekonomian," kata Shamsi. 


"Karenanya hentikan memburuk-burukkan negeri sendiri. Indonesia tidak sempurna. Tapi jangan kasus-kasus yang ada anda gunakan untuk menjelekkan negeri sendiri," lanjut Shamsi.


Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan perwakilan mereka di Amerika Serikat akan mencari tahu peristiwa yang memicu kecaman tersebut. Juru bicara Kemlu RI Teuku Faizasyah berharap yang bersangkutan bisa segera memberikan klarifikasi atas perkataannya. 


"Nanti dicari tahu oleh perwakilan kita. Namun siapapun yang bersangkutan, mencontoh kasus sebelumnya WN AS bertato peta RI yg ikut demo, pelaku dan juga orang tuanya memberikan klarifikasi. Contoh ini bisa juga dilakukan oleh yang bersangkutan," kata Faizasyah kepada kumparan.


Faizasyah menyinggung soal Rainey Backues, pria naturalisasi bertato Indonesiayang terlibat kerusuhan di Philadelphia. 


kumparan telah meminta klarifikasi soal pernyataan Pendeta Oscar Suryadi melalui email dan chat Facebook gereja Portland City Blessing Church, namun belum mendapatkan balasan.


sumber: https://kumparan.com/kumparannews/pi...aGAuj3Vsw/full

cari masalah nih pendeta emoticon-Traveller
Diubah oleh jaka.sembvng 10-06-2020 04:15
nomorelies
anu.ku.l
catros
catros dan 13 lainnya memberi reputasi
14
9.6K
271
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
mony372anAvatar border
mony372an
#48
Quote:


Anda kelamaan di amrik ye, mas?

Di Indonesia, ada peraturan yang menyebabkan hanya 5 agama yang diakui sebagai agama resmi. Sebagai akibatnya agama di luar 5 agama resmi tersebut tidak dianggap sebagai agama yang berakibat para penganutnya tidak bisa punya dokumen resmi negara yang berujung pada kesulitan untuk mengakses layanan negara. Ini bukan sistem yang diskriminatif namanya? aturan yang dikeluarkan pejabat negara loh itu.

Di Indonesia, ada peraturan yang menyebabkan umat agama minoritas kesulitan atau bahkan tidak bisa mendirikan rumah ibadahnya. Akibatnya mereka harus numpang-numpang atau membayar untuk bisa beribadah. Efek turunan lainnya dari kesulitan mengakses rumah ibadah yang layak ini akhirnya menyebabkan umat agama lain ada yang beribadah secara bergerilya. Pindah-pindah tempat, diam-diam, karena sering diributkan warga saat beribadah walaupun mereka beribadah menggunakan aset sendiri. Sedangkan umat mayoritas bisa beribadah dimana saja, termasuk menggunakan tempat yang bukan peruntukannya utk beribadah seperti rumah tinggal.
Ini bukan sistem yang diskriminatif namanya? aturannya dikeluarkan oleh pejabat negara loh itu.

Di Indonesia, umat mayoritas bisa mendirikan rumah ibadahnya dimana saja. DIMANA SAJA. Dokumen negara macam IMB pun sering tidak diperlukan untuk membangun rumah ibadahnya dan mayoritas bangunannya baik-baik saja. Bisa berdiri dan jarang dituntut utk dibongkar bahkan oleh negara sekalipun. Kejadian sebaliknya dialami umat minoritas. Sudah punya IMB sekali pun bisa dibongkar lagi rumah ibadahnya jika ada yang keberatan dengan modal: untuk menjaga situasi kondusif.
Ini bukan sistem yang diskriminatif namanya? aturannya dikeluarkan oleh pejabat negara loh itu. Kok bisa dianulir sebegitu mudahnya oleh tekanan massa dan masih sering kejadian sampai sekarang? negara pun ogah-ogahan ngurus ini. seringnya menggantung dan akhirnya si minoritas menyerah. "Menempuh jalan damai" biasanya begitu tuh bilangnya.

Di Indonesia, ada aturan soal penistaan agama. Tapi umat mayoritas gak ada yang kena walau sudah terang-terangan menista dengan berbagai cara. Beberapa penistaan bahkan dilakukan oleh pemuka agamanya pula. Tapi tidak satu pun laporan untuk hal tersebut bisa berjalan. Situasi sebaliknya akan diterima oleh para minoritas. Protes volume azan, gol ke penjara.
Ini bukan sistem yang diskriminatif namanya? aturannya dikeluarkan oleh pejabat negara loh itu, tapi hanya bisa dipakai oleh mayoritas kepada minoritas. Minoritas memakainya terhadap mayoritas? materai 6000 lah jawabannya. selesai perkara.

Di Indonesia, ada kementerian agama, tapi yang diurusin hampir semuanya cuma untuk urusan agama mayoritas doang. Agama minoritas dipersilakan urus dirinya masing-masing. Anggarannya hampir semuanya terpakai untuk mengurusi satu agama mayoritas itu sendiri. Contoh kecilnya: rumah ibadah mayoritas banyak yang didirikan oleh kementerian, lembaga negara atau perangkat daerah. Sedangkan berapa banyak sih rumah ibadah umat minoritas yang didirikan dengan anggaran dari negara?
Ini bukan sistem yang diskriminatif namanya? aturannya dikeluarkan oleh pejabat negara loh itu.

Belum lagi gw sebutin perda-perda, surat edaran, instruksi dari pejabat negara lainnya yang sifatnya eksklusif meneguhkan posisi si mayoritas dan semakin melemahkan si minoritas.

Gak usah protes bilang perkatannya menjelekkan Indonesia, apa yang dia katakan itu memang sesuai kenyataannya kok. Perilaku diskriminatif itu masih banyak terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.
haroldjordan
hawkeye08
gojira48
gojira48 dan 10 lainnya memberi reputasi
11
Tutup