🌀اسّلام عليکم ورحمة اللّه وبرکتة🌀
بسم اللّه الرّحمن الرّحيم

Hai Agan dan Sista, ketemu lagi dengan treadh ane. Semoga tidak bosan ya!

Kali ini ane mau bahas tentang seleksi alam yang sedang melanda tataran segala aspek kehidupan makhluk. Ini ane hubungkan dengan rantai makanan dalam tataran makhluk hidup, termasuk manusia.

Kita ketahui, bahwa serangga dalam siklus rantai makanan adalah makhluk yang menempati posisi sebagai konsumen sekaligus produsen.

Serangga ini dalam rantai makanan disebut sebagai konsumen, sebab ada beberapa serangga dalam segi kemanfaatannya terhadap lingkungan. Misalnya Kupu-kupu, Lebah Bunga, Belalang Sembah, Kumbang Tanah, Capung, Laba-laba, Kepik, Tawon, dan Lacewings.

1. Kupu-kupu, Lebah Bunga, dan Tawon

Apa yang dikonsumsi Kupu-kupu? Kupu-kupu yang menghisap nektar bunga, juga membantu penyerbukan agar bunga bisa mekar dengan sempurna. Dalam sebuah pohon yang berbunga, tanpa dibantu penyerbukan dari Kupu-kupu, maka pohon tersebut yang seharusnya berbuah malah tidak berbuah Gan Sist. Bisa Gan Sist bayangkan jika Kupu-kupu punah? Bunga-bunga tak dapat mekar dan berbuah. Maka eksosistem alam pun menjadi tak seimbang.

Selain Kupu-kupu, ada juga Tawon dan Lebah Bunga. Tawon dan Lebah Bunga juga sama seperti Kupu-kupu yang membantu penyerbukan Gan Sist. Untuk Lebah Bunga bukan hanya sekedar penyerbukan. Ternyata Lebah Bunga juga penghasil madu Gan Sist.

Bayangkan jika hewan-hewan yang melakukan penyerbukan tersebut punah Gan Sist? Para peternak lebah tak bisa memanen madu lagi Gan Sist.

Dampaknya juga pada produksi madu yang digunakan dalam dunia kesehatan Gan Sist. Sebab madu yang pada umumnya kita ketahui bisa digunakan sebagai obat.

Sisi lain juga berdampak bagi para petani buah dan sayuran, sebab bunga-bunga buah dan sayur yang tidak mendapatkan penyerbukan, maka tidak akan berbuah ataupun mekar Gan Sist.

2. Belalang Sembah dan Kumbag tanah

Belalang sembah ini juga sebagai komsumen dalam tataran rantai makanan. Yang dikonsumsi adalah serangga kecil (hama tanaman) dan larva (misal nyamuk). Dalam pertanian, Belalang Sembah ini sangat membantu petani untuk menjaga hasil panen pertanian dari serangan hama Gan Sist.

Gan Sist bisa bayangkan jika Belalang sembah punah? Hewan seperti Nyamuk akan berkembang biak sangat pesat. Mungkin kalau di rumah, kita bisa mengandalkan Cicak. Namun, kurang efektif pula Gan Sist.

Kalau ane pribadi, kotoran Cicak benar-benar memuakkan ane Gan Sist. Apalagi Cicak suka buang hajat sembarangan Gan Sist. Pasti Gan Sist juga tidak sadar, kalau Cicak suka buang hajat di atas kepala Gan Sist. Meskipun Kodok suka makan nyamuk, kan tidak mungkin juga kita melihara kodok dalam rumah.


Yang satu ini hewan serangga dengan tubuhnya yang kekar dan berwarna hitam, namanya Kumbang Tanah Gan Sist. Buat Agan dan Sista yang punya kebun, bersyukur jika di kebun ada Kumbang tanah. Sebab dalam tataran rantai makanan, Kumbang Tanah ini sebagai konsumen yang memakan hama dalam sayuran Gan Sist.

Jadi, kalau kumbang tanah punah maka keseimbangan ekosistem alam pun tidak terjadi Gan Sist. Para petani sayuran bisa mendapatkan hasil panen tidak maksimal Gan Sist, sebab seranga hama yang tidak terbendung populasinya.

Kumbang Tanah dan Belalang Sembah sama-sama pentingnya dalam menjaga ekosistem lingkungan. Terutama untuk membantu para petani di area pertaniannya.

Ada lagi jenis serangga lainnya yang dalam tataran rantai makanan sangat membantu dalam menjaga keseimbangan ekosistem alam, seperti : Capung, Laba-laba, Kepik, dan Lacewings.


3. Ikan Kakaktua


Bukan hanya di darat Gan Sist, bahkan di laut pun juga ada. Jenis hewan yang menjaga keseimbangan ekosistem laut misal ada ikan Kakaktua. Mungkin Agan dan Sista sudah ada yang pernah makan salah satu ikan laut ini.

Ikan ini cukup digemari juga Gan Sist, sebab ikan Kakaktua ini kaya dengan kandungan gizi. Dalam dunia farmasi, sisik ikan Kakaktua ini ternyata bisa diolah juga untuk pembuatan gelatin bungkus kapsul obat.

Ikan Kakaktua ini hidup di kedalaman 1-25 m Gan Sist. Koloni mereka memakan Alga yang bertempat di terumbu karang yang udah mati Gan Sist.

Dalam proses memakan Alga, ikan Kakaktua ini secara tidak sengaja juga memakan terumbu karang mati tersebut. Sehingga Ketika buang hajat, yang keluar itu adalah pasir putih. Pasir putih yang ada ternyata dari hasil proses ikan Kakaktua yang memakan terumbu karang mati.

Dalam wajah ekosistem alam, pasir putih yang nampak indah di mata saat kita berkunjung ke pantai berpasir putih, ternyata sebab peran ikan kakaktua Gan Sist.

Selain itu, peran ikan Kakaktua yang menjaga terumbu karang. Dari kotoran yang berwujud pasir tersebut juga sangat dibutuhkan oleh terumbu karang.

Quotes :


Bahasan utama ane disini tentang ketidakseimbangan ekosistem yang sedang terjadi akhir-akhir ini Gan Sist. Bahkan salah satu media berita sudah dua kali memberitakan kepunahan serangga, sebut saja Kompas.

Artikel pertama ditulis pada Minggu, 12 Januari 2020 | 09:59 WIB, oleh Penulis: Ellyvon Pranita | Editor: Gloria Setyvani Putri. Kepunahan serangga penyerbuk bioekosistem.



Pendapat ane, pada dasarnya perubahan iklim yang sedang terjadi, memberi dampak bagi seluruh ekosistem kehidupan. Maka tidak memungkiri jika salah satu ekosistem punah, maka imbasnya juga akan berdampak bagi seluruh tataran rantai makanan.

Selain menyebabkan kepunahan masal, krisis perubahan iklim juga bisa berdampak merubah tatanan bioekosistem yang terjadi secara alami.

Ane pribadi sampai membayangkan adanya perubahan regenerasi sel atau strukture genetika pada setiap makhluk hidup. Tidak memungkiri bila manusia jaman dahulu, istilah lainnya jaman purba ya Gan Sist, badannya tinggi-tinggi, sekarang pun masih ada untuk diwilayah tertentu ya Gan Sist, dan itupun tidak setinggi manusia jaman purba ya Gan Sist.

Sebagai tolak ukur saja, bahwa kondisi iklim alam lingkungan pada suatu wilayah juga memberi dampak pada para penghuni alamnya. Ane pribadi belum bisa bayangin perubahan iklim seperti apa yang sedang terjadi. Apakah sama juga berdampak pada kepunahan Dinosaurus?


Masih dalam media berita yang sama, artikel berita kedua tertulis pada Sabtu, 6 Juni 2020 | 17:02 WIB, oleh Penulis: Ellyvon Pranita |Editor: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas.Dinyatakan bahwa adanya Kiamat Serangga.



Yang lagi trending, sedang melanda manusia saat ini, terkenal dengan virus corona atau istilah lainnya adalah COVID-19, yang terjadi mulai akhir tahun 2019 hingga saat ini. Belum ada kepastian kapan berakhirnya, setidaknya sistem yang terbarukan dalam merubah tatanan sosial dengan konsep istilahnya "New Normal", semoga bisa menyelamatkan umat manusia untuk melangsungkan kehidupannya.

Seleksi alam bisa terjadi lewat apa pun, baik lewat perubahan iklim atau lewat ulah tangan para ilmuan, bahkan oleh makhluk manapun dan siapapun.

Menurut ane, baik Perang Dunia 1 atau Perang Dunia 2 itu bisa dikategorikan dalam bentuk seleksi alam. Pada masanya kita ketahui bahwa banyak korban manusia, baik rakyat sipil atau para pejuang yang maju ke medan pertempuran.

Ane sendiri sebagai penganut kepercayaan Islam, disebut kiamat sughro atau kiamat kecil, benar adanya. Menjadi suatu pertanda akan datangnya kiamat Kubro atau istilah lainnya kiamat besar.

🌀واللّه اعلام بالصّواب🌀

Setidaknya kehendak Tuhan lebih indah dan pastinya akan selalu diakhiri dengan wujud rasa syukur umat manusia bagi yang beragama.

Sekian treadh dari ane, semoga bisa menginspirasi dan menambah wawasan bagi para pembaca yang budiman. Insyaallah kita akan bertemu di treadh ane yang lainnya.

Mohon maaf bila ada salah kata, baik itu yang disengaja atau tidak sengaja. Segala kekhilafan yang ada kembali pada ane dalam wujud manusia yang tak sempurna.

🌀والسّلام عليکم ورحمةاللّه وبرکتة🌀



Sumber :
Opini Pribadi @putrateratai.7
Klik klik klik 1, 2, 3, 4