"san lu kira kira aja jam segini cari ayam potong" kata ivan
"ya mau gimana lagi, kalau engga ada ayam, motor lu mogok lagi" kata gue
"memang itu mbah ga bisa apa makan nyamuk? kan ada darahnya" kata ivan
"hahahah lucu lucu tapi ga lucu sih, udah jangan ngelawak ahh, buru cari" kata gue
disepanjang jalan kami mencari yang jualan ayam potong dan ketemulah penjual ayam malem malem, peternakan ayamnya tepat berada disebelah rumahnya namun saat itu rumahnya sudah dikunci.
"permisii bapak, kami mau beli ayammmm" teriak gue malem itu
"puntenn sluurrr" kata ivan
"ehh lu sopan dikit napa" kata gue
tak lama kemudian keluar cewe cantik memakai celana pendek.
"sudah tutup mas, bapa saya sudah mau tidur" kata cewe itu
“cakep tuh san” kata ivan membisik disebelah telinga gue
“diemmm begoo” kata gue pelan
Lalu…
"yaaahh, sebentar aja saya mau beli ayam, ga usah dipotong deh" kata gue
"duh tapi saya gamau tangkep ayamnya, bau ih udah mandi nih" kata cewe itu
"van ambil ayamnya 1" kata gue
"ehh buset ko gue" kata ivan
"yahhh lu mah mau cepet ga nih" kata gue, gue kadang memang ngebegoin temen sendiri, ga apa apa lah kali kali
“yaudah yaudah” kata ivan yang kemudian langsung lari ke kandang ayam dan mencari ayam yang terlihat sudah mau tidur serta menangkapnya.
“ehh ini ka sandi bukan?” kata cewe itu
“iya gue sandi, lu siapa gitu?” kata gue
“gue ria, adik kelas lu kaaaa, iya sih yang dulu tenar ga kenal ke adik kelas sendiri” kata ria
“ohhhh masa sih? Sumpah lupa gue” kata gue
“iya iya dah ga apa apa gue memang dulu ga terkenal kaya lo ka” kata ria
“ahh biasa aja” kata gue
“nihh uangnya, makasih ya ria” kata gue yang kemudian berjalan ke arah ivan
“ka, minta wa nya dong” kata ria, lalu gue berikan nomor gue
“dahhh ka tihati, nanti ya aku wa” kata ria
“iya ria” kata gue
Lalu gue bantu bawa tuh ayam yang tadi ada ditangan ivan. jadilah kami berempat saat itu, gue, ivan, mbah purwo dan ayam.
"san san, ada ada aja sumpah, boncengan deketan gini, bawa ayam pula" kata ivan
"ya gimana lgi ini si mbah minta dipotong ayamnya, dia mau darah" kata gue
kemudian kami meluncur ke tempat niko, niko adalah salah satu teman masa kecil gue dikampung, dia juga biasa menjegal sapi ketika hari raya idul adha jadi gue percaya sama si niko. sampailah kami di pos ronda, niko sedang main kartu dengan yang lainnya. melihat kami merekapun tertawa kecuali niko
"hahahahahah sandii, lu homoan skrang sama ivan? mana bawa bawa ayam" kata salah satu teman gue
"enggaaa bang, ini gue mau ketemu bang niko, sebentar yaa" kata gue ke mereka, niko samperin gue
"san, lu bawa apa ini dibelakang lu, mbah mbah tua, bau busuk tau" kata niko menutup hidungnya
"dia mau darah bang, tolong sembelih ini ayam, terus gue mau ke rumah cewe ivan dulu, katanya kerusupan" kata gue
"kesurupan bego" kata ivan
"ya itu lah sama aja" kata gue
“yaudah lu berdua ikut gue” kata niko, baru ivan mau turun..
"bukan lu van, maksudnya si sandi sama mbah ini" kata niko menunjuk mbah purwo dibelakang kami
"iyee dah" kata ivan
lalu kami berempat termasuk si ayam menuju rumah niko yang dibelakang pos ronda, disana kami menyembelih ayam malam malam dan darahnya diberikan ke mbah purwo. Darah itu diletakan pada nampan tembaga berwarna emas, kemudian diminumlah oleh mbah purwo, lama kelamaan darahnya habis....
"buset, gue baru lihat nih jin kaya gini" kata niko melihat mbah purwo
"kenapa gitu bang?" kata gue
"tua, bau, minum darah, gue sih gamau diikutin gini" kata niko
"ya tapi gimana lgi, kalau ga dikasih itu tadi motor ivan mati sama dia" kata gue
"tiiiiinn tiiinnn, saaan hayooo cepetan cewe gue nangis nangis sekarang" kata ivan yang panik
"bang, makasih nih yaaa, ayamnya gue tinggal buat lu untuk makan sekeluarga ya, makasih" kata gue buru buru menuju kedepan
"iya sama sama san, ehh tapi ini mbah lu bawa" kata niko menujuk mbah purwo
"duh suruh balik aja bang sama lu, jangan ngikutin gue" kata gue
kemudian mbah purwo bukannya menghilang malah terus mengikuti gue, kali ini gue ga kasih tempat duduk tapi dia bisa mengikuti gue dengan melayang.
"dari tadi mbah melayang jangan duduk dimotor" kata gue dalam hati sambil tepok jidak
tak lama kami sampai dirumah pacar ivan, disana rumahnya kecil tidak ada perkarangan tapi cukup nyaman lah, didepan rumah ada pohon mangga yang besar. disana gue mencuim bau amis dari darah... kami pun masuk ke dalam ruangan dan langsung menuju kamar pacar ivan
"bu bagaimana bu kabar lia" kata ivan
"van, lia lagi disembuhin sama paranormal, kamu kelamaan sih" kata ibu lia
"yaaahh ini nih gegara si sandi lama bu" kata ivan menunjuk gue
"laahhh" kata gue
"udah udah ga apa apa, sekarang lia udah tenang" kata ibu lia, kemudian dari arah dapur muncul sesosok pocong dan dibelakangnya ada paranormal yang sembuhin lia
"hehehe sudah aman sekarang, setannya sudah saya hilangkan" kata paranormal itu, padahal didepannya ada pocong, gue sih iya iya aja dari pada tambah ga enak suasana malam itu, jadilah kami menginap dirumah ibu lia, gue dan ivan tidur di kursi ruang tamu karena kamar disana terbatas. paranormal itu sudah pulang.
"san, aman kan?" kata ivan berbisik, lampu rumah sudah dimatikan, hanya kami diruangan tengah, sementara ibu lia ada dikamarnya dan lia dikamar sendiri.
"hemmm gue ga yakin" kata gue berbisik, pocong yang tadi menghilang datang lagi didepan kamar lia dan melihat gue
"ihhh ada apa sih, ko gue merinding" kata ivan
"udah tenang aja, ga ada apa apa" kata gue ke ivan
lalu dari arah pintu depan, ada suara ketokan...
"san san,,,,, gue takut" kata ivan
"ehh lu penakut" kata gue, lalu gue mengintip dari jendala, ternyata mbah purwo. gue baru nyadar dia bisa mengetok suatu benda, seharusnya sih jin itu ada tingkatan tersendiri bila mau memegang benda di alam manusia, gue buka pintunya lalu mbah purwo masuk, gue nyalain lampu
"ada apa san?" kata ivan
"diem dulu lu bawel lama lama" kata gue
"iyeee dah gue tidur" kata ivan
kemudian mbah purwo membuka mulutnya, dan menghadap ke pocong tadi, badanya menjadi besar dan yang aneh mulutnya jadi besar banget dan sekali HAP, tuh pocong dimakan mbah purwo, kata gue dalam hati "ko kaya mbah tam dulu ya makan pocong sekali makan", saat itu gue ga kaget sihh karena mbah purwo mempunyai power yang kuat tapi sayangnya dia berilmu hitam legam kaya mbah tam.
"mbah asal dari mana?" kata gue
"tanah jawa" kata mbah purwo
"jawa selatan, tepatnya digunung" kata mbah purwo
"oooohh pantesan" kata gue, memang jin gunung itu kuat kuat
"nama saya sandi, panggil bro sandi aja ya" kata gue
"baik bro sandi" kata mbah purwo
"mbah pulang aja ga apa apa" kata gue
"saya akan mengikutimu" kata mbah purwo
"duuuhhhhhhh jangan dong mbahhh, mbah itu nyeremin, ntar pada takut orang orang" kata gue
"saya akan berubah bentuk" kata mbah purwo, kemudian berubah bentuknya menjadi macan hitam
"hemmm jangan macan, coba aki aki aja" kata gue
lalu mbah purwo berubah jadi aki aki tapi bermuka biasa, tidak seram dan sebagainya seperti sebelumnya
"nah gini kan bagus, ehhh kamana ya mbah put?" kata gue melihat sekeliling
"maksudnya ini?" kata mbah purwo yang menunjukan kaki macam yang lagi dikunyahnya
"HHAAAAAHHH KO DIMAKAN!!" kata mbah purwo
"ehh tapi bohong" kata mbah purwo, kemudian mengeluarkan mbah put
"hahaha lucu juga ya" kata gue, gue melihat mbah put juga tertawa, mereka seperti nge-prank gue
tak lama kemudian gue tertidur, tapi tak lama seperti ada yang menendang nendang gue.... gue buka mata....
"AAAAAAAAAA POCONG" kata gue teriak, karena pocong itu berada tepat dimuka gue, gue sangat kaget sampai membangunkan ivan
"hehhh ada apa gila lu teriak" kata ivan terbangun dan berusaha menutup mulut gue yang teriak
tapi tak lama kemudian, sosok pocong itu berubah menjadi mbah purwo....
"penakut bro sandi" kata mbah purwo sambil tertawa lebar
gue cuma geleng geleng kepala, ga mbah tam ga mbah purwo, jin hitam memang suka ngelucu dan becanda...
"mbah bisa berubah bentuk kaya gitu?" kata gue
"itu kemampuan saya" kata mbah purwo
"coba berubah jadi cewe telanjang" kata gue .......
Terima kasih bagi yang sudah membaca, jangan lupa follow IG gue ya : supermansistem