- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
HORROR [Real Story] Ketika Tangisan Ibuku, Menjadi Kematian Mereka
TS
princebanditt
HORROR [Real Story] Ketika Tangisan Ibuku, Menjadi Kematian Mereka
Quote:
Keluarga, menurut gue adalah sekelompok orang yang tinggal bersama, mempunyai struktur peran dan jabatan masing masing, ayah, ibu, kakak dan adik.
mempunyai visi dan misi yang sama, saling ketergantungan, saling mengisi, walau kadang ga semudah yang kita pikirkan.
mempunyai visi dan misi yang sama, saling ketergantungan, saling mengisi, walau kadang ga semudah yang kita pikirkan.
Spoiler for Keluarga Kecil:
Quote:
Berbahagialah kalian yang lahir dari keluarga yang harmonis, dipenuhi kebahagiaan, canda tawa, dan kadang suka duka kalian lalui bersama sama, saling menguatkan satu dengan yang lainnya.
Bersyukurlah kalian, karena belom tentu orang lain mendapatkan sebuah keluarga seperti itu.
Bersyukurlah kalian, karena belom tentu orang lain mendapatkan sebuah keluarga seperti itu.
Keluargaku, Neraka Bagiku
Spoiler for Mulustrasi Bree:
Quote:
”plakkk..”suara tamparan keras malam itu.
“ampun pah, maafin mama, aku bener-bener minta maaf..” terdengar suara ibu memohon. “diam kamu!! plakk..” lagi lagi ayah menampar ibu.
malam itu udah kesekian kalinya gue denger bapak gue mukulin ibu gue, ya itu udh biasa gue denger.
mereka sering bertengkar, mulai dari hal yang sepele hingga hal hal besar lainnya.
makin hari makin benci sama keadaan gue yang seperti ini, “kapan gue bisa punya keluarga kayak si wisnu, bapak ibu nya baik, ga pernah gue denger mereka ribut kayak keluarga gue, keluarga mereka penuh dengan kasih sayang, biarpun wisnu bikin salah, mereka gak pernah ngebentak apa lagi mukul si wisnu, gak kaya keluarga gue, Bngst!” cerocos gue dalem hati.
Ga lama pintu kamar gue kebuka, ibu gue dateng sambil nangis, gue liat matanya bengkak sebelah seperti habis dipukuli, bibirnya terluka dan pipinya nampak memar.
“babang belom tidur?”tanyanya, gue cuma liatin ibu gue.
“maafin mama ya bang, mama salah, mama ga bisa ngurusin babang, sampe babang kayak gini” ga lama dia peluk gue.
sebenarnya hari ini gue habis dari rumah wisnu, dia ajak gue sama adek gue berenang dirumahnya, pakai kolam renang karet yang habis dia dapat dari ibunya sebagai hadiah ulang tahun.
gue udah nolak ajakan wisnu berkali-kali, karna gue tau ibu ngelarang gue dan adek gue bermain keluar rumah.
tapi wisnu dan ibunya terus memaksa kami, adek gue juga memohon agar diizinkan, terlihat dimatanya dia pengen ikut berenang dirumah wisnu.
akhirnya, selesai berenang kamipun harus pasrah ibu memukuli kami dengan gesper hari itu. “ampun ma, iya ma kita ga akan ngulangin lagi..” cuma itu yang bisa gue dan adek gue ucapin berharap agar ibu berhenti memukuli kami.
“samanya lo kayak bapak lo, benci gue liat lo berdua” ucap ibu kepada kami, kata kata itu sering kali gue denger klo ibu lagi mukulin gue ataupun adek gue.
mungkin ibu benci sama ayah, dia dendam atau dia sakit hati sehingga kami harus jadi pelampiasan kemarahan ibu.
ga sengaja bapak liat memar biru luka bekas pukulan gesper tadi sore, lalu bertengkarlah mereka seperti yang terjadi sekarang ini.
gue ga tau harus respon gimana, gue udh sering banget denger ibu minta maaf sama gue, tapi lagi-lagi dia ngulangin perbuatan itu, gue dipukulin lagi dan lagi.
“udah habis air mata gue, ga tau ini rasa sayang apa benci yang ada dihati gue.
gue ga bisa lagi ngerasain sakit ataupun sedih liat ibu gue kaya gini” bisik gue didalem hati.
“babang ga marah kan sama mama? mama sebenernya sayang bang sama kamu” ucapnya lagi.
gue ga jawab pertanyaan ibu, gue coba lepasin pelukan ibu dari badan gue, lalu membalikkan badan dan mencoba untuk tidur malam itu.
mungkin ibu tau klo gue masih marah gara gara kejadian tadi sore, ibupun keluar dari kamar gue.
“gue benci sama ibu” cuma itu yang keluar dari mulut gue.
esok harinya, bapak gue udh ga ada dirumah, seperti biasa dia berangkat pagi pagi buta dan pulang malam hari kadang menjelang hampir pagi dia baru pulang, maklum bapak kerja di pemerintahan, dan punya tanggung jawab yang menyita banyak waktunya, jadi dia kurang begitu ngasih perhatian ke gue ataupun adek gue.
ibu gue seharian cuma dirumah, ga kerja karna dilarang ayah, jadi kesibukannya hanya mengurus kami dari bangun tidur sampai kami mau tidur kembali.
itupun klo suasana hatinya lagi baik, klo habis dimarahi dan dipukuli ayah, ibu seharian dikamar tidak mengurus kami.
kami juga dilarang main keluar rumah, ga boleh bawa teman main didalam rumah, kami hanya boleh main berdua dirumah, gue dan adik gue saja.
pernah gue coba buat bertanya alasan kami ga diperbolehkan main diluar rumah, ibu cuma menjawab dengan pukulan dan siksaan lainnya.
keluarga ini seperti neraka, selalu dipenuhi siksaan dan ucapan kasar, menjadi pemandangan dan makanan sehari hari gue.
sampe akhirnya kekerasan itu terekam di pikiran gue.
dan gue lampiasin ke adek gue satu-satunya yang gue sayang.
akhirnya hubungan kami semua hambar, cuek, tidak peduli satu dengan lainnya, dipenuhi ketakutan dan trauma yang mendalam..
gue jadi sering bengong sendiri, berpikir dan bermain dengan teman imajinasi gue.
adek gue pun gitu, gue udah ga peduli dengannya dan dia pun sibuk dengan dunianya sendiri.
ga ada lagi perhatian, kasih sayang dan cinta didalam keluarga ini.
sampai pada suatu hari, ketika bapak dan ibu bertengkar hebat, ibu mempunyai ide untuk membawa kami semua pergi meninggalkan bapak.
entah itu ide baik atau tidak, tapi mulai dari sini, rasa benci dan dendam untuk menyakiti adalah hal yang paling gue cintai dan impi-impikan.
“ampun pah, maafin mama, aku bener-bener minta maaf..” terdengar suara ibu memohon. “diam kamu!! plakk..” lagi lagi ayah menampar ibu.
malam itu udah kesekian kalinya gue denger bapak gue mukulin ibu gue, ya itu udh biasa gue denger.
mereka sering bertengkar, mulai dari hal yang sepele hingga hal hal besar lainnya.
makin hari makin benci sama keadaan gue yang seperti ini, “kapan gue bisa punya keluarga kayak si wisnu, bapak ibu nya baik, ga pernah gue denger mereka ribut kayak keluarga gue, keluarga mereka penuh dengan kasih sayang, biarpun wisnu bikin salah, mereka gak pernah ngebentak apa lagi mukul si wisnu, gak kaya keluarga gue, Bngst!” cerocos gue dalem hati.
Ga lama pintu kamar gue kebuka, ibu gue dateng sambil nangis, gue liat matanya bengkak sebelah seperti habis dipukuli, bibirnya terluka dan pipinya nampak memar.
“babang belom tidur?”tanyanya, gue cuma liatin ibu gue.
“maafin mama ya bang, mama salah, mama ga bisa ngurusin babang, sampe babang kayak gini” ga lama dia peluk gue.
sebenarnya hari ini gue habis dari rumah wisnu, dia ajak gue sama adek gue berenang dirumahnya, pakai kolam renang karet yang habis dia dapat dari ibunya sebagai hadiah ulang tahun.
gue udah nolak ajakan wisnu berkali-kali, karna gue tau ibu ngelarang gue dan adek gue bermain keluar rumah.
tapi wisnu dan ibunya terus memaksa kami, adek gue juga memohon agar diizinkan, terlihat dimatanya dia pengen ikut berenang dirumah wisnu.
akhirnya, selesai berenang kamipun harus pasrah ibu memukuli kami dengan gesper hari itu. “ampun ma, iya ma kita ga akan ngulangin lagi..” cuma itu yang bisa gue dan adek gue ucapin berharap agar ibu berhenti memukuli kami.
“samanya lo kayak bapak lo, benci gue liat lo berdua” ucap ibu kepada kami, kata kata itu sering kali gue denger klo ibu lagi mukulin gue ataupun adek gue.
mungkin ibu benci sama ayah, dia dendam atau dia sakit hati sehingga kami harus jadi pelampiasan kemarahan ibu.
ga sengaja bapak liat memar biru luka bekas pukulan gesper tadi sore, lalu bertengkarlah mereka seperti yang terjadi sekarang ini.
gue ga tau harus respon gimana, gue udh sering banget denger ibu minta maaf sama gue, tapi lagi-lagi dia ngulangin perbuatan itu, gue dipukulin lagi dan lagi.
“udah habis air mata gue, ga tau ini rasa sayang apa benci yang ada dihati gue.
gue ga bisa lagi ngerasain sakit ataupun sedih liat ibu gue kaya gini” bisik gue didalem hati.
“babang ga marah kan sama mama? mama sebenernya sayang bang sama kamu” ucapnya lagi.
gue ga jawab pertanyaan ibu, gue coba lepasin pelukan ibu dari badan gue, lalu membalikkan badan dan mencoba untuk tidur malam itu.
mungkin ibu tau klo gue masih marah gara gara kejadian tadi sore, ibupun keluar dari kamar gue.
“gue benci sama ibu” cuma itu yang keluar dari mulut gue.
esok harinya, bapak gue udh ga ada dirumah, seperti biasa dia berangkat pagi pagi buta dan pulang malam hari kadang menjelang hampir pagi dia baru pulang, maklum bapak kerja di pemerintahan, dan punya tanggung jawab yang menyita banyak waktunya, jadi dia kurang begitu ngasih perhatian ke gue ataupun adek gue.
ibu gue seharian cuma dirumah, ga kerja karna dilarang ayah, jadi kesibukannya hanya mengurus kami dari bangun tidur sampai kami mau tidur kembali.
itupun klo suasana hatinya lagi baik, klo habis dimarahi dan dipukuli ayah, ibu seharian dikamar tidak mengurus kami.
kami juga dilarang main keluar rumah, ga boleh bawa teman main didalam rumah, kami hanya boleh main berdua dirumah, gue dan adik gue saja.
pernah gue coba buat bertanya alasan kami ga diperbolehkan main diluar rumah, ibu cuma menjawab dengan pukulan dan siksaan lainnya.
keluarga ini seperti neraka, selalu dipenuhi siksaan dan ucapan kasar, menjadi pemandangan dan makanan sehari hari gue.
sampe akhirnya kekerasan itu terekam di pikiran gue.
dan gue lampiasin ke adek gue satu-satunya yang gue sayang.
akhirnya hubungan kami semua hambar, cuek, tidak peduli satu dengan lainnya, dipenuhi ketakutan dan trauma yang mendalam..
gue jadi sering bengong sendiri, berpikir dan bermain dengan teman imajinasi gue.
adek gue pun gitu, gue udah ga peduli dengannya dan dia pun sibuk dengan dunianya sendiri.
ga ada lagi perhatian, kasih sayang dan cinta didalam keluarga ini.
sampai pada suatu hari, ketika bapak dan ibu bertengkar hebat, ibu mempunyai ide untuk membawa kami semua pergi meninggalkan bapak.
entah itu ide baik atau tidak, tapi mulai dari sini, rasa benci dan dendam untuk menyakiti adalah hal yang paling gue cintai dan impi-impikan.
Quote:
Spoiler for Mulustrasi Bree:
Karna kekerasan akan menimbulkan trauma dan membangun kekerasan yang lainnya.
Spoiler for Ratenya GanSis:
Selamat Membaca
Penulis : Prince’s 2011-2020@Kaskus
Ilustrasi : Google
Klik disini Gan/Sis Untuk Support dan Donasi
Penulis : Prince’s 2011-2020@Kaskus
Ilustrasi : Google
Klik disini Gan/Sis Untuk Support dan Donasi
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
UPDATE BERJALAN..
BAB 1, BAB 2, BAB 3, BAB 4, BAB 5, BAB 6, BAB 7, BAB 8, BAB 9, BAB 10, BAB 11, BAB 12, BAB 13, BAB 14, BAB 15
Spoiler for Kunjungi Thread Lainnya,:
HORROR [Real Story] Ketika Tangisan Ibuku, Menjadi Kematian MerekaHot Thread
HORROR [Real Story] Akhir Dari Persugihan Gunung Hejo
HORROR [Real Story] Pendakian Berujung Kematian Hot Thread
CERPEN [Real Story] Terima Kasih, Cinta!
Lakukan Meditasi agar tidak Menyakiti Orang Lain
[SHARE] Meditasi Basic Normal
HORROR [Real Story] Akhir Dari Persugihan Gunung Hejo
HORROR [Real Story] Pendakian Berujung Kematian Hot Thread
CERPEN [Real Story] Terima Kasih, Cinta!
Lakukan Meditasi agar tidak Menyakiti Orang Lain
[SHARE] Meditasi Basic Normal
Bersambung
Diubah oleh princebanditt 25-01-2021 12:10
aipereeng365 dan 138 lainnya memberi reputasi
137
98K
Kutip
607
Balasan
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
TS
princebanditt
#110
BAB IX HORROR [Real Story] Ketika Tangisan Ibuku, Menjadi Kematian Mereka
Quote:
waktu itu,
dipesantren gue ada jatah jaga malem, kaya ngeronda gitu.
biasanya setiap santri yang abis jaga malem, besoknya mereka mendapatkan jam istirahat tambahan, baru ikut aktifitas dengan yang lainnya setelah jam 12.00 siang.
dan malam itu kebetulan gue dapet jatah jaga dengan beberapa santri yang lain.
biasanya gue disuruh keliling pesantren sendirian dan yang lainnya ngobrol, becanda hingga tidur bersama dimasjid, dan gue selalu menjalankan tugas mereka sendirian.
“heh aryo, sini ikut gue nyari makanan didapur” perintah salah satu santri sambil berbisik dengan yang lain.
“mau ngapain kesana? emang masih ada sisa makanan?” tanya gue ragu-ragu.
“banyak nanya lo, udah ikut aja” paksanya lalu menarik baju gue.
posisi dapur disini, tempat yang paling jauh dari pesantren, memang ada tempat khusus buat makan bareng santri yang lain, ruangannya luas dan ada beberapa meja panjang lengkap dengan bangku panjangnya seperti tempat makan didalam film harry potter, seperti itu kurang lebih, tapi ya disini lebih kotor dan berantakan.
Dari sarapan pagi sampai menjelang makan malam, tempat ini selalu ramai oleh santri dipesantren ini, setelah jam makan malam tempat ini ramai dengan aktifitas MG.
sering kali gue liat beberapa penampakan, mulai dari suara santri pada ngobrol, sosok kuntilanak diatas meja, ditempat cuci piring, kadang mereka tertawa dan menangis, sosok kunciran (pocong, males sebenernya sebut ini, soalnya ada beberapa kejadian, nanti gue ceritain) sedang berdiam diri dipojok ruangan, dan mahluk lainnya yang kadang memanggil nama gue.
jadi gue selalu hindarin dapur klo malem hari, males ngeliatnya, susah mau lewat klo ada MG, takut klo dilewatin dia nengok, atau bersuara, udah cape dibikin kaget mereka.
“heh, elo kan takut setan?” ucapnya sambil memukul kepala gue.
gue cuma bisa diem aja, males klo lagi kaya gini harus ribut-ribut sama yang lain.
“denger ga lo? sini gue kasih tau klo setan itu ga ada” jawabnya sambil mendorong badan gue kedepan.
disini gue cuma berdua sama dia, santri yang lain ga ngikutin kami. mungkin mereka keliling atau berkumpul dimasjid.
sesampainya didepan dapur, kamipun menuruni tangga menuju lorong dapur, dideket kran untuk cuci piring gue liat dia mengambil tali, seperti sudah disiapkan sebelumnya.
“sini lo, coba liat mana ada setan? liat sini!!” bentaknya sambil mengarahkan kepala gue melihat segala penjuru dapur.
“jawab!! ada ga setan?” perintahnya.
“aa..aadaa mereka ad..ada” jawab gue ketakutan.
“hahahaha.. emang lo tuh orang gila ya??” jawabnya sambil tertawa kencang.
gue liat para MG mulai melihat kearah kami, tatapan matanya tajam seolah mereka terganggu dengan keberadaan kami.
beberapa dari mereka mulai mendekat, gue juga liat ada kakek yang biasa suka dateng tiba-tiba klo gue lagi sendiri.
“jangan takut aryo” ucap kakek itu didalam hati gue.
gue cuma memejamkan mata gue ketakutan, seakan-akan mereka bertambah banyak, dan semakin banyak.
“sini lo” tariknya membawa gue ke tiang dipojok dapur.
“sampe lo bilang setan itu ga ada, baru gue lepasin ya!” ucapnya sambil memulai mengikat gue di tiang tersebut.
“jangan kak, aku takut, jangan tinggalin aku sendirian kak” jawab gue gemeteran dan coba berontak.
“ngerti ga gue suruh diem!! awas sampe yang lain ngedenger suara lo ya” ancamnya lalu menampar gue.
ga lama gue liat sosok hitam berdiri dibelakangnya, tangannya mulai merangkul yusuf kakak kelas gue, ga tau dia sadar apa engga, gue terus perhatikan sosok tangan itu mulai melingkar dibadan yusuf.
“kak.. aa..adaa..” ucap gue mulai khawatir melihat sosok tangan itu.
yusuf tidak bergeming, gue lihat dia cuma menatap kosong kedepan, dari sela kaki-kaki kami, sebuah tangan mulai merayap kedepan dan memegang kaki yusuf.
“aaaahhhhhhhhh haaahhaahahaa..” yusuf mulai tertawa.
gue terdiam dan menatap takut, ga ngerti apa yang lagi terjadi didepan gue, semakin lama mulai terlihat tangan-tangan lainnya dikepala dan badan yusuf, tangan itu terus berusaha untuk memegang erat yusuf.
lalu yusuf mulai menggila, dia membenturkan kepalanya kedinding, ke meja makan, dan ke kran air sambil tertawa-tawa, lalu terlihat darah mengalir dari kepalanya.
“yusuf... “ terdengar suara santri yang lain mulai berlarian dari ujung dapur, mereka teman-teman kami yang jaga malam itu.
“aryo kenapa yusuf??” tanya mereka.
tiba-tiba suara raungan macan terdengar dari belakang gue
sosok harimau muncul dan berhenti tepat disamping gue.
aneh tapi nyata, jelas banget itu harimau, warnanya, fisiknya, besarnya, kuku dan giginya, itu pasti bukan MG pikir gue.
“jangan takut nak, kakek disini” terdengar suara kakek didalam hati.
gue ngerasa seperti ga punya kaki, seluruh badan gue terasa lemas, gue cuma mendengar santri lainnya menjerit ketakutan dan berlari meninggalkan kami, lalu semua terlihat gelap gulita.
“aryo hey bangun”
gue tersadar dan udah ada dikamar, gue liat didepan mata ada ustad aulia duduk dipinggir kasur terlihat wajahnya khawatir.
“kamu kenapa?” ucapnya khawatir
gue menggelengkan kepala, “yusuf mana tad?” tanya gue.
“ada diruang kesehatan, kalian habis dari mana? kenapa yusuf luka-luka begitu?” selidiknya.
gue ga ngejawab pertanyaan ustad, gue lagi coba mengingat semua yang baru aja kejadian, dan itu pertama kali dalam hidup gue, kenapa ada suara kakek itu ketika ada harimau, siapa kakek itu.
“yaudah kamu istirahat aja ya, kamu gpp kan? klo kamu liat ada yang aneh disini bilang ya yo” ucapnya.
“aryo gpp tad” jawab gue.
lalu ustad aulia meninggalkan gue dikamar, gue terus memikirkan kejadian itu, banyak pertanyaan yang terlintas dikepala gue.
esoknya, gue denger info klo tugas jaga malam ditiadakan untuk beberapa waktu kedepan, maklum waktu itu emang lagi beredar berita tentang penculikan kiayi dipesantren-pesantren.
mungkin juga akibat kejadian yang menimpa gue dan yusuf malam itu.
selanjutnya tugas jaga malam digantikan oleh para ustad selama beberapa minggu.
lalu beredar cerita dikalangan santri dari yusuf dan teman-teman yang jaga malam itu, klo gue adalah anak dukun yang telah menciderai yusuf dengan media makhluk halus.
mereka mulai mencemooh dan menghindari gue.
biar terdengar menjengkelkan, tapi gue bersyukur setelah itu ga ada lagi yang membully atau menganiaya gue.
mereka cuma berbisik “awas jangan deket-deket itu anak” lalu pergi mengindar.
“kamu melihat tapi tidak melihat dan kamu mendengar tapi tidak mendengar” malam itu kakek membisikan kata itu.
“sadari dan pahami ucapan kakek” pesannya lagi.
dipesantren gue ada jatah jaga malem, kaya ngeronda gitu.
biasanya setiap santri yang abis jaga malem, besoknya mereka mendapatkan jam istirahat tambahan, baru ikut aktifitas dengan yang lainnya setelah jam 12.00 siang.
dan malam itu kebetulan gue dapet jatah jaga dengan beberapa santri yang lain.
biasanya gue disuruh keliling pesantren sendirian dan yang lainnya ngobrol, becanda hingga tidur bersama dimasjid, dan gue selalu menjalankan tugas mereka sendirian.
“heh aryo, sini ikut gue nyari makanan didapur” perintah salah satu santri sambil berbisik dengan yang lain.
“mau ngapain kesana? emang masih ada sisa makanan?” tanya gue ragu-ragu.
“banyak nanya lo, udah ikut aja” paksanya lalu menarik baju gue.
posisi dapur disini, tempat yang paling jauh dari pesantren, memang ada tempat khusus buat makan bareng santri yang lain, ruangannya luas dan ada beberapa meja panjang lengkap dengan bangku panjangnya seperti tempat makan didalam film harry potter, seperti itu kurang lebih, tapi ya disini lebih kotor dan berantakan.
Dari sarapan pagi sampai menjelang makan malam, tempat ini selalu ramai oleh santri dipesantren ini, setelah jam makan malam tempat ini ramai dengan aktifitas MG.
sering kali gue liat beberapa penampakan, mulai dari suara santri pada ngobrol, sosok kuntilanak diatas meja, ditempat cuci piring, kadang mereka tertawa dan menangis, sosok kunciran (pocong, males sebenernya sebut ini, soalnya ada beberapa kejadian, nanti gue ceritain) sedang berdiam diri dipojok ruangan, dan mahluk lainnya yang kadang memanggil nama gue.
jadi gue selalu hindarin dapur klo malem hari, males ngeliatnya, susah mau lewat klo ada MG, takut klo dilewatin dia nengok, atau bersuara, udah cape dibikin kaget mereka.
“heh, elo kan takut setan?” ucapnya sambil memukul kepala gue.
gue cuma bisa diem aja, males klo lagi kaya gini harus ribut-ribut sama yang lain.
“denger ga lo? sini gue kasih tau klo setan itu ga ada” jawabnya sambil mendorong badan gue kedepan.
disini gue cuma berdua sama dia, santri yang lain ga ngikutin kami. mungkin mereka keliling atau berkumpul dimasjid.
sesampainya didepan dapur, kamipun menuruni tangga menuju lorong dapur, dideket kran untuk cuci piring gue liat dia mengambil tali, seperti sudah disiapkan sebelumnya.
“sini lo, coba liat mana ada setan? liat sini!!” bentaknya sambil mengarahkan kepala gue melihat segala penjuru dapur.
“jawab!! ada ga setan?” perintahnya.
“aa..aadaa mereka ad..ada” jawab gue ketakutan.
“hahahaha.. emang lo tuh orang gila ya??” jawabnya sambil tertawa kencang.
gue liat para MG mulai melihat kearah kami, tatapan matanya tajam seolah mereka terganggu dengan keberadaan kami.
beberapa dari mereka mulai mendekat, gue juga liat ada kakek yang biasa suka dateng tiba-tiba klo gue lagi sendiri.
“jangan takut aryo” ucap kakek itu didalam hati gue.
gue cuma memejamkan mata gue ketakutan, seakan-akan mereka bertambah banyak, dan semakin banyak.
“sini lo” tariknya membawa gue ke tiang dipojok dapur.
“sampe lo bilang setan itu ga ada, baru gue lepasin ya!” ucapnya sambil memulai mengikat gue di tiang tersebut.
“jangan kak, aku takut, jangan tinggalin aku sendirian kak” jawab gue gemeteran dan coba berontak.
“ngerti ga gue suruh diem!! awas sampe yang lain ngedenger suara lo ya” ancamnya lalu menampar gue.
ga lama gue liat sosok hitam berdiri dibelakangnya, tangannya mulai merangkul yusuf kakak kelas gue, ga tau dia sadar apa engga, gue terus perhatikan sosok tangan itu mulai melingkar dibadan yusuf.
“kak.. aa..adaa..” ucap gue mulai khawatir melihat sosok tangan itu.
yusuf tidak bergeming, gue lihat dia cuma menatap kosong kedepan, dari sela kaki-kaki kami, sebuah tangan mulai merayap kedepan dan memegang kaki yusuf.
“aaaahhhhhhhhh haaahhaahahaa..” yusuf mulai tertawa.
gue terdiam dan menatap takut, ga ngerti apa yang lagi terjadi didepan gue, semakin lama mulai terlihat tangan-tangan lainnya dikepala dan badan yusuf, tangan itu terus berusaha untuk memegang erat yusuf.
lalu yusuf mulai menggila, dia membenturkan kepalanya kedinding, ke meja makan, dan ke kran air sambil tertawa-tawa, lalu terlihat darah mengalir dari kepalanya.
“yusuf... “ terdengar suara santri yang lain mulai berlarian dari ujung dapur, mereka teman-teman kami yang jaga malam itu.
“aryo kenapa yusuf??” tanya mereka.
tiba-tiba suara raungan macan terdengar dari belakang gue
sosok harimau muncul dan berhenti tepat disamping gue.
aneh tapi nyata, jelas banget itu harimau, warnanya, fisiknya, besarnya, kuku dan giginya, itu pasti bukan MG pikir gue.
“jangan takut nak, kakek disini” terdengar suara kakek didalam hati.
gue ngerasa seperti ga punya kaki, seluruh badan gue terasa lemas, gue cuma mendengar santri lainnya menjerit ketakutan dan berlari meninggalkan kami, lalu semua terlihat gelap gulita.
“aryo hey bangun”
gue tersadar dan udah ada dikamar, gue liat didepan mata ada ustad aulia duduk dipinggir kasur terlihat wajahnya khawatir.
“kamu kenapa?” ucapnya khawatir
gue menggelengkan kepala, “yusuf mana tad?” tanya gue.
“ada diruang kesehatan, kalian habis dari mana? kenapa yusuf luka-luka begitu?” selidiknya.
gue ga ngejawab pertanyaan ustad, gue lagi coba mengingat semua yang baru aja kejadian, dan itu pertama kali dalam hidup gue, kenapa ada suara kakek itu ketika ada harimau, siapa kakek itu.
“yaudah kamu istirahat aja ya, kamu gpp kan? klo kamu liat ada yang aneh disini bilang ya yo” ucapnya.
“aryo gpp tad” jawab gue.
lalu ustad aulia meninggalkan gue dikamar, gue terus memikirkan kejadian itu, banyak pertanyaan yang terlintas dikepala gue.
esoknya, gue denger info klo tugas jaga malam ditiadakan untuk beberapa waktu kedepan, maklum waktu itu emang lagi beredar berita tentang penculikan kiayi dipesantren-pesantren.
mungkin juga akibat kejadian yang menimpa gue dan yusuf malam itu.
selanjutnya tugas jaga malam digantikan oleh para ustad selama beberapa minggu.
lalu beredar cerita dikalangan santri dari yusuf dan teman-teman yang jaga malam itu, klo gue adalah anak dukun yang telah menciderai yusuf dengan media makhluk halus.
mereka mulai mencemooh dan menghindari gue.
biar terdengar menjengkelkan, tapi gue bersyukur setelah itu ga ada lagi yang membully atau menganiaya gue.
mereka cuma berbisik “awas jangan deket-deket itu anak” lalu pergi mengindar.
Quote:
belajar lagi gan,
kuntilanak, pocong, genderuwo dan teman-temannya yang suka nampak dan menakuti orang- orang, itu bukan wujud asli MG, mereka mengetahui dan membentuk wujud yang paling kita takuti, jadi jangan ada lagi yang bertanya kenapa kuntilanak cuma ada diindonesia, mereka ada karna kita udah dicuci otak oleh media dengan bentuk yang menyeramkan.
semoga teredukasi ya agan sista.
kuntilanak, pocong, genderuwo dan teman-temannya yang suka nampak dan menakuti orang- orang, itu bukan wujud asli MG, mereka mengetahui dan membentuk wujud yang paling kita takuti, jadi jangan ada lagi yang bertanya kenapa kuntilanak cuma ada diindonesia, mereka ada karna kita udah dicuci otak oleh media dengan bentuk yang menyeramkan.
semoga teredukasi ya agan sista.
“kamu melihat tapi tidak melihat dan kamu mendengar tapi tidak mendengar” malam itu kakek membisikan kata itu.
“sadari dan pahami ucapan kakek” pesannya lagi.
Bersambung..
Diubah oleh princebanditt 24-05-2020 18:26
japraha47 dan 42 lainnya memberi reputasi
43
Kutip
Balas
Tutup