Quote:
Original Posted By teagaja►Ane sendiri nyesel bin iri sih lihat betapa hebatnya pendidikan di sana dari baca-baca buku yg bahas plus videonya Syarif Zapata (meski yg dibahas dari wilayah sekitar Jerman sih)
Oh, seandainya aja korupsi nggak mendarah daging dan kutipan dari pembukaan UUD 1945 itu gimana wujutinnya kalo sistem masih gini juga yg katanya mau Mencerdaskan Kehidupan Bangsa.
Dan baru tahu juga ada fondasi utama dibalik itu semua, termasuk 'biaya' gizi untuk siswanya.
Baca thread ente ane jadi sedih lihat negeri sendiri, ane cuma bisa berharap aja ada yg mau merubah menyeluruh pendidikan di Indonesia.
Quote:
Original Posted By fira262►Kalo menurut ane kenapa di sini pendidikan masih disepelekan dari perspektif rakyat kecil karena yaa banyak yang masih berpikiran, "ngapain sekolah? mending langsung cari duit" jadi anak kecilpun udah dididik untuk kerja, bukan sekolah. Banyak yang menganggap sekolah itu buang-buang waktu dan uang. Lebih baik waktunya dipake untuk cari uang. Atau di pelosok banyak yang mikir yang penting bisa baca tulis dan berhitung udah cukup, jadi sekolah hanya sampe tamat SD. Setelahnya bantu orang tua di ladang atau ke kota jadi buruh kasar.
Secara garis besar masalah kesejahteraan rakyat yang belum merata. Kemudian perspektif mereka tentang pendidikan. Mungkin di Finlandia rakyatnya merasa BUTUH sekolah. Sedangkan di sini ada yang menyepelekan. Atau yaa kayak agan di atas bilang, yang penting ada ijazah. Skill, attitude, moral itu nggak penting. Makanya jadi banyak yang suka sensasi, sinetron dan prank yang nggak mendidik itu.
Entahlah. Banyak yang harus diuraikan secara terperinci karena akan menyentuh ke faktor-faktor lainnya.
Quote:
Original Posted By riansantoso4776►Childcare provision ala Finlandia bisa dicontoh dulu sama Indonesia.
Dari dasar dulu kalau mau benahin sistem di Indonesia. Prenatalitas bayi sudah harus diperhatikan kesejahteraannya.
Jangan langsung loncat ke sistem pendidikan kalau sistem kesehatan dan perawatan anak masih minim.
Kasihan kalau fisiknya masih kurang, tapi dipaksa berpikir ala pendidikan negara maju.
Pendidikan merata dengan start awal anak sejak dalam kandungan sudah beda, hanya akan menimbulkan kesenjangan.
Samakan start setiap warga negara dulu.