Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

fiapermAvatar border
TS
fiaperm
Cinta di Waktu yang Salah
Cinta di Waktu yang Salah


Cinta di Waktu yang Salah


Saat cinta sudah bersemayam, maka raga pun tak dapat melawan apa yang diinginkan oleh hati. Seringkali otak sudah memperingati, tapi hati seolah menghianati. Begitu pula persaanku padanya, sangat sulit untuk dihilangkan. Meskipun mencintainya sama halnya seperti memupuk rasa sakit dalam hati.


Cinta di Waktu yang Salah




Kisah ini kualami sendiri. Sebuah kisah cinta yang mungkin ambigu atau mungkin justru salah bagi sebagian orang. Kisah ini masih baru dalam ingatanku, karena baru terjadi di tahun 2017 dan terus berlanjut hingga tahun kemarin. Kisah tersebut selesai saat sebuah keputusan final telah kuambil. Baiklah, akan kumulai kisah ini ketika awal mengenalnya di tahun 2017.

Namaku Bella Pricillia Juwita, seorang gadis yang lahir di Tuban pada 22 April 1999. Aku dilahirkan dari keluarga yang sederhana. Tahun 2016 aku sukses lulus dari sekolah menengah atas Bojonegoro lalu gap year 1 tahun. Selama masa gap year tersebut, aku tidak menyia-nyiakannya begitu saja. Selain persiapan ke kampus, aku juga mencari tambahan ilmu lain karena sesuai prinsipku, ilmu bisa didapatkan dari mana saja dan tak harus selalu dari sekolah. Awal dari gap year inilah, aku mengenal dunia literasi. Aku terus belajar dari berbagai sumber di internet, mulai dari google sampai sosmed seperti WhatsApp dan Facebook.

Berawal dari facebook, aku mengenal sebuah grup yang khusus posting cerita. Sebut saja nama grupnya, Pena Literasi. Di sana, aku menjumpai banyak sekali cerbung yang bagus sekaligus kenal dengan si pengarang cerita karena setiap postingan boleh dikomentari pembaca. Dari sanalah, aku terbiasa berbalas pesan dengan si Author. Sebenarnya, semua berjalan dengan lancar sampai suatu waktu, aku mulai mengenalnya. Author senior bernama Rio. Dia adalah salah satu author yang karyanya kusukai. Dari gaya kepenulisannya, bahasanya, alur cerita, genre, dan banyak ciri khas lainnya. Pertama kali mengenalnya, kami saling berbalas komentar di facebook. Kami membahas alur cerita darinya dengan seru sampai pada akhirnya ... Aku iseng stalk profilnya dan kami memiliki kelahiran yang hampir sama. Bulan dan tahun sama, hanya saja Rio tanggal 21, sedangkan aku 22.

"Intinya ceritanya bagus, next ya."

"Terima kasih sudah mampir. Oke, ditunggu kelanjutannya," balas Rio.

"Btw, tanggal lahirmu 21 April, ya? Keren ya, yang ngerayain ultahnya se-Indonesia."

"Iya, kok bisa gitu?"

"Iya, soalnya itu kan hari nasional R.A Kartini."

"Oh iya, hehe."

Dan setelah itu, kami mengawali pertemanan. Aku sering sekali bertanya tentang bagaimana cara membuat cerita yang bagus padanya. Karena sesuai tujuanku di awal pula yang ingin belajar literasi dan kebetulan juga dia membuka diri bagi siapa saja yang ingin bertanya. Baik bertanya masalah hati maupun literasi. Namun, dia mengaku lebih sering dimintai pendapat tentang masalah pribadi. Dari situ, kami mulai dekat dan dia menunjukkan perhatiannya padaku.

"Udah malam, kamu tidur sana gih," tulisnya mengakhiri chat kami di satu malam.

"Iya," balasku singkat.

Setelah itu, perhatian terus ia tujukan padaku mulai dari mengingatkan makan sampai perhatian lainnya. Belum lagi ilmu literasinya yang ia paparkan semakin membuat diri ini kagum padanya. Perlahan, rasa yang tak pernah kuduga sebelumnya pun mulai tumbuh. Awalnya aku masih ragu, tapi sesuatu yang membuatku yakin tentang rasa baru ini yaitu debaran jantungku yang tak bisa berhenti ketika berbalas pesan dengannya. Aku tau, ini sedikit aneh. Jika kalian pikir mencintai seseorang yang belum pernah ditemui sebelumnya itu aneh, aku pun berpikir serupa. Namun, apa yang bisa kuperbuat saat nyatanya memang hatiku berkata mencintainya?

Hari-hari kami lewati sampai tahun berganti. Sampai suatu ketika di tahun 2018, dia mulai mengungkapkan perasaannya.

"Bell, aku nyaman sama kamu. Kadang kamu bisa dewasa, kadang kamu juga bisa lucu di saat yang sama. Aku sayang sama kamu."

"Apa kamu serius dengan yang kamu ucapkan?"

"Serius, tapi aku belum bisa memastikan hubungan kita sekarang. Yang aku tahu, aku gak mau kalau kamu pergi."

"Aku gak akan pergi kecuali kamu minta aku untuk pergi."

"Aku akan secepatnya menjadikanmu kekasihku saat waktunya tepat. Makasih ya, Bella. Tunggu aku :*"

Waktu itu, kuakhiri acara balas pesanku dengannya dengan perasaan yang campur aduk. Aku tak menyangka dia ternyata mempunyai perasaan yang sama sepertiku. Namun, di saat yang sama, ternyata ada juga wanita lain yang sedang dekat dengannya. Aku tahu hal itu lewat status facebook si wanita tersebut. Namanya, Tika. Tika selalu mengungkapkan perasaannya lewat status facebook. Ia berkata seakan takut kehilangan seseorang. Namun, waktu itu mereka masih menyebut hubungannya sebagai sahabat. Lalu, mengapa aku bisa tahu seseorang itu adalah Rio? Karena foto profil mereka sama. Aku ragu, apa mereka memang tak memiliki hubungan lebih dari sahabat? Padahal foto profil mereka saja sudah sama.

Sampai akhirnya, suatu hari aku melihat status Tika yang sudah berani menyatakan bahwa ia sangat cocok dengan Rio. Dia pun sudah berani tag akun Rio dalam statusnya. Sebenarnya Tika itu cukup pandai bermain kata dalam puisi. Jadi, dia juga sama anak literasi.

"Awalnya, kami berteman sampai kami putuskan untuk bersahabat. Kami berjumpa dalam forum yang sama berwadah literasi. Hari-hari terus kami lewati bersama. Mulai dari bercanda sampai bertengkar, kami selalu nyambung kalau lagi cerita. Aku junior dan dia seniorku. Walaupun kami sering bertengkar, tapi selalu berakhir baikan. Bersama Rio"

Waktu itu, hatiku terasa seperti diremas membaca deretan kalimat Tika yang menjelaskan kedekatannya dengan Rio. Mereka seolah sudah sangat dekat. Apa memang mereka sedekat itu? Bukannya Tika denganku itu sama. Sama-sama junior literasi yang sedang menimba ilmu. Aku malu menanyakannya langsung pada Rio tentang Tika. Aku masih coba positif thinking. Hari-hari terus berganti, hubunganku dengan Rio pun masih sama baiknya. Sampai akhirnya, sebuah status facebook dari Rio sendiri menjawab pertanyaanku selama ini tentang hubungannya dengan Tika.

"Tika: Aku gak sempurna untuk kakak.

Rio: Gak ada manusia yang sempurna di dunia ini, dek. Kamu aja udah cukup.

Tika: Tapi aku gak tinggi kak.

Rio: Kakak suka cewek imut.

Tika: Tapi aku gak putih kak.

Rio: Itu mah gampang. Nanti setelah nikah, gampang kok mutihin kulit.

Tika: Ih, tapi kan fans kakak ada banyak. Nanti kalau mereka benci kk karena ada aku, gimana?

Rio: Kamu gak usah mikirin mereka. Kamu dengerin aja apa kata hati kamu. Aku bakal bilang kok tentang status kita ke mereka.

Tika: Ih, kakak. Terus gimana cara kk bilang ke mereka?

Rio: Ini caranya. "

Hatiku serasa remuk membaca status facebook dari Rio tersebut. Jadi, ternyata selama ini dia juga dekat dengan Tika selain denganku? Lantas apa aku tak ada artinya selama ini? Rasanya aku sudah tak sanggup stalk lebih jauh tentang bagaimana komentar Tika di status romantis dari Rio. Aku harus bertanya langsung padanya. Meskipun aku sudah menduga jawabannya, tapi aku tetap harus memastikan langsung.

"Rio."

"Bella." Di saat yang sama, ada pesan yang masuk bersamaan dengan aku mengirim pesan. "Maafkan aku, Bella." lanjutnya

"Apa benar kamu udah pacaran sama Tika?"

"Aku bisa jelasin, Bell. Sebelumnya, aku bener-bener minta maaf sama kamu. Sebenarnya, aku udah kenal Tika lebih dulu dari kamu. Aku sebenarnya masih sayang sama kamu, tapi aku juga gak bisa kecewain gadis sepolos Tika. Dia junior kita, Bell. Aku harap kamu ngerti. Aku harap kamu masih mau bersamaku dan gak menjauhiku, ya."

"Oke," balasku padanya. Tapi, apa aku sanggup menahan perihnya melihat kedekatan mereka setiap hari? Mungkin, ini adalah keputusan yang akan aku sesali nanti.

Dugaanku akhirnya terbukti. Beberapa bulan, mereka terlihat semakin mesra. Sehingga aku putuskan menghilang demi menjaga hatiku agar tidak sakit melihat kedekatan mereka di beberapa postingan. Di tahun 2019, aku sempat menemukan status Tika yang menyiratkan bahwa ia sangat cemburu pada seseorang yang dekat dengan Rio. Entah itu siapa, tapi aku sudah memutuskan untuk blokir semua sosmed Rio. Jadi, sejak tahun 2019 sudah kuputuskan aku menjauh dari Rio. Aku tahu, aku memang mengingkari janjiku bahwa tak akan pergi sebelum dia sendiri menyuruhku pergi. Namun, aku juga tak bisa membiarkan hatiku terus tersakiti. Jadi, aku putuskan untuk pergi. Mungkin benar adanya jika, cinta di dunia maya memang selamanya akan menjadi maya.

Cinta di Waktu yang Salah




Sumber Referensi: Opri
Nama Penulis: Fia Permatasari
Diubah oleh fiaperm 27-04-2020 04:47
nona212
riwidy
bonita71
bonita71 dan 64 lainnya memberi reputasi
65
1.9K
23
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
CahayahalimahAvatar border
Cahayahalimah
#5
Quote:


Quote:


Blm pernah di duta berani menyatakan perasaannya sis?
embunsuci
miniadila
AdelineNordica
AdelineNordica dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Tutup