Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

cicimasniAvatar border
TS
cicimasni
Bab 43 : Thank You For Not Give Up
Bab 43 : Thank You For Not Give Up

🌸🌸🌸

Sore itu langit terlihat gelap. Varo baru saja menemani ketiga anaknya bermain di taman langsung mengajak mereka pulang begitu melihat awan mendung berkumpul membentuk hujan.

"Sena mau laporan sama mama, hari ini Sena dapat rangking satu lagi. Kita main ke kamar mama ya Pa." Pinta anak perempuan Varo.

Pria itu mengangguk setuju.

"Kita beli kue untuk papa dulu." Saran Andreo sambil melihat jam tangannya. Si kecil itu menyikut lengan Alandra dan yang satu itu segera mengeluarkan ponsel.

Varo tersenyum, ia bahkan hampir lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahunya.

"Kita mampir ke cafetaria sebentar ya, ambil kue terus baru ke Rumah Sakit."

"Okee!." Ketiga anak Varo menjawab kompak. Dari semua tempat yang sering mereka datangi. Hanya Kamar rawat Rumah Sakitlah yang paling bisa membuat ketiganya bahagia.

Untuk menjaga keamanan ketiga anaknya itu. Varo sudah memberikan mereka masing-masing ponsel dan meminta si kembar untuk langsung menelpon Varo jika terjadi sesuatu. Andreo dan Sena tidak terlalu peduli dengan barang kecil namun mahal itu. Hanya Alandra lah, yang rajin melapor tentang kegiatan waktu mereka di sekolah. Si kecil itu mengirim pesan pada Varo bahkan setiap 1 jam, membuat pria itu tersenyum senang.

Kali ini Alandra terlihat sibuk dengan ponselnya, entah mengirim pesan pada siapa. Tapi hal itu juga jadi perhatian Varo.

"Andra nggak mau beli hadiah buat papa??." Tanya pria itu.

Alandra mendongkak sekilas lalu kembali mengirim pesan. "Hadiahnya ada di kamar mama. Hadiah dari anak papa sama mama."

"....." Varo mengerutkan dahi bingung. Ia ingat kemarin si kembar bermain di Rumah Sakit seharian, sementara Varo sibuk mengerjakan pekerjaannya yang tertunda di kantor. Bahkan si kembar di jemput supir dan mereka tidur di kantor semalam.

Varo tidak sempat menjenguk istri dan anaknya, hanya meminta si kembar menyampaikan permintaan ma'af karena papanya hari itu tidak bisa menunda pekerjaannya.

"Kalau sekarang di bawa, kan ada papa. Jadi nggak jadi kejutan lagi." Jelas Sena.

Bukankah kalau diberitahu seperti ini malah tidak akan terkejut??. Varo tidak menyampaikan pemikirannya itu lantaran takut ketiga anaknya kecewa. Mereka hanya langsung pergi ke cafetaria setelah Varo meminta staff cafetaria milik Lily untuk menyiapkan kue ulang tahun.

Belum tiba di cafetaria ketika ponsel Varo berdering. Jantung pria itu langsung berdetak kencang ketika nomor Rumah Sakit tertera di layar ponsel.

"Pak Varo, kami ingin memberitahukan bahwa keadaan istri anda dan Arion sudah tidak bisa.....

"Saya segera ke Rumah Sakit!!." Panggilan itu langsung di putuskan, sebelum suster yang menelpon menyelesaikan perkataannya. Varo yang ketakutan langsung memutar mobilnya menuju Rumah Sakit.

Tidak!!!, Tolong jangan ambil mereka.

Keluarga kecil itu berlari menuju kamar rawat Lily dan Arion lalu mendapati hal yang sangat mengejutkan.

Sebuah senyuman dan ucapan selamat ulang tahun.

"Papa."

"......"

Suara kecil dan serak itu memanggil Varo. Pria itu bahkan mematung tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.

"KAK RION~." Teriak si kembar gembira, berlari ke arah Arion yang duduk di tempat tidur rawatnya. Sekarang, hanya terpasang infus dan selang oksigen di tubuhnya. Anak kecil yang usianya sudah 10 tahun itu tersenyum lemah.

Lily membuka matanya dan menoleh ke arah si kembar. Wanita itu bangkit dan duduk bersandar di bantal tempat tidur. Ia tersenyum lembut dan berkata pada si kembar, "bukankah mama bilang kemarin kalau nggak boleh teriak-teriak di Rumah Sakit."

"......"

Ketiga anak kecil itu tersenyum menutup mulut mereka. "Ma'af." Ucap ketiganya berbarengan.

Varo masih mematung.

Lily menatap Varo yang terlihat lucu di matanya. Ia menggoda pria itu. "Jadi....tidak ada peluk kangen ya??. Ah....sia-sia aku memberi kejutan. Rion juga udah capek pegang kuenya dari tadi, iya kan!!."

Lily tersenyum ke arah Rion yang mengangguk. "Papa mau peluk mama dulu, apa Rion dulu??. Mama dulu aja deh, Rion mau makan kue aja sama yang lain."

"YEEE.....ups." Si kembar langsung membungkam mulut mereka sambil tersenyum senang. Secara cekaran mereka memakan kue itu tak peduli lagi pada papa mereka yang masih shock.

"Kalian......

"Kapan.....

Varo bergegas menghampiri Lily memeriksa seluruh tubuhnya, lalu mencubit pipi istri tercintanya itu.

"Hei pak....Sakit tau!!!.....Hei!!!."

Varo mencium Lily lalu memeluknya erat. Pria itu menangis bahagia. "Terimakasih...... terimakasih sudah bangun. Terimakasih."

Lily menarik nafas bahagia. Ia juga berterima kasih di dalam hatinya. Karena pria yang ia cintai itu setia menunggunya sadar dari koma sampai 7 tahun lamanya.

🌺🌺

Lily dan Ario sadar dari komanya kemarin tepat setelah Varo pergi dari mengantarkan si kembar ke ruang rawat.

Si kembar awalnya ingin memanggil dokter tapi ketika melihat tangan Lily melambai kearah mereka, ketiganya malah langsung memeluk mama yang sangat mereka rindukan itu.

Si kembar menangis, bercerita panjang lebar dan mengeluh tak ada habisnya. Sesekali mereka bergantian duduk di tempat tidur Arion dan Lily, membuat wanita itu mau-tak mau tersenyum bahagia.

Alandra yang pertama kali memperkenalkan diri. Dia di keluarkan lebih dulu dari perut Lily ketika operasi SC, jadi dia adalah kakaknya. Lalu di susul Andreo dan terakhir Sena.

Sena kemudian menjelaskan bahwa mereka sekarang sudah berusia 7 tahun dan sering di bully karena teman-teman mereka di sekolah, tidak pernah melihat ibu mereka. Tapi si kecil itu dengan bangga nya mengatakan kalau mereka sudah terbiasa dengan hal itu dan mereka selalu menang jika berkelahi. Hal itu langsung membuat Lily mengerutkan dahi terkejut.

Andreo bercerita kalau mereka tidak pernah menangis lagi di depan papa mereka karena mereka pernah melihat Varo menangis di ruang rawat. Andreo mengatakan kalau waktu itu nenek mereka juga ikutan menangis dan kemudian melarang mereka menangis di depan Varo agar pria itu tidak selalu bersedih.

Hampir 2 jam Arion dan Lily mendengar ocehan tiada henti itu. Lalu tiba-tiba suster jaga datang untuk mengganti infus dan terkejut melihat pasien di ruangan itu sudah tersadar dari koma panjangnya.

Lily masih dengan suara seraknya meminta pada suster dan dokter di sana untuk tidak memberi tau Varo. Sedangkan untuk keluarga, Lily meminjam ponsel Alandra dan meminta si kecil itu mengirim pesan pada neneknya dan bibi mereka. Juga meminta mereka melarang memberi tahu apapun pada Varo.

Lily menanyakan hari, tanggal dan tahun berapa pada dokter. Dan ia sedikit terkejut ketika menyadari bahwa besok adalah hari ulang tahun Varo. Sebuah rencana kecil melintas di kepalanya.

"Mari kita beri kejutan pada papa kalian. Alandra pesan kue di cafetaria mama....mm....cafetaria mama masih ada kan??."

Lily lalu menoleh keara Andreo yang dari tadi duduk di samping Arion dan menunjukkan beberapa foto yang ada di ponselnya pada kakaknya itu. "Sena sama Andreo buat papa kalian sibuk besok. Kalian main ke sini sore aja. Biar mama sama kak Rion di periksa dokter dulu."

Dan begitulah. Rencana mereka memberi kejutan pada Varo berhasil. Lily menceritakan flashback rencananya ketika ia sadar kemarin pada Varo, sayangnya, pria itu tidak tersenyum sama sekali.

"Kita perlu bicara berdua!."

"......."O...ow...ada yang marah nih!.

🌸🌸🌸

Bab selanjutnya :

https://www.kaskus.co.id/show_post/5...9b17525317c2a0
Diubah oleh cicimasni 24-04-2020 21:31
ZieYo
jiyanq
pearlly
pearlly dan 4 lainnya memberi reputasi
5
860
0
Thread Digembok
Tampilkan semua post
cicimasniAvatar border
TS
cicimasni
#1
Bab 43 : Thank You For Not Give Up
Bab 43 : Thank You For Not Give Up

🌸🌸🌸

Sore itu langit terlihat gelap. Varo baru saja menemani ketiga anaknya bermain di taman langsung mengajak mereka pulang begitu melihat awan mendung berkumpul membentuk hujan.

"Sena mau laporan sama mama, hari ini Sena dapat rangking satu lagi. Kita main ke kamar mama ya Pa." Pinta anak perempuan Varo.

Pria itu mengangguk setuju.

"Kita beli kue untuk papa dulu." Saran Andreo sambil melihat jam tangannya. Si kecil itu menyikut lengan Alandra dan yang satu itu segera mengeluarkan ponsel.

Varo tersenyum, ia bahkan hampir lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahunya.

"Kita mampir ke cafetaria sebentar ya, ambil kue terus baru ke Rumah Sakit."

"Okee!." Ketiga anak Varo menjawab kompak. Dari semua tempat yang sering mereka datangi. Hanya Kamar rawat Rumah Sakitlah yang paling bisa membuat ketiganya bahagia.

Untuk menjaga keamanan ketiga anaknya itu. Varo sudah memberikan mereka masing-masing ponsel dan meminta si kembar untuk langsung menelpon Varo jika terjadi sesuatu. Andreo dan Sena tidak terlalu peduli dengan barang kecil namun mahal itu. Hanya Alandra lah, yang rajin melapor tentang kegiatan waktu mereka di sekolah. Si kecil itu mengirim pesan pada Varo bahkan setiap 1 jam, membuat pria itu tersenyum senang.

Kali ini Alandra terlihat sibuk dengan ponselnya, entah mengirim pesan pada siapa. Tapi hal itu juga jadi perhatian Varo.

"Andra nggak mau beli hadiah buat papa??." Tanya pria itu.

Alandra mendongkak sekilas lalu kembali mengirim pesan. "Hadiahnya ada di kamar mama. Hadiah dari anak papa sama mama."

"....." Varo mengerutkan dahi bingung. Ia ingat kemarin si kembar bermain di Rumah Sakit seharian, sementara Varo sibuk mengerjakan pekerjaannya yang tertunda di kantor. Bahkan si kembar di jemput supir dan mereka tidur di kantor semalam.

Varo tidak sempat menjenguk istri dan anaknya, hanya meminta si kembar menyampaikan permintaan ma'af karena papanya hari itu tidak bisa menunda pekerjaannya.

"Kalau sekarang di bawa, kan ada papa. Jadi nggak jadi kejutan lagi." Jelas Sena.

Bukankah kalau diberitahu seperti ini malah tidak akan terkejut??. Varo tidak menyampaikan pemikirannya itu lantaran takut ketiga anaknya kecewa. Mereka hanya langsung pergi ke cafetaria setelah Varo meminta staff cafetaria milik Lily untuk menyiapkan kue ulang tahun.

Belum tiba di cafetaria ketika ponsel Varo berdering. Jantung pria itu langsung berdetak kencang ketika nomor Rumah Sakit tertera di layar ponsel.

"Pak Varo, kami ingin memberitahukan bahwa keadaan istri anda dan Arion sudah tidak bisa.....

"Saya segera ke Rumah Sakit!!." Panggilan itu langsung di putuskan, sebelum suster yang menelpon menyelesaikan perkataannya. Varo yang ketakutan langsung memutar mobilnya menuju Rumah Sakit.

Tidak!!!, Tolong jangan ambil mereka.

Keluarga kecil itu berlari menuju kamar rawat Lily dan Arion lalu mendapati hal yang sangat mengejutkan.

Sebuah senyuman dan ucapan selamat ulang tahun.

"Papa."

"......"

Suara kecil dan serak itu memanggil Varo. Pria itu bahkan mematung tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.

"KAK RION~." Teriak si kembar gembira, berlari ke arah Arion yang duduk di tempat tidur rawatnya. Sekarang, hanya terpasang infus dan selang oksigen di tubuhnya. Anak kecil yang usianya sudah 10 tahun itu tersenyum lemah.

Lily membuka matanya dan menoleh ke arah si kembar. Wanita itu bangkit dan duduk bersandar di bantal tempat tidur. Ia tersenyum lembut dan berkata pada si kembar, "bukankah mama bilang kemarin kalau nggak boleh teriak-teriak di Rumah Sakit."

"......"

Ketiga anak kecil itu tersenyum menutup mulut mereka. "Ma'af." Ucap ketiganya berbarengan.

Varo masih mematung.

Lily menatap Varo yang terlihat lucu di matanya. Ia menggoda pria itu. "Jadi....tidak ada peluk kangen ya??. Ah....sia-sia aku memberi kejutan. Rion juga udah capek pegang kuenya dari tadi, iya kan!!."

Lily tersenyum ke arah Rion yang mengangguk. "Papa mau peluk mama dulu, apa Rion dulu??. Mama dulu aja deh, Rion mau makan kue aja sama yang lain."

"YEEE.....ups." Si kembar langsung membungkam mulut mereka sambil tersenyum senang. Secara cekaran mereka memakan kue itu tak peduli lagi pada papa mereka yang masih shock.

"Kalian......

"Kapan.....

Varo bergegas menghampiri Lily memeriksa seluruh tubuhnya, lalu mencubit pipi istri tercintanya itu.

"Hei pak....Sakit tau!!!.....Hei!!!."

Varo mencium Lily lalu memeluknya erat. Pria itu menangis bahagia. "Terimakasih...... terimakasih sudah bangun. Terimakasih."

Lily menarik nafas bahagia. Ia juga berterima kasih di dalam hatinya. Karena pria yang ia cintai itu setia menunggunya sadar dari koma sampai 7 tahun lamanya.

🌺🌺

Lily dan Ario sadar dari komanya kemarin tepat setelah Varo pergi dari mengantarkan si kembar ke ruang rawat.

Si kembar awalnya ingin memanggil dokter tapi ketika melihat tangan Lily melambai kearah mereka, ketiganya malah langsung memeluk mama yang sangat mereka rindukan itu.

Si kembar menangis, bercerita panjang lebar dan mengeluh tak ada habisnya. Sesekali mereka bergantian duduk di tempat tidur Arion dan Lily, membuat wanita itu mau-tak mau tersenyum bahagia.

Alandra yang pertama kali memperkenalkan diri. Dia di keluarkan lebih dulu dari perut Lily ketika operasi SC, jadi dia adalah kakaknya. Lalu di susul Andreo dan terakhir Sena.

Sena kemudian menjelaskan bahwa mereka sekarang sudah berusia 7 tahun dan sering di bully karena teman-teman mereka di sekolah, tidak pernah melihat ibu mereka. Tapi si kecil itu dengan bangga nya mengatakan kalau mereka sudah terbiasa dengan hal itu dan mereka selalu menang jika berkelahi. Hal itu langsung membuat Lily mengerutkan dahi terkejut.

Andreo bercerita kalau mereka tidak pernah menangis lagi di depan papa mereka karena mereka pernah melihat Varo menangis di ruang rawat. Andreo mengatakan kalau waktu itu nenek mereka juga ikutan menangis dan kemudian melarang mereka menangis di depan Varo agar pria itu tidak selalu bersedih.

Hampir 2 jam Arion dan Lily mendengar ocehan tiada henti itu. Lalu tiba-tiba suster jaga datang untuk mengganti infus dan terkejut melihat pasien di ruangan itu sudah tersadar dari koma panjangnya.

Lily masih dengan suara seraknya meminta pada suster dan dokter di sana untuk tidak memberi tau Varo. Sedangkan untuk keluarga, Lily meminjam ponsel Alandra dan meminta si kecil itu mengirim pesan pada neneknya dan bibi mereka. Juga meminta mereka melarang memberi tahu apapun pada Varo.

Lily menanyakan hari, tanggal dan tahun berapa pada dokter. Dan ia sedikit terkejut ketika menyadari bahwa besok adalah hari ulang tahun Varo. Sebuah rencana kecil melintas di kepalanya.

"Mari kita beri kejutan pada papa kalian. Alandra pesan kue di cafetaria mama....mm....cafetaria mama masih ada kan??."

Lily lalu menoleh keara Andreo yang dari tadi duduk di samping Arion dan menunjukkan beberapa foto yang ada di ponselnya pada kakaknya itu. "Sena sama Andreo buat papa kalian sibuk besok. Kalian main ke sini sore aja. Biar mama sama kak Rion di periksa dokter dulu."

Dan begitulah. Rencana mereka memberi kejutan pada Varo berhasil. Lily menceritakan flashback rencananya ketika ia sadar kemarin pada Varo, sayangnya, pria itu tidak tersenyum sama sekali.

"Kita perlu bicara berdua!."

"......."O...ow...ada yang marah nih!.

🌸🌸🌸

Bab selanjutnya :

https://www.kaskus.co.id/show_post/5...9b17525317c2a0
Diubah oleh cicimasni 24-04-2020 21:31
0