dalledalmintoAvatar border
TS
dalledalminto
Adakah yang Salah Dengan Pernikahanku?
Menikah adalah ibadah. Menikah adalah mengikatkan hati dengan segala perbedaan.



ilustrasi: an-najah.net



Sebut saja namaku Sri, Sri Sulistyarini lengkapnya. Seorang guru honorer di salah satu sekolah dasar negeri di kota Bantul. Aku dinikahi Abimanyu sekitar 10 tahun lalu. Pernikahan kami mulus, anggap saja tak ada kendala. Riak-riak kecil dalam bahtera rumah tangga adalah wajar saja. Bisa dikatakan sebagai bumbu penyedap.

Abimanyu, suamiku seorang yang sangat sabar, dewasa, nrimo tak pernah menuntut apapun dari aku, termasuk momongan. Meskipun telah hampir 10 tahun menikah kami belum diberi kepercayaan dari Gusti Allah untuk menimang buah pernikahan kami. Terkadang hal itulah yang membuat hatiku bersedih.

Kami pun telah berupaya semaksimal mungkin, memperbanyak doa-doa dan bermacam-macam amalan kami laksanakan. Namun Gusti Allah belum menjawab doa kami. Pernah pula periksa ke dokter, dan kami pun divonis sehat. Bukan hanya lewat medis, kami pun berikhtiar lewat cara alternatif atau tradisional. Lewat cara tradisional kami lakukan dengan makan dan minum jamu penyubur. Juga berbagai tempat pijat kami datangi, tetapi hasilnya masih nihil.

Sebagai seorang wanita, rasanya belumlah lengkap bila belum mampu memberikan keturunan pada suami dan kedua belah pihak keluarga. Di situlah kadang aku merasa sedih.
'Jangan terlalu dipikirkan soal anak. Kita ini seperti wayang, yang dilakonkan Sang Dalang. Jalani, ikhlas dalam menjalankan peran, InshaAllah akan nyaman.'

Ucapan Mas Abimanyu itulah yang mampu membuatku kuat bertahan. Kedewasaan dan kesabaran Mas Abimanyu semakin membuatku jatuh cinta setiap hari.


ilustrasi: hipwee.com

Memang perkenalanku dengan Mas Abimanyu terbilang sangat singkat. Kita hanya beberapa kali bertemu di Disdikora saat mengurus berkas-berkas keperluan sekolah masing-masing. Abimanyu sebagai staff pendidik di salah satu yayasan pendidikan. Kuakui, Abimanyu datang di saat yang tepat. Saat aku limbung dihamtan angin badai. Setelah badai memorak-porandakan hatiku. Abimanyu datang di saat yang tepat, dengan menawarkan bahunya untukku bersandar, memunguti keping-keping hidupku yang tersebar.

'Hidupku berantakan karena bapak!' batinku geram, marah campur aduk.

Ya, Bapak lah yang tanpa sengaja telah membuat hidupku hancur. Tak memberi restu. Tanpa sepengetahuan bapak, aku menjalin pacaran dengan Prasojo, kakak tingkatku waktu di SMA. Setelah lulus dari SMA, Prasojo kerja di percetakan dan fotokopi di dekat sekolah. Kami inten bertemu dan bunga-bunga semakin mekar di antara kami berdua.

Waktu terus berlalu. Setelah lulus SMA aku meneruskan pendidikan di universitas negeri di Jogjakarta sebagai mahasiswa dengan jalur bidikmisi. Aku diterima di jurusan PGSD. Prasojo juga yang sangat berjasa dalam dunia perkuliahan aku. Ia selalu membantu mengetikan tugas-tugas kampus. Pun termasuk saat skripsi, dia pulalah yang berkali-kali mempotokopikan berkas skripsi yang ratusan lembar.


ilustrasi: pinterest.com

Tanpa disangka dan dinyana, akhirnya bapak pun tahu hubungan kami. Bapak mencak-mencak tak karuan saat Prasojo datang ke rumah. Bapak tahu betul siapa Prasojo. Prasojo adalah anak dari Warsiyah. Wanita dari desa sebelah yang kondang suka bermain-main dengan laki-laki hidung belang. Wanita jalang, banyak orang menyebut begitu.

'Kamu itu anak haram, hasil hubungan gelap. Tak pantas dengan anakku. Ngacaaa! Jangan berani-berani mendekati anakku. Pergi ....! Cuiiiih, najis!'

Prasojo pulang dengan menyimpan bara di dada. Hinaan yang begitu dalam merobek hatinya. Aku berlari masuk kamar dan menangis semalaman. Setelah kejadian itu kami pun putus. Hilang komunikasi lagi setelah kejadian itu. Hanya karena bibit, bebet, dan bobot bapak tidak memberikan restu.

Keluargaku memang orang yang cukup terpandang di desaku. Punya beberapa petak sawah. Setiap habis panen hasilnya pun melimpah.

Selang beberapa tahun kemudian, aku mendapat kabar kalau Prasojo (mantanku) telah menikah. Menikahi Niawati, seorang gadis dari desa tetangga sebelah. Dan dari pernikahan Niawati, Prasojo telah dianugerahi empat bocah yang lucu-lucu. Prasojo pun kini bekerja menjadi staf kantor kelurahan karena keahliannya dalam komputer. Hidupnya pun kini lebih mapan.

Sementara aku, sudah 10 tahun menikah belum mendapatkan momongan. Apakah ini karma yang harus aku tanggung atas ulah dan keegoisan bapakku.

'Dik Sri, ayo makan dulu! Tak baik sore-sore kok melamun.'

Suara lembut di belakang punggungku telah membuyarkan lamunan. Sebelum membalikkan badan segera kuseka air yang mengalir di pipi dengan kedua telapak tanganku. Sejurus kemudian kusunggingkan senyum termadu untuk suamiku, Abimanyu.

---the end---
.
*based on true story, dengan sedikit bumbu penyedap. nama telah disamarkan.
Diubah oleh dalledalminto 21-06-2020 00:24
delia.adel
nona212
pulaukapok
pulaukapok dan 55 lainnya memberi reputasi
54
2K
44
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
ngrh93Avatar border
ngrh93
#9
emoticon-Hansip
dalledalminto
IztaLorie
IztaLorie dan dalledalminto memberi reputasi
2
Tutup