cicimasniAvatar border
TS
cicimasni
A Little Cupid (Bab 2)
Bab 2 : Video Call

🌸🌸🌸

Lily akhirnya bekerja menjadi babysitter di rumah besar itu. Ia bekerja dari jam 7 pagi sampai jam 9 malam dengan gaji pokok 5 juta rupiah untuk makan, ia mendapat sarapan, makan siang dan makan malam gratis dari koki handal dirumah itu. Yah, nasib yang sungguh beruntung kan!!.

Sayangnya setelah bekerja hampir 3 bulan. Lily jarang bertemu dengan pria itu. Ia pergi ketika Lily datang dan pulang ketika Lily selesai bekerja. Pria itu bahkan sangat jarang melihat keponakannya ini dan Lily kebingungan sendiri karena bayi menggemaskan didepannya ini masih belum memiliki nama.

Sampai akhirnya siang itu Lily memutuskan untuk melakukan video call untuk membicarakan masalah nama bayi pada pria itu.

"Nama ibunya Reva, nama Ayahnya Revan gabungin aja." Jawab pria itu santai sambil sibuk membaca berkas didepannya, sedikitpun tak terlihat peduli padahal itu panggilan video.

😒Nggak kreatif amat!!!

"Dia laki-laki nggak mungkin namanya Rere dan nggak mungkin juga Vavan karena ia pasti akan diejek dengan nama itu. Bisa rekomen yang lain, yang ada maknanya, nama itu do'a, lebih baik pilih nama yang punya arti bagus yang bisa.....

"Kalau gitu cari aja di google."

😑😑😑

Lily menggelengkan kepalanya sembari menghela nafas dalam. Tapi, akhirnya dia juga membuka google karena nggak punya ide, hahaha.

"Arion (mempesona, memikat hati) Azri (cerdas) Alvaro (bijaksana). Bagaimana??, Bagus kan??."

".....Kenapa memakai namaku???."

"Apa??, Itu...namamu???." Lily jelas terkejut mendengarnya. Dan pria itu malah lebih terkejut melihat ekspresi gadis didepannya yang sepertinya benar-benar tidak tau namanya.

"Azri Alvaro...itu namaku. Bagaimana mungkin kamu bisa nggak tau, kamu bekerja padaku."

😮😮Kali ini Lily lebih kaget lagi. "Bukannya Adriansyah Richard, di lowongan kerja kemarin ditulis....

Pria yang biasa disapa Varo itu memijat kepalanya yang sedikit pusing."....itu nama ayahku....kenapa dengan ekspresimu itu???, Kenapa mulutmu menganga begitu???menjijikkan!."

"Jadi....kamu...si pewaris tunggal itu??, Yang akhir-akhir ini heboh dibicarakan di sosial media, tapi tak ada satupun yang mendapatkan fotomu, karena kamu kerja dibalik layar. Woww😮😮, aku bekerja pada seorang milyader???..... amazing 😮😮."

"Bisakah kita berselfie wahai pak milyarder??, Kumohon😅."

😑Kalau saja menganiaya wanita itu boleh...ingin kutendang gadis gila ini. Mungkin begitu arti dari tatapan jijik Varo ketika melihat Lily tersenyum konyol. Sayangnya ini hanya video call, jadi pria itu tidak bisa melaksanakan ide setannya itu.

Lily mengabaikan hal itu dan sibuk bermain dengan bayi mungil yang sejak tadi seperti mengerti dengan percakapan mereka berdua. Bayi itu ikutan tersenyum dan membuat Lily tambah semangat memeluknya.

"Baiklah, sekarang namamu Arion karena kamu terlalu mempesona dan memikat hati tante ini, hahahaha."

Varo menatap Lily dan keponakannya yang terlihat begitu bahagia dan hatinya merasa hangat. Entah kenapa ia sudah lama tak merasa seperti itu.

 
🌺🌺
 

Waktu berlalu begitu saja, Lily sudahj bekerja jadi babysitter selama 6 bulan. Karena jarak kontrakannya dan rumah Varo hanya 5 menit jalan kaki. Ia tak keberatan datang pagi jam 6.30 dan pulang jam 9 malam. Sarapan seadanya, namun makan siang dan malam di masakan oleh pembantu di rumah pria itu.

Sayangnya mendadak Lily menerima telepon dari adiknya yang akan melahirkan bahwa ibunya jatuh sakit dan meminta Lily untuk pulang ke Palembang. Jadilah Lily yang baru menerima kenaikan gaji itu meminta izin pada Varo.

Ibuku sakit dan adikku mau melahirkan. Aku tidak minta diberhentikan, aku hanya izin selama 3 bulan. Itu sama seperti cuti melahirkan. Aku harus menjaga  ibu dan adikku jadi, apakah aku boleh izin??."

"…." Varo masih sibuk dengan berkas-berkas didepannya, ketika menerima telpon dari Lily. Ia tidak pernah memikirkan kalau gadis itu akan izin cuti setelah gajinya dinaikkan. Jangan bilang kalau gadis itu sudah merencanakan hal ini sebelumnya. 😡"Tidak perlu!." Akhirnya Varo menjawab singkat.

"Maksudmu??."

"Kamu nggak perlu datang-datang lagi!!!." Setelahnya hanya suara tut…tut…tut..  dari ponsel yang terdengar.

Lily menghela nafas dalam, menatap sedih pada bayi montok yang selama 6 bulan ini diasuhnya. Ia terlalu sayang pada Arion, makanya ia masih tetap mau menjadi babysitternya, tapi sayangnya pamannya yang super dingin itu nggak sependapat dengannya. "Benar!. Dia bisa mendapatkan babysitter yang lain dengan mudah, semoga saja babysitter itu akan sangat sayang padamu nak."

Sebelum pergi, Lily membuat catatan panjang dalam buku yang ia beli. Sejak menjadi babysitternya Arion, Lily sudah rajin mencatat perkembangan bayi itu didalam buku. "Semoga saja dia mau membacanya. Setidaknya aku bertanggungjawab soal kesehatan Arion selama ini dan dia tidak tau apa-apa selain tidur disamping bayi ini."

Lily memberitau Bik Seli sang kepala pembantu rumah tangga, karena ia yang mengurusi Arion ketika  gadis itu libur bekerja.

"Padahal sebentar lagi Arion pasti sudah bisa bicara." Bik Seli mengusap kepala Arion yang tertidur di box bayi. Lily kembali merasa sedih, ia merasa meninggalkan anaknya sendiri untuk diasuh orang lain.

"Mau gimana lagi Bik. Bundanya Lily sakit, Lily sebagai anak pertama harus pulang dan jagain bunda. Adiknya Lily juga udah mau lahiran. Jadi nggak mungkin Lily nggak pulang."

Setelah pamitan dengan Bik Seli dan menjelaskan apa saja kebutuhan Arion. Lily yang memang berasal dari Palembang segera kembali ke daerahnya.

Dan malam itu, Arion membuat kepala Varo semakin sakit karena bayi itu tidak berhenti menangis, walaupun sudah diberi makan. Dan dia, akhirnya juga membuat kepala Lily sakit karena harus melakukan video call dengan pria yang hanya berdiri diam setelah panggilan video call tersambung.

"......"Lily akhirnya menarik nafas dalam. Ia mengerti maksud pria itu meneleponya tapi, setidaknya pria itu harusnya basa basi dulu. atau sekedar bilang 'tolong bagaimana caranya membuat bayi ini di."

"Aku tidak memberikannya apapun, kalau Rion menangis, gendong dan peluk saja sampai dia tertidur."

"….." Varo menatap Lily sekilas lalu menatap Arion yang menangis di dalam box bayi.

"Dia tidak mau digendong Bik Seli??, Kamu yang gendong!!, Kamu kan omnya dia."

"….."

"Bos….😑kalau bayinya didiemin aja gitu, dia nggak bakal berhenti nangis. Cepetan gendong!!!." Lily benar-benar kesal dan memaksa pria itu.

Ia baru saja tiba dirumahnya di Palembang, belum sempat menyapa keluarganya, tapi langsung mendapat panggilan video call dari pria yang memecatnya siang tadi.

"….Berat." ucap pria itu akhirnya. Namun ia juga merasa lega karena Arion langsung diam begitu pria itu menggendongnya.

"Besok, segera cari babysitter yang baru, jadi kamu nggak akan kerepotan. Semua kebutuhan Rion udah aku tulis di buku catatan, apa aja yang boleh dan nggak boleh dipakai atau dimakan. Juga ada jadwal imunisasinya. Kalau dia masih nangis, kamu yang harus nemenin, karena selain aku dan Bik Seli, Rion juga paling sering dekat dengan kamu, yah walaupun kamu nggak pernah mau ngajakin dia main, jadi…..

"Diam!!!." Pria itu memotong perkataan Lily.

"...."😐

"Dia udah tidur."

Dan begitu saja. Video call berakhir.

"....." Kamprett!!!!🤬🤬

 
🌸🌸🌸

Bab Selanjutnya :

https://www.kaskus.co.id/show_post/5...01cf0f400d6aec
Diubah oleh cicimasni 12-04-2020 05:39
Gimi96
NadarNadz
nona212
nona212 dan 95 lainnya memberi reputasi
94
2K
11
Thread Digembok
Tampilkan semua post
ihsanadnAvatar border
ihsanadn
#1
Lily ga punya anak? Belum nikah? Adeknya udah?
ummusaliha
ngrh93
mahirbro
mahirbro dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup