- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
WANITA KEJAM
TS
nurulnadlifa
WANITA KEJAM
Quote:
Quote:
Quote:
Fotonya nyomot di google pny nenek gayung.
Part 2
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...d19556fd0e0ef4
Part 3
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...d49546d51ea32f
Part 4
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...9d0f779709edc5
Part 5
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...208425662faf76
Part 6
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...7e9341ba6961a9
Part 7
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...cad70c604f9b3d
Part 8
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...d4953577527632
Part 9
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...ab25119058baff
Part 10
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...77a9317f2a4fa6
Part 11
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...d2954beb0b741c
Part 12
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...d4956c236235b9
Part 13
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...b3cb395a1641e8
Part 14
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...7f9336255ee185
Part 15
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...9b172d275ed61a
Part 16
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...3c7211632a313a
Part 17
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...d695162155d9f2
Part 18
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...cc9544db268cc2
Part 19
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...b5ca26c32f3034
Part 20
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...c9913f49473008
Part 21
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...1d30634618b27f
Part 22
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...9b174eb47b9002
Part 23
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...d695784d27e75f
Part 24
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...208427381afab3
Bersambung
Diubah oleh nurulnadlifa 27-05-2023 11:40
inginmenghilang dan 59 lainnya memberi reputasi
60
20.4K
300
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
TS
nurulnadlifa
#219
WANITA KEJAM part 19
Aku masuk kedalam ternyata Nengsih sudah ada di dalam rumah, kapan ia masuk kok aku ngga melihatnya, apa waktu aku mandi tadi.
"Kamu dari mana?, aku tadi ngga melihatmu?" aku duduk di kursi dekat ia duduk di meja makan.
"Aku cari makanan di desa, neh makanlah" sambil menyerahkan buah dan ada nasi ayam bakar kayanya sedap neh, aku berusaha menahan air liurku.
Ia tersenyum serasa tahu jika aku sangat lapar, dan memberiku nasi yang dibungkus daun pisang dengan ayam bakar serta tahu tempe bahkan ada timun, kami makan dengan lahap, uh rasanya kenyang ada juga teh manis, kopi orang-orang desa ternyata baik-baik.
"Teteh, Nengsih mau bicara sama teteh boleh ngga?" tanyanya
"Ya bolehlah, ada apa?"
"Begini Teh, Nengsih mau Teteh janji jika Teteh sudah sampai rumah, Teteh segera buang anting yang bermata biru"
"Kenapa?" heranku sebenarnya rumah dan anting aku makin bingung.
"Teteh dengar aja apa yang aku katakan, anting itu segera buang kelaut atau bisa juga Teteh kubur dekat pohon beringin"
Dan sudah aku jelaskan semuanya Teteh sekarang pulang kekeluarga Teteh jika ada yang mengganggu itu biar jadi urusanku.
*****
Sayup-sayup terdengar suara bayi menangis, aku menajamkan pendengaran dan benar saja itu suara bayi aku harus segera menemukan asal suara tersebut agar bisa pulang kerumah.
Gelap sekali aku tidak bisa melihat apapun, dan suara itu sepertinya aku mengenal suara itu, memanggil namaku, terus dia memanggil namaku tapi gelap, bagaimana ini, suara bayi dan orang yang memanggil namaku makin kentara.
Aku terus berlari menerobos gelap begitu banyak ilalang yang menabrak muka dan tanganku, di ujung sana aku melihat ada cahaya aku harus kesana ke arah cahaya itu.
Aku mendekati arah cahaya, dan ada rasa hangat menyusuri relung dada ini, bau lembab tanah dan dinginnya hutan tergantikan dengan rasa hangat.
Suara merekapun aku dengar begitu jelas, kulihat sekeliling, ada senyuman yang terpancar dari Mas Yoyo, Ibu, Bapak, dan ini putri kecilku tangisnya membawaku kembali.
"Ibu, Bapak, Mas aku kenapa dan kenapa aku ada di sini?"
"Istirahat dulu, nanti Ibu ceritakan"
"Kenapa muka Ibu, Bapak dan Mas Yoyo begitu sembab?, apa kalian baru menangis? ada apa Bu? bayiku, mana bayiku?"
"Ini Zulfa, Dek kamu istirahat dulu Zulfa aman sama kami"
"Aman gimana Mas?, berarti Zulfa tidak aman denganku?"
"Bukan begitu Dek, kamu juga aman bersama kami, kamu istirahat dulu, Mas janji nanti akan ceritakan semua yang terjadi" ia memegang tanganku setelah memberikan Zulfa ke Ibu.
"Janji, tidurlah Mas akan menjagamu" sambil mengelus rambut dan mencium keningku.
Kupandangi Ibu dan Bapak, merekapun mengangguk seolah mengerti apa yang hendak aku tanyakan, Ibu dan Bapak keluar dari kamar rumah sakit, banyak pertanyaan yang segera ingin kutanyakan tapi rasa lelah dan mengantuk mengalahkan semuanya.
"Kamu dari mana?, aku tadi ngga melihatmu?" aku duduk di kursi dekat ia duduk di meja makan.
"Aku cari makanan di desa, neh makanlah" sambil menyerahkan buah dan ada nasi ayam bakar kayanya sedap neh, aku berusaha menahan air liurku.
Ia tersenyum serasa tahu jika aku sangat lapar, dan memberiku nasi yang dibungkus daun pisang dengan ayam bakar serta tahu tempe bahkan ada timun, kami makan dengan lahap, uh rasanya kenyang ada juga teh manis, kopi orang-orang desa ternyata baik-baik.
"Teteh, Nengsih mau bicara sama teteh boleh ngga?" tanyanya
"Ya bolehlah, ada apa?"
"Begini Teh, Nengsih mau Teteh janji jika Teteh sudah sampai rumah, Teteh segera buang anting yang bermata biru"
"Kenapa?" heranku sebenarnya rumah dan anting aku makin bingung.
"Teteh dengar aja apa yang aku katakan, anting itu segera buang kelaut atau bisa juga Teteh kubur dekat pohon beringin"
Dan sudah aku jelaskan semuanya Teteh sekarang pulang kekeluarga Teteh jika ada yang mengganggu itu biar jadi urusanku.
*****
Sayup-sayup terdengar suara bayi menangis, aku menajamkan pendengaran dan benar saja itu suara bayi aku harus segera menemukan asal suara tersebut agar bisa pulang kerumah.
Gelap sekali aku tidak bisa melihat apapun, dan suara itu sepertinya aku mengenal suara itu, memanggil namaku, terus dia memanggil namaku tapi gelap, bagaimana ini, suara bayi dan orang yang memanggil namaku makin kentara.
Aku terus berlari menerobos gelap begitu banyak ilalang yang menabrak muka dan tanganku, di ujung sana aku melihat ada cahaya aku harus kesana ke arah cahaya itu.
Aku mendekati arah cahaya, dan ada rasa hangat menyusuri relung dada ini, bau lembab tanah dan dinginnya hutan tergantikan dengan rasa hangat.
Suara merekapun aku dengar begitu jelas, kulihat sekeliling, ada senyuman yang terpancar dari Mas Yoyo, Ibu, Bapak, dan ini putri kecilku tangisnya membawaku kembali.
"Ibu, Bapak, Mas aku kenapa dan kenapa aku ada di sini?"
"Istirahat dulu, nanti Ibu ceritakan"
"Kenapa muka Ibu, Bapak dan Mas Yoyo begitu sembab?, apa kalian baru menangis? ada apa Bu? bayiku, mana bayiku?"
"Ini Zulfa, Dek kamu istirahat dulu Zulfa aman sama kami"
"Aman gimana Mas?, berarti Zulfa tidak aman denganku?"
"Bukan begitu Dek, kamu juga aman bersama kami, kamu istirahat dulu, Mas janji nanti akan ceritakan semua yang terjadi" ia memegang tanganku setelah memberikan Zulfa ke Ibu.
"Janji, tidurlah Mas akan menjagamu" sambil mengelus rambut dan mencium keningku.
Kupandangi Ibu dan Bapak, merekapun mengangguk seolah mengerti apa yang hendak aku tanyakan, Ibu dan Bapak keluar dari kamar rumah sakit, banyak pertanyaan yang segera ingin kutanyakan tapi rasa lelah dan mengantuk mengalahkan semuanya.
Diubah oleh nurulnadlifa 16-04-2020 14:10
indriketaren dan 11 lainnya memberi reputasi
12