TS
alizazet
Sajak Nyanyian Jiwa
Kemarin, ini kutulis saat aku mengingatmu
Sejak kapan aku menggilai kamu
Jangan tanyakan itu
Karena kamu tak akan pernah mengerti perasaanku
Aku bukan sastrawan
Atau penulis kawakan
Aku juga tak punya gudang diksi untuk menyimpan kata-kata yang indah
Aku hanya memiliki secangkir kopi di atas meja dengan kepulan asapnya yang membentuk wajahmu sempurna, juga bentuk hati penuh cinta
Aku ingin menikmati bersamamu saat ini
Ya! di tanggal 21 Maret ini ketika semua sedang berpuisi pada dirinya sendiri, aku ingin mengabadikan peristiwa ini bersamamu menciptakan puisi.
Tapi aku kira ini bukan puisi
Tak ada rima maupun irama dalam aksaranya
Ini hanya sajak-sajak gila, ketika aku tak bisa menjamahmu
Ini benar-benar kelakar kita
Saat ini, aku tulis ketika menanti sapamu
Petikkan aku sepotong kata-kata indah dari berbagai benua
Curilah kalimat indah dari para pujangga dunia
Sampaikan juga pada para dewa cinta agar meluruhkan kalimat indahnya ke bumi
Akan aku tuang semua yang kau bawakan untukku, dalam secangkir kopi ini
Lalu kita nikmari bersama, dalam sesapan kerinduan
Dan kita membiarkan diri hanyut, tenggelam
dalam amuk gelombang kata-kata
Sejak kapan aku menggilai kamu
Jangan tanyakan itu
Karena kamu tak akan pernah mengerti perasaanku
Aku bukan sastrawan
Atau penulis kawakan
Aku juga tak punya gudang diksi untuk menyimpan kata-kata yang indah
Aku hanya memiliki secangkir kopi di atas meja dengan kepulan asapnya yang membentuk wajahmu sempurna, juga bentuk hati penuh cinta
Aku ingin menikmati bersamamu saat ini
Ya! di tanggal 21 Maret ini ketika semua sedang berpuisi pada dirinya sendiri, aku ingin mengabadikan peristiwa ini bersamamu menciptakan puisi.
Tapi aku kira ini bukan puisi
Tak ada rima maupun irama dalam aksaranya
Ini hanya sajak-sajak gila, ketika aku tak bisa menjamahmu
Ini benar-benar kelakar kita
Saat ini, aku tulis ketika menanti sapamu
Petikkan aku sepotong kata-kata indah dari berbagai benua
Curilah kalimat indah dari para pujangga dunia
Sampaikan juga pada para dewa cinta agar meluruhkan kalimat indahnya ke bumi
Akan aku tuang semua yang kau bawakan untukku, dalam secangkir kopi ini
Lalu kita nikmari bersama, dalam sesapan kerinduan
Dan kita membiarkan diri hanyut, tenggelam
dalam amuk gelombang kata-kata
πΎπΏπΎπΏ
Cerita yang Luar Biasa
Aku tahu, kau akan memayungiku dari gerimis yang dingin
Aku juga tahu kau akan membasuh air mataku, dengan kehangatan kasihmu
Kau katakan pada langit dan bumi
Cintamu akan selalu bersemi
Menemaniku agar tak terkurung sunyi
Kau buat cerita-cerita yang luar biasa
Aku tak menganggap itu sebuah kegilaan
Tanpa kita sadari, waktu akan menjawabnya
πππ
Aku juga tahu kau akan membasuh air mataku, dengan kehangatan kasihmu
Kau katakan pada langit dan bumi
Cintamu akan selalu bersemi
Menemaniku agar tak terkurung sunyi
Kau buat cerita-cerita yang luar biasa
Aku tak menganggap itu sebuah kegilaan
Tanpa kita sadari, waktu akan menjawabnya
πππ
Aku Kembali Belajar Rindu
Kepada embun yang bertengger di ujung daun, kepada mimpi-mimpi yang membadai, seolah-olah dirompak para penyamun, juga kepada kata-kata yang tiba-tiba dingin ditelan kabut halimun
Kepada jalan-jalan setiap pagi yang tubuhnya disesaki anak-anak sekolah, orang-orang yang akan berangkat ke pasar, ke kantor, ke pabrik, ke tempat-tempat yang bisa menyangkutkan mimpi
Aku kembali belajar rindu kepada sajak-sajak, yang dirangkai kata-kata tak berjarak. Yang selama ini dibuat jurang di antara kelompok dan antarpuak
Juga kepada tubuh-tubuh yang menjadi puisi, saat senja akan menjauh, dan malam yang akan luruh
Juga, tentu, kepada dirimu
Aku kembali belajar untuk rindu
Kepada jalan-jalan setiap pagi yang tubuhnya disesaki anak-anak sekolah, orang-orang yang akan berangkat ke pasar, ke kantor, ke pabrik, ke tempat-tempat yang bisa menyangkutkan mimpi
Aku kembali belajar rindu kepada sajak-sajak, yang dirangkai kata-kata tak berjarak. Yang selama ini dibuat jurang di antara kelompok dan antarpuak
Juga kepada tubuh-tubuh yang menjadi puisi, saat senja akan menjauh, dan malam yang akan luruh
Juga, tentu, kepada dirimu
Aku kembali belajar untuk rindu
***
You , 21 Maret 2020
πππ
*selamat hari puisi
___________
Ketika kalian saling mengenal katakan dengan puisi
Ketika merindu katakan pula dengan puisi
Ketika harus marah, membenci, kecewa, patah, kehilangan dan harus pergi, katakan juga dengan puisi
Salam Puisi, jadikan sajak terindah dalam hidup ini walaupun itu pahit.
Semua LINK Puisi ada di SINI
Love You All
π
πGambar dokumen pribadiπ
Diubah oleh alizazet 24-06-2022 03:40
suciasdhan dan 18 lainnya memberi reputasi
19
3.8K
42
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
Surobledhek746
#16
Quote:
Jangan Kau Timpakan Beban yang Kami Tak Sanggup Memikulnya
Air mata yang jatuh
Mungkin akan membanjiri anak sungai
Melarutkan lumpur pekat hingga muara
Aku sungguh tak berharap
Airnya akan mengubah pantai jadi tawar
Apalagi kalau sampai ke laut dan samudera
Satu cobaan menjalar saja telah mengubah wajah dunia
Bibir merona pucat pasi seketika
Cahaya terang jadi redup serta merta
Kopi susu cokelat terpisah berubah nama
Kopi pahit berdiri sendiri
Cekelat terpisah mengasingkan diri
Gula hanya bertahan dalam teko
Sementara susu, aku tetap tak berharap akan kembali ke tetek sapi
Apa salahnya pada raga ini?
Belum sanggup menahan satu ujian
Ujian lain siap terbang masuk bilik-bilik kami
Tak perlu berjalan dari satu kota ke kota lainnya
Ia datang sendiri menghampiri
Menggigit di pagi hari
Keluar dari air jernih yang tersembunyi
Memang benar ini salah kami
Ya Allah, ampuni dosa kami selama ini
Jika selama ini ada mata yang lupa letaknya dimana, kembalikan pada tempat semula
Jika lupa telunjuk menunjuk dengan arogansi, bengkokkan ke arah sebenarnya
Jika dahi kami mendongak terlalu tinggi, telungkupkan hingga menyentuh lantai
Jika ada hati yang selalu dikotori, cuci bahkan dengan air mendidih untuk kami
Setelah itu,
Angkat cobaan ini
Biarkan corona pergi
Usir demam berdarah yang siap menyakiti
Hanya itu yang kami minta saat ini
Perkenankan permohonan kami
Aamin
Tanah Bumbu, 5 April 2020
0
Tutup