- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
WANITA KEJAM
TS
nurulnadlifa
WANITA KEJAM
Quote:
Quote:
Quote:
Fotonya nyomot di google pny nenek gayung.
Part 2
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...d19556fd0e0ef4
Part 3
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...d49546d51ea32f
Part 4
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...9d0f779709edc5
Part 5
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...208425662faf76
Part 6
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...7e9341ba6961a9
Part 7
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...cad70c604f9b3d
Part 8
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...d4953577527632
Part 9
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...ab25119058baff
Part 10
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...77a9317f2a4fa6
Part 11
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...d2954beb0b741c
Part 12
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...d4956c236235b9
Part 13
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...b3cb395a1641e8
Part 14
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...7f9336255ee185
Part 15
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...9b172d275ed61a
Part 16
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...3c7211632a313a
Part 17
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...d695162155d9f2
Part 18
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...cc9544db268cc2
Part 19
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...b5ca26c32f3034
Part 20
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...c9913f49473008
Part 21
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...1d30634618b27f
Part 22
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...9b174eb47b9002
Part 23
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...d695784d27e75f
Part 24
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...208427381afab3
Bersambung
Diubah oleh nurulnadlifa 27-05-2023 11:40
inginmenghilang dan 59 lainnya memberi reputasi
60
20.4K
300
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
TS
nurulnadlifa
#115
WANITA KEJAM part 9
Pikiranku makin kacau sejak bicara dengan bu sayur tempo hari.
Aku banyak merenung di kamar, apa yang akan terjadi denganku, terus gimana caranya bebas dari Ruti, apa semacam itu bisa dilaporkan kepolisi, tapi belum tentu juga prasangka aku benar, lebih baik aku menghindarinya.
Aku makin jarang keluar rumah jika tidak ada keperluan sama sekali, dan kulihat Mbak Ruti makin akrab dengan Sri, ia sering gendong anak bayinya dan maen di kolam ikan bersama.
Aku terpaksa keluar untuk membeli minyak goreng karena kehabisan, ketika keluar aku melihat mereka berdua sedang ngobrol.
"Na sini, kamu dari mana? " panggilnya
"Iya Mbak, aku dari warung mang kosim beli minyak goreng" aku terpaksa mendekat kearah mereka ngga enak sama bu Sri.
"Na, tahu ngga kolam ikan ini dulu bapakku yang bikin" kata mbak Ruti
"Kok, bisa bukannya Bu Sri ini baru Mbak, disini"
"Iya Na, kami tuh tetanggaan di kampung dan jadi kami udah lama kenal! Jadi sebelum pindah kesini bapakku bikinin kolam ikan ini" jelasnya
"Iya, Mbak Na" timpal bu Sri
"Oh, ya udah aku masuk dulu yah Mbak, Bu, mau masak" pamitku.
Mereka makin akrab jadi mbak Ruti sering di Rumah, ibunya yang sering pergi entah kemana, atau Jangan-jangan keorang pintar itu. Ah aku berusaha menepis pikiran yang membuat parno sendiri.
Waktuku kuhabiskan dengan nonton televisi, kuperhatikan mbak Ruti sedang ngobrol dengan bu Sri tapi di luar pintu samping. Karena rumah bu Sri di posisi pinggir jadi dia bisa buat pintu samping.
Setelah beberapa saat kutengok mbak Ruti sudah pulang kerumahnya. Bu Sri masih sibuk dengan pintu rumah sepertinya ia sedang mengecat pintu tersebut.
Aku terbangun ketika suara adzan berkumandang, sudah duhur, ternyata aku ketiduran di depan televisi, sebelum bangun untuk sholat kulihat bu Sri masih sibuk mengecat.
Rasanya perutku lapar, aku makan sendiri, ketika selesai makan baru mau menaruh piring di tempat cuci piring kudengar ada orang yang teriak, kulihat bu Sri berdiri di kolam ikan sambil menangis histeris, di tangannya bayinya, tapi kenapa bayi itu, badannya basah, kulit, bibir, tangan dan kakinya biru, apa yang terjadi ya Allah aku takut.
Orang-orang berdatangan karena mendengar suara tangisan bu Sri. Ternyata bayinya tercebur kedalam kolam, menurut dokter sudah berjam-jam ia berada di kolam nyawanya tidak tertolong. Pak Surip dikabari oleh warga kalau anaknya meninggal karena tercebur kolam
Usai pemakamannya aku baru berani kerumah bu Sri, untuk mengucapkan belasungkawa. Wargapun sudah mulai kembali kerumah masing-masing.
Sampai di pintu depan kudengar mereka suami istri sedang bertengkar saling menyalahkan atas kejadian tersebut.
Aku banyak merenung di kamar, apa yang akan terjadi denganku, terus gimana caranya bebas dari Ruti, apa semacam itu bisa dilaporkan kepolisi, tapi belum tentu juga prasangka aku benar, lebih baik aku menghindarinya.
Aku makin jarang keluar rumah jika tidak ada keperluan sama sekali, dan kulihat Mbak Ruti makin akrab dengan Sri, ia sering gendong anak bayinya dan maen di kolam ikan bersama.
Aku terpaksa keluar untuk membeli minyak goreng karena kehabisan, ketika keluar aku melihat mereka berdua sedang ngobrol.
"Na sini, kamu dari mana? " panggilnya
"Iya Mbak, aku dari warung mang kosim beli minyak goreng" aku terpaksa mendekat kearah mereka ngga enak sama bu Sri.
"Na, tahu ngga kolam ikan ini dulu bapakku yang bikin" kata mbak Ruti
"Kok, bisa bukannya Bu Sri ini baru Mbak, disini"
"Iya Na, kami tuh tetanggaan di kampung dan jadi kami udah lama kenal! Jadi sebelum pindah kesini bapakku bikinin kolam ikan ini" jelasnya
"Iya, Mbak Na" timpal bu Sri
"Oh, ya udah aku masuk dulu yah Mbak, Bu, mau masak" pamitku.
Mereka makin akrab jadi mbak Ruti sering di Rumah, ibunya yang sering pergi entah kemana, atau Jangan-jangan keorang pintar itu. Ah aku berusaha menepis pikiran yang membuat parno sendiri.
Waktuku kuhabiskan dengan nonton televisi, kuperhatikan mbak Ruti sedang ngobrol dengan bu Sri tapi di luar pintu samping. Karena rumah bu Sri di posisi pinggir jadi dia bisa buat pintu samping.
Setelah beberapa saat kutengok mbak Ruti sudah pulang kerumahnya. Bu Sri masih sibuk dengan pintu rumah sepertinya ia sedang mengecat pintu tersebut.
Aku terbangun ketika suara adzan berkumandang, sudah duhur, ternyata aku ketiduran di depan televisi, sebelum bangun untuk sholat kulihat bu Sri masih sibuk mengecat.
Rasanya perutku lapar, aku makan sendiri, ketika selesai makan baru mau menaruh piring di tempat cuci piring kudengar ada orang yang teriak, kulihat bu Sri berdiri di kolam ikan sambil menangis histeris, di tangannya bayinya, tapi kenapa bayi itu, badannya basah, kulit, bibir, tangan dan kakinya biru, apa yang terjadi ya Allah aku takut.
Orang-orang berdatangan karena mendengar suara tangisan bu Sri. Ternyata bayinya tercebur kedalam kolam, menurut dokter sudah berjam-jam ia berada di kolam nyawanya tidak tertolong. Pak Surip dikabari oleh warga kalau anaknya meninggal karena tercebur kolam
Usai pemakamannya aku baru berani kerumah bu Sri, untuk mengucapkan belasungkawa. Wargapun sudah mulai kembali kerumah masing-masing.
Sampai di pintu depan kudengar mereka suami istri sedang bertengkar saling menyalahkan atas kejadian tersebut.
indriketaren dan 4 lainnya memberi reputasi
5