Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

apramithaAvatar border
TS
apramitha
DUA
Ketika hubungan yang diawali dengan persahabatan, berakhir dengan hubungan diam-diam, karena masing-masing telah memiliki pasangan hidup. Ingin mengakhiri, tapi hati resah dan penasaran.

Dia menatap hampa, pandangannya fokus pada deretan foto di dinding. Netranya fokus pada potret perempuan berperawakan kurus. Cinta rahasianya, yang telah terbongkar.

Bingung, tak bisa menjatuhkan pilihan, dia linglung. Ingin meninggalkan perempuan yang menemaninya sejak nol, dia tidak pernah bisa. Ingin meninggalkan cinta rahasianya, dia sakit hati.

"Belum pulang, Mas?". Teguran halus itu membuyarkan lamunannya. Dia, menghela nafas dalam, lalu meneguk kopi terakhir hingga tinggal ampasnya.

Dia menggeleng, dia menatap cinta rahasianya dengan tatapan hangat penuh kerinduan. Sudah lama, sejak insiden itu, dia tidak pernah mengobrol dengan cinta rahasianya. Dia berjanji menjaga hati perempuan sekaligus ibu dari anaknya.

Obrolan mereka mengalir bagai air. Bercanda, tertawa, saling melepas penat karena urusan kantor. Hingga akhirnya obrolan mereka sampai pada pokok masalah.

"Mas, sampai kapan kita seperti ini?"
"Entahlah, aku bingung...."

Dia menatap lekat mata perempuan yang sudah menjadi cinta rahasianya. Sepasang iris coklat, yang mampu memberi semangat baru. Hingga detik ini, laki-laki beristri itu tetap mencintainya dan tak pernah sanggup melepaskan istrinya.

Pagi ini, matahari merayap naik. Dari kejauhan, tampak sepasang senyum hangat menyambut kedatangannya. Hari-hari di kantor terasa menyenangkan bagi keduanya.
Dia tidak mampu melupakan cinta rahasianya, tidak mampu mengusir rasa yang sudah melekat di relung hatinya. Dia berencana memilih, namun setiap menatap netra istrinya, lidahnya terasa kelu.

Tiga bulan berlalu. Hubungan salah itu makin dekat. Cinta rahasianya hamil, dia didesak untuk segera menceraikan istrinya. Cinta rahasianya, enggan menjadi madu. Desakan-desakan membuatnya bertambah bingung. Kini dia menyadari, bahwa hubungan ini salah. Tidak semestinya dia menghianati pernikahannya.

Cinta rahasianya mengancam akan memberitahukan semuanya pada sang istri dan akan melaporkan pada atasan dinas. Karirnya terancam. Semakin didesak, semakin dia bingung. Hingga dia merencanakan sesuatu yang keji.

Dia membunuh cinta rahasia dan janinnya. Perempuan yang rela menjadi cinta rahasianya mati bersama janji. Perempuan yang dengan tulus memberi semangat, mengisi hari-hari itu tewas di tangannya. Lelaki itu, tak mampu berdiri, dia goyah, ambruk disebelah tubuh cinta rahasianya. Ia genggam tangannya, dan hanya kata maaf yang keluar dari mulutnya.
Lelaki itu memutuskan bunuh diri. Ah, penyesalan memang selalu hadir dibelakang. Dia tak pernah mampu menjelaskan semuanya pada sang istri. Rasa bersalahnya melebihi rasa cintanya. Ini memang salahnya, sedari awal tak pernah bisa menjatuhkan pilihan.

Di tempat yang berbeda, seorang perempuan sederhana, dengan tatapan teduh, memeluk bocah yang usianya belum genap lima tahun. Sesaat dia limbung, tapi dia harus berdiri tegak untuk anak lelakinya. Apa yang salah dengan dirinya, sehingga suaminya lebih memilih mati dengan cinta rahasianya?.

Apa yang salah dengan pernikahannya?, Hingga sang suami tega menghianatinya. Tak cukupkah, hanya dengan satu perempuan? Tak cukupkah pengorbanannya selama ini. Perempuan dengan sepasang mata teduh, memandang anak lelakinya, menyadari banyak hal. Bahwa dia, harus ikhlas menerima, cinta itu tidak bisa dipaksakan.

Dia sudah bahagia karena memiliki bocah lelaki, lelaki satu-satunya yang tidak akan menyakiti hati ibunya. Biarlah luka itu ia simpan.
Diubah oleh apramitha 04-11-2019 15:23
someshitness
jondolson
nona212
nona212 dan 16 lainnya memberi reputasi
17
2.8K
43
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
apramithaAvatar border
TS
apramitha
#31
Sepotong Hati Wanita Kedua


Aku memandang jalanan nan lengang. Menghembuskan nafas dalam-dalam, menatap gawai hendak membalas pesan dari seseorang. Ada perasaan yang entah bagaimana, sulit dijelaskan. Antara sedih juga senang. Aku biarkan jariku mengambang, lalu kuputuskan enggan membalas pesan singkat itu dengan deretan pertanyaan.

Lalu, aku mulai menjelajah setiap momen di masa lalu. Perkenalan itu sangat manis, obrolan di halte depan sekolah hingga pertemuan terakhir kita masih terangkum jelas di tempat yang bernama "memori".

Dan, semua harus berkahir ketika kita memilih jalan masing-masing, menjalani takdir masing-masing tanpa berani memulai duluan. Baik aku maupun kamu, lebih memilih menjadi pengecut. Aku memilih berjibaku dengan waktu, merenda kisah dengan seseorang. Aku berikan sepotong hati ini kepadanya dalam bentuk pengabdian. Pun kamu yang tak jauh beda denganku.

Aku membuka kembali pesan singkat itu, membacanya dan menahan diri untuk tidak membalasnya. Aku menjaga banyak hati dalam hal ini, tidak ingin menyakiti siapapun. Terlebih tidak ingin menyakiti hati sesama kaum perempuan. Ingin ku sudahi sejak dulu, namun aku tak sanggup. Aku selalu lemah jika itu menyangkut soal tentangmu. Salahkah perasaan ini?. Jelas ini salah, menjalin hubungan diam-diam dengan seseorang yang telah mengikat janji.

Tidak bolehkah aku egois sebentar saja?. Akupun ingin memilikimu. Segera kutepis itu semua.
Sejujurnya aku sangat ingin melupakanmu. Mengertilah, aku sedang berusaha untuk mengakhiri ini semua. Berusaha memilikimu, bagai memeluk kaktus. Semakin erat ku peluk, semakin sakit rasanya. Aku mencintaimu, dan tak perlu kujelaskan lagi bagaimana cinta ini. Aku mencintaimu, bahkan aku mencintai hidupmu, biarkan aku pergi menjauh darimu. [CENTER]

Masih ku genggam gawai, lalu menatap nanar pada deretan huruf tersebut. Aku tidak ingin membalas pesanmu, ku tekan tombol "delete" dan memutus semua akses yang terhubung denganmu. Sebagai yang kedua, kini aku sadar bahwa aku bukanlah prioritasmu. Aku mencintaimu juga hidupmu.
nosaskid
lurika
lurika dan nosaskid memberi reputasi
2
Tutup