agityunitaAvatar border
TS
agityunita
Berhenti
Awal dari ini semua hanya ingin. Maka saat dalam pikiranku ada kata berhenti, mungkin itu pun karena ingin.

Menulis sudah lama menjadi terapi terbaik buat jiwa yang gak jelas tinggal seberapa ini. Tetapi sepertinya, obat yang paling mujarab itu udah gak mempan.

Harus ada pintu lain yang aku masuki, mengetuk dengan kosong yang sebenarnya. Untuk kemudian aku isi dengan sepenuhnya. Dan kembali dengan sebaiknya.

Sebanyak apa pun air mata jatuh, tak akan pernah ada yang peduli. Entah mereka yang membuat luka itu ada atau mereka yang bilang dirinya sahabat sehati. Nyatanya, aku sendiri.

Sudah biasa, maka biar saja. Karena hidup memang akan selalu begitu. Tak akan pernah berada pada tempat yang sama. Meskipun pada akhirnya, kita memilih kembali pada titik semula. Tapi pasti ada yang berbeda. Kita bukan lagi pribadi yang lalu. Apakah menjadi semakin baik atau buruk, itu hanya soal pilihan.

Dan pilihan adalah kunci dari semua ini. Saat aku memilih untuk melanjutkan mimpi walaupun tak ada yang menghiraukan. Aku pikir, aku akan baik-baik saja. Sama seperti perasaan yang disimpan sendiri, dan si dia yang tak pernah kuberitahu. Aku tinggal menunggu perih saja. Aku tinggal menikmati lukanya saja.

Seharusnya aku paham. Ini semua tidak akan pernah mudah. Jika hanya sekedar ingin. Karena semua harus diperjuangkan dan dipertahankan. Mungkin aku kurang berjuang. Mungkin pelukku tak terlalu kuat. Mereka sedikit demi sedikit luruh. Jatuh dari sela-sela yang kubiarkan kosong. Karena hingga hari ini, aku tidak pernah tahu caranya.


Quote:



Bersambung...




Perhentian Pertama

Perhentian Kedua

Perhentian Ketiga

Perhentian Keempat


Perhentian Terakhir



@agityunita
Diubah oleh agityunita 28-02-2020 00:12
NadarNadz
nona212
Shajar
Shajar dan 8 lainnya memberi reputasi
9
1.4K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
agityunitaAvatar border
TS
agityunita
#8
Harus selalu ada yang rela ditinggalkan untuk kemudian menggantinya dengan yang lebih baik. Tidak lagi berpikiran ini sudah selesai, nyatanya, kita akan selalu dipertemukan oleh hentian-hentian lain. Yang akan mengubah cara berpikir kita.

Cukup sudah. Kehilangan itu seharusnya mengajarkan kita untuk lebih gigih menjaga dan mempertahankan. Kehilangan itu seharusnya menjadikan kita pribadi yang lebih ikhlas lagi. Karena di depan sana akan ada banyak hal yang datang dan pergi. Kita tidak mungkin membiarkan. Diri kita jatuh lagi dan lagi. Kita harus memahami konsep memiliki. Berjuang saat ingin mendapatkannya. Merelakan saat memang harus melepaskan. Karena tidak akan pernah ada yang benar-benar abadi.

Ini perhentian paling menguatkan. Untuk kemudian bangkit dan melanjutkan perjalanan. Tak akan lagi berlari dari banyaknya aral. Namun harus memiliki keberanian untuk menghadapinya. Dan menyelesaikan segala hal yang menganggu.

Ini harus menjadi perhentian yang mengawali. Menjadikan diri mengenal siapa aku? Dan apa yang aku butuhkan. Tak lagi terjebak dalam ingin yang terkadang lebih egois dari diri sendiri. Mengalahkan ingin oleh semua hal yang memang kita perlukan.

Dan ini akan menjadi perhentian yang paling istimewa. Menghabiskan segala keluh dan peluh. Menghabiskan seluruh tetes air kesedihan. Agar esok hari hanya akan ada tetes air kebahagiaan yang membasahi pipi. Tak ada lagi marah pada diri sendiri. Tak ada lagi harap kepada yang bukan tempatnya meminta.

Tuhan Maha Baik. Maka hiduplah dengan baik.



Bersambung.....
0