agityunitaAvatar border
TS
agityunita
Berhenti
Awal dari ini semua hanya ingin. Maka saat dalam pikiranku ada kata berhenti, mungkin itu pun karena ingin.

Menulis sudah lama menjadi terapi terbaik buat jiwa yang gak jelas tinggal seberapa ini. Tetapi sepertinya, obat yang paling mujarab itu udah gak mempan.

Harus ada pintu lain yang aku masuki, mengetuk dengan kosong yang sebenarnya. Untuk kemudian aku isi dengan sepenuhnya. Dan kembali dengan sebaiknya.

Sebanyak apa pun air mata jatuh, tak akan pernah ada yang peduli. Entah mereka yang membuat luka itu ada atau mereka yang bilang dirinya sahabat sehati. Nyatanya, aku sendiri.

Sudah biasa, maka biar saja. Karena hidup memang akan selalu begitu. Tak akan pernah berada pada tempat yang sama. Meskipun pada akhirnya, kita memilih kembali pada titik semula. Tapi pasti ada yang berbeda. Kita bukan lagi pribadi yang lalu. Apakah menjadi semakin baik atau buruk, itu hanya soal pilihan.

Dan pilihan adalah kunci dari semua ini. Saat aku memilih untuk melanjutkan mimpi walaupun tak ada yang menghiraukan. Aku pikir, aku akan baik-baik saja. Sama seperti perasaan yang disimpan sendiri, dan si dia yang tak pernah kuberitahu. Aku tinggal menunggu perih saja. Aku tinggal menikmati lukanya saja.

Seharusnya aku paham. Ini semua tidak akan pernah mudah. Jika hanya sekedar ingin. Karena semua harus diperjuangkan dan dipertahankan. Mungkin aku kurang berjuang. Mungkin pelukku tak terlalu kuat. Mereka sedikit demi sedikit luruh. Jatuh dari sela-sela yang kubiarkan kosong. Karena hingga hari ini, aku tidak pernah tahu caranya.


Quote:



Bersambung...




Perhentian Pertama

Perhentian Kedua

Perhentian Ketiga

Perhentian Keempat


Perhentian Terakhir



@agityunita
Diubah oleh agityunita 28-02-2020 00:12
NadarNadz
nona212
Shajar
Shajar dan 8 lainnya memberi reputasi
9
1.4K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
agityunitaAvatar border
TS
agityunita
#6
Ingin ini begitu membelenggu benarlah kata Iwan Fals dalam lagunya yang berjudul Seperti Matahari. Bahwa keinginan adalah sumber penderitaan.

Aku hanya ingin tanpa menikmati bagaimana prosesnya. Bagaimana ia akan terwujud jika hanya sekedar dalam angan. Tanpa pernah berusaha untuk mewujudkan nya.


Quote:




Dan satu kisah kembali menghentikan langkahku. Tentang janji seorang baik hati yang kugenggam erat. Namun akhirnya begitu mengkhianati.
Aku terkurung dalam ketakutan. Kubangun lagi benteng yang telah ia runtuhkan. Makin tinggi. Semakin menjulang. Biar aku hilang di sana.

Namun nyatanya, aku terbangun dalam jiwa yang tak serupa.


Quote:




Peluk hangat matahari, membangunkanku dari sebuah mimpi buruk. Yang membawanya kembali. Dia si pembawa nestapa itu, selalu menghantui dalam mimpi. Mengapa aku jadi tak pandai berlari?


Aku kehabisan napas. Aku butuh udara segar. Hingga di titik ini, aku terlalu banyak menghirup polisi kemunafikkan. Menciptakan diriku yang tak lagi kukenal. Aku ingin berhenti.







Bersambung......
0