keeraanaAvatar border
TS
keeraana
Berita di Suatu Senja
- Berita di Suatu Senja -

"Bertemu setelah berpisah, masa kembali mengumpulkan kita yang tak lagi seperti sebelumnya."

"Kita hirap tanpa kabar berita, memaki di dalam luka. Tidak, semua sudah berbeda. Aku sendiri dan kamu telah memilikinya."

"Apa kabar?" sapanya di suatu senja. Suara terlontar mendayu, disebaliknya kurasakan pula ada getaran rindu yang, ah, mungkin cuma perasaanku saja.

Kuraba pipi sendiri, tertunduk tak berani menatapnya. Ada semu merah jambu, mengingatkan aku di semula bersama dulu.

"Baik."

Dia menyunggingkan senyum, seketika membuat batinku menyenandung astu dalam pikiran yang gelabah. Pesonanya masih tetap sama, atau otakku yang sulit melupa? Entah!

"Dia sengaja mempertemukan kita di sini," lirihnya hampir tak terdengar, bersama mata yang lurus menuju angkasa.

Aku menyimpul senyum. "Iya, setelah luka-luka yang semoga ... sudah sembuh."

Dia mengedikkan bahu. "Aku menganggapnya bagian dari pengalaman hidup. Karena, tak selalunya kisah cinta berjalan datar dan berakhir bahagia."

Lagi-lagi mataku turun ke bumi, menatap rerumputan yang seolah mengerti tentang apa yang pria di sebelahku ini keluhkan.

"Meninggalkanmu adalah sebuah kesalahan terbesar," ungkapku getir, "tapi, jangan anggap penyesalan ini sebagai bentuk harapan agar kita bersatu kembali."

Terus terang aku berdusta, yang pada sebenarnya besar asa untuk kembali bersama.

"Jika ingin sekadar menjelaskan sebuah alasan untuk meninggalkan ... kurasa, saat ini kita tidak membutuhkannya," sahutnya sambil menoleh padaku.

Aku mengangguk, dia benar. Untuk apa? Iya, untuk apa aku menjelaskan kebodohan diri sendiri, di depan lelaki yang masih kucintai?

Ponselnya berbunyi.

"Saling mendoakan mungkin itu yang terbaik." Dia menunjukkan layar ponsel tepat di depan netraku. Sebuah nama, Sayangku.

Aku semakin mengerti, tentangnya yang sedang menggiring untuk mengetahui kalimat-kallimat yang ia urai penuh arti.

"Bulan depan, semoga kita bertemu di pelaminan," bisiknya bersama sarayu.

Aku menggigit bibir yang kian kelu, air mata luruh menyapu semua harsa tiada bersisa. Kedua kali berjumpa dan harus melepas dengan paksa, tanpa dia ketahui ada pergolakan batin dalam usaha 'tuk melupa.

Langkahnya berbalik, namun, sebelum itu sempat bersuara, "Semua tak lagi sama. Maafkan aku, terlanjur menemukan dia."

Hening, dalam balutan kesedihan.
Raganya menghilang bersama bagaskara yang kian tenggelam. Semilir angin menyapu bahu rapuhku. Lara kembali menempati hati, aku kehilangan dia lagi.

Skd, 29 September 2019
Terinspirasi dari lagu Perih milik Senja.

#story #cerpen #senja #indie
ekapabettai
ekapabettai memberi reputasi
1
259
1
Thread Digembok
Tampilkan semua post
feraldi2001Avatar border
feraldi2001
#1
Silakan posting ke forum SFTH ya, apabila mau bikin threadnya tidak hubungan dengan RKB, maka akan dilakukan proses closed emoticon-Salah Kamar
0