Urusan kemaluan memang sering bikin malu, jika dilakukan tidak pada tempatnya. Sengebet-ngebetnya orang mau berbuat mesum, pasti mencari tempat layak, kalau perlu di hotel berbintang lima. Itu kalau antara benggol dan bonggol berbanding lurus. Jika ternyata benggolnya tak sebanding dengan bonggolnya, apa boleh buat……, di kolong jembatan pun jadilah.

Padahal jika ketahuan, rasa malunya takkan hilang meski dilem pakai aibon seharga Rp82 miliar. Kades Pak satu ini agaknya telah menafikan rasa malu itu, ketika tuntutan kemaluannya demikian mendesak. Dengan Ny. Yuliati yang warga sendiri, dia tega memenuhi hasratnya itu di kolong jembatan. Padahal jika otaknya masih mampu berpikir, jangankan dengan istri orang, dengan bini sendiri pun tak mungkin dilakukan di kolong jembatan.

Tak malu dengan orang, tentu malu pada kecebong dan kampretpenghuni kolong jembatan itu. Sebetulnya Pak Kades sudah lama naksir Ny. Yuliati yang cantik dan berbodi sekel nan cemekel itu. Namanya Kades pastilah Burhani sangat dihormati oleh warganya. Dan Ny. Yuliati ini tak sekedar hormat, tapi sepertinya memberi ruang pada hasrat Pak Kades.

Buktinya ketika dia diberi sejumlah uang oleh Pak Kades, tak pernah menolak. Yuliati berpikir, rejeki nomplok kenapa ditolak. “Diberi uang Pak Kades tanpa harus sebutkan jenis ikan-ikan, kan barang langka,” begitu dia beralasan. Tanpa sengaja seminggu lalu mereka ketemu di jalan, Yuliati diboncengkan Pak Kades mau saja.

Ironisnya, diajak bercengkerama di bawah jembatan di tepian kali, kok mau-maunya. Katanya cari pemandangan. Padahal aslinya Pak Kades malah hanya memandangi daerah tertentu di tubuh Ny. Yuliati. Dan saking kebeletnya, rerumputan tanggul kali dianggapnya kasur hotel berbintang lima. Mereka pun berhubungan intim bak suami istri saja. Namun sial, belum juga gairah itu tertuntaskan, kepergok seseorang yang hendak BAB. Orang itu langsung teriak, saking kagetnya. Tapi Pak Kades dengan cepat menetralisir keadaan. Orang itu dibungkem akan diberi uang Rp4,7 juta asal tak cerita ke mana-mana.

Sebagai Pak Kades yang tertib admisnitrasi, perjanjian hitam putih pun dibuat dengan dibubuhi meterai Rp6.000 dan ditulis pakai balpoin yang seharga Rp12.500. “Pihak kedua siap menjaga rahasia ini, dan siap dituntut di muka hakim jika sampai membocorkan.” Begitu salah satu klausul dalam perjanjian itu. Saksi mata setia dengan janji itu, hanya Pak Kadesnya yang teledor. Sebab secara tak sengaja, surat perjanjian itu terbaca oleh istrinya.

Nah, istri cap apa yang tak mencak-mencak baca bukti bahwa suaminya baru saja berbuat mesum dengan wanita lain? Saking emosinya Bu Kades, Burhani dianiayanya bersama salah satu anak lelakinya. “Tua bangka nggak tahu diri, jadi Kades masih celamitan juga,” omel Bu Kades.

Tak tahan menanggung malu, Kades Burhani memilih minggat dari kampungnya, meninggalkan jabatan dan keluarganya. Warga desa yang tahu latar belakangnya, mendesak Pak Camat untuk memecat Burhani dan menggantikannya dengan pejabat caretaker.

Dipermalukan warga gara-gara soal kemaluan.