AndrenguikAvatar border
TS
Andrenguik
Menengok Sulitnya Kehidupan Driver Ojol
Jakarta - Belum lama ini sekitar lima ribu driver ojek online (ojol) melakukan aksi di depan Kantor Kementerian Perhubungan dan Istana Negara. Salah satu yang menjadi tuntutannya adalah agar ojol jadi angkutan umum.

Ketua Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono ingin pemerintah mendorong agar DPR melegalkan ojol menjadi angkutan umum dalam undang-undang (UU).

"Kita mau minta legalitas payung hukum bagi ojek online. Revisi UU 22, pemerintah mendorong legislatif untuk melegalkan ojek online jadi angkutan umum," sebut Igun kepada detikcom, Rabu (15/1/2020).

Selama ini driver ojol mengeluhkan soal pengaturan kemitraan ojol. Driver meminta agar pemerintah dapat melindungi status mitra para driver. Pihaknya menegaskan bahwa mereka adalah pekerja, bukan cuma pembantu aplikator.

"Jangan mau kita dipecah belah aplikator. Kita mau mempertegas aturan kita sebagai mitra. Jangan mau kita diperas aplikator. Kita bukan jongos, kita pekerja," ungkap Ketua Umum Gaspool Lampung Miftahul Huda kepada detikcom.
Baca juga: Bukan Boros, Pendapatan Driver Ojol Memang Mepet Banget
Menurut Miftahul, selama ini aplikator selalu semena-mena dengan driver yang cuma jadi mitra. Salah satu bentuk kesewenangan aplikator adalah asal suspend kepada driver.

"Sampai saat ini belum ada aturan kemitraan makanya aplikator semena mena aja bikin aturan. Driver itu rawan di-suspend alasannya sistem sistem aja. Padahal kan suspend bikin pendapatan driver terputus," kata Miftahul.

detikcom pun melakukan reportase untuk mengetahui seperti apa kehidupan para driver ojol sebenarnya, hingga aturan-aturan apa saja yang dinilai merugikan pihaknya.

detikcom bertemu Maryanto (54), salah seorang pengemudi Gojek yang sudah berkecimpung sejak 2015. Mulai jadi driver ojol, Maryanto menjadikan pekerjaan ini sebagai pekerjaan pokok, bukan sampingan. Penghasilannya dirasa sudah cukup karena bisa mengantongi Rp 500 ribu/hari atau Rp 10 juta/bulan dengan keuntungan bersih.

"Kalau benar-benar gila nariknya bisa nggak pulang sampai tengah malam itu Rp 500 ribu (per hari). Dipukul rata saja sehari Rp 300 bersih. Dipotong buat bensin, makan, minum, anggaplah sehari Rp 300 bersih. Sebulan tuh Rp 9-10 juta dapat," kata Maryanto saat ditemui di daerah Jakarta Pusat, Selasa (28/1/2020).

Namun sayang, cerita itu tinggal kenangan. Buka halaman berikutnya untuk tahu cerita lengkap kehidupan driver ojol.

https://m.detik.com/finance/berita-e...ospopular_list

Emang sedih gan nasib kami driver ojol jaman sekarang..
Maunya sih di jadikan transportasi nasional dan driver ojol dianggap jadi PNS

emoticon-Sorry emoticon-Sorry
superkirik
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 19 lainnya memberi reputasi
18
8K
143
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
jkwselalub3n4rAvatar border
jkwselalub3n4r
#5
Quote:


Mantap betul Pak Huda ini. Setuju sekali ane. emoticon-Shakehand2

Pasti abis ini ada yang bilang, kalau ga suka, tinggal keluar aja. Pemikiran bodoh ya begitu. Kalau cari kerja mudah dan pendapatannya gede dan layak, udah dari kapan taun pindah kale. Nyatanya pemerintah tidak memberikan kesempatan kerja dan penghidupan yang layak untuk masyarakatnya. Wajar rakyat melawan. emoticon-Leh Ugaemoticon-Leh Uga

Posisi sekarang jelas enak di aplikator, ga enak di ojol. Yang untung banyak si aplikator, ojol kerja banting tulang setengah mati. Giliran tupo, makin susah. Kadang anyep. Gila emang aplikator ini memeras keringat para ojol. emoticon-Najis emoticon-Najis
decodeca
areszzjay
kolollolok
kolollolok dan 8 lainnya memberi reputasi
5
Tutup