Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
PACARKU HIDUP KEMBALI

Permisi Gan/Sis pembaca setia cerita cinta Hayati dan Asnawi, dalam trit baru ini ane mau cerita lanjutan petualangan Hayati setelah berpisah sama Asnawi.
Spoiler for Sinopsis:


KARAKTER


Spoiler for Karakter Utama:

Spoiler for Mahluk Gaib dan Bangsa Siluman:

Spoiler for Karakter Pendukung:



Quote:


Soundtrack cerita biar kayak film-film ANIME....emoticon-Embarrassmentemoticon-Embarrassment

Spoiler for Opening Song:


 
BAGIAN 1
ALAM BAKA
part 1



Malam itu setelah petarungan besar antara Bendoro dan Hayati, keadaan tampak sangat memilukan. Asnawi dan Hayati saling berpelukan dalam waktu lama, tubuh Hayati yang masih mengeluarkan darah tidak menjadi batu sandungan buat dirinya untuk memeluk Hayati.

Hayati menangis tersedu sedu dalam pelukan Asnawi. akhirnya setelah sekian lama, dia bisa bersatu dengan Asnawi tanpa harus mengalami berbagai gangguan. Bendoro yang selama ini muncul di kehidupannya, telah lenyap begitu saja. Memang Bendoro mempunyai tujuan yang baik demi membela kamu arwah penasaran yang diperbudak oleh bangsa siluman bangsawan, namun dia telah merenggut kebahagiaan Hayati dengan memaksanya untuk ikut berjuang. Bagi diri Hayati, Asnawi berperan sebagai pahlawan besar dalam kahidupannya sebagai arwah penasaran. Dimulai dengan pertemuan pertamanya yang sangat menyeramkan sampai mereka menjadi satu seperti sekarang ini. Banyak lika liku kehidupan cinta diantara mereka berdua ditengah jurang perbedaan yang menganga.

Hayati merasa sangat bahagia kala itu, hatinya merasa sangat tenang dan jiwanya berbunga bunga. Tubuhnya mulai menghangat seperti manusia hidup. Detak jantungnya mulai terasa dan aliran darahnya mulai menggelora. Tiba tiba seberkas cahaya berwana keemasan muncul dari langit dan menerpa tubuh Hayati yang masih beperlukan dengan Asnawi. Hayati langsung kaget dengan cahaya itu dan melapaskan pelukannya dengan Asnawi.

“mas...sinar ini?”

“maksudnya apa Hayati?”

“hatiku sekarang tenang banget dan jiwaku juga terasa hangat...jangan jangan ini tanda tanda...”

“maksudnya arwah kamu udah nggak penasaran lagi?”

“iya mas ku...huft..huft..mas.....mas..........gimana ini?”

“Hayati....kamu jangan tinggalin aku... kita udah berjanji mau hidup bersama”

“aku juga sama mas aku...hiks ...hiks...aku nggak mau pisah sama kamu mas”

Tubuh Hayati menjadi sangat hangat dan perlahan mulai memudar. Panggilan dari alam baka mulai menggema, Hayati mau tidak mau harus pergi kesana dan meninggalkan Asnawi di dunia ini. Asnawi semakin erat memeluk Hayati. Dia histeris dan tidak mau melepas Hayati.

“Hayati....tolong tetap disini, jangan pergi dulu ke alam baka..hiks..hiks”

“maafin aku mas, aku juga nggak bisa berkehendak....ini udah takdir...udah seharusnya aku berada di alam sana”

“HAYATIIIIII...........TOLONG HAYATI....TETEP JADI ARWAH PENASARAN....JANGAN TINGGALIN AKU”

“mas.....kayanya aku udah nggak bisa....aku udah pasrah akan keadaan sekarang..mas...denger aku mas...”

Hayati berusaha menegakkan kepala Asnawi yang tertunduk. Tampak mata Asnawi yang merah karena menangis dan wajahnya yang basah terkena air mata. Hayati berusaha tegar dan menguatkan Asnawi yang tengah jatuh dan larut dalam kesedihan. Hayati harus menyampaikan pesan yang bisa dijadikan bekal hidup Asnawi ditengah waktu yang samakin sempit. Lama kelamaan tubuh Hayati semakin memudar, dia harus berpacu dengan waktu.

“mas....maafin aku yah...mas...aku pengen kamu janji...aku pengen kamu berjanji sebelum aku pergi selamanya ke alam baka”

“nggak mau....kamu harus tetep disini Hayati..”

“mas...ku sayang...tolong aku yah mas.....mas harus ngerelain kepergianku yah...dan aku pengen mas berjanji”

Asnawi terdiam beberapa saat. Dia tampak berusaha untuk ikhlas untuk melepas Hayati pergi ke alam baka. Dia mulai mengatur napasnya dan menghentikan tangisannya.

“hiks...hiks....hiks..............iya aku berjanji”

“aku pengen kamu berjanji untuk menyayangi Cascade sabagaimana kamu menyayangi ku...aku pengen kamu melanjutkan hidupmu bersama dia....aku pengen kamu balikan lagi sama dia.....janji mas!”

“aku janji Hayati.........aku akan melaksanakan janji janjimu Hayati”

“makasih banget mas ku sayang...sekarang aku bisa pergi dengan tenang”

“iya Hayati sayang...aku sayang banget sama kamu...aku cinta banget sama kamu...aku nggak akan ngelupain kamu..Hayati...hatiku udah milik kamu....aku nggak akan ngasihin sama orang lain”

“mas....hiks..hiks....kamu harus tetap sehat yah mas, kamu harus rajin mandi, makan makanan sehat, nggak boleh ngerokok dan rajin olahraga mas....mas.....kayanya waktuku udah tiba...peluk aku mas”

Asnawi kembeli berpelukan dengan erat disertai tangisan yang luar biasa yang membuat suasan semakin menyedihkan.

“mas...walaupun di dunia ini kita nggak bisa bersatu...semoga di akhirat kelak kita akan ketemu lagi dan hidup bersama selamanya”

“iya Hayati..aku janji...aku akan selalu mendoakan mu dan akan melakukan semua yang kamu perintahin ka aku.....Hayati aku akan menemuimu di akhirat nanti...tunggu aku disana yah sayang....capet atau lambat aku juga akan menyusulmu ke alam sana....terima kasih Pacar Kuntilanak Ku tersayang...kamu udah mewarnai hidupku yang menyedihkan ini....”

Hayati pun akhirnya menghilang dari pelukan Asnawi. dan cahaya keemasan yang berasal dari langit pun juga ikut menghilang. Kejadian itu sama persis seperti yang Asnawi saksikan ketika 6 kuntilanak anak buah Wewe Gombel yang juga pergi ke alam baka. Asnawi kembali menangis dan berteriak teriak menyebut nama Hayati. Dia seakan akan tidak sanggup ditinggal Hayati dalam keadaan seperti itu.

Hayati terbang di dalam sebuah pusaran energi dalam tuangan yang tak terbatas. Dia melayang tanpa arah yang jelas, Hayati mencoba untuk berbalik arah melawan arus tarikan gaya,akan tetap usahanya itu gagal. Hayati menangis selama berada dalam pusaran itu. Dalam hatinya dia terus berkeluh kesah dengan keadaan yang dialaminya.

“Oh Tuhan....kenapa Engkau melakukan ini kepadaku?.....aku cuma ingin hidup bahagia bersama kekasihku....kenapa Tuhan??” gerutu Hayati dalam tangisannya.

Tiba tiba seberkas cahaya putih kecil mulai muncul diujung pusaran. Hayati langsung melihat kearah cahaya itu, dia tampak mengernyitkan dahinya. “Mungkin itu adalah pintu alam baka” gumam Hayati dalam hati. Lama-lama cahaya putih itu semakin membesar dan mendekati Hayati. Jantungnya semakin berdebar kencang ketika dia mendekatinya dan akhirnya dia masuk kedalam cahaya putih itu.

Tiba-tiba Hayati berbaring diatas tanah yang tandus. Dia menghela napas dengan kencang dan berusaha membuka matanya pelan-pelan. Hayati mulai berdiri dan melihat keadaan disekitarnya. Ternyata tempat itu adalah sebuah padang tandus yang sangat luas dan memiliki kontur permukaan tanah yang datar. Hayati tampak sangat kebingungan dengan tempat itu. Dia kemudian berjalan untuk mencari tahu tempat yang baru didatanginya itu. Padang tandus itu dipenuhi oleh kabut dan bersuhu panas, seperti suasana Kota Bandung di siang hari.

Hayati berjalan lurus kedepan untuk mengetahui tempat itu. Dia tidak bisa melihat jauh karena terhalang oleh kabut, jarak pandangnya sangat terbatas. Akhirnya dia menemukan sebuah pohon kering yang menjulang cukup tinggi. Hayati memiliki ide untuk memanjat pohon itu dengan tujuan dapat melihat keadaan di sekitarnya. Dia pun memanjat pohon itu dengan susah payah.

Wujud Hayati berubah menjadi seperti manusia, dia tidak bisa melayang dan terbang seperti biasanya, tampak tubuhnya juga memadat. Hayati masih memakai baju gaun putih kuntinya yang berlumuran darah akibat pertarungan dengan Bendoro. Ketika sampai di puncak pohon, Hayati mulai melihat lihat kondisi sekitar yang masih tertutup kabut.

Tak lama berselang, tiba-tiba angin kencang bertiup dan menyingkirkan kabut yang mengahalangi pandangannya. Hayati tampak menutup matanya ketika diterpa angin tersebut. Setelah angin itu hilang, Hayati kembali membuka matanya. Betapa kagetnya dia ketika melihat pemandangan yang ada dihadapannya. Dia melihat orang-orang yang sangat banyak tampak antri untuk masuk ke dalam sebuah pintu besar yang berada di sebuah benteng yang sangat tinggi dan panjang di ujung cakrawala. Orang-orang yang kira kira berjumlah jutaan itu tampak bersabar dalam menunggu antrian masuk ke gerbang itu. Mereka tampak mengenakan kain kafan yang digunakan untuk menutup tubuh. Tergambar berbagai macam ekspresi yang tersirat di raut wajah mereka, ada ekspresi senyum bahagia, sedih, menangis dan penuh penyesalan.

................................................................

Spoiler for Closing Song:



Polling
0 suara
Siapakah yang akan menjadi pendamping hidup Asnawi ?
Diubah oleh Martincorp 06-12-2019 01:04
muliatama007
chrysalis99
gembogspeed
gembogspeed dan 207 lainnya memberi reputasi
196
679.3K
6.3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
#1985
BAGIAN 29
PERJANJIAN BARU
part 3



“yeah...dia di Curug Dago...tempat dimana aku mutusin dia dulu dan disana adalah tempat bersemayam....malem itu aku berusaha ngomong sama dia...kalo akutu cinta sama dia....aku sampe ahirnya nyeritan apa yang terjadi selama ini sama Asnawi....”

“terus...apa reaksi Asnawi?”

“ya dia jadi berbalik....yang semula benci sama aku, jadi cinta...begitupun aku Tami....perasaan kita berdua malam itu kembali bersemi....dan kita pun saling mencurahkan kasih sayang di dalam mobilku”

“maksud mbak...kalian bercinta dalam mobil?”

“iya Tami....kita janji akan saling sayang tapi tanpa harus berpacaran...dan dia juga janji akan nolongin aku biar lepas dari semua kutukan ini”

“hmmmm ............jadi siluman itu ngambil Asnawi?....kenapa kamu gak beladiri mbak? Bukannya mbak punya pedang saktinya mbak kunti?”

“dia ngambil jiwa Asnawi nya senyap Tami!!....waktu aku lagi tidur...pas bangun tiba tiba mayatnya udah ngegantung di pohon”

“licik banget tuh mbak!......tapi apa mbak bisa ngebalikin Asnawi lagi nggak?”

“itu yang lagi aku usahain sekarang Tami....udah 4 hari aku nyari berbagai cara buat ngebalikin dia, but nothing!!..........bahkan aku juga udah ngehubungin saudara-saudaraku di Amerika tapi tetep gak ada solusi”

“apa kamu punya rencana mbak?”

“iya....aku tadi dapet ide cemerlang ketika ibumu nelpon Asnawi....makanya aku manggil kamu sekarang disini.....aku pengen kamu nganter aku sama setan yang bisa manggil siluman...apa kamu punya temen setan lainnya?”

Utami terdiam, dia lalu berjalan mendekat bathub yang dipenuhi es. Utami pun duduk di tepiannya, kemudian mengelus kepala Asnawi yang terlihat membiru. “aku punya temen namanya Ratih....dia kuntilanak sama kayak Hayati....dia pasti bisa ngasih solusi”

“okay kalo gitu....apa kamu bisa nganter aku ke tempat dia?”

“bisa mbak Casey.....sebaiknya kita bergerak cepat, karena Asnawi udah mulai membusuk mbak...aku takut dia mati selamanya”

“ayo kita pergi sekarang!!”

Cascade bergegas menuju mobilnya yang berada halaman villa. Mang ujang ditugasi oleh Cascade untuk terus menambahkan es pada bathub supaya tetap menjaga jasad Asnawi tetap awet.

Perjalanan pun dimulai, Utami masuk kedalam mobil dengan menembusnya. Cascade sangat tergesa gesa dalam menjalankan Land Rovernya. Dia tidak sabar ingin segera menyelamatkan Asnawi. waktu tempuh dari villa menuju rumah Ratih sangat lama, sekitar 3 jam. Padahal waktu itu jam menunjukkan pukul 8 malam, kondisi lalu lintas cenderung sepi.

Akhirnya mereka sampai di sebuah rumah tua yang tampak terbengkalai dan mengerikan. Cascade memarkirkan mobilnya di tepi jalan. Kondisi rumah sangat gelap, Cascade harus menggunakan lampu senter untuk membantunya menerangi jalan masuk. mereka kemudian berjalan secara perlahan ke halaman rumah tua itu. Cascade sangat takjub dengan keadaan rumah Ratih yang terlihat sangat mewah dan bersih dari sudut pandang mata indigonya. Dia memuji selera Ratih yang sangat perfectionist dalam memilik rumah.

Ketika tiba di beranda rumah, Utami mengetuk pintu. Tak lama berselang pintu pun terbuka dan nampaklah sosok Ratih. Dia tampak menggendong sesosok bayi berkepala besar dengan rambut panjang yang terurai sampai menyentuh lantai. Wajah bayi itu ditutupinya dengan kain putih. Ratih menggunakan sehelai kain samping batik untuk menggendong bayi .

“malem mbak Ratih...lama aku tak jumpa!” sapa Utami.

“ehhh..ada Tami....hehehe....apa kabar? Udah lama banget yah kamu gak kesini” jawab Ratih dengan senyum ramahnya.

“iya mbak....heheh...ngomong-ngomong mbak udah punya bayi?”

“hmmm.....iya ini anakku”

“wah...boleh aku liat mbak....pengen gendong hehe” Utami menjulurkan tangannya kearah bayi itu, namun secepat kilat Ratih langsung menepis tangan Utami.

“kenapa mbak!!” Utami terkejut.

“kamu gak boleh pegang anakku...sangat berbahaya!” jawab Ratih dengan ekspresi tegang.

“bahaya kenapa?” tanya Utami bingung.

“beracun Tami!!...kamu bisa mati!!”

“gak masalah kalo gitu mbak...aku kan udah mati”

“yaelaahh...maksudku kamu bakalan hilang dari dunia ini Tami!!!!.......”

“hiiiiihhh!!....amit amit mbak kalo gitu mah”

“iya makanya!!.....eh.....siapa orang yang ada disebelahmu?...apa dia bisa liat kita?”

“oh..iya ....kenalin nih mbak...orang ini namanya Cascade...dia punya indera ke 6 “

Ratih kemudia menyapa Cascade sambil engajaknya bersalaman. Akan tetapi ketika tengan mereka bersentuhan dan Ratih melihat ada tato segitiga dikedua tangan Cascade, tiba tiba Ratih berubah menjadi serius dan memandangi Cascade dengan tajam.

“apa kamu seorang pemburu setan?” tanya Ratih ketus.

“yeah...aku adalah seorang pemburu setan” jawab Cascade dengan tenang.

“TAMIIII!!....kenapa kamu bawa orang kayak gini kerumah ku?....bahaya banget!!” Ratih tiba tiba membentak Utami, namun Cascade segera mendinginkan suasan dengan berlutut dihadapan Ratih.
“aku memang pemburu setan...tapi kali ini aku tidak akan memburu siapapun....aku adalah teman Utami....aku juga teman Hayati.......teman Utami dan Hayati adalah taman ku juga...aku mohon sama kamu untuk bisa menerima keberadaanku disini”

Ratih terdiam, dia berusaha memahami apa yang dilakukan oleh Cascade. Raut wajahnya tampak sangat tegang. “baiklah...aku bisa menerimamu di rumah ini...tapi kamu jangan berani macam macam sama kita!......gini-gini aku udah membunuh puluhan orang seperti kalian ketika meencoba untuk melenyapkanku dari dunia ini!”

“yes..ma’am...eh I mean...baik mbak Ratih...aku tidak akan macam macam....aku sangat menghormatimu”

“aku pegang omonganmu...ayo kita masuk!”

Ratih mengajak Utami dan Cascade untuk memasuki rumahnya yang sangat gelap. Cascade tampak berpegangan kepada Utami karena tidak bisa melihat di kegelapan. Senter milik Cascade mendadak padam dan tidak berfungsi. Utami mengajak Cascade untuk duduk di ruang tamu. Ratih mulai menyalakan cahay lilin untuk menerangi ruangan. Cascade akhirnya bisa melihat wajah Ratih dengan jelas ketika memantulkan cahaya. Ratih duduk di sofa yang langsung berhadapan dengan Cascade.
“kalian mau apa datang kesini?” tanya Ratih kepada Utami dan Cascade.

“hmmm...maaf sebelumnya..mbak Casey ini...eeehhh...jadi dia itu...eeehh..temen.....” Utami memulai pembicaraan dengan sangat grogi.

“aku kesini pengen minta pertolonganmu untuk memanggil siluman kerbau datang kesini!....” tiba tiba Cascade memotong pembicaraan Utami.

“apa tujuan kau mendatangkan siluman kerbau?” tanya Ratih.

“aku ingin menolong Asnawi....”

“APAAAAH!!.....KAMU MAU MENOLONG ASNAWI?....ORANG YANG UDAH MELENYAPKAN SAHABATKU BENDORO...!!!!” Ratih terkejut ketika mendengar nama Asnawi.

“iya.......Asnawi sekarang jiwanya diambil oleh siluman kerbau...aku akan berusaha untuk mengembalikan jiwanya kembali ke tubuhnya”

“KALO BEGITU AKU TIDAK BISA MEMBANTU....” Ratih langsung beranjak dari tempat duduknya lalu pergi menuju kamar. tiba tiba Cascade mencabut pistol dari celananya dan langsung menembak ke arah Ratih. Ratih dengan terkejut langsung menghindari arah tembakan Cascade, kemudian dia mencabut goloknya dari belahan dada dan menyerang Cascade sampai terpelanting.

Cascade tersungkur diatas lantai, Ratih dengan cepat menindih tubuh Cascade yang terlentang diatas lantai sambil menempelkan ujung goloknya yang sangat tajam ke leher.

“berani-beraninya kamu mau menembakku dari belakang!!.....kalo gitu aku akan membunuhmu sekarang!” ancam Ratih.

“bunuhlah aku sekarang juga!!!.......CEPAAAAATTTT!!!!” tantang Cascade dengan air mata berlinang dan napas tidak beraturan.

Utami terlihat sangat panik melihat keadaan yang terjadi. Dia seakan akan membatu dan tidak bisa melakukan apa apa. Bahkan untuk bersuara pun terasa sangat sulit.

“AYO CEPAT BUNUH AKUUUUUUU!!!” teriak Cascade dengan lantang.

Melihat ketguhan Cascade yang menantang dan airmatanya yang terus berlinang, Ratih mulai melunak. Dia melepaskan goloknya dan kemudian berdiri kembali dari atas tubuh Cascade. Dia kembali menyimpan goloknya kedalam belahan dadanya dan memunggungi Cascade. Utami dengan cepat menghampiri Cascade untuk menolongnya dan membantunya berdiri kembali.

“kenapa kau tak jadi membunuhku?” tanya Cascade.

“nyawamu sama sekali tak berharga buatku, jadi buat apa aku membunuhmu” jawab Ratih sambil pergi menjauhi Cascade, lalu menembus dinding untuk memasuki kamarnya.

“dia pergi kamana Tami?” tanya Cascade bingung.

“kayaknya dia gak mau menolongmu mbak.....” jawab Utami.

“tapi kenapa?”

“ya mungkin dia masih punya dendam sama Asnawi karena udah melenyapkan Bendoro”

“emang dia itu siapanya Bendoro?”

“dia sahabat terbaiknya mbak...Ratih dan Bendoro sudah bersahabat sejak mereka masih hidup...dan sampai sekarang ketika mereka berdua mati dan berubah jadi kuntilanak”
“hmmmmm...jadi gimana selanjutnya?”

“maafin aku mbak...kayaknya kita gagal....kita harus mengikhlaskan Asnawi”

“NO WAY!!!.....I CANT DO THAT!!” Cascade membentak Utami.

“begitu juga aku mbak...aku juga sedih ditinggal Asnawi...dia adalah sahabat terbaikku” ujar Utami.

Ketika Cascade dan Utami saling mangasihi dan meratapi nasib Asnawi di dalam ruang tamu, Ratih tangah berada dalam kamarnya sambil mengelus bayinya. Dia tampak berpikir sangat keras atas keputusannya beberapa saat lalu. Tiba tiba bayi itu mengeluarkan tangan mungilnya dari balik kain putih yang menutupinya. Tangan mungil itu menarik-narik rambut Ratih. Dia tampak ingin berbicara sesuatu kepada Ratih. Ratih pun menurutinya, dia mendekatkan telinganya ke mendekati bayi itu, lalu mendengar bisikannya.

Cascade dan Utami pun perlahan mulai mencoba tegar dan tabah dalam menerima keputusan Ratih. Mereka beranjak untuk pulang, namun tiba tiba Ratih kembali muncul dari balik dinding dan mengehentikan mereka.

“stop!!...kalian jangan pergi dulu” kata Ratih. Dia kemudian mengeluarkan sebuah kantung yang terbuat dari kain dari pelahan dadanya. Dia lalu melemparkan kantung itu kepada Cascade.

“kantung apa ini?”

“itu adalah bahan bahan untuk memanggil siluman....kamu tinggal memasukannya kedalam cawan terus mengalirinya dengan darah dan minya terus kamu bakar...maka siluman yang kau maksud akan datang”

Cascade sangat senang bukan kepalang ketika Ratih memberikannya cara untuk memanggil siluman. Cascade dengan terharu mengucapkan terima kasih kepada Ratih karena mau menolongnya. Dia pun berjanji akan mencari cara untuk mengeluarkan Bendoro dari alam perantara yang telah mengurungnya.
...
rijalbegundal
redrices
symoel08
symoel08 dan 51 lainnya memberi reputasi
52
Tutup