Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] - SEASON 2
Selamat Datang di Thread Gue 



Trit Kedua ini adalah lanjutan dari Trit Pertama gue yang berjudul Muara Sebuah Pencarian [TRUE STORY] - SEASON 1 . Trit ini akan menceritakan lanjutan pengalaman gue mencari muara cinta gue. Setelah lika liku perjalanan mencari cinta gue yang berakhir secara tragis bagi gue pada masa kuliah, kali ini gue mencoba menceritakan perjalanan cinta gue ketika mulai menapaki karir di dunia kerja. Semoga Gansis sekalian bisa terhibur ya


TERIMA KASIH BANYAK ATAS ATENSI DAN APRESIASI GANSIS READER TRIT GUE. SEBUAH KEBAHAGIAAN BUAT GUE JIKA HASIL KARYA GUE MENDAPATKAN APRESIASI YANG LUAR BIASA SEPERTI INI DARI GANSIS SEMUANYA.


AKAN ADA SEDIKIT PERUBAHAN GAYA BAHASA YA GANSIS, DARI YANG AWALNYA MEMAKAI ANE DI TRIT PERTAMA, SEKARANG AKAN MEMAKAI GUE, KARENA KEBETULAN GUE NYAMANNYA BEGITU TERNYATA. MOHON MAAF KALAU ADA YANG KURANG NYAMAN DENGAN BAHASA SEPERTI ITU YA GANSIS


SO DITUNGGU YA UPDATENYA GANSIS, SEMOGA PADA TETAP SUKA YA DI TRIT LANJUTAN INI. TERIMA KASIH BANYAK


Spoiler for INDEX SEASON 2:


Spoiler for Anata:


Spoiler for MULUSTRASI SEASON 2:


Spoiler for Peraturan:


Quote:


Quote:


Quote:

Quote:

Diubah oleh yanagi92055 08-09-2020 03:31
totok.chantenk
al.galauwi
nacity.ts586
nacity.ts586 dan 78 lainnya memberi reputasi
77
284.7K
4.2K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
#2938
Kunci Sukses
Minggu-minggu berat harus gue lewatin tanpa Dee. Emang kami tetap telpon dan juga video call, tapi yang gue butuh itu ya dianya ada disamping gue, bukan dia yang ada didalam layar HP atau laptop. Akhirnya gue semakin banyak mengalihkan perhatian gue dengan menulis blog, main twitter ataupun Facebook.

Disana juga gue selalu melayani chat-chat messenger dengan Uun yang beda 6 angkatan dengan gue, dan juga Dewi yang beda 7 angkatan dengan gue. Gue berpikir ini cewek-cewek jaman sekarang pada berani-berani banget ya. atau mungkin mereka menganggap gue nggak terlalu tua secara angkatan, atau secara fisik. Hahaha.

Quote:


Begitulah kira-kira obrolan yang sangat membosankan itu. Begitu pula dengan yang namanya Dewi ini. Basi banget lah. Nggak masuk banget kriteria gue. tapi entah kenapa gue mau iseng aja, bikin mereka suka. Haha. Kayak ada tantangan gitu lah, biar gue juga nggak bosen disini. Karena toh gue nggak bisa ketemu Dee. Nggak bisa jalan-jalan sama dia.

Gue jadinya bawa asyik aja ngobrol sama mereka. Walaupun ini si Uun kayaknya udah ketebak suka sama gue. Soalnya niat banget kalo nanya bertubi-tubi. Nggak suka gue sebenernya diginiin. Tapi yaudah biarin aja. Dia paling mengganggu itu kalau gue lagi aktif di twitter. Awal-awal mah gue ladenin, tapi makin kesini makin basi, jadi gue cuekin aja sekalian. Haha. Udah gitu sok care gitu lagi kan.

Satu malam yang udah ditentukan, gue datang ke daerah kampus, untuk bertemu dengan si Uun ini. Ternyata dia bawa teman, namanya Ria. Satu angkatan dan satu kelas juga. Dia anak dari Medan.

Waktu itu adalah kali pertama gue bertemu dengan yang namanya Uun ini. Biasa-biasa aja, nggak ada yang istimewa, bahan obrolannya juga begitu-begitu aja. Apalagi yang namanya Ria ini. Haha. Cuma menang tok*tnya aja rada gedean, sisanya ya sama aja basinya.

Gue juga secara nggak sadar memulai misi mengumpulkan checklistyang gue perlukan untuk tau apa yang sebenarnya gue kejar. Cewek yang bagaimana sebenarnya yang gue butuh, terlepas dari dia rupawan atau biasa-biasa aja. Makanya gue memulai dengan coba berbicara dengan cewek-cewek ini.

Dimulai dari yang namanya Uun ini. Kemudian yang dengan tidak sengaja datang lagi, Dewi. Dan gue sama sekali nggak nemuin keistimewaan yang sesuai dengan apa yang gue butuhkan. Tapi nggak apa-apalah, namanya juga usaha. Haha.

Sejauh ini yang paling fit buat gue dari seluruh pengalaman gue adalah, Keket dan Anin, baru Dee. Tapi mereka masih belum benar-benar memenuhi hampir seluruh kriteria yang gue butuh. Entah kenapa gue merasa masih ada yang kurang dan masih harus dilengkapi.

Gue sempat berpikir untuk melihat ke diri gue sendiri, ketika gue menetapkan beberapa kriteria, apa yang diri gue sendiri punya dan bisa ditawarkan sebagai atraksi menarik lawan jenis biar suka dan memenuhi kriteria mereka? Makanya gue terus memperbaiki diri, walaupun ya susah sih emang. Haha.

“Yaudah lo berdua pesan aja mau makan apa ya. santai aja.” Kata gue.

“Ah nggak enak, baru juga ketemu masa langsung suka-sukanya.” Kata Uun.

“Yaelah santai aja nggak usah jaim didepan gue. Kalau lo pada makannya banyak, ya makan aja yang banyak jangan ragu-ragu. Tenang aja gue nggak ilfil kok.”

Ria hanya senyum-senyum dan diam aja. Setiap gue ajak ngomong, dia banyakan senyum dan jawab seperlunya. Gue tau cewek ini lagi jaim parah didepan gue. haha. Bodo amat juga sih sebenernya.

Makanan pesanan kami akhirnya datang. Gue mulai memakannya dan dua cewek ini gue tau banget lagi jaim didepan gue.

“Udah biasa aja. Kalau makan banyak ya makan aja jangan nggak diabisin. Haha.”

“Hehe iya…” jawab mereka.

Ujungnya makanan mereka nggak abis. Disini gue agak kecewa, kenapa sih cewek itu hampir semuanya begini yang gue kenal? Suka jaim begini. Bahkan Dee aja yang udah gue tau luar dalam aja masih suka nggak abis kalau makan. Padahal gue tau dia juga bisa makan banyak. Bukannya apa-apa, tau namanya mubazir kan?

Sehabis makan dirumah makan itu, gue menyerahkan jaket berwarna biru putih seperti jaket para pemain bisbol tapi bahannya sangat tebal jadi bisa sangat menghangatkan itu ke Uun.

“Makasih banyak ya kak. Nanti aku bakal jagain ini jaket dengan baik.”

“Haha iya, pake aja sesuai kebutuhan. Jangan dikelonin. Ntar malah kepikiran gue. hahaha.” Kata gue mau mencoba mencairkan suasana.

“Iya kak. Akan aku pakai dengan baik. Aman kak pokoknya nanti dibalikin bakal lebih oke keadaanya.”

“Haha ya terserah aja ya. yang penting jangan sampai ilang, oke?”

Sepulang dari sana, gue rencana akan menginap di kostan teman gue si Endy. Letaknya agak jauh dari kampus tapi ya nggak apa-apa, toh gue kan nggak ada urusan juga dikampus. Anin sekarang udah full pindah ke ibukota, udah nggak ngekost lagi. Gue sempat diundang untuk datang ke wisudanya dia, tapi waktu itu ternyata bentrok jadwalnya dengan pekerjaan gue ke luar kota.

Sampai dikostan Endy, gue langsung bisa masuk karena belum terlalu malam. Pagarnya masih dibuka. Gue pun menunggu di ruang TV. Sebagian besar temannya yang ada disini sudah gue kenal semua. Adik kelas semuanya. Gue mengirim chat ke Endy tapi belum dibalas. Kemudian gue iseng aja nguping didepan kamarnya dia. Soalnya kayaknya ada suara cewek didalam. Ooooh, ternyata sedang eksekusi ini si Endy bangs*t. hahaha. Malam minggu malah eksekusi jam segini. Tau aja teman-teman kostannya lagi pada ngapel. Haha.

Teman gue yang satu itu adalah orang yang paham banget dunia malam. Dia bisa menemukan celah dunia malam di kampus gue, dan juga daerah-daerah sekitar kampus yang sekiranya bisa dipakai untuk “buang t*i macan.” Gue banyak tau dunia malam ya dari dia ini. Kalau sama Anin kan gue main ke dugem, tapi kalau dari Endy gue banyak mendapatkan informasi bagaimana menyalurkan hasrat dengan cara berbayar. Tapi gue minat? Ya nggak lah, kalo gue kan misalnya bisa gratisan kenapa harus bayar mahal? Hahaha. Kebetulan emang si Endy ini udah jomblo dari lama banget.

Gue menunggu sekitar setengah jam dari awal gue masuk ke ruang TV. Kamar Endy adalah kamar paling pojokan yang dekat dengan pagar. Agak rawan sebenarnya, karena dia dua kali kemalingan. Pintu kamarnya terbuka dan nggak taunya gue melihat cewek yang keluar adalah adik kelas gue juga. Teman sekelas si Herman (4 angkatan dibawah gue). Namanya Vici Veronica. Harusnya gue nggak heran. Tapi ini gue sangat heran. Kenapa? Karena dia adalah pacar dari salah satu cowok angkatan Keket. Pacaran mereka pun udah lumayan lama. Makanya gue sangat kaget. Hahaha.

“Eh ada Bang Ija. Apa kabar bang?” kata Vici.

“Eh Vici. Kabar baik gue. Lo tumben nggak malmingan? Hehehe.” Kata gue meledek.

“Hehehe nggak bang, gue ada ketemu sama Bang Endy, bang.”

“Oh, ketemu ya? hahaha.” Kata gue.

“Haha, yaaaa, tau lah bang.” Katanya sambil tersenyum menggoda.

Lalu Vici pamit pulang duluan. Nggak lama Endy keluar dari kamar kostannya.

“Wah, ada lo Ja? haha. Nggak bilang-bilang lo dateng.” Kata Endy.

“Liat HP lo bangs*t. hahaha. Makanya kalo ngew*in pacar orang jangan semangat-semangat. Hahaha.”

“Haha anj*ng lo pake ngeledek lagi.”

“Lo mau anterin dia dulu?”

“Iya nih. Sebentar ya. lo masuk aja. Didalam ada cemilan sma kopi sachet kalo lo mau. Ntar bikin aja ya. gue udah beli dispenser, jadinya udah ada air panasnya.”

“Oke sip selow. Yaudah lo berdua hati-hati ya.”

“Pamit dulu ya bang.” Kata Vici ke gue, sambil senyum yang luar biasa menggoda.

“Woi, inget udah punya Dee lo. Gue kalah saing sama lo buat dapetin Dee, sekarang masa cemceman gue mau lo embat juga. Hahaha.” Kata Endy.

“Lah, ya kagak lah. Santai aja bro. hahaha.” Kata gue.

Mereka pun meninggalkan kostan dengan meminjam motor gue. kala itu gue datang kesana dengan motor. Berasa banget capeknya waktu itu. Jadi gue pun mau rebahan dulu. Tapi apa yang gue liat? Pemandangan after sex itu terlihat. Berantakan. Dan gilanya sprei yang berwarna merah itu basah disalah satu sisi bawahnya. Apa iya si Vici ini bisa squ*rt sebanyak itu? Hahaha. Anj*ng pikiran mesum amat lo Ija.

Gue membuka spreinya dan menggantinya dengan yang baru. Gue juga membereskan seluruh kamar ini. Seperti biasa gue nggak bisa banget ngeliat segalanya berantakan. Gila kayanya gokil juga nih pertarungan yang sebelumnya terjadi disini.

Selama sekitar satu jam gue nunggu. Disana juga gue menulis tulisan-tulisan mengenai unek-unek gue di sebuah blog. Tulisan mengenai kondisi ekonomi negara, kondisi politik, komen-komen masalah olahraga favorit gue yaitu sepakbola, dan macam-macam lainnya.

Gue sangat senang ketika ada platform semacam Twitter. Gue lebih bebas berkomentar dan juga mengutarakan pendapat (kala itu belum banyak yang namanya SJW-SJW (Social Justice Watcher) yang biasanya ngomenin segala sesuatu pake bahasa inggris, dan biasanya juga berlagak seperti kaum elitis paling keren sejagad maya).

Dewi dan Uun ini seperti berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatian dari gue kalau di media sosial. Tapi gue nggak suka secara frontal menunjukkan respon yang baik terhadap orang-orang yang sok pingin diperhatikan balik kayak gitu. Jadi gue lebih banyak merespon di chat pribadi daripada di media sosial.

DEE CALL

Quote:


Percakapan-percakapan gue selanjutnya setiap telponan nggak jauh-jauh dari kayak gini aja terus. Keluhan demi keluhan yang dia lontarkan selama bekerja nggak pernah henti dia ceritakan ke gue. gue sih sabar aja dengarnya. Tapi lama-lama gue gerah juga dan kok sepertinya kayak nggak ada progres di hubungan ini. Gini-gini aja.

Lama-lama keadaan yang sangat membosankan melanda gue. Gue merasa ada yang hilang dari hubungan ini. Keharmonisan yang seperti dipaksakan untuk ada itu membuat gue nggak nyaman sama sekali.

Dari kejadian ini jugalah gue mendapatkan pelajaran lagi, kalau gue sudah menemukan lagi apa yang gue cari dan butuhkan, yang ternyata nggak ada di Dee. Checklist gue untuk pemenuhan kebutuhan ini semakin bertambah, dan inilah yang membuat gue mencoba untuk melakukan pencarian (lagi) walau belum dalam tahap serius.

Gue masih mencintai sosok Dee yang seperti itu dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Karena gue berpikir, dia dengan kekurangannya masih bisa gue lengkapi dengan apa yang gue punya kok.

Jelasnya, sosok cewek-cewek yang datang silih berganti dalam kehidupan gue selama ini membuat gue semakin banyak belajar untuk mengerti mereka, dan mempelajari kebiasaan mereka. Dari sini juga gue akhirnya bisa menyimpulkan cewek mana yang cocok mana yang nggak. Kriteria tersebut gue buatkan dalam bentuk prosentase. Dan nggak ada yang mencapai lebih dari 50% dari kriteria yang gue tetapkan.

Ingat, kriteria ini sudah gue turunkan dengan tidak memasukkan fisik yang cantik atau anggun atau menawan dan atau atau lainnya yang bersifat fisikal. Ini hanya menjadi prioritas kesekian dalam pencarian gue.

Endy sudah kembali ke kostan. Dia seperti udah sadar akan banyak pertanyaan yang akan gue ajukan. Jadi dia setelah membuat kopi langsung cerita kenapa dia bisa “memakai” Vici.

“Gue itu suka chat sama dia dari jaman sebelum dia jadian sama si Bang Hendri. Tapi ya gitu, dia nggak mau komitmen sama gue. eh ujung-ujungnya malah komitmen sama kakak kelas kita sendiri. Bangs*t emang. Haha.”

“Terus gimana urusannya lo bisa jadi deket lagi sama dia pas dia udah pacaran, Dy?”

“Ya gue terus komunikasi sama dia. Terus kan gue juga chat pribadi sama dia. Dengan ilmu dunia malam yang gue punya, dia mau aja gue suruh kirim-kirim yang mantap-mantap kalau malam. Hahaha.”

“Hahaha. Anj*ng, memanfaatkan kelemahan cewek engasan ini berarti.”

“Ya kurang lebihnya begitu. Terus lama-lama kan dia jadi suka engas sendiri tuh ya. kapan waktu pernah pas kita ketemu, dia yang ngajakin gue duluan. Hahaha.”

“Gampang amat? Hahaha.”

“Dia mah sama siapa juga mau itu, asal bisa puas.”

“Seriusan lo? Haha. Mayan dong gratisan?”

“Lumayan banget bagi jomblo kayak gue. beda kan sama lo yang gampang banget bikin cewek suka sama lo. Gue udah berulang kali mraktekin tips dari lo, tetep aja selalu gagal. Hahaha.”

“Berarti kurang hoki lo Dy. Hahaha. Terus-terus, ini gimana urusannya sampe becek begini?”

“Haha, dia itu kalau udah main gila banget. Stamina kuda, segala gaya mau, udah gitu kalau udah keluar bisa muncrat-muncrat kayak orang lagi pipis gitu. Tadi aja gue kesiram pas banget dimuka, berasa disiram air keran gue. Pas banget lagi posisinya enam sembilan. hahahaha.”

“Anj*ng! bangs*t bener! Hahaha. Gue belom pernah ngerasain yang model begini nih. Haha.”

“Ya, cari aja coba yang bisa begitu. Hahaha.”

“Lah gimana nemuinnya? Masa gue interview dulu. Yak, anda kalau lagi nafsu bisa sampe keluar kayak lagi pipis gitu nggak? Kan nggak mungkin gue tanya gitu, gobl*k. hahaha.”

“Haha, ya nggak kayak gitu juga malih. SSI dong. Pelan-pelan. Lo mah nggak bisa SSI sih jadi orang. Gue aja heran lo cara ngomongnya kayak gimana kok bisa cewek-cewek itu mau sama lo ya. hahaha.”

“Gue nggak bisa kalo ngegodain gitu kan. Itu mah lo yang bisa. Gue juga heran kenapa lo malah nggak bisa dapet cewek yang mau dipacarin sama lo. padahal rayuan lo cukup maut menurut gue. hahaha.”

“Nah itulah. Mungkin guenya nggak hoki kali ya Ja.”

“Hahaha, iya kali ya.”

Endy ini merupakan salah satu dari banyak BSH (Barisan Sakit Hati) nya Dee. Ketika mengetahui Dee jadian sama gue yang notabene udah nggak pernah muncul dikampus, itu sangat mengejutkan dan sangat membuat orang-orang ini sakit hati.

Kebanyakan dari mereka bertanya, kapan pedekatenya? Kapan ketemunya? Kok udah jadian aja? Sedangkan kita yang sering ketemu dan ngobrol dikampus malah kalah telak dalam perburuan Dee. Endy dulu bahkan sempat nembak duluan, tapi ditolak mentah-mentah. hahaha.

Gue selalu bilang sama Endy dan teman-teman lainnya, testimoni hampir semua cewek yang pernah dekat bahkan jadi cewek pengisi hati gue adalah soal kenyamanan. Tampang atau fisik bisa di-nomer-sekian-kan, tapi masalah kenyamanan ini menjadi kekuatan utama untuk meluluhkan hati mereka. Jadi ya gue akan selalu bilang kalau bikin nyaman cewek adalah kuncinya. Timing berbicara dan pemilihan kata yang disesuaikan dengan suasana hati mereka juga jadi salah satu kunci sukses lainnya.

Untuk para pejuang cinta yang sedang mencari atau menjaga hati pasangannya, ingat, kenyamanan dan timing yang tepat dalam berbicara dengan lawan jenis atau pasangan lo adalah kunci utama. Jangan pernah sepelekan hal ini. Banyak juga yang pernah bertanya sama gue, kalau gugup dan nggak bisa ngomong gimana? Gue selalu jawab, jangan maju dulu. Latian lagi sampe lo benar-benar percaya diri. Kenyamanan bisa lo kasih, tapi lo nggak bisa mengutarakan itu sama aja percuma, sia-sia.

First impressionitu penting banget. Kalau first impression lo tergagap atau malah jadi basi dan bikin lawan bicara lo jadi nggak nyaman, yaudah siap-siap kecewa diakhir. Ini juga berlaku nggak cuma dihubungan percintaan, tetapi juga pertemanan, bahkan relasi bisnis.

Bagi relasi bisnis sendiri, cross gender itu sangat penting loh. Maksudnya, ketika lo berbicara dengan klien atau rekan bisnis, usahakan dapat yang beda kelamin deh. Kayak misalnya gue, gue akan lebih mudah deal atau mencapai kata sepakat, dan lebih mengalir perbincangannya ketika lawan bicaranya adalah cewek, walaupun dengan yang sama-sama cowok juga nggak masalah, tapi kecenderungan ketertarikan lawan bicara karena beda gender inilah yang seringkali menjadi kunci sukses, selain timing dan kenyamanan yang lo tawarkan ke lawan bicara lo.

Kesampingkan faktor umurnya, tua muda nggak masalah, asal beda kelamin. Hehehe. Selain lo juga harus perkuat diri lo dengan wawasan-wawasan terbaru dan paling mutakhir, jadi lo lebih terlihat smart dan klien akan lebih mudah percaya dengan omongan lo ketika topik pembicaraan kembali pada urusan bisnis.

Tapi, nggak semua bisa sukses dalam menjalankan cara ini. Banyak juga yang gagal. Gue pun pernah mengalami beberapa kegagalan, baik dalam urusan percintaan maupun bisnis, ketika menerapkan cara-cara ini. Tapi dengan kegagalan itu gue belajar dan terus memperbaiki kemampuan dan akhirnya nemu celah sendiri. Istilahnya gue bisa mengutak atik rumusan dasar menjadi rumus turunan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.

“Ja, nanti datang ya resepsi. Syukur-syukur bisa dari akad. Hehe. Ini undangannya, maaf lewat chat gini ngasihnya ya.”

Sebuah kabar yang mengagetkan gue.

Diubah oleh yanagi92055 24-11-2019 03:10
annisasutarn967
fakhrie...
sampeuk
sampeuk dan 35 lainnya memberi reputasi
34
Tutup