panpanochioAvatar border
TS
panpanochio
Milk & Mocha

Halo semua, ijinin gue seorang newbie untuk menceritakan sebuah kisah dari pengalaman gue, mungkin bagi beberapa orang pengalaman gue ini ga menarik. Perkenalkan nama gue Rendra, selamat datang di thread ini.

Cerita ini sepenuhnya real bagi orang-orang yang mengalaminya. Maka, gue bakalan pake nama asli mereka demi melindungi privasi. Nggak, becanda.


Quote:



Jangan lupa RATE and REPLYemoticon-Betty


Spoiler for Prolog:



Spoiler for Index:
Diubah oleh panpanochio 16-07-2020 14:04
Rindaoktavia009
sitinur200
fauzan.rifaza
fauzan.rifaza dan 55 lainnya memberi reputasi
52
20.6K
169
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
panpanochioAvatar border
TS
panpanochio
#106
PART 16



Rasa sesak berkecamuk di dalam dada gue. Ini adalah pertama kalinya gue di tolak cewek secara langsung, iya langsung di depan muka. Ternyata gini toh rasanya di tolak cewe secara langsung. Bukan, bukan malu yang gue dapati, tetapi perasaan yang susah buat gue jelasin. Cita, mungkin selama ini gue menyalahkan arti sikap baik dia ke gue, dia memang baik kepada semua orang, dan gue, hanya terbawa perasaan oleh sikapnya yang manis.

Ahh, seperti inikah rasanya cinta bertepuk sebelah tangan? Rasanya gue mengutuk diri gue sendiri, kenapa gue terlalu cepat untuk ungkapin perasaan gue.

Terasa lama mata kuliah hari ini berjalan, setelah berjibaku dengan ruwetnya kelas hari ini akhirnya gue bisa pulang. Hari ini gue ada janji untuk ke kantor yang ada di daerah C******g bersama Andi. Setelah pulang kuliah, gue langsung menuju ke kantor untuk segera menyusul Andi yang telah duluan kesana.

Sekitar pukul 3 sore gue sudah sampai di kantor. Gue segera menuju ke lantai atas untuk menemui rekan gue dan membahas kerjaan yang akan gue garap. Rekan gue ini bernama Pak Dwi, beliau sudah berumah tangga dan memiliki 2 orang anak yang masih kecil-kecil. Awal bertemu dengan beliau saat itu gue diajak Andi untuk membuka usaha dibidang IT. Sebenernya disini gue bukan hanya bekerja, tetapi gue juga termasuk memegang saham, ya walaupun cuma 20 persen, begitupun Andi. Jadi setiap kerjaan yang perusahaan gue dapatkan, gue mendapatkan hasil sebesar saham gue tersebut. Perusahaan gue ini baru berjalan bulan Juli kemarin. Yaa, disaat Rani tidak sabar untuk menunggu hasil jerih payah gue, dan memilih untuk berpaling, setelah itu barulah perusahaan gue bisa berjalan. Mungkin Tuhan menunjukkan gue jalan, bahwa Rani bukan yang terbaik buat gue.

Setelah mendapat arahan dari Pak Dwi, gue dan Andi keluar untuk sejenak mencari udara segar. Sore ini, ditemani sebatang rokok yang sudah lama gak gue hisap kembali menemani lamunan gue. Matahari sore terlihat lebih indah, sayangnya banyak awan yang menutupi langit, namun tanpa mengurangi keindahannya.

“Gimana cuk lu jadi nembak Cita?” sahut Andi disamping gue

“Udah tadi di kampus gue tembak”

“Terus gimana? Ditolak ya lu?” ledek Andi

“Belom dijawab, butuh waktu buat jawab katanya” jawab gue mengelak, ya kali gue ngaku kalo ditolak, mau ditaro dimana muka gue emoticon-Big Grin.

“Yaah, ditolak dah, cewek mah kalo udah ngomong gitu pasti ditolak” ledek Andi lagi.

“Hahaha liat aja nanti” jawab gue dengan senyum kecut

Gue membuka hp gue dan berniat mengirim chat ke Cita sekedar menanyakan apa yang sedang ia lakukan. Hari ini adalah jadwalnya Cita mengajar. Balasan terakhir dari Cita gak gue buka, rasanya gak semangat untuk sekedar bercanda dan saling mengirim pesan dengan dia.

Malam pun tiba, setelah menjalani kewajiban maghrib, gue bersama Andi, Pak Dwi, dan satu temannya Pak Dwi yang bernama Mas Ibnu maka malam bersama. Sambil mengobrol ringan menemani makan malam kami. Setelah selesai, gue pun membuka hp untuk chatingan dengan Cita karna jam segini ia sudah pulang.

“Cita udah pulang”

“Udah ni baru sampe di rumah sodara Cita tapi ga ada orang emoticon-Frown

“Cita nginep lagi? Maaf ya gabisa jemput, rendra lagi di c******g soalnya”

“Iyaa nginep. Iya gapapa rendra”

Sebenernya bisa aja gue menjemput Cita, tapi males aja, yang ada tambah malu gue gara-gara ditolak. Gak terasa udah jam 9 malem, gue dan Andi bersiap-siap untuk segera pulang. Sebelum pulang, gue menyempatkan untuk mengabari Cita bahwa gue akan jalan pulang.
Gue dan Andi beriring-iringan jalan, karna kami sama-sama mebawa motor. Lagi-lagi malam yang ramai ini justru membuat gue merasa kesepian. Cita, apa gak bisa kamu kasih aku kesempatan buat milikin kamu?

Sekitar setengah jam perjalanan, akhirnya gue sampai dirumah. Gue segera merebahkan badan gue dan mengecek notifikasi hp. Ternyata ada balasan dari cita yang berpesan agar gue hati-hati diperjalanan pulang. Gue berlanjut chattingan singkat dengan Cita.

Hari ini cukup melelahkan, gue mengingat-ingat kejadian pagi tadi, entah kenapa sulit untuk melupakan kejadian itu. Lagu Air Supply yang berjudul Making Love Out of Nothing at All menemani malam gue, yang terlelap hingga pagi hari.

Keesokannya, hari kamis adalah jadwal dosen yang sangat santuy, gimana enggak, absen seluruh mahasiswa dibuat hadir semua. Gue berniat untuk bolos kuliah hari ini, ditambah gara-gara kejadian kemarin membuat gue hilang semangat untuk masuk kuliah. Gue membuka grup kelas dan mengabari bahwa gue izin karna sakit. Hari ini kerjaan gue cuma rebahan dan membaca forum di internet, gue galau seperti para abg pada umumnya yang ditolak sama cewe yang disuka. Gue sengaja gak mengabari Cita bahwa gue gak masuk kuliah, biarin dia aja yang nyariin gue, gue mau ngilang hari ini. Tapi apa iya Cita bakal nyariin gue? Hingga sore hari, pukul 17:00 terdapat pesan masuk dari Cita.

“Rendraa, sakit apa?”


Everytime I see you all the rays of the sun are
Streaming through the waves in your hair
And every star in the sky is taking aim at
Your eyes like a spotlight
The beating of my heart is a drum, and it's lost
And it's looking for a rhythm like you
You can take the darkness at the pit of the night
And turn into a beacon burning endlessly bright
I've gotta follow it 'cause everything I know
Well, it's nothing 'til I give it to you
I can make the runner stumble
I can make the final block
I can make every tackle at the sound of the whistle
I can make all the stadiums rock
I can make tonight forever
Or I can make it disappear by the dawn
I can make you every promise that has ever been made
And I can make all your demons be gone
But I'm never gonna make it without you
Do you really want to see me crawl
And I'm never gonna make it like you do
Making love out of nothing at all
donny065
littlebboy
lagoo178
lagoo178 dan 3 lainnya memberi reputasi
4