wisdeeeAvatar border
TS
wisdeee
Cinta Tanpa Restu Orangtua
Part 1 - Pertemuan

Hey agan semua. Aku mau berbagi sedikit cerita hidupku. Plot twist aku cewek ya gan.
Semua karakter, nama, aku samarkan semua.
Jangan tanya dia siapa karna nggak akan aku jawan hihi.
Okee... Let's begin..
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Hari ini adalah bulan Agustus, tahun 2013.
Aku berstatus sebagai mahasiswa baru (maba) sekarang di sebuah perguruan tinggi di Jogja.

Hari itu adalah hari terakhir ospek dikampus, banyak sekali kegiatan disana. Karena kami harus berembug dengan teman satu kelompok untuk pengisi acara di Malam Inagurasi saat itu.

Pun, beberapa hari selanjutnya kami masih berkumpul untuk pembahasan kelompok kami akan menampilkan apa. Hingga hari H pun tiba, dan kami pun menampilkan drama musikan saat itu dan tidak ada kejadian yang begitu menarik hati, kecuali si kating yang mulaki curi-curi pandang kearahku dan geng ku saat itu.
Dalam 1 geng ku banyak yang naksir doi, karna ya dia si ketua UKM Musik saat itu, dan lagi dia seorang vokalis band indie di Jogja yang tengah merintis karir.

Dia mendekatiku, dan benar saja dia meminta pin BB ku 🤔
Kita saling bertukar pin BB, dan aku pulang duluan dari acara inagurasi tersebut tidak lama setelah itu.
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Hari-hari setelah ospek berjalan seperti biasa, hanya kuliah, kumpul dengan teman kelas. Dan juga mulai masa PDKT dengan kating ini.

Sandi : Hey, dimana ?
Dinta : Baru selesai kuliah ni, mau makan di warung bu Minah
Sandi : Oke. Nanti ke BEM ya, aku mau ngomong sebentar
Dinta : Ok

Selesai makan di warung bu Minah, aku langsung ke ruang BEM karena memang aku parkir motor didepan ruang BEM.
Sandi sudah menungguku di depan ruangan, sambil memainkan gitar kesayangannya.

Sandi : Sudah selesai makanmu ? Mana temen-temenmu ?
Dinta : Udah, mereka balik duluan ada janji katanya sih.
Sandi : Oh gitu, sini deh duduk. Aku mau ngomong.
Dinta : Apaan sih ?
Sandi : mmm aku suka sama kamu. Kamu mau nggak jadi pacarku ?
Dinta : ............
Sandi : Heh jawab dong...
Dinta : Gimana ya. (Pura-pura mikir)
Sandi : Buruan dong.
Dinta : wkwkwk iyaaa aku mau
Sandi : seriusan nih ? Kita pacaran ya sekarang ?
Dinta : iyeeee 😰

Wihiii baru sebulan kuliah sudah punya pacar aku wkwk. Pikirku saat itu.
Tapi tidak taunya, yang di tembak oleh Sandi tidak hanya aku, bukan hanya aku yang dia buat melayang dengan voice note lagu-lagu cinta miliknya. Dan kebanyakan cover lagu Sheila on 7 yang selalu mengena ya kan.

Jadi kami berpacaran tidak lebih dari 1 minggu. Rekor baru nih dalam pacaran ya kan.
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Satu bulan setelah inagurasi memang selalu ada tradisi di fakultasku mengadakan acara Makrab untuk saling mengakrabkan antar maba, kating, alumni, dosen dan juga petugas di fakultas.

Jadilah hari itu sabtu dan minggu di bulan september akhir, aku ikut acara itu.
Acara itu seru sekali, tetapi ada satu pembahasan tentang seorang maba yang katanya baru masuk kuliah saat makrab ini.
Saking hebohnya, seluruh cewek di kelas ku membicarakannya.
Aku belum pernah melihatnya, entah, seperti tidak ada ketertarikan ku dengan sosok ini.
Dia bernama Dika, laki-laki muda, tampan, seorang atlet, dengan badan proporsional seorang atlet, dan juga dia kaya. Itulah yang teman-temanku katakan.

Aku tidak menaruh perhatian ke dia, karna teman-teman ku sudah menyukainya terlebih dulu. Dan membicarakannya terus menerus.

Saat itu kegiatan makrab adalah outbond dimana kami dikelompokkan oleh kating. Untungnya aku tidak satu kelompok dengan Dika.
Jadilah hari itu aku nikmati semua rintangan yang diberikan oleh kating, sampai, saat halang rintang dimana aku harus menaiki semacam jaring laba-laba. Sejujurnya aku berani untuk memanjat, tetapi entah kenapa saat itu kaki ku mendadak kram, dan tidak bisa digerakkan untuk melangkah turun sekalipun.
Tak kusangka, sesosok laki-laki membantuku untuk turun, dengan memegangiku dengan perlahan hingga aku turun. Tidak sampai disana, dia sedikit memijat kaki ku, dan ajaibnya kaki ku baik-baik saja setelah dipijat olehnya.

Dinta : Hey, makasih ya.
Dika : Oke. Sama-sama. (Menjawab seraya langsung berjalan kembali ke kelompoknya)

Selesai outbond kami langsung kembali ke hotel tempat kami menginap. Karena harus segera packing untuk kembali ke rumah, dan masih ada acara perpisahan sebelum pulang.

Sudah mandi dan sudah packing. Aku segera menggendong tasku yang kubawa, langsung menuju aula tempat pertemuan. Karna aku bukan tipe cewek yang ribet membawa banyak barang saat pergi hanya 2 hari begitu. Berbeda dengan teman-temanku yang lain. Hihihihi jadilah aku sampai di aula bisa dibilang awal juga sih.

Disana sudah banyak kating yang menunggu kami di aula. Ada sesosok maba yang aku kenal orang itu bersama dengan kelompok alumni. Ya dia Dika. Sedang berfoto dengan seorang alumni yang sangat menginspirasi saat itu.

Aku hanya duduk di bangku ku, sambil melihat HP ku, mengabari Ibuku bahwa aku sudah bersiap akan pulang dari acara makrab itu.

Selesai acara perpisahan. Dia menghampiri ku.

Dika : Hey, Dinta. Aku kemarin waktu kamu perform dance foto kamu (sambil nunjukin kamera DSLR yang dibawanya)
Dinta : Iya kah ? Lihat dong.
Dika : Yaah, kebetulan baterai nya low nih. Besok senin deh ya dikampus.
Dinta : Oh okee boleh deh, aku minta nomer WA mu aja ya
Dika : Nih (sambil memberikan HP-nya). Tulis nomormu, nanti aku WA ya.
Dinta : Siap, tak tunggu ya fotonya 😁

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Hari itu sampe dirumah, aku langsung tidur. Karna kecapekan, dan baru bangun senin paginya.
Aku baru ingat jika ada kelas jam 09.00, aku langsung bersiap-siap ke kampus, tanpa membuka HP ku saat itu. Hanya ku masukkan dalam tas, dan aku bergegas ke kampus.

Kelasku untung saja belum di mulai, dan aku langsung mencari tempat duduk yang ada dibarisan tengah, dan deretan yang tidak terlalu dibelakang.
Aku sadar diri karena ya, aku punya masalah dengan penglihatan, yaitu, silinder dan minus yang sudah lumayan berat.
Jadilah aku duduk disana, sambil menunggu dosen masuk, ku buka HP ku, ternyata ada sebuah pesan WA dari Dika.

Dika : Din, sudah tidur ? ( 19.30 )
Dika : Pagi Din, kuliah nggak ? ( 07.00 )
Dinta : Hey Dik, udah tidur aku semalem, baru buka HP nih. Kuliah lah aku, kamu juga kan ?

Belum sampai di balas WA itu, si orang yang ku kirimi pesan masuk kelas dengan gerombolan geng laki-laki nya. Berjalan dengan tetap stay cool, tapi sambil melirik ku dan senyum ke arahku.

Aku pun membalas senyumnya.

Dika : Ada kegiatan nggak hari ini ?
Dinta : Ada sih, nanti siang selesai kuliah tapi. Kenapa ?
Dika : Yaah ya sudah, mau ngajak kamu jalan nanti. Tapi yasudah.
Dinta : Okee deh ya, mungkin lain kali hehe.

Saat itu, aku tidak menceritakan perihal kedekatanku dengan Dika ke teman-teman ku karena ada salah seorang temanku yang dia mengaku sudah ditembak oleh Dika.
Aku tidak ada maksud apapun saat itu. Karna aku pikir ya kami hanya berteman tidak lebih.

Hari itu selesai kuliah, aku ada jadwal pemotretan di daerah pantai selatan.
Aku dijemput temanmu, dan kita langsung berangkat ke lokasi, karena si fotografer sudah menunggu kami disana.

Pemotretan selesai sekitar jam 6 sore, dan kami pun langsung bergegas pulang. Kala itu, aku dibonceng Putri, sialnya, di tengah jalan ban motor yang kami kendarai bocor. Kami harus berjalan kaki, menuntun motor kurang lebih 10 menit, sampai kami menemukan tukang tambal ban.

Sambil menunggu tambal ban, kubuka HP ku.

Dika : Gimana kegiatanmu, sudah selesai ?
Dinta : Udah, ini lagi tambal ban di jalan bantul nih
Dika : Lah ? Kamu naik apa kesana nya ?
Dinta : Bonceng temenku ni,
Dika : Nggak bawa motor kamu emang ?
Dinta : Enggak
Dika : Aku lagi di Jogja ni, tak jemput sekarang ya kesana. Aku otw.
Dinta : (Lah dia Jogja ? Emang rumahe dia mana ?) Lah jangan ngrepoti nanti.
Dika : Aku udah dijalan. Tunggu.
Dinta : ya deh, tiati ya.

15 menit kemudian, Dika sudah sampai lokasi ku tambal ban dengan teman ku. Saat itu dia mengendarai mobilnya, datang menghampiri kami, dan kebetulan tambal ban nya sudah selesai.
Aku akhirnya pulang bareng Dika, untung saja Putri mengerti kondisinya, dan mempersilahkan aku pulang tidak dengannya.

Dijalan pulang Dika bercerita tentang dirinya. Dia ternyata berasal dari Kulon progo, seorang atlet gulat dan lagi dia seorang penjual kembang api saat musim puasa.
Seketika aku langsung terpana dengan semua kegiatannya, hebat sekali, semuda ini, sudah rajin kerja, disaat seumuran kami, masih sibuk dengan hura-hura tidak jelas.

Dia pun mengajakku untuk nongkrong sebentar di sebuah cafe di jalan wates. 😁
Kami ngobrol ngalor ngidul sampe lupa waktu, akhirnya jam 21.00 dia mengantarkan ku pulang kerumah.
Hari itu berakhir dengan senyam senyum sendiri di kamar sebelum menjelang tidur.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Seminggu kemudian, saat dikampus aku bertemu dengan Dika saat makan siang.
Kutanyakan hal tentang apakah benar jika dia dan Lilis sudah berpacaran.
Dika menjawab bahwa tidak. Lilis bukan pacarnya, bahkan dia belum pernah menembak Lilis sekalipun. Entah dari mana gosip itu beredar.

Pernyataan itu membuat ku sedikit lega, karena ya, aku sedang dekat bukan pacar temanku.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Kami terus PDKT, dan hampir setiap hari kami selalu pergi, entah hanya sekedar berjalan-jalan ke Malioboro Mall di sore hari atau hanya nongkrong di angkringan batas kota.

22 Oktober 2013
Pagi itu, aku tengah bersiap-siap karena, rencana aku dan teman-temanku akan pergi piknik ke Kulonprogo. Ya ini ide Dika. Dia itu layaknya duta wisata Kulonprogo aku rasa ya 😂

Pukul 07.00 Dika sudah ada didepan rumahku sambil mengobrol sama Bapakku, dan Ibuku. Aku berpamitan untuk pergi dengan Dika, dan kitapun bergegas pergi.

Kami janjian dengan teman-teman di jalan wates dekat Univ. Mercubuwana.
Dan akhirnya kita gas ber-touring ria menuju tempat wisata Kali Biru. Aku, Dika, Linda, Diyah, Nindya, Hendra, Moko, Afifah berbonceng ria kesana.

Perjalanan yang kami lalui juga tidak semudah yang dibayangkan. Beda dengan sekarang, saat itu, jalan menuju kesana masih belum semulus sekarang. Mana jalannya nanjak pula, untunglah motor Linda bisa nanjak, karna dia tadi berada di deretan paling akhir.

Karena hampir semua dari rombongan kami belum pernah ke Kali Biru, jadilah kami asyik berfoto-foto di tempat itu.

Dika saat itu terus membuntuti ku kemana pun aku berjalan, saat itu aku berjalan dengan Afifah. Dika terlihat gusar, tetapi tidak ku gubris karena ku pikir dia hanya kebelet pup saja. Karna ya dia tukang kentut wkwk.

Hari sudah terik, dan kami memutuskan untuk turun ke Waduk Sermo, disana kami sangat takjub dengan waduk yang dibuat dengan sebegitu megahnya.
Kami memutuskan untuk mampir sejenak, dan menaiki kapal yang bisa disewa untuk mengelilingi waduk sermo.

Tak lupa kami mengabadikan momen disana. Berfoto-foto sampai lupa waktu.
Karena sudah hampir jam 3 sore, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.
Kami diajak mampir kerumah Dika, dan, ya aku tidak siap saat itu.
Aku di pertemukan dengan keluarga Dika di Kulonprogo. Aku bertemu dengan Ibunya. Dan juga adik-adiknya, dan kami berbincang sampai kira-kira jam sudah menunjukkan pukul 5 sore.
Maka kami berpamitan untuk pulang ke Jogja karna besok masih harus kuliah kan.

Di tengah perjalanan, Dika memegang tanganku, dan di rapatkan tanganku ke perutnya (peluk dari belakang 😳)

Dia pun mengutarakan isi hatinya. Dia memintaku untuk menjadi pacarnya.
Sebenarnya dia sudah mau mengatakan perasaannya kepada ku tadi ketika masih ada di Kali Biru, tetapi karna aku selalu kemana-mana dengan temanku. Dia jadi segan untuk mengatakan maksudnya kepadaku.

Tidak romatis sekali waktu itu pikirku wkwk, dia menembakku di tengah perjalanan pulang dari piknik 1 hari kami saat itu.
Aku masih menimbang-nimbang apakah jawabanku untuk pertanyaan Dika kali ini.
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Lanjut besok ya agan-agan
Diubah oleh wisdeee 22-10-2019 10:48
tata604
lina.wh
someshitness
someshitness dan 16 lainnya memberi reputasi
17
7.6K
128
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
wisdeeeAvatar border
TS
wisdeee
#30
Part 8 - People Changed (2)
Dika masih hanya terdiam saat duniaku serasa sudah hancur. Dia perlahan memelukku tanpa mengatakan apapun.
Karena biasanya memang Dika akan menenangkan aku terlebih dahulu sebelum dia menjelaskan apapun.

Dika : Aku sayang sama kamu. Aku mau kamu bukan orang lain.
Aku : (( masih terus menangis ))
Dika : Kamu tau kenapa aku milih kamu. Sayang itu kayak Mama. Cerewetnya, pekerja kerasnya, omongannya ketus sama kek mama. Aku nyaman sama kamu.
Aku : Aku mau nanya. Kamu pernah selingkuh selama pacaran. Bukan sama aku aja. Maksudku sama mantan-mantanmu sebelum aku.
Dika : Belum
Aku : Seriusan ?
Dika : Iya.
Aku : Kamu tau kan, inner circle ku, banyak sekali contoh disekelilingku bagaimana menjalani hidup rumah tangga dengan adanya perselingkuhan issue. Ada yang berakhir dengan perceraian, hingga masih bersama tapi justru tanteku mengasuh anak dari hasil perselingkuhan suami nya dengan wanita muda lainnya. Aku ada rasa sedikit ketakutan, kalau kalau kamu pun selingkuh dari aku.
Dika : Tidak, percaya sama aku.


Setelah perdebatan panjang ini, Dika mengusulkan, kemungkinan sering berantem ini karena aku yang merasa was-was saja, dan kurang piknik. Hingga akhirnya kami pun merencanakan piknik ke kota Semarang. Kami tidak berdua, karena bersama dengan teman-teman, touring menggunakan motor ada 4 motor berbonceng-bonceng.
Kami berangkat dari Jogja hari sabtu siang, memutuskan menginap di sekitaran Bandungan, karena malam minggu itu kami berencana akan mengunjungi pondok kopi di malam hari.

Sialnya hari itu hujan deras, terpaksa kami harus menunggu sampai hujan tidak lagi sederas tadi. Kurang lebih pukul 7 malam, Saat itu, Dika mengenakan kaos polo lengan pendek, dan aku menggunakan kaos lengan panjang. Kami tidak mengetahui cuaca saat itu, di pondok kopi hari itu sangat dingin, ditambah lagi. Hujan datang kembali dengan sangat lebatnya, hingga jarak pandang pun hanya sekitar beberapa meter saja.

Dingin sekali hari itu, sampai menusuk ke tulang rasanya. Menahan dingin itu sampai hujan sedikit reda. Kami hanya mengobrol ngalor ngidul tidak menentu, aku duduk di pojokan, ku buka hp ku, dan seperti biasa aku akan menonton youtube. Kebiasaan yang Dika sedikit tularkan ke aku adalah kebiasaaan setiap hari akan membuka youtube, sekedar untuk mendengarkan lagu baru atau menonton film yang ada disana, atau apapun itu.

Sekitar pukul 11 malam hujan sudah sedikit reda, gerimis tipis-tipis, kami pun memutuskan kembali ke penginapan. Dengan bermotoran kecepatan yah kurasa hanya 30 meter/jam karena sekali lagi kabut sudah turun, dan jarak pandang hanya beberapa meter saja, ditambah lagi itu malam disepanjang jalan kurang sekali pencahayaannya. Kami takut jika terjebak di tengah perjalanan akan menyulitkan perjalanan kami. Kami melewati jalan pun harus dengan bantuan cahaya tambahan dari senter HP, karena takut masuk keparit atau apapun itu.

Sampai akhirnya kami berhasil menuju jalan utama menuju penginapan kami. Mampir sebentar ke penjual gorengan yang saat itu masih ada yang buka, dan kami juga beli tahu susu. Wah itu adalah kombinasi yang sangat cocok, suasana sangat dingin, makan gorengan, dan sesampai di penginapan ada kopi/teh panas gratis yang bisa langsung kami seduh sendiri.

Kami tidak langsung tidur saat itu, Dimas (teman Dika) mengajak bermain kartu sebelum tidur. Akhirnya kami berdelapan kumpul di kamar DImas untuk bermain kartu. Dengan peraturan yang kalah jongkok. Haha untungnya aku lumayan jago juga bermain kartu jadilah si Lusi (Pacar Riyan) selalu kebagian jongkok karena kalahan.
Kasihan sekali dia, sekitar pukul 1 pagi, aku, Lusi, Nanda, Rina berpamitan untuk segera tidur. Karena sudah capek dan mengantuk juga.

Malam itu berakhir dengan sedikit kenangan baru bermain bersama dengan teman-teman.

********
Pagi harinya kami tidak langsung check out, karena mendapatkan fasilitas bisa berenang, kami pun berenang dulu pagi itu, selesai berenang kami menyempatkan sarapan di hotel. Dan baru kami jalan-jalan ke kota Semarang nya. Tujuan pertama kami saat itu ke Sam Poo Kong, tapi rasanya kami datang terlalu pagi apa ya, karena ketika kami sudha masuk ke Sam Poo Kong, suasana masih sepi, hanya ada beberapa orang yang sudah berfoto-foto ala OOTD disana.

Tidak lupa kami juga berfoto-foto mengabadikan moment. Sudah capek dengan berfoto-foto di spot itu, Kami memutuskan makan siang di Rich**se Semarang. Karena hari itu kami harus segera pulang, mengingat besok senin sudah harus ke kampus lagi.

***************************

" Bukankah sebuah hubungan harus berlandaskan komunikasi, kepercayaan, kesetiaan ?"


Sekitar bulan September 2016, aku sudah mulai penyusunan skripsi ku. Hanya kurang sebentar lagi maka aku akan lulus sebagai mahasiswa. Aku bertekad ingin segera menyelesaikan study, kasihan jika Bapak harus membiayaku jika aku menunda wisudaku. Dengan aku lulus aku akan bisa lebih banyak waktu untuk memegang salon Mama Safira, seperti yang dulu sudah pernah beliau janjikan.

Aku tidak hanya mengerjakan skripsi, karena aku masih punya 2 matakuliah terakhir yang belum aku selesaikan. Double bahkan triple sepertinya kegiatanku di semester akhir ini. Aku masih kuliah, ada magang di sebuah perusahaan LPK gitu di daerah Kalasan, dan lagi aku juga part time di sebuah kafe di dekat Prawirotaman.

Berbarengan dengan semua itu, hubunganku dan Dika sudah sangat renggang. Karena pertengkaran hebat kemarin. Rasanya semua masalah seperti ku pendam sendiri, dari mulai sikap cuek nya Dika, tidak ada komunikasi apapun untuk menyelesaikan masalah restu dari Mama Safira.
Ya aku tau akan hal itu saja dari hasil aku melihat pesan WA mama Safira. Aku sampai tidak berani ke Wates karena aku merasa sungguh belum siap memegang salon. Ada satu perkataan Dika yang sempat membuatku sedikit sakit hati.

Dika : Mama, pengennya kamu pegang salon dulu. Baru nanti kita bisa di restui kalo mau nikah.
Aku : Lah kan kalo untuk saat ini aku belum bisa, aku masih punya tanggungan ke orang tua ku. Aku harus nyelesein kuliah dulu. Kamu tau juga kan, aku bukan dari orang kaya dengan uang berlimpah dan turah-turah seperti keluargamu. Aku anak nomor 1, dan saat ini dari keluarga besar ibukupun aku jadi anak nomor 1 yang bisa menempuh belajar ke jenjang perkuliahan. Aku nggak bisa kalo aku disuruh putus kuliah.
Dika : Seandainya kamu mau pegang salon dari awal, mungkin sekarang kita sudah bisa beli mobil, nyicil rumah, sudah bisa nikah.
Aku : Iya iya semua memang salah ku. Aku minta maaf kalo aku banyak salah ke kamu. Aku nggak pantes juga buat kamu sepertinya.



Tidak ada komunikasi apapun lagi setelah itu. Selama satu bulan setelah itu, hanya aku sering melihat di story WA Dika, saat itu dia tengah berada di Bandung untuk mengikuti kejuaraan PON 2016. Hanya ada 3 orang perwakilan dari Jogja yang berangkat saat itu. Dulu, beberapa bulan yang lalu, aku berencana akan menyusul Dika ke Bandung untuk melihat pertandingannya. Tapi karena pertengkaran itu, membuatku mengurungkan diri untuk menyusul Dika ke Bandung.
Kurang lebih 1 minggu Dika ada disana, aku bisa melihat hasil pertandingan dari aplikasi PON yang disediakan oleh panitia. Aku tahu jika dia tidak berhasil meraih juara pada saat itu. Jika saja dia berhasil, maka dia akan secara otomatis akan mengikuti pertandingan di kancah Asia.
Aku sudah tidak berusaha menghubungi Dika selama dia tidak menghubungiku terlebih dahulu.

Inner circle ku selalu berkata, apa tidak capek kamu menjalani banyak kegiatan di akhir semester begini.
Aku akan selalu jawab, daripada aku tidak melakukan apapun, bukannya akan lebih capek hati ya kan. Mereka mulai mengerti pada saat itu. Sampai di suatu malam Dika memberi kabar ke aku.

Dika : Kamu dimana ?
Aku : Di kafe Kopi. Gimana ?
Dika : Bawa motor ndak ? pulang jam berapa ?
Aku : Enggak. Jam 10 mungkin
Dika : Aku jemput ya.
Aku : Terserah


Benar saja, dari jam 9 malam Dika sudah ada di parkiran depan cafe. Karena cafe masih ada beberapa bule yang masih asyik makan malam, makanya aku belum bisa langsung pulang. aku menyuruh Dika menunggu sebentar.

Selesai aku berberes malam itu, aku langsung berpamitan ke teman-teman di cafe untuk pulang terlebih dahulu.

Dika membawa ku tidak langsung pulang kerumah. Ia mengajakku ke Barkit, sebuah tempat di jogja emoticon-Wowcantik
Aku suka tempat itu, karena suasananya tidak begitu ramai, dan lagi ada live musik yang mengalun menemai kesunyian malam itu. Karena kami belum sama sekali berbicara.

Sebuah lagu milik Dewa 19, dinyanyikan penyanyi itu dengan sangat indahnya. Sambil menikmati minuman kami, kami pun terbawa suasana dan akhirnya tembok tinggi yang sedari tadi kami bangun, dan juga tebing es setinggi gunung mulai mencair. Kami hanya saling manatap dan tersenyum sama lain, sambil ikut menyanyikan lagu Kangen.

Dika berbisik, "Aku kangen kamu."
Aku pun menjawab bahwa aku juga merindukannya. Aku rengkuh tangannya untuk sekedar ku peluk dari samping, sambil meletakkan kepalaku di pundaknya.

Bersyukur ke Tuhan, jika sampai hari ini aku dan Dika masih bisa di satukan meskipun dengan cara yang sungguh berliku.

Hal simple seperti itu pun mampu mengembalikan keasingan kami selama beberapa bulan ini yang sudah tidak ada kabar sama sekali. Aku selalu protes ke Dika tetapi seakan dia tidak mengindahkan protesku. Dia hanya selalu menghindari pertengkaran makanya dia akan selalu memilih diam saja ketika bertengkar.

***********************
Manusia sering kali lupa untuk menikmati proses. Padahal itu yang akan menguatkan bukan ?
Segini dulu deh ya gan/sis. Aku sambung besok lagi,
emoticon-Shakehand2emoticon-Shakehand2 emoticon-Shakehand2 emoticon-Shakehand2
medina12
diean23
diean23 dan medina12 memberi reputasi
2