monicameyAvatar border
TS
monicamey
Aku Terganggu
Di kampusku selalu disediakan transportasi untuk mahasiswa/i yang tidak memiliki kendaraan. Salah satunya aku yang pulang pergi naik bus yang telah disediakan. Di bab sebelumnya aku pernah menceritakan jika aku pernah ke Museum Malang. Nah kebetulan bus yang aku tumpangi ini melewati Museum tersebut karena ada salah satu mahasiswi yang ngekos di daerah sekitar sana.

Tiap kali melewati Museum aku selalu melihat mereka yang sama sewaktu ke sana ketika SMA. Aku tahu mereka tidak akan pergi dari sana karena itulah tempat mereka di mana mereka menjaga dan melindungi semua hal yang ada di dalam maupun di luar Museum.

Oh, ya ada sebuah jalan di Ijen yang aku tidak tahu nomer berapa rumahnya. Ada sebuah rumah dengan suasana yang suram bercat putih. Jika memang orang awam akan mengganggap rumah itu unik tapi menurutku rumah itu seram dan suram karena banyak penghuni.

Penghuninya adalah orang belanda. Ada wanita dan pria. Mereka seakan-akan menyelenggarakan pesta karena ada suara musik yang terdengar meski aku berada di dalam bus. Ah ... mereka tidak menyadari jika sebenarnya sudah tiada. Mereka terlihat asyik menikmati pesta tersebut. Mereka memakai pakaian khas Belanda yang wanitanya sedangkan sang pria memakai jas. Ya, seperti pakaian pesta orang Belanda.

Sampai aku lulus dari kampus mereka masih di sana dengan melakukan hal yang sama tiap sorenya. Jam kuliahku memang sampai sore jadi aku bisa tahu mereka selalu ada di sana tiap jam lima sore.

*****

Hari itu kebetulan aku lagi malas naik bus karena rame sekali. Akhirnya aku menumpang naik sepeda motor bersama teman. Tempat parkir yang lumayan jauh membuat kami harus jalan menuju tempat parkir yang terletak di lantai dasar.

Jika bukan karena bus yang rame, aku tidak akan pernah mau naik sepeda motor. Bukan karena Sasa tidak mahir, tetapi di tempat parkir itu seram. Tiba-tiba saja saat berjalan beriringan dengan Sasa, pundak ini ditepuk oleh seseorang. Aku melihat arah belakang, akan tetapi tidak ada penampakan, samping kiri dan kanan tidak ada. Lalu aku melihat ke atas. Ah, ternyata ada makhluk tinggi besar, hitam dan menyeringai. Untung dia tidak mengganggu. Namun, tetap saja diriku merasa risih dan takut melihat wujud dia apalagi tempat parkir tersebut pencahayaannya kurang.

"Ada apa, Hana?"

Aku hanya bilang dengan mulut lebar sambil melihat atap.

"Tidak apa-apa. Ini loh kok lampunya bergoyang," jawabku berbohong.

"Kena angin mungkin."

Jawaban yang tepat untuk mengusir ketakutan. Padahal kenyataan bukan kena angin melainkan digoyangkan oleh dia dengan iseng. Aku tahu dia mau berkenalan, tetapi tidak kuhiraukan.

Sasa terburu-buru melajukan sepeda motornya setelah kami meninggalkan tempat parkir itu. Aku tidak pernah cerita ke Sasa jika waktu itu kami dilirik dan diperhatikan oleh si om.

=Bersambung=

Jika kalian warga Malang pasti kalian tahu kawasan Ijen di mana rata-rata bangunannya berarsitektur Belanda.

dark princess
abellacitra
abellacitra dan dark princess memberi reputasi
2
296
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
monicameyAvatar border
TS
monicamey
#1
Aku Terganggu
Di kampusku selalu disediakan transportasi untuk mahasiswa/i yang tidak memiliki kendaraan. Salah satunya aku yang pulang pergi naik bus yang telah disediakan. Di bab sebelumnya aku pernah menceritakan jika aku pernah ke Museum Malang. Nah kebetulan bus yang aku tumpangi ini melewati Museum tersebut karena ada salah satu mahasiswi yang ngekos di daerah sekitar sana.

Tiap kali melewati Museum aku selalu melihat mereka yang sama sewaktu ke sana ketika SMA. Aku tahu mereka tidak akan pergi dari sana karena itulah tempat mereka di mana mereka menjaga dan melindungi semua hal yang ada di dalam maupun di luar Museum.

Oh, ya ada sebuah jalan di Ijen yang aku tidak tahu nomer berapa rumahnya. Ada sebuah rumah dengan suasana yang suram bercat putih. Jika memang orang awam akan mengganggap rumah itu unik tapi menurutku rumah itu seram dan suram karena banyak penghuni.

Penghuninya adalah orang belanda. Ada wanita dan pria. Mereka seakan-akan menyelenggarakan pesta karena ada suara musik yang terdengar meski aku berada di dalam bus. Ah ... mereka tidak menyadari jika sebenarnya sudah tiada. Mereka terlihat asyik menikmati pesta tersebut. Mereka memakai pakaian khas Belanda yang wanitanya sedangkan sang pria memakai jas. Ya, seperti pakaian pesta orang Belanda.

Sampai aku lulus dari kampus mereka masih di sana dengan melakukan hal yang sama tiap sorenya. Jam kuliahku memang sampai sore jadi aku bisa tahu mereka selalu ada di sana tiap jam lima sore.

*****

Hari itu kebetulan aku lagi malas naik bus karena rame sekali. Akhirnya aku menumpang naik sepeda motor bersama teman. Tempat parkir yang lumayan jauh membuat kami harus jalan menuju tempat parkir yang terletak di lantai dasar.

Jika bukan karena bus yang rame, aku tidak akan pernah mau naik sepeda motor. Bukan karena Sasa tidak mahir, tetapi di tempat parkir itu seram. Tiba-tiba saja saat berjalan beriringan dengan Sasa, pundak ini ditepuk oleh seseorang. Aku melihat arah belakang, akan tetapi tidak ada penampakan, samping kiri dan kanan tidak ada. Lalu aku melihat ke atas. Ah, ternyata ada makhluk tinggi besar, hitam dan menyeringai. Untung dia tidak mengganggu. Namun, tetap saja diriku merasa risih dan takut melihat wujud dia apalagi tempat parkir tersebut pencahayaannya kurang.

"Ada apa, Hana?"

Aku hanya bilang dengan mulut lebar sambil melihat atap.

"Tidak apa-apa. Ini loh kok lampunya bergoyang," jawabku berbohong.

"Kena angin mungkin."

Jawaban yang tepat untuk mengusir ketakutan. Padahal kenyataan bukan kena angin melainkan digoyangkan oleh dia dengan iseng. Aku tahu dia mau berkenalan, tetapi tidak kuhiraukan.

Sasa terburu-buru melajukan sepeda motornya setelah kami meninggalkan tempat parkir itu. Aku tidak pernah cerita ke Sasa jika waktu itu kami dilirik dan diperhatikan oleh si om.

=Bersambung=

Jika kalian warga Malang pasti kalian tahu kawasan Ijen di mana rata-rata bangunannya berarsitektur Belanda.

0