ikut nimbrung ya.

hal mendasar mengapa Muslim awal dipastikan bukan sebuah gerakan keagamaan yang dimulai dari Makkah dan Madinah adalah:

1. tidak ada bukti tertulis sebelum tradisi menulis klaim tsb, yang ada malah bukti-bukti yang mengindikasikan mereka somewhere in the northwest or north Arabian.
2. Makkah bukan rute dagang Syria ke Yaman (sebenarnya ke Ethiopia). Makkah dan Ka'bah (yang konon menurut tradisi sudah dikenal sebagai pusat spiritual pagan Arab) juga tidak pernah disebutkan dalam berbagai sumber tertulis sebelum tradisi Islam menulisnya. banyak sekali puisi-puisi pada manuskrip atau prasasti Arab pra-Islam yang mengandung kidung spiritual pagan seperti A'sya bin Maimun Al-Qais, 'Abid bin Abrash, Imru Al-Qais, semuanya memuji dewa-dewi, memuji Bani Kindah, memuji Al-Maqah, memuji Himyar, memuji Aksum, memuji langit, bintang-bintang, planet, tapi gak ada pujian buat Ummul-Qurra' (Makkah).
3. Yatsrib/Madinah adalah jalur dagang Nabatean, Yatsrib disebutkan dalam sumber-sumber Syria dan naskah-naskah beraksara Musnad (Arab selatan) dan semua mengindikasikan Yatsrib itu sebelum Islam lahir merupakan kota mayoritas pagan dan Kristen, bukan pagan-Yahudi sebagaimana diceritakan tradisi.

hipotesis Gibson memang memiliki kelemahan, tapi harus dipahami sbb:
1. Gibson meminta hipotesisnya dimaknai bahwa kiblat Muhammad dan Muslim awal adalah Petra, tapi bukan sebagai kota asal Muhammad dan Muslim awal. Petra terlalu majemuk untuk dikatakan sebagai "milik Muslim awal". Muhammad dan milisinya berasal dari Arab utara & barat laut, tapi bukan dari Petra. Petra hanya sebagai kiblat.
2. kiblat Muslim awal sebenarnya adalah Yerusalem, sama seperti yang diceritakan tradisi, yang kemudian berbalik arah ke Petra. kultus terhadap Yerusalem memang ditunjukkan dari seluruh tindak-tanduk milisi Muslim awal.

boleh dilihat klarifikasinya di channel yusup doi.

oya, kalo gw bilang "Muslim awal", jangan membayangkan mereka semua adalah Arab yang beragama Islam. mereka semua dari segala kalangan bangsa dan monoteis. Yahudi memainkan peran besar dalam komunitas "Muslim awal" yang disebut sebagai komunitas "orang-orang yang percaya" (mu'minin). kemudian, ada semacam ekumenisme di dalam komunitas ini yang menunjukkan derajat kesalehan tertinggi yang disebut "orang-orang yang berserah diri/tunduk" (muslimin).