Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

joko.winAvatar border
TS
joko.win
Skenario Jokowi Atas Prabowo
Tak ada yang menduga bahwa Jokowi akhirnya menang hatrik atas Prabowo. Jokowi dua kali menendang Prabowo dari capres. Terakhir Jokowi sukses menundukkan Prabowo agar bersedia menjadi pembantuanya alias menteri. Dan yang terakhir itu bisa dihitung sebagai kemenangan ketiga Jokowi.

Jika nantinya Prabowo sah menjadi menteri pertahanan, maka Jokowi 100 persen berhasil menjinakkan Prabowo. Padahal semua orang tahu, bahwa Prabowo itu adalah Ketua Partai Gerinda, Presiden Kertanegara dan Presiden Purnawirawan TNI.

Ad

Pertanyaan pertama yang muncul adalah mengapa Jokowi nekat mengambil ‘macan’ menjadi menterinya? Bukankah Prabowo itu disebut sebagai dalang penculikan mahasiswa 1998? Bukankah Prabowo itu seperti yang diakuinya nyaris mengkudeta Presien Habibie? Dan yang paling aneh adalah bukankah Prabowo itu adalah seteru sengit Jokowi 2019?

The operator istana menyebutkan bahwa ada empat alasan Jokowi mengapa dia memelihara ‘macan’ Prabowo di dalam istana.

Pertama, Prabowo diibaratkan saat ini sebagai ‘rajanya preman’. Ada jutaan premen kadal gurun yang berlindung di balik ketiaknya. Mereka ini berani nyinyir dan demo tiada henti kepada Jokowi karena ada pelindung si raja preman Prabowo . Jika Jokowi merekrut si raja preman ini sebagai pembantunya, maka mudahlah membungkam para kadal gurun itu.

Tujuan jangka pendeknya adalah menertibkan negara. Ketika si raja preman sudah direkrut, maka jutaan kadal gurun itu berpikir dua kali untuk mengacaukan negara. Mereka dipastikan enggan karena ada si raja preman di sisi Jokowi. Ujung-ujungnya adalah para kadal gurun itu lebih memilih tiarap.

Ketika kadal gurun tiarap, maka rencana idelisme Jokowi memajukan Indonesia bisa lebih terfokus. Jokowi fokus bekerja dan membangun sumber daya manusia Indonesia tanpa banyak gangguan. Artinya Jokowi memberi tugas kepada Prabowo mengurusi langsung para kadal gurun itu. Sementara Jokowi fokus pada cita-citanya.

Bagi Jokowi, tidaklah mudah membungkam para kadal gurun itu. Mereka begitu banyak dan menyebar kemana-mana. Dalam waktu singkat mereka bisa menghimpun kekuatan untuk merongrong pemerintahan Jokowi. Namun dengan adanya Prabowo, maka tugas Jokowi lebih ringan. Biarkan Prabowo mengurusi kadal-kadal itu.

Kedua, tujuan jangka panjangnya adalah 2024. Selain membungkam Anies Baswedan di DKI yang tidak bisa bekerja, juga Jokowi dan PDIP ingin memastikan estafet kendali kekuasaan negeri berkesinambungan. Bukan tak mungkin Prabowo-Puan akan maju menjadi capres-cawapres 2024. Jokowi memastikan bahwa yang memegang pucuk pimpinan nasional berasal dari kaum nasionalis dan bukan dari kaum kadal gurun yang sektarianis.

KPU pada pilpres 2019 tidak mencatumkan batas usia maksimal bagi calon presiden dan wakil presiden. Sejauh ini KPU hanya mencatumkan usia minimal 40 tahun bagi capres-cawapres. Itu berarti peluang Prabowo yang sekarang berumur 68 tahun dan nanti pada tahun 2024 dia berumur 73 tahun, punya peluang menjadi capres.

Jika Prabowo-Puan menang, maka Prabowo kemungkinan hanya mampu menjadi Presiden satu periode saja. Karena pada tahun 2029 umur Prabowo mencapai 78 tahun. Maka Puanlah yang menjadi capres. Tentu Puan akan didukung penuh Gerinda selain PDIP.

Hitung-hitungan politik inilah yang mendorong Jokowi dengan restu Megawati untuk merekrut Prabowo sebagai menteri pertahanan. Artinya PDIP ingin melihat sejauh mana kiprah Prabowo jika menjabat dan bagaimana komitmennya menjaga Pancasila dan UUD 1945 di negeri ini. Dan jika Prabowo punya komitmen tinggi terhadap NKRI, maka tidak sulitlah bagi PDIP mendukung pencalonan Prabowo menjadi Presiden pada tahun 2024.

Ketiga, Jokowi ingin agar setelah dia meletakkan jabatan sebagai Presiden, ia digantikan oleh bekas menterinya. Jokowi ingin memastikan bahwa presiden berikutnya tidak mau mengobok-obok dirinya atau menyindir-nyindir dirinya setelah menjadi mantan. Jokowi tentu belajar dari mantan Presiden SBY yang terus baper karena gagal mengorbitkan orang-orangnya menjadi penggantinya.

Keempat, Jokowi punya kalkulasi matang. Jika ternyata Prabowo nantinya tidak bisa bekerja sebagai menteri, maka mudahlah baginya melakukan reshuffle. Artinya Jokowi bisa dengan mudah memecat Prabowo sebagai menteri kapan saja. Ini berarti jika Prabowo menyandang nama sebagai menteri pecatan, maka hal itu menjadi beban tersendiri pada Pilpres 2024 nantinya. Belum lagi kemungkinan puluhan juta pendukung dia dan partainya sekarang telah meninggalkan Prabowo karena pilihan politiknya merapat ke Jokowi.

Dari pihak Prabowo bisa diajukan pertanyaan lain sebagai pertanyaan kedua. Mengapa Prabowo mau turun menjadi pembantunya Jokowi?

Prabowo jelas sudah bosan menjadi pengangguran. Ia ingin membuktikan dirinya sebagai pejabat. Selama ini publik menilai Prabowo tidak berpengalaman menjadi pejabat publik selain di militer. Nah inilah salah satu faktor kekalahan Prabowo melawan Jokowi. Nah, demi Pilpres 2024, Prabowo rela turun setingkat menjadi menterinya Jokowi.

Alasan kedua Prabowo adalah ia menyadari bahwa kaum nasionalis di negeri ini masih lebih banyak daripada kaum sectarian berbaju agama. Prabowo belajar dari Pilpres 2014 dan 2019 bahwa menunggangi agama dan kaum kadal gurun, hasilnya kalah melulu. Saatnya kembali berpaling bersama kaum nasionalis. Dan bersama PDIP adalah pilihan tepat dan jitu.

Sangat jelas sebenarnya, ada deal-deal politik antar Prabowo-Megawati-Jokowi ke depannya. Dan dalam ilmu strategi politik, kemampuan Jokowi menundukkan Prabowo menjadi pembantunya adalah sebuah strategi kodok yang melompat jauh ke depan. Mari kita lihat sepak terjang Prabowo saat menjadi menteri pertahanan berhadapan dengan para kadal gurun.
Diubah oleh joko.win 24-10-2019 04:40
suralia
suralia memberi reputasi
1
1.5K
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post

Post telah dihapus Kaskus Support 15