- Beranda
- Komunitas
- News
- Sejarah & Xenology
MISTERI ISLAM AWAL [M.I.A] | Reconstruct Early Islamic History out of Tradition
TS
tyrodinthor
MISTERI ISLAM AWAL [M.I.A] | Reconstruct Early Islamic History out of Tradition
أتاني بإسناده مخبر، وقد بان لي كذب الناقل
"Dia datang kepadaku mengabarkan isnad-nya, dan aku menukilkan sebuah dusta"
(Abul-'Ala Al-Ma'arri- Diwan No. 23265)
TEMPORARY INDEX
"Dia datang kepadaku mengabarkan isnad-nya, dan aku menukilkan sebuah dusta"
(Abul-'Ala Al-Ma'arri- Diwan No. 23265)
TEMPORARY INDEX
Selamat Datang di MIA
Pengantar Umum
HISTORIOGRAFI
- Sumber-sumber Tertulis Non-Muslim s.d. 690
- Sumber-sumber Tertulis "Muslim" s.d. 690
- Literatur Apokaliptika
- Sumber-sumber Tertulis Non-Muslim s.d. 900 : (coming soon)
- Pandangan Saksi Hidup Tentang Muslim Awal
KRITIK ASAL-USUL HADITS
- Pengantar Singkat Tentang Hadits
- "Keunikan" Al-Muwaththa'
- Pembuktian Awa'il
- Misteri Hadits Abu Bakar-'Umar-'Utsman-'Ali
- Asal-Usul Konsep Sunnah
- Pengembangan Hadits di Kota-kota Besar dan Karakter Isnad
- Isnad Hijazi
KRITIK-HISTORIS HADITS
- Peranan Qadhi Perawi dan "Terduga" Perawi
- Daftar Qadhi Perawi (s.d. 850an)
- Kejanggalan Hadits-hadits Mutawatir
- Kritik Sumber Rijal Sanad
- Teori Sintesis Kontemporer:
- Teori Common Link Juynboll
- Teori Projecting Back Schacht-Juynboll
- Teori Isnād cum Matn Motzki
ASAL-USUL FIQH
1. Madzahib Kuno Pra-Syafi'i
2. Ikonoklasme Leo III dan Yazid II
3. Rivalitas Muhaddits Bashrah vs Kufah
4. Asal-Usul Sunnah
5. Abu Hanifah dan Murid-muridnya
6. Rivalitas Ahlur-Ra'yi vs Ahlul-Hadits
7. Mu'tazilah dan Kebijakan Mihnah
8. Kebangkitan Asy'ari dan Penyeragaman 'Aqidah
9. Persekusi Ekstrimis Hanabilah
AL-QUR'AN TERTULIS
1. Masalah Dalam Tradisi
2. Tradisi Sab'atu Ahruf
3. Scriptio Defectiva dan Scriptio Plena
4. Manuskrip-Manuskrip Tertua
5. Evolusi Rasm Al-Qur'an
AL-QUR'AN ORAL
1. Al-Qur'an Pada Periode Primitif
2. Markers of Orality
- Karakteristik & Proporsi
- Abraham & Pengumuman Tentang Anaknya
- Clausula & Contoh Exegesis Alkitabiah
3. Contoh: Polemik Al-Ma'idah: 41-87
4. Konten Al-Qur'an
KRITIK-HISTORIS SIRAH
1. Kepenulisan Sirah
2. Konten Sirah
3. Karakteristik Sirah Ibnu Ishaq
4. Maghazi dan Asal-Usul Hudud
- Kritik Kisah Penghukuman Bani 'Urainah
- Kritik Kisah Perjanjian Hudaibiyyah
- Kritik Kisah Perang Badar dan Uhud
- Kritik Kisah Pengusiran Bani Quraizhah
- Kritik Kisah Fat'hu Makkah
- Kritik Kisah Pengepungan Khaibar
- Kritik Kisah Fadak
- Kritik Kisah Peristiwa Tsaqifah dan Bani Sa'idah
5. Muhammad mitologis VS Muhammad historis
MUHAMMAD
- Masalah Dalam Tradisi
- Salvation History
- Biografi Tradisional
- Misteri Kehidupan Muhammad
- Hanifisme
- Pengasingan Terhadap Karakter Muhammad
- Hilangnya "Putra" Muhammad
YAHUDI, MUHAMMAD, DAN ISLAM KLASIK
- Yahudi Mosaik vs Yahudi Hellenistik
- Yahudi dan Militansinya
- Beta Israel
- Gerakan Penafsiran Torah di Iraq
- Yahudi di Jazirah Arab
- Umma Document (1)
- Umma Document (2)
- Umma Document (3)
- Kronologi Evolusi Islam (1)
- Kronologi Evolusi Islam (2)
- Kronologi Evolusi Islam (3)
BAHASA ARAB DAN AL-QUR'AN
- Manuskrip-Manuskrip Al-Qur'an s.d. 900
- Bahasa Arab Kuno s.d. Bahasa Arab Klasik
- Pengaruh Bahasa-bahasa Asing
- Konten Dalam Al-Qur'an
- Al-Qur'an Hari Ini
- Corpus Coranicum
- Prophetic Logia
KESARJANAAN
- Tradisionalisme dan Orientalisme Lama
- Revisionisme dan Orientalisme Baru
- Neo-Revisionisme / Neo-Tradisionalisme
MISCELLANEOUS
- Geografi Arab Pra Muhammad
- Prasasti Yudeo-Arab Pra Muhammad
- Literatur Arab dan Evolusi Arab Klasik
- Ortografi Arab Kuno
- Kekeliruan Cara Berpikir Anti-Islam
FAQ
Diubah oleh tyrodinthor 15-05-2021 05:53
Bathara semar dan 87 lainnya memberi reputasi
72
129K
1.9K
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
tyrodinthor
#6
SUMBER-SUMBER TERTULIS NON-MUSLIM
YANG SEZAMAN DENGAN MUSLIM AWAL
BAG. III
YANG SEZAMAN DENGAN MUSLIM AWAL
BAG. III
Di Mesir, Patriarkh Alexandria dari Gereja Koptik dijabat oleh Benyamin I (626-665). Tahun-tahun patriarki Benyamin I adalah tahun-tahun yang penuh pergolakan untuk dirinya sendiri dan jemaatnya. Dia menjabat Patriarkh pada tahun 626 ketika pendudukan Persia di Mesir masih berlangsung (619-628) sekaligus invasi Muslim awal secara bersamaan, ditambah masalah ketika Cyrus berusaha menyatukan dua gereja bidat, yaitu Khalsedonia dengan Monofisit. Cyrus memiliki kemampuan diplomatis yang baik untuk tujuan memperbesar pengaruhnya ke dalam pusat Gereja Katholik yang membuat Katholik tidak dapat mengintervensi Mesir. Kemudian, tibalah saatnya kaum Muslim awal menginvasi Mesir. Selama persekusi Khalsedonia oleh Arab (Sarakenoi), Benyamin I bersembunyi di Mesir Hulu bersama jemaatnya karena khawatir jika persekusi ini berlanjut terhadap Koptik. Tetapi dengan kematian Cyrus dan banyaknya uskup-uskup elit Khalsedon yang "bertobat" kembali pada Trinitarian, dia dapat menjabat patriarki secara mudah. Suatu ketika, seorang pimpinan dari Ordo Syenute (Sanutius/Santo Shenute)yang disebut dūks memberitahu 'Amr bin Al-Ash (wafat 663), Amiras dari Sarakenoi yang berkuasa atas Mesir tentang kedudukan patriarki yang tidak ingin berpolitik. 'Amr bin Al-Ash dalam sejarah Islam tradisional juga disebutkan merupakan Gubernur Rasyidin (Amir) atas Mesir, dimana dia juga merupakan sahabat Nabi Muhammad yang memiliki kedekatan hubungan dengan Mesir sebelum memeluk Islam. 'Amr dengan sepenuh hati menulis surat yang menjaminnya perlindungan dan mengundangnya untuk "datang dalam kedamaian dan keamanan untuk mengelola urusan gerejanya dan pemerintahan rakyatnya". Benyamin I kembali ke Alexandria dan 'Amr sebelumnya telah memerintahkan untuk menyambutnya dengan penuh kehormatan, penghormatan, dan persahabatan. Ketika 'Amr melihat Benyamin I, dia benar-benar memperlakukan Sang Patriarkh dengan hormat dan berkata kepada para sahabatnya: "Dari seluruh negeri yang telah kita rebut sampai sekarang, saya belum melihat seorang pun Pelayan Tuhan yang seperti dia". Dengan hubungan baik yang terjalin, Benyamin I mampu mengabdikan dirinya untuk merestorasi Gereja Koptik yang telah lama diabaikan pada zaman pemerintahan Heraclius. Dia membangun kembali gereja dan biara. Keterangan ini ada dalam koleksi Patrologia Orientalis yang disusun oleh Severus dari Hermopolis (Sawirus bin Al-Muqaffa' Al-Asymunin) yang wafat tahun 987. Severus dari Hermopolis merupakan sejarahwan Koptik di masa peralihan pemerintahan 'Umayyah dan Abbasiyyah. Dia mengumpulkan dokumen-dokumen Gereja Koptik yang tersimpan dalam Bahasa Suryani. Meskipun dia hidup 100 tahun setelah penaklukan Mesir oleh Muslim awal, namun kita akan menguji keakuratan dokumen yang dia himpun nanti berdasarkan papirus-papirus Greco-Arab yang berasal dari masa penaklukan tsb. Dalam Patrologia Orientalis XIV, PO 1, Hal. 496-497 tertulis sbb:
"Kemudian 'Amr menoleh kepadanya (Benyamin I) dan berkata kepadanya: "Ambillah milikmu gereja dan umatmu, dan aturlah urusan mereka. Dan jika kamu mendoakan aku agar aku pergi ke barat dan ke Pentapolis untuk merebut apa yang mereka miliki, seperti Mesir, dan kembali dengan selamat dan segera, aku akan mengabulkan apapun yang kamu minta dariku". Jadi Benyamin yang Kudus berdoa untuknya dan memberikan petuah-petuah yang baik. 'Amr terkesima dan mereka yang hadir bersamanya, karena di dalam petuahnya ada nasihat dan banyak keuntungan bagi mereka yang mendengarnya. Dan dia mengungkapkan suatu hal kepada 'Amr dan meninggalkannya dengan penuh rasa hormat".
Pemberkatan dari Patriarkh Benyamin I kepada 'Amr tentu bertentangan dengan nilai-nilai keagamaan Islam modern yang kita kenal hari ini, apalagi meminta doa kepada seorang Kristen yang menyembah Yesus, selain bertentangan dengan nilai, juga bertentangan dengan iman Islam. Selain itu, persahabatan yang terjalin antara 'Amr dan Benyamin I justru bertentangan dengan sejarah Islam tradisional. Dalam Tarikh Thabari Vol. 13 Hal. 164, Thabari mengutip sebuah atsaryang diriwayatkan Ibnu Humaid, bahwa Ziyad bin Jaz Az-Zubaidi menceritakan pengalamannya bersama pasukan 'Amr bin Al-Ash saat menaklukkan Mesir:
"Dia (Ziyad) melanjutkan: "Ketika kami tiba di Balhib (sebuah desa di Delta Nil), penguasa Iskandariyah (Alexandria) mengirim surat kepada 'Amr bin Al-Ash yang berbunyi: "Hai orang-orang Arab, di masa lalu aku membayar pajak kepada orang-orang yang lebih membenciku daripada kamu, yaitu Persia dan Byantium. Jika kamu ingin aku membayar pajak, aku setuju dengan syarat bahwa kamu akan mengembalikan kepadaku semua orang-orang dari wilayah kami yang telah kamu tangkap".
Antara kedua catatan ini, keduanya memiliki kesamaan, disusun ratusan tahun setelah peristiwa penaklukan Mesir terjadi. Namun, Patrologia Orientalis lebih unggul daripada Tarikhur-Rusuli wal-Muluk (Tarikh Thabari). Patrologia Orientalis ditulis Severus dari Hermopolis berdasarkan kompilasi biografi Patriarkh Alexandria, sedangkan Tarikh Thabari ditulis Ibnu Jarir Ath-Thabari berdasarkan hadits dan atsar yang disampaikan secara oral (lisan). Berkenaan dengan peranan 'Amr di Mesir, Thabari mengutip riwayat dari Ibnu Humaid (Abu 'Abdullah Muhammad bin Humaid), seorang 'ulama hadits dari generasi atba'(pasca tabi'ut-tabi'in) dimana Ibnu Humaid sendiri adalah mentor pribadi Thabari yang juga mendasarkan pengajaran sejarahnya melalui Siratur-Rasul karya Ibnu Ishaq. Terkait atsar ini, Ibnu Humaid meriwayatkan dari Salamah, dari Ibnu Ishaq, dan sanadnya langsung kepada Al-Qasim bin Quzman dan Ziyad bin Jaz. Pada dasarnya, atsar tidak menjadi panduan utama dalam beragama, dan sudah banyak muhadditsin (para ahli hadits) memberi komentar/hujjah terhadap banyak atsar yang ada. Namun demikian, Thabari dan Ibnu Humaid telah dengan jujur menceritakan apa yang mereka ketahui dari Ibnu Ishaq, sehingga kelemahan atsar yang dikutipnya terletak pada thabaqah-nya. Hanya ada 4 thabaqah sehingga sanad-nya mengandung 'illat (cacat transmisi). Kalau ditelusuri, Tarikh Thabari banyak mengutip atsar dan hadits yang sanad-nya seperti ini, meskipun dia apa adanya mengutip, namun hal ini cukup serampangan.
Keunggulan Patrologia Orientalis juga tidak hanya seputar bentuknya sebagai compiler, tapi juga bukti eksternal yang mendahuluinya perihal pemungutan pajak oleh 'Amr yang dengan senang hati diberikan oleh banyak Gereja Koptik. Jika dalam Tarikh Thabari, kaum Koptik di Alexandria dianggap musuh kaum Muslim, maka dalam Patrologia Orientalis dan papirus-papirus Greco-Arab yang lebih awal, kaum Koptik merasa kaum Muslim awal bukanlah musuh. Thabari menggambarkan adanya pemaksaan atas jizyah di wilayah taklukan tanpa syarat, dengan berbagai perlawanan yang dilakukan kaum Kristen. Namun, Severus menunjukkan adanya "penerimaan" dari Gereja Koptik serta penghormatan dari 'Amr. Papirus-papirus Greco-Arab tsb menunjukkan beberapa hal menarik terkait kedekatan hubungan antara Muslim awal dengan Kristen di Mesir, yang menyiratkan sebuah jalan cerita berbeda Thabari dan mendukung jalan cerita dari Severus.
Papirus-papirus Greco-Arab adalah tulisan-tulisan bilingual (dua bahasa, Bahasa Yunani dan Arab) yang ditulis oleh pejabat administrasi Muslim awal di Mesir. Papirus-papirus ini mematahkan gagasan bahwa Muslim awal tidak pernah menulis dan murni mengandalkan tradisi oral. Papirus-papirus ini disimpan di berbagai museum dunia hari ini. Papirus-papirus ini menarik, karena selain ditulis oleh Muslim awal sendiri, cara penulisannya yang resmi juga tidak lazim ditulis oleh seorang Muslim. Pertama, seluruh papirus ini ditulis dengan diawali simbol salib. Kedua, adanya kesamaan istilah dan makna "atas nama Tuhan", yaitu antara "ev onomati tou theou" (εν όνοματí του Θεού) dengan "bismillahir-rahmanir-rahim" (بسم الله الرحمن الرحيم). Onoma adalah basmalah yang lazim digunakan Kristen Koptik, sedangkan Basmalah digunakan oleh Muslim sebagaimana ada dalam pembuka surah di Al-Qur'an. Ketiga, papirus-papirus ini tidak menunjukkan adanya perlawanan dari Kristen.
Papirus PERF No. 558yang ditulis Muslim awal bernama Ibnu Hadidu secara bilingual (bahasa Yunani-Koptik dan Arab)
Ada petunjuk mengenai hal ini. Anastasius dari Sinai, seorang apolog Trinitarian juga menulis sebuah traktat. Anastasius lahir di Amathus, sebuah kota di bagian selatan Cyprus. Sebagai seorang pemuda, mungkin terpaksa melarikan diri setelah penaklukan Muslim awal di pulau itu pada 649, dia mengungsi bersama Stefen si Orang Cyprus (Stephen the Cypriot) dan memasuki biara Santo Catherinin di Gunung Sinai, di mana ia bertugas sebagai pendeta di bawah kepemimpinan Yohanes Climacus. Setelah beberapa tahun dia mengembara dan lama menetap di Alexandria, Clysma, Damaskus, dan Yerusalem. Akhirnya, dia kembali sekitar tahun 680 ke biara Gunung Sinai itu, di mana selama 20 tahun berikutnya ia mulai menuliskan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh selama mengembara. Karyanya yang paling terkenal adalah "Hodegos" (Pedoman) yang diberi judul Latinnya, Viae Dux (Anastasii Sinaitae Viae Dux) yang berisi sanggahan ajaran sesat dan panduan untuk iman Kristen yang benar. Pada awal Bab III dinyatakan: "Kami meminta mereka yang membaca buku ini agar mereka juga mencatatnya dari scholia dan disimpan di berbagai tempat. Dan jika, seperti yang mungkin terjadi, buku ini mengandung kesalahan kecil, kami mohon maaf kepada pembaca".
Ada sebuah bab yang berisi "Tentang Penciptaan Manusia atas Menurut Gambar Allah" (On the Creation of Man in God's Image") tertanggal 700 M, dimana berisi sanggahan terhadap Monofisit. Berbeda dengan Sophronius yang menunjukkan atensi terhadap sekte Kristen Monoenergisme dan Monotheletisme, tapi Anastasius memberikan perhatian khusus terhadap sekte Kristen Monofisit. Uniknya, perdebatan ini menyiratkan beberapa petunjuk apa yang diyakini kaum Muslim awal. Pada kata pengantar, di mana ia menetapkan alasan untuk usahanya, ia menyatakan:
"Sebelum membahas apa pun, kita harus terlebih dahulu melakukan anatematisasi semua ide palsu yang mungkin menghibur musuh kita. Jadi ketika kita ingin berdebat dengan orang Arab, kita pertama-tama anatematisasi dulu siapapun yang mengatakan dua allah, atau siapapun yang mengatakan Allah telah secara ragawi memperanakkan seorang putra, atau siapa pun yang memuja allah yang diciptakan (mereka) sama sekali, di surga atau di bumi".
Dan ketika kemudian dia menceritakan sebuah perdebatan di Alexandria dimana dia berpartisipasi di sana, dia berkomentar:
"Ketika mereka (para jemaat pengikut Severus) mendengar tentang "kodrat (Yesus)", mereka selalu memikirkan hal-hal yang memalukan dan tidak pantas, yaitu organ intim pria (Tuhan) dan wanita (Maria). Karena itu mereka menghindari kata ini, seolah-olah mereka seperti murid dari orang-orang Sarakenoi. Untuk saat mendengar terakhir tentang kelahiran Tuhan (Yesus) dan asal-usul-Nya, mereka pernah menghujat, membayangkan sebuah pernikahan, persetubuhan, dan penyatuan raga".
Pada bagian ini, Anastasius menyiratkan suatu hal bahwa kaum Kristen Monofisit dan Sarakenoi alias Muslim awal sama-sama tidak percaya jika Tuhan memiliki kodrat manusia, sebab jika Tuhan memiliki kodrat manusia, maka Tuhan digambarkan seperti menyetubuhi Maria untuk dapat menanamkan benih-Nya ke dalam Maria. Kalau kita merujuk pada doktrin Islam klasik dan modern (setelah memasuki masa penafsiran terhadap Al-Qur'an melalui metode bil-ma'tsur), apa yang disiratkan Anastasius bertentangan dengan doktrin Islam yang kita kenal ini, sebab 'Isa dalam doktrin Islam hari ini bukanlah Tuhan, dan tidak dipertuhankan Muslim. Namun, hal ini memberikan gambaran sebuah periode formatif bahwa Islam hari ini (dalam format sekarang) berbeda dengan Islam awal. Islam dalam format awal tampil sebagai penengah bidat-bidat Kristen. Al-Qur'an memang menyangkal berkali-kali bahwa 'Isa tidak mungkin diperanakkan dari Allah, atau Allah tidak mungkin memperanakkan 'Isa, tapi Al-Qur'an tidak memiliki ketegasan tentang 'Isa sebagai manusia biasa, sehingga apa yang disiratkan Anastasius sebenarnya tidak bertentangan dengan Al-Qur'an.
Severus dari Anthiokhia (wafat 538) adalah seorang pendeta Monofisit yang hidup sebelum masa invasi. Pada bagian akhir, Anastasius menulis: "Sungguh orang-orang Yahudi, Yunani, dan Arab adalah murid-murid Severus yang setia, yang menerima sebagian tulisan kudus (Injil) dan menolak sebagian lainnya, persis seperti Manicheanisme". Manicheanisme adalah sebuah varian baru Zoroastrianisme yang diperkenalkan oleh seorang "nabi" bernama Mani dari Ctesiphon, Persia. Mani mengklaim bahwa Yesus telah mempraktikkan "mati amarah" (tidak melawan musuh), "mati birahi" (tidak bersetubuh), dan "mati raga" (bangkit dari kematian setelah disalib), dan semua orang bisa menjadi seperti Yesus. Ajaran Mani sempat populer sekitar tahun 500an dan juga dikutuk oleh Gereja Katholik dan Orthodoks Syria. Kita memiliki catatan pendukung atas keterangan Anastasius dari Sinai dari sebuah papirus dengan kode akses Berlin Papyrus No. 10677. Berlin Papyrus No. 10677 adalah sebuah papirus Greco-Arab yang berdasarkan penanggalan karbon berasal dari tahun 698 (733 adalah tahun toleransi termuda). Papirus ini merupakan sebuah credo(protokol iman Kristen/creed) yang ditulis oleh seorang panitera Gereja Koptik di bawah otoritas Alexander II (705-730), Patriarkh Alexander dan berisi tentang pengumuman tanggal Paskah yang jatuh pada hari Minggu 16 April, sehingga bila dicocokkan dengan penanggalan karbon, sangat dekat dengan tahun 713, 719, atau 724, dimana 16 April adalah paskah, dan semuanya berada di bawah pemerintahan Khalifah Sulaiman bin 'Abdul-Malik (715-717), 'Umar bin 'Abdul Aziz (717-720), dan Yazid bin 'Abdul-Malik (720-724) dari Bani 'Umayyah. Walaupun papirus ini tidak utuh, tapi kita dapat melihat beberapa poin penting terkait pembelaan Patriarkh terhadap ikonografi Yesus (penggambaran Yesus melalui patung/pigura) dan protesnya terhadap aksi ikonoklasme (pengrusakan atas patung/pigura) Yesus yang dilakukan oleh beberapa orang Kristen. Hal ini menguatkan papirus ini berasal pada zaman pemerintahan Yazid bin 'Abdul-Malik (Yazid II) dan bersesuaian dengan sejarah Islam tradisional dimana dalam Tarikh Thabari, diterangkan bahwa Yazid II pernah mengeluarkan dekrit melarang penggambaran Tuhan dalam bentuk apapun pada tahun 721. Hal ini menarik, sebab larangan itu seolah menyiratkan bahwa sebelumnya menggambar Tuhan adalah suatu kebiasaan yang lumrah di kalangan Muslim.
Namun yang menarik bukan itu. Bahwa dekrit itu seharusnya ditentang oleh kaum Kristiani di masanya. Tapi, jelas papirus ini ditujukan bagi jemaat Kristen, bukan bagi ummat Muslim. Pada baris ke 25 tertulis: "Maka siapakah Kristus yang kamu harus sembah?". Kalimat ini ditujukan bagi kaum Kristen Trinitarian yang menolak ikonografi Yesus. Alexander II melalui paniteranya menulis bahwa penggambaran Yesus dalam patung bukanlah bermaksud menggambarkan/mewujudkan Tuhan dalam bentuk patung, melainkan untuk manifestasi ilahiah dalam peribadatan/kebaktian. Sebagai Kristen Trinitarian, adalah suatu keharusan mengimani/credo terhadap Diofisitisme (dua pribadi Yesus, yaitu Pribadi Allah dan pribadi manusia, lawan dari Monofisitisme). Lebih dalam diterangkan bahwa Alexander II mengkritik perilaku Kristen yang anti-patung Yesus ini pada baris sebelumnya: "Kamu bertindak seperti seorang Monifisit".
Hal yang janggal nampak pada papirus ini. Kaum Monofisit memang tidak pernah menggambar Yesus. Tapi, tampaknya ada tekanan yang dihadapi Trinitarian/Diofisit yang membuat Sang Patriarkh harus menulis protesnya, namun tidak ditujukan untuk Monofisit ataupun untuk Muslim awal, melainkan untuk Kristen Trinitarian itu sendiri. Dan memang papirus ini menunjukkan adanya hubungan dekat antara Monofisit dengan Islam awal. Meskipun Monofisit tidak sama dengan Muslim awal (Sarakenoi), tapi baik Sophronius, Anastasius dari Sinai, maupun Alexander II sama-sama menyatakan hubungan erat kedua komunitas ini. Pengembangan teologi yang dialami kaum Muslim awal tidak lepas dari pengaruh Monofisit, atau sebaliknya, teologi Monofisit tampak selalu sejalan dengan kaum Muslim awal. Dan titik kritis dimana adanya peralihan teologi Islam dari menyamakan Yesus dengan Allah dengan memisahkan keduanya ada pada masa kekuasaan khalifah-khalifah ini. Sejarah Islam tradisional juga menyatakan kecintaan Khalifah 'Umar bin 'Abdul-Aziz terhadap agama dimana dia diceritakan sering mengundang muhadditsin (para ahli hadits) dan fuqaha (para ahli fiqh -penegak agama-). Jika kita meneliti isnad (jalur periwayatan) hadits-hadits yang dikoleksi dalam Kutubussittah, terutama hadits-hadits yang isnad-nya sempurna sampai kepada Muhammad (ittishal), kita dapat mengetahui bahwa ada kebanyakan melalui jalur Ibnu Syihab Az-Zuhri. Az-Zuhri merupakan 'ulama generasi Tabi'in yang dipekerjakan sebagai faqih khusus di istana Khalifah 'Abdul-Malik bin Marwan. Mengenai Az-Zuhri akan dibahas lebih lanjut nanti. Pada intinya, fase peralihan dari periode formatif doktrin Islam dari yang paling primitif (Islam awal) menuju Islam klasik ada pada masa pemerintahan 'Abdul-Malik bin Marwan dan 'Umar bin 'Abdul-Aziz.
>> Lanjut ke Bag. IV
>> Kembali ke Bag. II
Diubah oleh tyrodinthor 09-07-2020 07:38
hippopotamus93 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Tutup