Original Posted By michael.phelps►Seneng nih, ada voice of reason and common sense
Justru di Inter masalahnya adalah di flank menurut saya. Saya enggak tahu apa alasan Conte memilih Dumbros ketimbang Candreva di kanan, mungkin dia khawatir dengan Cristiano. Soal MF memang, Brozovic, Barella, Sensi tentu belum sepadan kalau dibandingkan MVPP, tapi secara potensi, mereka bisa menjadi kombinasi yang bagus dan saling mengisi. Brozovic sebagai regista, Sensi sebagai outlet offence utama, sedangkan Barella sebagai shuttler. Faktanya, dalam 33 menit Sensi berada di lapangan, MFnya Inter berhasil mengambil inisiatif lo. Bahkan mereka enggak gamang kebobolan dulu di menit awal. Kombinasi Sensi dengan Asabob instrumental sekali kemaren. Di kanan, Barella-Dumbros less-so. Tapi gol Inter dimulai dari overload di sisi mereka.
Bukan kebetulan saya rasa, begitu Sensi out, dynamic Inter menjadi terganggu. Coba ditonton deh, dalam periode setelah gol Dybala sampai Sensi keluar, berapa banyak sih peluang yang dimiliki Juve, dan berapa kali build-up Juve bisa keluar dari pressure Inter? Harus diakui, ini masih menjadi masalah besar buat Juve jika ingin mengimplementasikan Sarrismo. Spacing antar pemain masih suboptimal, dan movement untuk menciptakan positional superiority baik melalui access oriented, maupun space oriented masih belum kelihatan. Inter tidak bermain full-press, hanya press di situasi goal-kick atau throw-in saja, tapi sudah cukup merepotkan Juve.
Bahkan Gol Inter berawal dari situasi ini
Dalam periode ini 33 menit ini, 2 chances Juve tidak ada yang dihasilkan dari skema build-up yang rapih yang identik dengan Sarrismo. Satu berkat turnover sloppy pass dari Dumbros, satu lagi adalah Long Ball De Ligt ke Cristiano, memanfaatkan flank yang ditinggalkan Dumbros. Di sini jelinya Sarri, dia menginstruksikan Cristiano dan Dybala bermain sangat lebar dibandingkan FW konvensional, beroperasi di area half-space, dengan menyasar area yang dicover Godin, CB Inter yang paling lamban.
Vecino masuk, dan dia perlu waktu yang cukup lama untuk tune-in. Beberapa kealpaannya, berujung bahaya untuk Inter. Di video di bawah, Vecino alpa menutup passing lane ke Cristiano yang memaksa Godin untuk step-up, tapi Cristiano dengan mudah mengatasinya. Sayang Dybala yang memberikan wall-pass berada dalam posisi off-side.
Satu momen lagi
Yang sama dimananya gan? Klo skema build-up, memang pelatih Italia yang memainkan positional play itu biasanya punya circuit. Baik Conte atau Sarri sama, jadi mereka ada pattern yang di-drill secara terus menerus waktu training. Kemaren kalau enggak salah ada yang share soal skema gol Higuain hasil latihan. Memang pelatih Italia rata2 seperti itu. Tapi build-up Inter berjalan relatif lancar IMO. Mereka bisa mem-bypass pressing Juve, karena pressing Juve juga disjointed. Bahkan ada 2 situasi dimana Inter bisa breakout 3Vs3 dan 2Vs2, sayang Lukaku, yang memiliki peranan penting saat build-up sebagai escape-route dan Lautaro, yang berperan menyerang space yang dihasilkan dari hold-up play Lukaku, decision making-nya sub-par. Soal ejekan ane nyebut2 nutmeg Lukaku ke De Ligt, nutmeg itu enggak akan ane sebut2 kalau enggak menjadi key-moment. Conte tahu De Ligt punya tendensi untuk went-tight kepada penyerang yang berorientasi padanya, maka dari itu, Keberadaan Lukaku menjadi esensial karena dia beberapa kali menciptakan space yang bisa diserang Lautaro atau #8 Inter, dalam hal ini biasanya Sensi. Sayang seperti yang saya sebutkan sebelumnya, ketika memasuki fase terpenting, decision making 2 orang ini kacrut, maka Juve selamat.
Bastoni masuk untuk menggantikan Gadin yang:
- Jadi sasaran tembak Cristiano, mengompensasi dengan positioning yang terlalu ke belakang dan mengganggu defence line Inter.
- Memperbaiki sirkulasi bola di belakang, karena Bastoni memiliki kemampuan passing dan menjadi outlet passing yang lebih baik untuk lepas dari pressure Juve. Mengompensasi perubahan dynamic MF Inter yang keteteran dengan keluarnya Sensi
Kalau dibilang like for like, memang sama2 CB, tapi dengan skillset yang samasekali berbeda.
Video kedua itu menunjukkan sebenere, kenapa Conte memasukkan Bastoni, karena dia tidak canggung untuk step-up dan mengisi gap di tengah untuk zonal superiority. Sayang pemain Inter yang lain tampaknya entah tidak terlalu percaya, atau mereka tidak terbiasa bermain dengan CB model begini. Tapi jika diutilisasi dengan baik, Bastoni akan bisa menjadi key-player kedepannya.
Soal Politano itu, Conte ingin mengamankan flank-nya dari perubahan structure Juve dari 4-3-1-2 menjadi 4-4-2 dengan masuknya Can Inter yang tadi nya defending dengan 5-3-2 berubah menjadi 5-4-1. Ini adjustment brilian dari Sarri, setelah sebelumnya melakukan kesalahan dengan memasukkan Bentancur-Higuain untuk Bernardeschi-Khedira. Keluarnya Bernardeschi membuat Brozovic leluasa menginisiasi serangan Inter dari bawah. Sayang ini gagal dikapitalisasi Inter karena satu dan lain hal. Berubahnya structure inter dari 5-3-2 menjadi 5-4-1 juga menajadikan central area menjadi lebih tidak congested, dan ini mengntungkan Juve. Cristiano menjadi protagonist dalam hal ini, yang akan ane jelaskan selanjutnya.
Ya, ane juga sangat menunggu2 ketika Sarrismo sudah berevolusi ke fase yang ultimate di Juve gan.
Faktanya, Juve punya waktu istirahat ekstra sehari loh gan. Hehe.
Silahkan tanya ke Prandelli deh gan, bagaimana Italia kalah 0-4 di final Euro 2012 karena memang kalah squad depth dan waktu recovery 2 hari. Mau bagaimanapun pelatih mengatur intensitas timnya dalam bermain, waktu recovery lebih akan selalu menjadi keuntungan.
Dibahas dong gan, siapa tahu ane ada lapse, dan saiapa tahu agan ada perspektif lain dalam melihat match yang sangat menarik dari segi taktikal ini. Kan itu gunanya forum, bertukar pendapat. Dan selalu menyenangkan kalau diskusinya seperti ini kok. Ketimbang saling mengumpat dan mengejek. Dan berteriak2 di dalam echo cahmbernya sendiri.
Saya rasa di luar sana sudah banyak yang membahas approach Conte di Inter. Pandangan saya tidak jauh berbeda.
Ane kasi klip2 langsung aja ya gan.
Sekalian terakhir, banyak orang menyoroti Pjanic sebagai bintang kemenangan Juve, tapi bagi ane, protagonist sesungguhnya adalah Cristiano. Godin dikantongin, dan dia memiliki peran sentral dalam gol Higuain. Cristiano drop-off between the lines, mengacaukan koordinasi CB Inter. De Vrij menjadi berganti fokus dari berorientasi pada Higuain menjadi ke Cristiano yang tidak terjaga in between the lines, di saat terakhir, dan Bastoni tidak sempat berganti fokus mengawasi pergerakan Higuain, ketika berusaha menutup, dia sudah kehilangan momentum. Seberapapun rentetan passing Juve, tanpa micro-adjustment dari Cristiano, tidak akan tercipta open-space di lini pertahanan Inter, karena awalnya structure Inter cukup bagus. Disrupsi yang dilakukan Cristiano gagal diantisipasi Inter.
maaf gan yg ente share aja video nya kebanyakan video iler.. yang di tonjolin pas iler nyerang dan bertahan.. sory nih gan ketauan ente seperti mengAgung²kan Conte. sedangkan warga di mari tau pola cara conte bermain.. 3 musim conte di juve dan ane ngikutin yg chelsea memang seperti itu kenyataan nya pola conte saat build up serangan.. ente nonton deh strategi conte pas di Juve sama conte ngelatih timnas.. jawaban nya sama! krna disana masih terdapat org macam Pirlo dan Marchisio otak serangan pada saat di timnas. nah Inter yg skrg ga beda jauh dengan ketika chelsea yg dilatih conte. bedanya conte di chelsea punya moses dan alonso. di inter gakepake. Sama kok pola maen nya!. tapi percaya deh strategi tsb sudah usang. *bermain bagus hanya di menit awal sampe menit 60*. Ini yang sama Sarri lakukan ketika Pep di city ngeHajar chelsea conte. percaya deh pola strategi permainan ga melulu mengenai bagaimana build menyerang, tapi bagaimana saat di serang, dan juga bagaimana saat si pemain ENGGAK bisa ngelakuin apa yg di minta pelatih di atas lapangan. kalo ga sesuai mati kutulah conte disana.
satu lagi mengenai strategi.. Menunggu dengan sabar pada saat lawan menyerang dan melakukan serangan balikpun itu bagian dari strategi dan iler hancur disana.