Balasan dari Mengenal Fenomena Alam HABs (Harmful Algae Blooms) Yang Sangat Beracun dan Mematikan

Alga atau ganggang merupakan organisme penting dalam suatu perairan. Alga berfungsi sebagai produsen primer di perairan yang mana berfungsi sebagai penyedia makanan utama dalam jaring-jaring makanan. Alga yang mikroskopis sering juga dikenal dengan nama lain fitoplankton yang menjadi makanan untuk zooplankton.

Alga terdiri dari 2 jenis yaitu makroalga dan mikroalga. Makroalga yakni jenis alga berukuran besar yang bisa dilihat dengan mata telanjang sedangkan mikroalga yakni jenis alga berukuran kecil yang tiap-tiap individualnya hanya bisa dilihat dengan bantuan mikroskop. Makroalga lebih banyak pemanfaatannya dibanding mikroalga didalam kehidupam manusia seperti pembuatan agar-agar, makanan, kosmetik, dll.

Diantara kedua jenis alga tersebut ternyata mikroalga lah yang memiliki dampak sangat merugikan bila diperairan jumlahnya berlebih. Mikroalga dalam jumlah besar bisa memicu terjadinya fenomena HABs (Harmful Alga Blooms) yang dapat mematikan sekumpulan ikan dan biota lainnya dengan seketika.

Penasaran apa itu HABs, yuk check thread berikut!

HABs Menyebabkan Kematian Ribuan Biota Laut Hanya Dalam Waktu Singkat

Apa itu HABs?

HABs adalah singkatan dari Harmful Algae Blooms yang merupakan fenomena alam meledaknya populasi mikroalga dalam jumlah yang sangat besar. Populasi mikroalga tersebut kemudian meracuni biota perairan dan menghabiskan kadar oksigen di perairan. Sehingga dengan sekejap seluruh biota yang berada dikolom perairan akan mati karena keracunan dan kehabisan oksigen. Sebenarnya bukan sekedar beracun yang menyebabkan ikan-ikan mati tetapi populasi mikroalga yang telah mati tersebut akan turun kedasar perairan dan didekomposisi oleh bakteri. Karena banyaknya jumlah mikroalga yang harus didekomposisi akhirnya bakteri pengurai menghabiskan kadar oksigen dalam perairan menyebabkan kondisi anoksik (kadar oksigen rendah atau bahkan tidak ada).

Kenapa Bisa Terjadi HABs?

HABs terjadi dikarenakan melimpahnya suplai nutrient di perairan, akibatnya populasi mikroalga/fitoplankton meningkat dengan drastis. Dalam fenomena HABs ini, jenis mikroalga beracun yang populasinya meledak. Sehingga menekan populasi mikroalga jenis lainnya dan akhirnya mendominasi perairan. HABs sering terjadi di perairan yang dekat dengan daerah pertanian, daerah industri, dan daerah dengan aktivitas lain yang menghasilkan limbah organik ke perairan.

Daerah yang mengalami HABs ditandai dengan warna air yang berubah menjadi hijau ataupun merah tergantung jenis mikroalga yang mendominasi

Apa Saja Dampak Yang Dihasilkan HABs?

Quote:

1. Mematikan Biota Laut Secara Massal dan Sekejap

Dampak kerugian yang paling dirasakan ketika terjadinya HABs ini yaitu banyaknya ikan yang mati sia-sia. Bila kita ke perairan yang sedang mengalami fenomena HABs, akan tampak banyak organisme-organisme yang mati terutama ikan. Hal ini disebabkan ada beberapa jenis mikroalga yang memproduksi racun dan bila terjadi HABs, populasi alga tersebut meledak dan meracuni organisme dengan tingkat konsentrasi yang tinggi. Oleh sebab itu akan tampak ribuan ikan mati dengan sekejap. Kerugian jangka panjang juga bisa terjadi yaitu menimbulkan kondisi anoksik (tidak ada oksigen) pada perairan sehingga perairan tidak bisa ditinggali biota-biota lainnya.

Quote:

2. Meracuni Manusia dan Membuat Daerah Pariwisata Di Tutup

Racun-racun yang dihasilkan mikroalga jenis Cyanobacteria (Blue-green algae) dalam jumlah banyak (ketika Blooming terjadi) kerapkali meracuni manusia baik karena terpapar atau karena terkonsumsi. Namun dampak yang paling sering terjadi pada manusia yaitu menimbulkan gatal-gatal di bagian kulit yang terpapar HABs. Walaupun demikian tetap saja ada dampak fatal dari HABs kepada manusia yaitu ketika racun-racun cyanobacteria terkonsumsi ketika memakan ikan yang terdeposit racun cyanobacteria dengan konsentrasi tinggi bisa menimbulkan inflamasi pada tubuh.

Quote:

3. Memicu Terjadinya Fenomena Lanjutan Bernama “Red Tide” atau Pasang Merah

Red Tide menjadi fenomena yang mengerikan bagi para pembudidaya ikan di keramba jaring apung (KJA) laut lepas. Bagaimana tidak, fenomena tersebut bisa membunuh semua ikan yang telah dibudidayakan berbulan-bulan dalam waktu singkat. Kali ini pada fenomena red tide, fitoplankton yang populasi nya meledak merupakan jenis fitoplankton paling beracun yang memiliki warna merah sehingga perairan tampak menjadi warna merah seolah-olah diisi oleh darah. Fitoplankton yang menyebabkan fenomena ini yaitu Cochlodinium polykrikoides

Rip Tide biasanya terjadi satu malam, keesokan harinya akan ditemui ribuan ikan yang mati mendadak

Lalu Bagaimana Cara Mencegahnya?

Sejauh ini tindakan yang paling baik dilakukan untuk mengatasi terjadinya HABs yakni dengan pencegahan. Pencegahan terjadinya HABs dilakukan dengan cara memantau perairan, apakah ada runoff nutrien yang berlebih dari daratan. Biasanya runoff nutrien berlebih ke perairan disebabkan oleh pertanian, peternakan, budidaya, dan industri yang berada di pesisir. Keempat kegiatan tersebut seringkali tidak mengelola limbahnya dengan baik dan langsung membuangnya ke perairan. Oleh sebab itu perlu dilakukan serangkaian penelitian di sana untuk menguji kualitas air di perairan yang berdekatan dengan kegiatan-kegiatan tersebut. Bila terbukti jumlah nutrien melebihi ambang batas maka perlu diajukan gugatan apakah IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah) yang didirikan disana sudah sesuai atau apakah kegiatan-kegiatan usaha disana sudah memiliki AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)? — Pencegahannya perlu melibatkan berbagai macam pihak.

Wah rupanya ada lagi satu fenomena alam yang mematikan dan sungguh merugikan. Kalau begini kasihan juga para pembudidaya ikan bila usahanya raib karena HABs. Jadi, penting nih buat kita supaya tidak sembarangan membuang limbah organik seperti kotoran hewan ataupun limbah-limbah lainnya yang memiliki kandungan nitrat, fosfat, ferum, serta silika ke laut karena akan memicu blooming alga yang mematikan ini.

Sumber : Disini
Sumber gambar : Google.com