- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Terperangkap Di Dimensi Lain
TS
iyhansamudera
Terperangkap Di Dimensi Lain
Selamat pagi, hari ini ane akan sedikit bercerita tentang pengalaman pribadi saya beberapa tahun silam
Entah horor atau gimana, nanti reader sendiri yang menilai. Yang jelas ane benar-benar mengalami kejadian diluar nalar yang sampai sekarang ane ga percaya itu terjadi.
Oke, mari kita mulai.
Spoiler for Tepatnya 2014 lalu:
Quote:
Nih yang males scroll ane sajikan indexnya gan
PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 27 suara
Setuju thread ini sampai tamat?
YA
96%TIDAK
4%Diubah oleh iyhansamudera 12-12-2018 23:14
menantugodzila dan 89 lainnya memberi reputasi
86
130.7K
557
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
iyhansamudera
#378
TERPERANGKAP DI DIMENSI LAIN PART 29 (DIMENSI SATU)
Entahlah, yang jelas saat itu saya tidak sedang bermimpi.
Ketika saya membuka mata, saya berada di sebuah tempat. Tanpa aliran udara, suara, ya sangat hening alias hampa.
Sesaat saya menatap keatas, hanya putih bagai susu, tak ada apapun.
Ahh tempat apa ini, saya mencoba, saya pun tak dapat mengeluarkan suara!!!
Dimanakah saya? Saya menatap kedepan, yang ada hanyalah bayangan maya. Hingga satu suara mulai terdengar sayup. Dan saya mengenal suara ini.
"Nak, tak usah panik," ucap suara itu seperti berbisik.
"Buk asri," tanya saya sedikit memastikan.
"Apa kabarmu nak, pasti kamu baik baik saja," ucapnya lagi.
"Ibuk dimana, dimana saya sekarang, apa yang terjadi, apakah saya sudah meninggal buk," tanya saya bertubi tubi.
"Kamu tak usah panik nak, saya masih disini dan mengawasimu, berharap bisa bertemu denganmu meski untuk yang terakhir kalinya. Kamu, lebih tepatnya hati dan pikiranmu saat ini sedang saya pindahkan ke Dimensi satunak, sebab hanya disini kita dapat berkomunikasi. Jaga dirimu nak, ibu selalu yakin kamu pasti bisa menerima dan menjalani takdirmu ini," terdengar suara lirih darinya.
"Buk, apa maksud ibuk...," lalu tiba tiba.
Saya tersadar, saya hebuskan nafas berat dan jantung memompa dengan sangat cepatnya.
"Yang terakhir kalinya...," kira kira itulah sambungan dari ucapan saya yang lolos dari perpindahan dimensi. Dan sontak membuat sam terheran.
Saat itu posisi saya sedang duduk diantara dua sujud.
"Yan, kamu baik baik saja," tanya sam memastikan.
"Aku pergi berapa lama sam," ujarku menjawab pertanyaan sam dengan pertanyaan lagi.
"Pergi, kamu tak kemana mana yan, sedari tadi kita shalat, baru saja mengakhiri dzikirmu dan lalu berucap seperti itu. Hey apa yang terjadi," tanyanya lagi, tampaknya ia penasaran.
"Memang benar, dimensi satu tak merubah apapun, ketiadaan. Disana aku cukup lama, dan hanya sepersekian detik. Sama dengan lipatan waktu saat kakek mengunjungiku,"
"Benar kamu mengunjungi dimensi itu yan," tanya sam lagi
"Bukan aku yang kesana, tapi buk asri yang membawaku," singkat saya lalu beranjak merapikan sajadah, membiarkan sam dengan rasa penasarannya.
Apa yang dimaksud buk asri dengan kata Melihatku untuk yang terakhir kalinya? ...
To be continued
Ketika saya membuka mata, saya berada di sebuah tempat. Tanpa aliran udara, suara, ya sangat hening alias hampa.
Sesaat saya menatap keatas, hanya putih bagai susu, tak ada apapun.
Ahh tempat apa ini, saya mencoba, saya pun tak dapat mengeluarkan suara!!!
Dimanakah saya? Saya menatap kedepan, yang ada hanyalah bayangan maya. Hingga satu suara mulai terdengar sayup. Dan saya mengenal suara ini.
"Nak, tak usah panik," ucap suara itu seperti berbisik.
"Buk asri," tanya saya sedikit memastikan.
"Apa kabarmu nak, pasti kamu baik baik saja," ucapnya lagi.
"Ibuk dimana, dimana saya sekarang, apa yang terjadi, apakah saya sudah meninggal buk," tanya saya bertubi tubi.
"Kamu tak usah panik nak, saya masih disini dan mengawasimu, berharap bisa bertemu denganmu meski untuk yang terakhir kalinya. Kamu, lebih tepatnya hati dan pikiranmu saat ini sedang saya pindahkan ke Dimensi satunak, sebab hanya disini kita dapat berkomunikasi. Jaga dirimu nak, ibu selalu yakin kamu pasti bisa menerima dan menjalani takdirmu ini," terdengar suara lirih darinya.
"Buk, apa maksud ibuk...," lalu tiba tiba.
Saya tersadar, saya hebuskan nafas berat dan jantung memompa dengan sangat cepatnya.
"Yang terakhir kalinya...," kira kira itulah sambungan dari ucapan saya yang lolos dari perpindahan dimensi. Dan sontak membuat sam terheran.
Saat itu posisi saya sedang duduk diantara dua sujud.
"Yan, kamu baik baik saja," tanya sam memastikan.
"Aku pergi berapa lama sam," ujarku menjawab pertanyaan sam dengan pertanyaan lagi.
"Pergi, kamu tak kemana mana yan, sedari tadi kita shalat, baru saja mengakhiri dzikirmu dan lalu berucap seperti itu. Hey apa yang terjadi," tanyanya lagi, tampaknya ia penasaran.
"Memang benar, dimensi satu tak merubah apapun, ketiadaan. Disana aku cukup lama, dan hanya sepersekian detik. Sama dengan lipatan waktu saat kakek mengunjungiku,"
"Benar kamu mengunjungi dimensi itu yan," tanya sam lagi
"Bukan aku yang kesana, tapi buk asri yang membawaku," singkat saya lalu beranjak merapikan sajadah, membiarkan sam dengan rasa penasarannya.
Quote:
Apa yang dimaksud buk asri dengan kata Melihatku untuk yang terakhir kalinya? ...
To be continued
menantugodzila dan 16 lainnya memberi reputasi
17