Surobledhek746Avatar border
TS
Surobledhek746
KKN Desa Penari, Tentang Kebohongan yang Dibesar-besarkan

Selamat datang lagi di tread gw. Semoga sehat ya. Mari kali ini kita bahas opini tentang cerita yang di luar logika normal.

Cerita tahun 2009, berarti sudah sepuluh tahun dari sekarang. Jika kasus pembunuhan sebenar lagi akan ditutup. Apalagi tentang cerita dari mulut ke mulut. Hoak di antara hoak yang paling joak. Betapa tidak. Zaman sekarang melinial, malah percaya seperti yang begituan. Itu namanya keterlaluan.

Bayangkan saja, cerita yang dibangun berbagai versi memiliki kejanggalan-kejanggalan yang bahkan anak SD saja ketika membaca tau celah bohongnya ada dimana.

Ibarat sebuah skenario film saja alur logikanya tidak masuk akal. Betapa tidak, sudah tau tempat angker. Sudah terang-terang takut teenyata malah iya-iya saja ketika diajak ke sana. Bumbu cinta pula. Persis film india.

Apalagi sang pengunggah pertama kali saja tak berani mengakui kalau tempatnya di desa Penari. Dia tidak menyebutkan soal tempat. Berarti cerita yang disampaikan adalah cerita mimpi. Mungkin saja dengan alasan tertentu. Ada kejadian tersembunyi yang ingin disampaikan, namun takut pada ancaman.

Mungkin saja. Ini mungkin saja misalnya, beberapa mahasiswo tersebut mengalami pelecehan seksual ketoka KKN di tempat itu, jadi dengan tersebarnya verita horor tersebut ada kemungkinan soal pertanggungjawaban yamg dahulu pernah masuk dalam perjanjian.

Atau hal lain yang seperti dalam film, ada ladang ganja yang tersembunyi di sana. Sehingga dengan viralnya cerita tersebut kemudian akan ada orang yang datang ke desa Penari tersebut.

Segala macam peristiwa dibalik cerita KKN di Desa Penari. Sementara setelah gw teliti dan cermati berita media sosial dan twitter yang ada semuanya hanya cerita ngalor ngidul hanya untuk hiburan.

Benar saja, jika kebetulan stres kemudian mendengarkan atau membaca cerita horor, bagi sebagian orang akan kian presh. Jadi peluang seperti terbuka lebar bagi mereka. Sementara pembaca yang ada di twitter dam berita online lainnya juga terhibur.

Kalau masih penasaran, silakan kulik dan cermati sendiri apa yang terjadi sebenarnya, kemudian tanyakan pada teman atau tetangga yang berada dekat dengan desa Penari. Nanti pasti akan tau seperti apa kebohongan itu terbongkar.

Bahasa lainnya adalah, dari pada repot ngurusi berita politik dan artis yang kimpoi cerai mending membaca dan mendengar cerita horor. Lebih seru. Begitu kira-kira.

Demikan Agan/sist opini Gw. Semoga berkenan ya. Makasih untuk mampirnya. Salam.


Lanjutannya 1

Lanjutannya 2
Diubah oleh Surobledhek746 10-09-2019 05:49
evywahyuni
hvzalf
Cahayahalimah
Cahayahalimah dan 5 lainnya memberi reputasi
6
8.8K
124
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
Surobledhek746Avatar border
TS
Surobledhek746
#102
Lanjutannya 2

Di media sosial sedang heboh dengan cerita horror berjudul KKN Di Desa Penari. Cerita ini pertama kali muncul pada thread twitter oleh akun @SimpleM81378523 dan kemudian menjadi trending topic, sehingga merambah ke platform media sosial lainnya seperti Instagram dan Facebook. Gambar yang saya tampilkan ini bagi yang paham saja pasti akan tertawa. Meskipun sudah ramai dibicarakan, namun belum tentu semua orang sudah mengetahui kisah KKN di desa penari tersebut. Entah karena memang ketinggalan atau sengaja tidak berani membaca thread misteri ini yang konon katanya begitu menyeramkan.

Cerita ini terbagi menjadi dua perspektif dari dua tokoh yang berbeda yaitu dari sudut pandang Widya dan sudut pandang Nur. Widya dan Nur adalah dua tokoh yang terlibat dalam kisah tersebut. Jika bingung harus membaca versi yang mana, maka semua versi harus dibaca dengan urutan membaca versi dari tokoh Widya terlebih dahulu, kemudian versi Nur karna versi Nur yang menjadi pelengkap cerita tersebut. Percakapan para tokoh di thread ini menggunakan bahasa jawa namun sang penulis juga menyertakan terjemahan bahasa indonesianya. Berikut rangkuman dari cerita KKN di Desa Penari.

Cerita berawal dari sekelompok mahasiswa yaitu Nur, Widya, Ayu, Bima, Wahyu, dan Anton yang melakukan kegiatan KKN (Kerja Kuliah Nyata) selama 6 minggu pada akhir tahun 2009. Ayu yang menemukan lokasi di mana kelak mereka akan melakukan KKN yaitu sebuah desa di hutan Alas D**** yang terletak di kota B daerah timur provinsi Jawa Timur. Menurut Ayu desa tersebut masih sangat alami sehingga sangat cocok untuk proker mereka, dan juga kebetulan kakak laki-laki Ayu, Mas Ilham kenal dengan lurah setempat yaitu Pak Prabu. Ayu dan Nur ditemani Mas Ilham ke lokasi terlebih dahulu untuk observasi ke tempat KKN dengan perjalanan dari kota J ke kota B memakan waktu 4-6 jam. Nur mempunyai perasaan yang tidak enak terlebih saat di jalan bertemu dengan kakek-kakek pengemis yang menggelengkan kepala seakan mengisyaratkan untuk tidak pergi ke sana. Sampailah mereka di pinggir hutan. Lokasi desa memang masuk ke dalam hutan dan belum ada jalan mobil untuk akses masuk, sehingga mereka harus dijemput dengan motor oleh warga desa setempat. Sesampainya di desa ada perdebatan serius antara Mas Ilham dan Pak Prabu bahwa desa ini tidak bisa dijadikan lokasi KKN, namun Mas Ilham berhasil membujuk Pak Prabu agar bisa menolong adiknya melaksanakan tugas KKN sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat demi menyelesaikan tugasnya di universitas.

Singkat cerita, berangkatlah Nur, Widya, Ayu, Bima, Wahyu, dan Anton ke desa Penari. Dalam perjalanan Widya menceritakan bahwa ibunya mempunyai firasat buruk dan memintanya untuk mengurungkan niatnya itu. Dalam hati, Nur pun merasakan hal yang sama, apalagi saat melakukan observasi ia sempat melihat sosok makhluk besar dengan tubuh yang dipenuhi bulu, bermata merah dan bertanduk kerbau. Makhluk itu menatap ke arah Nur seakan tidak menyukai kedatangan Nur. Nur memang berbeda dari teman-temanya. Gadis berjilbab ini lebih sensitif pada hal-hal supranatural, namun ia juga sosok yang religius. Di perjalanan ini Nur hanya berdoa semoga mereka berangkat dengan utuh dan pulang juga dengan utuh. Mereka menaiki mobil elf. Saat di tempat pemberhentian lampu merah ada pengemis yang menggebrak kaca mobil mereka dan membuat semua orang kaget. Dari bibirnya Nur bisa membaca seperti mengatakan supaya jangan pergi kesana. Tak lama kemudian sampailah mereka di tempat pemberhentian. Akses yang mereka tempuh sama seperti pada saat Ayu dan Nur datang pertama kali kala observasi. Mereka sudah dijemput motor yang akan mengantar mereka masuk ke desa. Sepanjang perjalanan sepi sunyi namun tiba-tiba Widya mendengar suara gamelan dan ia melihat seorang wanita sangat cantik sedang menari dengan anggunnya. Wanita yang menari itu memandang ke arah Widya, kemudian menghilang dari pandangan. Hal serupa pun dialami oleh Nur. Ia juga melihat penari wanita di tengah gelapnya hutan.


Sampailah mereka di desa disambut oleh Pak Prabu. Widya berkata pada Pak Prabu mengapa desa ini pelosok sekali, namun Pak Prabu menyanggah bagaimana bisa dikatakan pelosok karna perjalanan hanya memakan waktu 30 menit dari jalan raya. Widya kebingungan karena yang ia rasakaan adalah perjalanan yang lama sekali. Bukan setengah jam tetapi setengah hari. Saat malam hari listrik menggunakan genset, mereka menggunakan petromax. Saat teman-temannya sudah terlelap, Nur lagi-lagi melihat sosok mata merah mengintipnya. Ia ketakutan dan membaca ayat kursi. Kemudian terdengar suara papan kayu yang digebrak. Makhluk itupun menghilang.

Keesokan harinya mereka berkeliling desa ditemani oleh Pak Prabu. Desa ini memang terlihat ganjil karena banyak sekali tempat yang diberikan sesajen. Sampailah mereka di sebuah pemakaman. Pemakaman tersebut terlihat aneh karena semua batu nisan yang ada di sana tertutup oleh kain hitam. Tempat selanjutnya adalah Sinden yaitu kolam tempat air keluar dari tanah. Dan sampailah mereka di Tapak Tilas yaitu sebuah batas di mana orang dilarang keras untuk melintasinya. Tempat itu sudah ditandai dengan kain merah dan janur kuning.

Sore hari tiba Nur dan Widya berniat mandi. Di sana tidak ada kamar mandi karena sulitnya akses air, lalu merekapun mandi di sinden dekat sungai yang terdapat bilik. Nur mandi terlebih dulu dan Widya yang berjaga di luar. Di dalam bilik Nur mengalami hal menyeramkan. Ia melihat kendi yang berisi air penuh dengan rambut, ia pun kaget dan berusaha membuka pintu dan memanggil Widya namun pintu seperti ada yang menahan dan Widya tak menjawab panggilan Nur. Dan ternyata ada sesosok makhluk besar hingga menyentuh langit-langit bilik. Nur pun istigfar kemudian melempar batu sembari berdoa lalu makhluk itupun lenyap. Kondisi Widya di luar bilik saat menunggu Nur mandi justru ia mendengar seperti ada suara orang sedang berkidung di dalam bilik. Widya memanggil Nur namun tidak ada jawaban. Saat giliran Widya mandi, ia pun juga mengalami hal ganjil. Ketika ia membasuh badannya dan memejamkan mata, terbayang sosok wanita cantik jelita tersenyum kepadanya. Dan ia mendengar lagi suara orang sedang berkidung tepat di luar bilik di mana Nur berdiri. Sementara Nur menunggu justru ia juga mendengar suara orang sedang berkidung, ia memanggil Widya namun tidak ada jawaban. Iapun melihat dari celah bilik tidak ada Widya namun sosok wanita cantik yang sedang mandi dengan anggunnya. Wajah wanita itu persis seperti penari yang ia lihat di hutan. Setelah keduanya selesai mandi, masing-masing memasang wajah bingung terlebih Nur yang memang sedang berpikir siapakah yang sedang diincar ? dirinya ataukah Widya ?

Malam harinya Nur mendatangi rumah Pak Prabu. Ia ingin menyampaikan hal ganjil yang ia alami. Di rumah Pak Prabu sudah ada seorang kakek sepuh yang dikenal dengan nama Mbah Buyut. Nur disuguhi kopi hitam namun rasanya manis dan beraroma melati. Lalu Nur pun mengadu kalau selama di sini ia selalu diikuti makhluk lain. Ia takut jika ada perbuatannya yang tidak disengaja menyebabkan ia diikuti. Pak Prabu menjelaskan bahwa alasan ia diikuti adalah karna ia membawa serta sosok lain yang tidak diterima di sini. Mbah Buyut ikut menjelaskan bahwa ada sosok nenek-nenek yang "menjaga" Nur. Setelah itu Nurpun kembali ke penginapan dan tidur. Nur terbangun dari tidurnya karena mendengar suara berisik dari luar rumah. Dan di luar rumah sudah ada teman-temannya, juga ibu pemilik rumah yang menyuruh mereka masuk. Ayu menceritakan kepada Nur bahwa Wahyu melihat Widya sedang menari sendirian di tanah lapang. Namun anehnya apa yang dialami Widya adalah ia keluar rumah justru karena melihat Nur keluar lalu menari di tanah lapang. Keesokan harinya Wahyu, Widya, Ayu, dan Pak Prabu pergi ke rumah mbah Buyut untuk menceritakan kejadian semalam. Alhasil mereka diberitahu bahwa Widya ada yang mengikuti. Wahyu bercerita pada Widya bahwa ia sering melihat Bima keluar kamar pada malam hari.

Di tempat lain Nur dan Anton sedang menegerjakan proker mereka. Anton memberitahu Nur bahwa ia sering melihat Bima bicara dan tertawa sendiri dan juga ia pernah melihat Bima sedang onani. Anehnya lagi Bima sering membawa sesajen pulang dan di letakan di bawah ranjang, dan di atas sesajen itu Anton menemukan ada foto Widya. Anton curiga kalau Bima ingin mempelet Widya dan lebih mengerikan lagi Anton juga sering mendengar suara perempuan, namun tidak ada satupun perempuan yang keluar dari kamar. Nur pun marah mendengar Anton seperti memfitnah Bima. Nur dan Bima memang sudah berteman sejak mereka di pondok pesantren. Nur tahu betul sifat Bima yang religius tidak mungkin melakukan hal semacam itu. Anton pun mengajak Nur ke kamar untuk membuktikan omongannya, dan benar adanya ucapan Anton. Dan juga saat mereka berdua berada di kamar, tiba-tiba ada ular berwarna hijau yang keluar dari lemari lalu lenyap melewati jendela. Sore harinya di penginapan mereka melihat tangan Widya gemetaran lalu Nur memberinya minum, namun Widya mengeluarkan sesuatu dari dalam mulutnya yaitu rambut panjang. Semua tersontak kaget. Anton mengatakan jika tiba-tiba muncul rambut barangkali ia sedang diincar entah itu pelet atau santet.

Cerita berlanjut dengan proker Bima yang ditentang warga karena akan menggarap kegiatan di tapak tilas. Nur pun penasaran mengapa tempat itu seolah dikeramatkan. Ia pun nekat pergi melewati batas tapak tilas dengan berjalan ke dalam, kemudian ia menemukan bangunan mirip balai desa beratap khas jawa. Bangunan itu terbengkalai dan terdapat banyak gamelan. Di belakang bangunan itu ada sebuah gubuk. Lalu tiba-tiba ia bertemu dengan Bima dan Ayu. Mereka pun kaget melihat Nur.
Diubah oleh Surobledhek746 10-09-2019 05:49
evywahyuni
evywahyuni memberi reputasi
1