MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
PACARKU HIDUP KEMBALI

Permisi Gan/Sis pembaca setia cerita cinta Hayati dan Asnawi, dalam trit baru ini ane mau cerita lanjutan petualangan Hayati setelah berpisah sama Asnawi.
Spoiler for Sinopsis:


KARAKTER


Spoiler for Karakter Utama:

Spoiler for Mahluk Gaib dan Bangsa Siluman:

Spoiler for Karakter Pendukung:



Quote:


Soundtrack cerita biar kayak film-film ANIME....emoticon-Embarrassmentemoticon-Embarrassment

Spoiler for Opening Song:


 
BAGIAN 1
ALAM BAKA
part 1



Malam itu setelah petarungan besar antara Bendoro dan Hayati, keadaan tampak sangat memilukan. Asnawi dan Hayati saling berpelukan dalam waktu lama, tubuh Hayati yang masih mengeluarkan darah tidak menjadi batu sandungan buat dirinya untuk memeluk Hayati.

Hayati menangis tersedu sedu dalam pelukan Asnawi. akhirnya setelah sekian lama, dia bisa bersatu dengan Asnawi tanpa harus mengalami berbagai gangguan. Bendoro yang selama ini muncul di kehidupannya, telah lenyap begitu saja. Memang Bendoro mempunyai tujuan yang baik demi membela kamu arwah penasaran yang diperbudak oleh bangsa siluman bangsawan, namun dia telah merenggut kebahagiaan Hayati dengan memaksanya untuk ikut berjuang. Bagi diri Hayati, Asnawi berperan sebagai pahlawan besar dalam kahidupannya sebagai arwah penasaran. Dimulai dengan pertemuan pertamanya yang sangat menyeramkan sampai mereka menjadi satu seperti sekarang ini. Banyak lika liku kehidupan cinta diantara mereka berdua ditengah jurang perbedaan yang menganga.

Hayati merasa sangat bahagia kala itu, hatinya merasa sangat tenang dan jiwanya berbunga bunga. Tubuhnya mulai menghangat seperti manusia hidup. Detak jantungnya mulai terasa dan aliran darahnya mulai menggelora. Tiba tiba seberkas cahaya berwana keemasan muncul dari langit dan menerpa tubuh Hayati yang masih beperlukan dengan Asnawi. Hayati langsung kaget dengan cahaya itu dan melapaskan pelukannya dengan Asnawi.

“mas...sinar ini?”

“maksudnya apa Hayati?”

“hatiku sekarang tenang banget dan jiwaku juga terasa hangat...jangan jangan ini tanda tanda...”

“maksudnya arwah kamu udah nggak penasaran lagi?”

“iya mas ku...huft..huft..mas.....mas..........gimana ini?”

“Hayati....kamu jangan tinggalin aku... kita udah berjanji mau hidup bersama”

“aku juga sama mas aku...hiks ...hiks...aku nggak mau pisah sama kamu mas”

Tubuh Hayati menjadi sangat hangat dan perlahan mulai memudar. Panggilan dari alam baka mulai menggema, Hayati mau tidak mau harus pergi kesana dan meninggalkan Asnawi di dunia ini. Asnawi semakin erat memeluk Hayati. Dia histeris dan tidak mau melepas Hayati.

“Hayati....tolong tetap disini, jangan pergi dulu ke alam baka..hiks..hiks”

“maafin aku mas, aku juga nggak bisa berkehendak....ini udah takdir...udah seharusnya aku berada di alam sana”

“HAYATIIIIII...........TOLONG HAYATI....TETEP JADI ARWAH PENASARAN....JANGAN TINGGALIN AKU”

“mas.....kayanya aku udah nggak bisa....aku udah pasrah akan keadaan sekarang..mas...denger aku mas...”

Hayati berusaha menegakkan kepala Asnawi yang tertunduk. Tampak mata Asnawi yang merah karena menangis dan wajahnya yang basah terkena air mata. Hayati berusaha tegar dan menguatkan Asnawi yang tengah jatuh dan larut dalam kesedihan. Hayati harus menyampaikan pesan yang bisa dijadikan bekal hidup Asnawi ditengah waktu yang samakin sempit. Lama kelamaan tubuh Hayati semakin memudar, dia harus berpacu dengan waktu.

“mas....maafin aku yah...mas...aku pengen kamu janji...aku pengen kamu berjanji sebelum aku pergi selamanya ke alam baka”

“nggak mau....kamu harus tetep disini Hayati..”

“mas...ku sayang...tolong aku yah mas.....mas harus ngerelain kepergianku yah...dan aku pengen mas berjanji”

Asnawi terdiam beberapa saat. Dia tampak berusaha untuk ikhlas untuk melepas Hayati pergi ke alam baka. Dia mulai mengatur napasnya dan menghentikan tangisannya.

“hiks...hiks....hiks..............iya aku berjanji”

“aku pengen kamu berjanji untuk menyayangi Cascade sabagaimana kamu menyayangi ku...aku pengen kamu melanjutkan hidupmu bersama dia....aku pengen kamu balikan lagi sama dia.....janji mas!”

“aku janji Hayati.........aku akan melaksanakan janji janjimu Hayati”

“makasih banget mas ku sayang...sekarang aku bisa pergi dengan tenang”

“iya Hayati sayang...aku sayang banget sama kamu...aku cinta banget sama kamu...aku nggak akan ngelupain kamu..Hayati...hatiku udah milik kamu....aku nggak akan ngasihin sama orang lain”

“mas....hiks..hiks....kamu harus tetap sehat yah mas, kamu harus rajin mandi, makan makanan sehat, nggak boleh ngerokok dan rajin olahraga mas....mas.....kayanya waktuku udah tiba...peluk aku mas”

Asnawi kembeli berpelukan dengan erat disertai tangisan yang luar biasa yang membuat suasan semakin menyedihkan.

“mas...walaupun di dunia ini kita nggak bisa bersatu...semoga di akhirat kelak kita akan ketemu lagi dan hidup bersama selamanya”

“iya Hayati..aku janji...aku akan selalu mendoakan mu dan akan melakukan semua yang kamu perintahin ka aku.....Hayati aku akan menemuimu di akhirat nanti...tunggu aku disana yah sayang....capet atau lambat aku juga akan menyusulmu ke alam sana....terima kasih Pacar Kuntilanak Ku tersayang...kamu udah mewarnai hidupku yang menyedihkan ini....”

Hayati pun akhirnya menghilang dari pelukan Asnawi. dan cahaya keemasan yang berasal dari langit pun juga ikut menghilang. Kejadian itu sama persis seperti yang Asnawi saksikan ketika 6 kuntilanak anak buah Wewe Gombel yang juga pergi ke alam baka. Asnawi kembali menangis dan berteriak teriak menyebut nama Hayati. Dia seakan akan tidak sanggup ditinggal Hayati dalam keadaan seperti itu.

Hayati terbang di dalam sebuah pusaran energi dalam tuangan yang tak terbatas. Dia melayang tanpa arah yang jelas, Hayati mencoba untuk berbalik arah melawan arus tarikan gaya,akan tetap usahanya itu gagal. Hayati menangis selama berada dalam pusaran itu. Dalam hatinya dia terus berkeluh kesah dengan keadaan yang dialaminya.

“Oh Tuhan....kenapa Engkau melakukan ini kepadaku?.....aku cuma ingin hidup bahagia bersama kekasihku....kenapa Tuhan??” gerutu Hayati dalam tangisannya.

Tiba tiba seberkas cahaya putih kecil mulai muncul diujung pusaran. Hayati langsung melihat kearah cahaya itu, dia tampak mengernyitkan dahinya. “Mungkin itu adalah pintu alam baka” gumam Hayati dalam hati. Lama-lama cahaya putih itu semakin membesar dan mendekati Hayati. Jantungnya semakin berdebar kencang ketika dia mendekatinya dan akhirnya dia masuk kedalam cahaya putih itu.

Tiba-tiba Hayati berbaring diatas tanah yang tandus. Dia menghela napas dengan kencang dan berusaha membuka matanya pelan-pelan. Hayati mulai berdiri dan melihat keadaan disekitarnya. Ternyata tempat itu adalah sebuah padang tandus yang sangat luas dan memiliki kontur permukaan tanah yang datar. Hayati tampak sangat kebingungan dengan tempat itu. Dia kemudian berjalan untuk mencari tahu tempat yang baru didatanginya itu. Padang tandus itu dipenuhi oleh kabut dan bersuhu panas, seperti suasana Kota Bandung di siang hari.

Hayati berjalan lurus kedepan untuk mengetahui tempat itu. Dia tidak bisa melihat jauh karena terhalang oleh kabut, jarak pandangnya sangat terbatas. Akhirnya dia menemukan sebuah pohon kering yang menjulang cukup tinggi. Hayati memiliki ide untuk memanjat pohon itu dengan tujuan dapat melihat keadaan di sekitarnya. Dia pun memanjat pohon itu dengan susah payah.

Wujud Hayati berubah menjadi seperti manusia, dia tidak bisa melayang dan terbang seperti biasanya, tampak tubuhnya juga memadat. Hayati masih memakai baju gaun putih kuntinya yang berlumuran darah akibat pertarungan dengan Bendoro. Ketika sampai di puncak pohon, Hayati mulai melihat lihat kondisi sekitar yang masih tertutup kabut.

Tak lama berselang, tiba-tiba angin kencang bertiup dan menyingkirkan kabut yang mengahalangi pandangannya. Hayati tampak menutup matanya ketika diterpa angin tersebut. Setelah angin itu hilang, Hayati kembali membuka matanya. Betapa kagetnya dia ketika melihat pemandangan yang ada dihadapannya. Dia melihat orang-orang yang sangat banyak tampak antri untuk masuk ke dalam sebuah pintu besar yang berada di sebuah benteng yang sangat tinggi dan panjang di ujung cakrawala. Orang-orang yang kira kira berjumlah jutaan itu tampak bersabar dalam menunggu antrian masuk ke gerbang itu. Mereka tampak mengenakan kain kafan yang digunakan untuk menutup tubuh. Tergambar berbagai macam ekspresi yang tersirat di raut wajah mereka, ada ekspresi senyum bahagia, sedih, menangis dan penuh penyesalan.

................................................................

Spoiler for Closing Song:



Polling
0 suara
Siapakah yang akan menjadi pendamping hidup Asnawi ?
Diubah oleh Martincorp 06-12-2019 01:04
muliatama007
chrysalis99
gembogspeed
gembogspeed dan 207 lainnya memberi reputasi
196
679.2K
6.3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
#844
BAGIAN 18
MENANTU IDAMAN
part 2



“makan tuh jus mangga anyeeeenk!!!...hahahaha” ujar Eka dengan penuh kepuasan ketika melihat Asnawi yang basah kuyup terkena siraman jus mangga.

“aahh..tega bener si lu...nyiram gue pake jus” keluh Asnawi.

“ya abis elu kaya kesurupan gitu mau nyosor gue....”

Sementara, Febri dan Letty malah tertawa terpingkal-pingkal melihat kelakuan absurd kedua sahabatnya itu. Letty dengan sigap langsung mengambil lap yang berada di dapur untuk membersihkan tumpahan jus yang tercecer di lantai. Selain itu, dia juga memberi sehelai handuk kecil kepada Asnawi untuk mengelap mukanya.

“lu kenapa si Wi.....pake nyosor sama si Eka?” tanya Febri dengan muka merah akibat tertawa terbahak-bahak.

“anu...eh...enggak ah, gue cuman baper aja liat lu berdua pelukan..hehe” jawab Asnawi malu-malu.

“baper apa nafsu lu?.....gue hampir dirudapaksa sama elu!!” eka ngegas.

“wah...emang gue kayak gitu?” tanya Asnawi shock.

“si Eka bener broo...lu hampir merkosa dia hahahahaha.....nyaris aja gue muntah liat aksi lu berdua...hahahaha” sahut Febri.

“hih...amit-amit gue mau merkosa si Eka....gue masih normal euy” sanggah Asnawi.

“ahhh!!..normal-normal podol sia anyeeenk!!” Eka kembali ngegas.

“aduh maafin gue bro....hehehe...maafin yah” Asnawi memelas.

“BODO AH!”

Suasana sore itu pun berlangsung sangat heboh setelah aksi nekat Asnawi. Letty kembali duduk disebelah Febri yang masih tertawa.

“eik heran sama Asnawi...kenapa begitu cinta sama Hayati?” tanya Letty.

“aku cinta sama Hayati karena Hayati juga mencintaiku Lett.....jiwa kita seakan udah bersatu” jawab Asnawi.

“tapi kan arwah gentayangan tidak akan bisa merasakan cinta lagi kepada manusia....perasaan mereka udah ikut mati”

“tapi apa kalian bisa jatuh cinta juga antar sesama hantu?”

“iya.....sesama hantu maupun sama siluman...kita bisa merasakan cinta...kau tahu Bendoro dulu juga saling mencintai sama siluman Kera merah dan berakhir tragis....eik juga pernah punya namanya suami seorang siluman punya....tapi kita udah pisah”

“tapi kenapa Hayati bisa mencintaku dengan tulus...bahkan dia ingin menikah sama aku”

“hmmmm..eik juga tidak mengerti dengan apa yang Hayati rasakan.....dia adalah kuntilanak paling beda diantara yang lain....Hayati sangat manusiawi....dan penuh dengan rasa cinta”

“berarti apa Hayati itu adalah jenis kuntilanak langka?”

“ja.....bisa dikatakan begitu....eik malah nyangka dia itu sebenernya manusia”

Asnawi pun dibuat semakin bingung dengan pernyataan Letty. Apakah mungkin Hayati itu memang masih hidup atau selama ini dia itu adalah manusia yang berubah jadi kuntilanak? Pertanyaan itu terus menerus menyerang sel-sel otak Asnawi.

Malam pun tiba, sekitar pukul 9 Asnawi dan Eka pulang dari rumah Febri. Asnawi hari itu merasakan banyak hal, mulai dari senang sampai sedih. Bahkan dia juga merasakan suatu kebingungan ketika mengetahui rencana gila Febri untuk menghidupkan kembali Letty. Sebersit penyesalan mulai dirasakan Asnawi, mengapa dirinya menolak untuk melakukan ritual paku kuntilanak seperti yang akan Febri lakukan terhadap Letty. Asnawi sangat penasaran dengan hal itu karena ini merupakan yang pertama kalinya seumur hidup.

Sebelum pulang, Febri menyusun rencana untuk pergi menuju mbah Encur di daerah Sukabumi pada akhir pekan ini. Tepatnya di daerah Ujung Genteng. Daerah itu merupakan pesisir selatan dan diyakini adalah wilayah kekuasaan Ratu Siluman. Jarak antara rumah orang tua Asnawi dengan daerah itu sangatlah jauh, sehingga tidak dimungkinkan untuk menempuh perjalanan pulang-pergi. Mereka menentukan rumah Asnawi sebagai markas persinggahan di Sukabumi.

Pukul sepuluh malam, Asnawi tiba di kostan. Dia tampak kelelahan dan kurang sehat. Hari ini adalah hari pertamanya kembali ke kampus. Mulai besok, dia akan menjalani aktivitas kuliah nya seperti semula. Setelah memarkirkan motor mio bututnya, Asnawi manaiki tangga menuju kamarnya. Ketika dia membuka pintu ternyata didalam kamar ada Utami yang duduk berdampingan dengan sesosok hantu pria yang berpenampilan seperti anak band diatas ranjangnya.

“si..si..siapa dia Tami...?????” Asnawi terkejut.

“oohh...kamu belum tau yah...ini Brian..pacarku “ jawab Utami santai.

Brian pun bangun dan menghampiri Asnawi untuk bersalaman. Tangannya sangat dingin sehingga Asnawi cepat-cepat melepas tangan Brian. dia mulai heran dengan keberadaan Brian dikamarnya, kenapa dirinya bisa melihat Brian?

“apa kamu bisa menampakkan diri kayak Utami?” tanya Asnawi bingung.

“enggak kak....aku gak bisa melakukan itu”

“lantas...kenapa aku bisa melihatmu?”

“karena aku udah ngasih Brian energi!” tiba tiba Utami menjawab pertanyaan Asnawi.

“hah!...ngasih energi?...berarti kalian udah.......”

“tidak..tidak...tidak...bukan kaya gitu...aku ngasih energi pada Brian kaya gini nih!” Utami memegang kepala Brian, kemudian dia mengalirkan energi seperti aliran listrik. Brian tampak kaget dan kejang-kejang seperti tersengat listrik ketika aliran energi itu masuk. Setelah cukup, Utami melepas tangannya dari kepala Brian. Brian pun langsung berbaring diatas ranjang di sebelah Utami. Matanya tampak memandang kosong ke arah langit-langit ruangan. Asnawi tampak kebingungan dengan hal itu. Dia menghampiri Brian yang masih berbaring.

“kenapa dia?....apa yang kamu lakukan sama dia?”

“aku udah ngasihin energi ke tubuh Brian.....dia gak kenapa-kenapa Wi...dia Cuma shock dikit”

“kamu tahu dari mana bisa ngasih energi kayak gitu?”

“aku diajarin mbak kunti Wi....selama ini dia banyak ngajarin aku tentang bertahan hidup jadi mahluk gaib...dia ngajarin aku memegang benda-benda fisik, berkomunikasi sama orang dan menampakkan diri...”

“kenapa Hayati gak pernah cerita tentang itu”

“banyak hal yang tak harus kamu ketahui tentang mbak kunti.....makanya dia menyimpan rahasianya sendiri....mbak kunti itu orang yang penuh kejutan”

“tapi apakah Brian akan sadar lagi?”

“dia akan sadar 10 menit lagi...sekarang dia udah bisa memegang benda fisik”

“apa dia bisa menampakkan diri?”

“belum......butuh latihan keras buat kesana...lagian dia juga mesti banyak nerima energi dariku”

“hmmm...lantas, kenapa aku bisa melihat Brian?...kan aku gak ngasih energi ke dia”

“kamu bisa ngeliat Brian, karna sumber energiku berasal dari kamu Nawi.....kamu ngasih aku energi, terus sama aku disalurin lagi ke dia..maka otomatis kamu bisa liat dia”

“okeh...tapi kenapa kamu nyalurin energinya kayak gitu?...bukannya harus melalui hubungan intim?”

“sebenernya mah sih cukup sentuhan kulit aja udah bisa nyalurin energi hehehe”

“APAAAAHHH!!...kenapa kamu ngajak bercinta melulu buat nyalurin energi?”

Utami pun tersipu malu setelah memberitahu Asnawi tentang semuanya, namun sebaliknya, Asnawi terlihat sangat kesal dengan ekspresi Utami. Dia pun meminta penjelasan kepada Utami tentang semua hal.

“jelasin semuanya Tami....jelasin!!” teriak Asnawi sambil meremas kedua lengan Utami.

“hmmm....sebenenya semua ini gara-gara kamu juga Nawi!” Utami ngegas balik dan menghardik Asnawi untuk melepaskan cengkramannya.

“salahku apa?”

“kamu udah merudapaksaku...hingga aku jadi ketagihan bercinta sama kamu”

Asnawi pun diam seketika seperti kerbau yang dicocok hidungnya. Dia memandang Utami yang wajahnya terlihat sangat gusar. Utami kemudian mendorong Asnawi sampai terjatuh diatas karpet. Asnawi kembali bangun, lalu duduk bersila diatas karpet. Dia menundukkan kepalanya seakan tidak berani memandang Utami yang berdiri dihadapannya dengan berkacak pinggang.

“Nawi......liat aku!”

Asnawi memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya dan memandang Utami. Keringat dinginnya mulai bercucur deras dan tubuhnya menggigil. Utami akhirnya duduk dihadapan Asnawi, dia memandang tajam kedua matanya.

“Nawi.......”

“maafin aku Tami....maafin aku....maafin”

“udah...udah...udah....gak usah minta maaf...semua ini udah terlanjur....nasi udah jadi bubur...kamu gak boleh menyesal”

“terus aku mesti gimana?”

“lanjutkan aja hidupmu kayak biasa...lagian aku mah apah atuh..cuman arwah gentayangan yang gak jelas masa depannya”

“ihhh...jangan ngomong gitu lah”

“beneran Nawi......dulu mbak kunti juga ngomong kayak gitu....dan benarkan?....dia sekarang udah gak ada...begitu juga aku”

“tapi...tapi kamu jangan pergi atuh Mi....!”

“aku gak akan kemana mana.........Nawi...!!..”

“aku akan ngasih kamu energi....aku...”

“Nawi..Nawi...sssttt!!...dengerin aku!.....penyaluran energi melalui sentuhan cuman bisa dikit...paling sekitar 10 persen....tapi kalo melalui cara bercinta bisa sampe 5 kali lipat”

“kamu tahu darimana Tami?”

“dari mbak kunti....dia bilang kalo bercinta sama manusia maka energi kita bisa berlipat ganda....dan kamu itu adalah manusia yang punya energi kehidupan yang sangat besar...makanya dia ngebet banget sama kamu Nawi”

“tapi bukan karena itu Hayati ngebet sama aku Tami!...dia memang bener-bener cinta sama aku....kita udah saling bersumpah buat mencintai....”

“mustahil setan jatuh cinta sama manusia Wi....!!!.......rasa cinta kami udah mati”

“TIDAAAAAAAK!!!......aku tidak percaya!...aku yakin Hayati mencintaiku bukan memanfaatku...kamu jangan sok tahu!”

“tapi Wi......”

“udah...................!!”

Asnawi tiba tiba berdiri dan pergi keluar kamar, Utami berusaha menahan dirinya dengan memegang tangannya.

“kamu mau kemana Nawi?”

“aku mau cari udara segar.....lepasin aku!!!!!”

Asnawi melemparkan tangan Utami, dia berlari melewati teras atas, kemudian turun kebawah dan pergi keluar dari rumah kost. Utami hanya mengelus dada ketika melihat Asnawi marah besar terhadap dirinya.

Asnawi berjalan tergesa-gesa menuju taman yang gelap dan sepi. Dia kemudian duduk di sebuah bangku yang dulu pernah menjadi tempat kencan pertamanya dengan Hayati. Mukanya tampak merah karena aliran darah yang mendidih akibat terpancing emosi. “Hayati mencintaiku....dia benar benar mencintaiku...dia gak seperti setan-setan lainnya yang cuman manfaatin energi” gerutunya dalam hati.

Dia akhirnya membuka smartphone nya, kemudian membuka gallery foto. Asnawi melihat potret-potret Hayati bersama dirinya semasa bersama. Dia tampak senyum sendiri ketika membayangkan momen momen absurd yang dialaminya ketika hidup besama Hayati. Slide demi slide digesernya untuk mengenang Hayati, seorang gadis kuntilanak yang menghiasi hidupnya selama lebih dari tujuh bulan terakhir. Walaupun hal itu merupakan waktu yang singkat, akan tetapi bagi Asnawi itu adalah waktu yang sangat lama, serasa seumur hidup. Tampak Hayati berpose dengan senyum manis nya sambil melontarkan aura indah.

Spoiler for Koleksi Foto Hayati di Gallery Smartphone Asnawi:


“oh Hayati...kenapa kamu ninggalin aku begitu cepat....aku rindu kamu Hayati”

Setelah menggeser beberapa slide foto Hayati, munculah potret swafoto antara Hayati dan Merry. Dalam potret itu keduanya tampak tersenyum lebar hingga memperlihatkan gigi putih mereka. Tampak Asnawi yang sedang makan sebagai atar belakang potret itu.

“oh merry...kenapa kamu juga ikut meninggalkanku?........kalian berdua sama sama meninggalkanku...aku harap kalian sekarang ada disini menemaniku” Asnawi kemudian mencium ponsel pintar itu dengan penuh perasaan.

Tak lama kemudian, Utami datang menghampirinya. Dia menepuk punggung Asnawi yang tengah asyik menciumi smartphonenya. Sontak, Asnawi pun langsung terperanjat kaget.

“hayo loh....kamu lagi ngapain ? nyiumin hape mulu”

“eh...enggak kok....gak apa apa...kamu ngapain kesini?”

“ya nyusul kamu lah..aku takut kalo kamu pergi”

“kenapa kamu takut aku pergi?...kan itu ada Brian”

“hmmm...Brian udah pulang...lagian aku kan tinggalnya bareng kamu bukan sama dia”

“hadeuuh...yaudah kamu duduk sini!”

Utami pun menyambutnya dengan gembira, dia duduk disebelah Asnawi dan langsung menyandarkan kepalanya di pundak Asnawi.

“Nawi...maafin aku yah...tadi aku udah meragukan perasaan mbak kunti”

“gak apa apa kok Tami...aku yang salah tadi...aku terlalu terbawa emosi, sampe-sampe aku ngebentak kamu...”

“iya Wi...aku juga tadi udah gak sopan sama kamu....mulai sekarang aku gak mau berantem-berantem lagi sama kamu”

“lho kenapa?.....”

“kan kamu gak suka?”

“ya aku suka lah berantem sama kamu Tami....kamu itu asyik buat diajak berterung hahaha”

“ihhhh...kamu mah da.....dasar otak kopong...mesum...si raja co*i”

“eehh...sama sama bokong papan hahaha”

Dan mereka pun saling melontarkan kata makian sebagai bahan untuk bercanda. Sesekali Utami mencubit Asnawi dan menarik hidungnya sampai kesakitan dan sebaliknya Asnawi juga melontarkan gelitikan mautnya untuk menggoda Utami. Suasana malam yang sepi pun mendadak jadi ramai gara-gara aksi konyol mereka berdua.

“Tami.....”

“iya.......”

“apa kamu sama Brian pernah bercinta?”

“ya enggak lah Wi.......aku gak pernah bercinta sama siapapun..aku cuman bercinta sama kamu”

“lho kenapa..dia kan pacarmu”

“ihh..ogah ah, dia emang sering ngajakin aku begituan, tapi selalu kutolak....abisnya dia gak seasik kamu dan aku ngakunyaasoh setan perawan”

“emang aku asyiknya apa sih?”

“ya kamu mah bisa ngasih aku energi kalo dia mah ya gitu deh...gak ngasih apa-apa”

“tapi kan bisa ngasih kenikmatan”

“iya sih tapi jauh lebih enak sama kamu lah...hehehehe”

“hadeuuhh........dasar papan berjalan engasan”

“ihh sembarangan!....kamu tuh yang engasan”

Malam semakin larut, Utami dan Asnawi semakin larut dalam suasana bahagia yang tercipta hingga akhirnya Utami mengajak Asnawi untuk pulang. Utami meminta gendong kepada Asnawi, dia mendadak bersikap manja seperti seekor kucing betina. Asnawi pun menyetujuinya, dia mempersilakan Utami untuk naik ke punggungnya. Setelah itu, dia berjalan menuju rumah kost.

“Nawi....kamu jangan lupa minum obat yah!”

“iya.....aku tahu!...berisik wae!”

“ihhh...dikasih tahu malah ngegas”

“iya..iya...maafkan diriku tuan putri...karna suka ngegas”

“nah gitu atuh!...hahaha.
......................................................

KITA REHAT SEJENAK PEMIRSAAAH...!! emoticon-Bettyemoticon-Betty
Diubah oleh Martincorp 05-09-2019 21:58
redrices
symoel08
senggolbacok83
senggolbacok83 dan 38 lainnya memberi reputasi
39
Tutup