Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mayhard20Avatar border
TS
mayhard20
Kuliah Kerja Berhantu 40 Hari (KKB 40H)
Blurb:

Cerita ini akan berkisah mengenai Kuliah Kerja Nyata yang berlangsung selama 40 hari. Handaka Usada seorang mahasiswa tingkat 6 yang kala itu mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata. Ia bersama dengan 12 orang lainnya yang terdiri dari 7 perempuan dan 5 laki-laki termasuk Handaka sendiri akhirnya ditempatkan oleh Panita Pelaksana KKN untuk ditempatkan disebuah Desa yang berada jauh dari perkotaan. Kuliah Kerja Nyata ini awalnya berjalan lancar, hingga kemudian pantangan dan juga kejadian ganjil mulai menyelimuti suasana KKN tersebut hingga tidak terkendali.


Catatan Penulis :
       
Perkenalkan sebelumnya, saya Mayhard20. Pada kesempatan kali ini ingin bercerita sedikit mengenai Kuliah Kerja Nyata, kebetulan cerita horor seperti ini sedang ramai diperbincangkan dimana-mana. Cerita ini bersifat Fiksi apabila ada kesamaan tempat, latar belakang, tokoh dan juga jalan cerita dengan kisah hidup seseorang diharapkan untuk tidak dikait-kaitkan. Silahkan diambil sisi positifnya dari cerita ini dan buang yang negatifnya. Kalau sudah siap dengan aturan mainnya. Mari kita lanjut masuk ke dalam cerita.


Makasih banyak yang udah ngasih cendolnya 😁

Jangan lupa share, rate bintang 5 dan share cerita ini ke sosial media kalian agar makin banyak yang baca dan menjadi motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan cerita ini terima kasih.

Kalau sudah siap dengan aturan mainnya. Mari kita lanjut masuk ke dalam cerita.
Bagian I

Awal Mula

Perkenalkan namaku Handaka Usada, seorang mahasiswa tingkat 6 yang kini diharuskan untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata, sebelumnya aku adalah seorang mahasiswa yang gemar menyendiri, egois dan hanya memikirkan tentang hidupku sendiri. Aku tidak terlalu peduli dengan Organisasi Kampus, circle pertemanan yang ada di kampus dan hanya terfokus dengan nilai-nilai dan mata kuliah saja. Semuanya kulakukan sendiri, kuliah-pulang dan kuliah pulang, bisa kalian sebut diriku ini adalah Mahasiswa Kupu-Kupu.

Sebelumnya aku berkuliah di salah satu Perguruan Tinggi yang berada di salah satu kota di pulau Sumatera. Aku cukup puas dengan pencapaianku selama kuliah, terbukti dengan tidak banyaknya nilai jelek yang tertera di Kartu Hasil Semester perkuliahanku. Aku tinggal di kota ini sendiri, tanpa adanya orang tua, semenjak kuliah aku dijawajibkan untuk merantau dan pergi jauh dari rumah demi menimba ilmu. Hal itu pula lah sebenarnya yang melatarbelakangi kenapa aku hanya terpaku dengan IPK (nilai) daripada hal lan, tujuan tersebut tidak lain adalah guna mendapatkan respek dari kedua orangtuaku.

Semester 6 mulai memasuki fase yang akan dituju. Aku sebelumnya sudah mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) dan kemudian mengambil KKN di semester ini, tujuannya cuma satu apalagi kalau bukan menyelesaikan perkuliahan ini dengan secepat mungkin. Skrispi juga sudah aku ambil dan mulai berjalan diantara bab 1 dan bab 2, aku rasa KKN juga akan memperlancar moodku dalam menulis skripsi itu hingga tamat.

Aku berjalan gontai, di tengah terik panas matahari, menyusuri pedagang-pedagang yang menjajakan makanan di samping pintu kampus, memasuki gerbang kecil yang menghubungkan kampus dan salah satu Sekolah Dasar dan terakhir menyusuri koridor hingga akhirnya tiba di depan salah satu ruangan kelas. Aku mulai melihat satu persatu, tempat itu penuh sesak dengan orang, tampaknya semuanya berkumpul disini. Aku kemudian mengecek handphoneku dan dikabari oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) fakultasku untuk berkumpul di ruangan 6 pada pukul 13.20 Wib. Aku mulai mengetuk pintu dan masuk ke dalam perlahan-lahan, tampaknya aku telat dan terlihat sudah ada beberapa mahasiswa lain di dalam ruangan kelas tersebut. Aku melihat ada seseorang yang kukenal di kelas ini namanya adalah Feranda. Feranda ini adalah wanita yang memiliki circle pertemanan yang cukup populer di kelasku. Aku sebenarnya tidak terlalu akrab dengan dia, namun karena aku sering ditunjuk menjadi Ketua Kelas mau tak mau dia tentunya juga mengenali keberadaanku saat ini.

Quote:

Obrolan kikuk itu akhirnya berhenti dengan ditandakannya seorang pria bertubuh gempal di sekitaran umur 35 tahun dengan tinggi 170cm lebih memasuki ruangan kelas, pria ini tersenyum ramah ke arah kami semua.

Quote:

Semuanya kembali diam dan semua mata tertuju kepada pria tersebut. Pria ini bernama Pak Rahman, beliau adalah Dosen Pembimbing Lapangan untuk kelompok KKN kali ini. Beliau adalah Dosen di salah satu Fakultas Syariah yang kebetulan kali ini ditugaskan untuk membimbing kami semua.


Quote:


Aku masih sibuk membolak-balik buku panduan tentang KKN. Buku ini sebenarnya sudah diberikan minggu kemarin, namun karena malas, aku baru bisa membacanya saat ini juga. Melihat kelakuanku tersebut Pak Rahman tampaknya tertarik untuk melirik ke arahku.

Quote:


Quote:


Perkenalan ini mungkin akan kupersingkat saja, intinya tim dalam KKN ini terdiri dari 6 enam orang wanita dan 5 pria. Semuanya hampir berbeda-beda fakultas yang ada dalam KKN, mulai dari Fakultas Hukum, Teknik, FKIP, Ekonomi, dan Biologi. Dari fakultas hukum ada aku dan Feranda, dari fakultas teknik ada tiga orang pria mereka adalah Endi , Jawir dan Dwi, dari fakultas ekonomi ada Toni, Fakultas FKIP ada empat orang yaitu Ceni, Ira, Dona dan Putri dan terakhir ada dua orang dari fakultas biologi yaitu Aisyah dan Mak (emak) wanita ini memang lebih suka dipanggil begitu.

Setelah dirasa perkenalan itu cukup, Pak Rahman kemudian menunjuk aku sebagai ketua koordinator lapangan untuk KKN kali ini. Aku hanya mengangguk tanda setuju, karena memang aku sudah terbiasa mengatur anak-anak di kelas seperti biasa, tentunya pengalaman KKN ini akan menjadi batu loncatan dan pengalaman baru untukku di kemudian hari.

Rapat selanjutnya adalah yaitu berbagi mengenai kewajiban barang-barang apa saja yang akan dibawa pada saat KKN. Pak Rahman menyarankan agar semua itu mulai dirapatkan agar semuanya mendapat bagian yang sama. Karena tentunya rumah yang nanti ditempati kemungkinan besar tidak memiliki isi apa-apa dan kewajiban untuk melengkapi isi dari rumah KKN itu adalah kewajiban bersama. Setelah acara bagi-bagi tugas itu selesai, rapat pada hari itu pun ditutup oleh Pak Rahman, selanjutnya adalah di pertemuan selanjutnya akan ada pra tinjau lokasi KKN yang diwakilkan kepada ketua dari setiap kelompok. Alhasil aku terpilih untuk mewakili kelompok ini melakukan peninjauan ke lokasi KKN seharusnya ada dua perwakilan dari setiap kelompok, namun tampaknya teman-teman KKN-ku ini berhalangan hadir dan hanya aku sendiri yang terpaksa pergi ke lokasi KKN. Hari ini kami diantar oleh Pak Rahman, ternyata Pak Rahman tidak hanya membawahi KKN di kelompok kami namun ada sekitar 2 kelompok lain yang dibawahi olehnya, oleh karena itu kami semua kemudian berangkat bersama beliau selaku DPL untuk melakukan peninjauan lokasi.

Tidak banyak yang diobrolkan selama perjalanan, karena aku lebih memilih untuk tidur, tidak terasa 4 jam pun berlalu dari kota ke daerah tempat terlaksanannya KKN. Desa ini cukup jauh dari jalan raya, setidaknya butuh sekitar 30 menit menaiki kendaraan roda dua untuk sampai ke jalan raya, dengan kontur tanah yang belum diaspal, jadilah perjalanan ini penuh dengan becek akibat terkena tanah lumpur disana-sini.

Quote:

Quote:


Quote:


Tak lama kami kemudian menyudahi obrolan di siang hari itu. Pak Rahman dijanjikan oleh Pak Kades akan diberikan salah satu rumah di desa, agar tidak jauh dari pemukiman penduduk, rumahnya juga masih layak huni namun kondisinya memang kosong, karena pemilik rumah sudah tidak tinggal lagi di desa tersebut.

Pak Kades kemudian mengantarkan aku dan Pak Rahman ke rumah tempat dimana kami akan melangsungkan KKN. Letaknya ada sedikit berada di selatan Desa, disampingnya tidak jauh terdapat pemukiman warga, sebelah barat terdapat sungai kecil yang mengalir dan terdapat tanah lapang untuk bermain voly, sedangkan di utara terdapat pemakaman warga masyarakat sekitar dan disebelah timur terdapat hutan dan perkebunan sawit.

Kami akhirnya sampai di rumah yang rencananya diberikan kepada kami anak-anak KKN. Rumah ini setengah permanent dikelilingi oleh pagar lancip yang besinya mulai berkarat, atap rumah dari seng, rumah ini terdiri dari dua lantai, lantai pertama dari semen dan lantai kedua dari kayu, terdapat tangga dari semen yang menghubungkan antara lantai satu dan dua yang terletak di depan rumah dan tentunya dari suatu rumah kosong terdapat banyak sarang laba-laba serta bubuk kayu yang mulai keropos.


Quote:

Quote:


Quote:

suara benturan antara jendela yang seolah dibanting dari arah dalam.

Aku terkesiap karena terkejut, aku melihat kembali terdapat bayangan hitam di atas rumah tersebut yang kini menatapku dalam-dalam. Aku yang takut kontan menutup mata dan mengalihkan perhatianku dari jendela rumah tersebut.


Quote:

.

Quote:

Quote:


Quote:


Aku mencoba berdamai pada saat itu dan menerima rumah KKN tersebut. Kami pun pulang menuju kota, walaupun terasa ada hal yang benar-benar mengganjal mengenai rumah KKN kami ini nanti, sedangkan sosok hitam yang ada di lantai dua rumah KKN itu seolah tersenyum ke arah pria muda yang melihat kearahnya barusan.

Bersambung



Diubah oleh mayhard20 04-09-2019 12:02
Sexbomb
erman123
mincli69
mincli69 dan 53 lainnya memberi reputasi
50
130.1K
349
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
mayhard20Avatar border
TS
mayhard20
#129
Halo ... emoticon-Salam Kenalselamat pagi, siang, sore ataupun malam para pembaca Kuliah Kerja Berhantu 40 hari (KKB 40H)
Penulis begitu mengapresiasi untuk hampir 80.000 views di Kaskus dan 45.000 views di Webnovel serta tidak lupa 5.400 share dari para semua pembaca setia tulisan ini. Teruntuk kalian yang sudah koment, share ataupun memberikan rate untuk cerita ini terimakasihku yang sebesar-besarnya teruntuk kalian semua. Tak lupa untuk Kaskus yang telah mempromote cerita ini di akun sosial media mereka. Terimakasih yang sedalam-dalamnya dan luar biasa sekali.

Untuk kalian yang mungkin ingin bertanya tentang kelanjutan cerita, spoiler ataupun ingin merasa lebih dekat dengan penulis cerita ini bisa lewat sosial media penulis di :
Instagram : https://www.instagram.com/mayhard20/?hl=id
Facebook : https://web.facebook.com/esp.hardy

Jangan lupa untuk share, koment, dan rate cerita ini agar makin banyak yang baca. Karena semua itu adalah support kalian bagi Penulis agar terus bisa berkarya ke depannya. Kritik dan saran dipersilahkan.
Terima kasih.

Hormat Saya


Mayhard20


Back To Story.
emoticon-Jempol


Part 7
Lolongan Anjing & Kemunculan Ular Dua Warna

Part sebelumnya :
Keesokan harinya, undangan itu disebar, menurut saran dari Pak Kades untuk mengantarkan undangan tersebut setelah memasuki waktu petang, karena kebanyakan warga desa ada yang berkerja di kota dan tentunya ketika siang hari tidak ada di rumah. Kami menyanggupi dan mulai mengantar undangan itu satu persatu, kesalahan kami adalah ketika mengantarkan undangan ini terlalu lama berhenti di setiap rumah, karena tidak enak jika menolak tawaran dari warga desa, ada yang menawarkan makanan, minuman dan mengajak shalat berjamaah bersama. Aku tidak bisa menolak, begitupun juga dengan anak-anak KKN yang lain, waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, akhirnya acara mengantar undangan itu selesai, tak terasa kami berada cukup jauh dari rumah KKN.

***


Aku, Jawir, Endy, Dwi, Tony dan Mak menyusuri jalan gelap, tak jauh dari rumah KKN memang terdapat sebuah jembatan besi sepanjang kurang lebih 8 meter dan memiliki tinggi sekitar 3 meter, jembatan besi ini merupakan penghubung antara bagian desa barat dan desa sebelah timur. Kami berjalan beriringan, menurut Mak sendiri anak-anak yang lain sudah pulang duluan setelah maghrib tadi. Mak memang lebih nyaman berkumpul bersama kami anak laki-laki, daripada berkumpul dengan para anak perempuan. Menurutnya anak-anak perempuan terlalu sering bergosip dan menurutnya dia tidak satu frekuensi dengan hal-hal seperti itu. Mak memang sebenarnya termasuk anak yang tomboi, tapi ya selama ini yang kutahu dia adalah teman yang baik.

Quote:


Quote:


Tony tetap ketakutan, begitu juga dengan Mak dan Endy. Mereka tampak ketakutan dengan anjing-anjing yang berada di hadapan kami. Mungkin karena tidak mengenal siapa kami, anjing-anjing ini mulai menyalak, “Guk ... guk ... gukk!!!” salah satu dari anjing itu kemudian menggonggong dengan lolongan yang menyayat hati, “Guk ... Guk ... auuummmmm!!” raungan itu terdengar begitu keras dan kemudian anjing-anjing itu seolah bergerak mendekat ke arah kami.

Aku, Jawir dan Dwi berjalan ke arah depan, mencoba untuk tidak membuat gerakan yang mencurigakan agar anjing-anjing ini tidak menyalak ataupun mengejar kami. Tapi ... beda cerita dengan Endy, Tony dan Mak, mereka yang melihat anjing itu mengendus-endus tubuh mereka malah menjadi begitu takut, mereka kemudian mencoba lari menerobos barisan dan berlari ke arah rumah KKN yang masih berjarak sekitar 100 meter lagi, “Kyaaa ... anjing!!!!” teriak Mak. Tony dan Endy mengikuti Mak yang lari tunggang langgang.

Quote:


Tony, Mak dan Endy juga tidak lupa mengucapkan terimakasih, akhirnya kami berkenalan. Mereka bertiga adalah anak karang taruna desa ini, yang berbicara dengan kami tadi bernama Yadi, kemudian ada salah satu pria berambut poni, berbadan tegap, berkulit putih dan memiliki tinggi sekitar 165 cm namanya adalah Nofex serta seorang pria yang tampaknya memiliki gelagat yang aneh, pria yang terakhir ini tidak memperkenalkan dirinya kepada kami dan hanya tertawa cengegesan saja, ‘Anak ini sehat atau tidak ya?’ batinku.
Kami kemudian pulang ke rumah KKN. Yadi dan Nofex mengikuti kami ke rumah KKN dan kemudian menjadi teman baru kami. Yadi bersedia membantu kami untuk perkenalan lebih lanjut ke pihak Karang Taruna, menurutnya anggota Tarang Karuna ini banyak yang ia kenal. Aku menyambut baik niat tersebut dan senang bertemu dengan mereka. Setelah semuanya selesai, Yadi dan Nofex pulang tinggal tersisa aku dan Jawir. Kami berdua kebetulan belum makan malam. Aku kemudian mengajak sosok sombong ini untuk makan malam bersama.

Quote:


Kami kemudian mengecek tudung saji dan terdapat setengah mangkuk ikan sarden sambal dan rebusan sayur. Aku pikir cukuplah untuk kami berdua. Aku dan Jawir kemudian makan dan mulai terlibat obrolan ringan, tampaknya kecanggungan kami akan mulai berkurang setelah ini. Setelah makan, aku dan Jawir kemudian beristirahat.

***


Keesokan harinya.
Aku mengucek-ngucek mataku, mencoba bangun ketika matahari sudah menyeruak masuk ke dalam kamar, segera melihat jam dan terlihat jam 6.30 pagi. Aku beranjak menuju ke kamar mandi untuk sekedar kencing dan mencuci muka, sedang asyik-asyiknya buang hajat, tiba-tiba terdengar teriakan dari arah luar.

Quote:


Aku yang penasaran kemudian mencoba untuk keluar, sebelumnya aku sudah mengambil sapu lidi yang ada di belakang pintu, kali-kali ular itu ada di depanku, tinggal kupentung saja dengan sapu lidi itu pikirku. Namun apa yang kulihat di dekat anak tangga yang menuju ke lantai dua adalah terdapat dua ekor ular yang satu ular berwarna hitam putih melingkar-lingkar, entah ular jenis apa ini dan terakhir adalah ular yang memiliki corak hitam kuning, tapi setauku kedua ular ini beracun. Tapi ada yang aneh dengan ular-ular ini, kedua ular ini kepalanya pecah, lebih tepatnya kedua kepala ular ini hancur dan ular yang dilihat oleh Ceni tadi tampaknya sudah mati cukup lama, hanya tersisa kepala yang hancur dan bola mata ular ini yang mencuat keluar.

Quote:


Ceni kemudian mendekat bersama dengan Dona, “Ular-ular ini tadi masih hidup! Kamu yang bunuh, Han?” tanya Ceni dengan setengah tergagap.

Aku mulai menyadari ada hal aneh disini, namun aku mencoba untuk menutupi hal itu semua dan berkata sembari tersenyum, “Iya ... ularnya sudah mati kok!” aku mengambil sapu lidi dan mengapitkan mayat ular tadi ke sapu lidi berniat untuk membuangnya kesamping rumah, dimana terdapat tempat pembakaran sampah dan tanah lapang yang dapat dijadikan tempat pemakaman ular-ular ini.

Quote:


#Bersambung

black392
eja2112
mincli69
mincli69 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Tutup