CahayahalimahAvatar border
TS
Cahayahalimah
Menepis Rasisme dengan Empati dan Toleransi
Stop Rasisme



Sumber: dok kaskus



Quote:



Mengenai kasus yang terjadi terhadap Mahasiswa Papua, sehari sebelum memperingati hari kemerdekaan, menyisakan banyak kekecewaan.


Perayaan hari kemerdekaan harus ternodai dengan hal yang tidak pasti kebenarannya. Beberapa anggota berseragam harus berbuat kasar kepada Mahasiswa Papua yang berada di Surabaya, dan sudah mengkhianati semboyan bangsa, yaitu Bhineka Tunggal Ika.


Toleransi yang terkikis, bagaimanapun Papua adalah bagian dari Indonesia, yang saya sayangkan, kenapa bisa tercetus sebutan anggota kebun binatang?


Mereka marah karena pelecehan terhadap bendera merah putih, yang belum jelas siapa pelakunya dengan melakukan rasisme kepada warga Papua, sekarang, apa bedanya pelaku rasisme dengan pelaku pelecehan?


Quote:



Membicarakan rasisme memang tidak akan pernah habisnya, saya pribadi juga pernah mengalaminya.


Saya yang masih keturunan anak Betawi juga pernah mengalami rasisme, terkadang rasisme sendiri itu datang dari sukunya sendiri, itu yang membuat saya gagal paham.


Cibiran-cibiran orang, bahwa anak Betawi itu ketinggalan zaman, pemalas, nggak berbudaya, dan masih banyak lagi.


Masih ingatkah gansis dengan sinetron Si Doel Anak Sekolahan, di soundtrack-nya juga ada sepenggal kalimat yang menyatakan rasis, "Anak Betawi ketinggalan zaman … Anak Betawi nggak berbudaye, katenye!"




Ternyata almarhum Bang Benyamin yang seorang seniman asal Betawi bisa menepis cibiran, apriori terhadap suku Betawi, dengan membuktikan kepada orang-orang yang suka bertindak rasisme, bahwa kesuksesan seseorang tidak berdasarkan suku yang dimilikinya.


Menurut saya sinetron tersebut bisa membangkitkan empati kepada para pemirsa yang menontonnya. Si Doel yang supir angkot bisa menjadi sarjana, dan kegembiraan orang tua yang bisa menyekolahkan anaknya sampai tamat.


Adegan tersebut, sampai sekarang saya masih mengingatnya, perasaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.


Sebenarnya bukan hanya adegan di dalam film saja. Alhamdulillah, keluarga saya dan suami pun, yang keturunan Betawi, mereka dapat menyekolahkan anak-anaknya sampai menjadi sarjana dan memiliki karir yang bagus.


Quote:


Memang ketika dihina perasaan kesal pasti ada, akan tetapi dengan ikut menghina, tidak akan menyelesaikan apa pun.


Semoga masyarakat Indonesia dapat meningkatkan rasa empati dan toleransi, sehingga tidak akan ada lagi rasialisme yang terjadi.


Meningkatkan rasa empati dan toleransi memang dibutuhkan waktu yang lama, bukan sekadar klik, perasaan tersebut langsung muncul. Akan tetapi harus dimulai sejak dini, yaitu dari orang tua yang harus mencontohkan kepada anak-anaknya.

Quote:



Apabila rasa empati dan toleransi tumbuh kepada generasi-generasi penerus, bukan hanya akan menepis rasialisme, bahkan akan tumbuh sumber daya-sumber daya manusia yang unggul, untuk Indonesia satu.




Terimakasih yang sudah membaca


emoticon-terimakasihemoticon-terimakasihemoticon-terimakasih


Keep smile and istiqamah.


Saran dan kritik dengan cara yang sopan.
emoticon-Shakehand2emoticon-Shakehand2emoticon-Shakehand2



Jakarta, 28 Agustus 2019
Rabu, 02:07

Sumber : opini pribadi
Referensi: berbagai sumber link tercantum
Diubah oleh Cahayahalimah 28-08-2019 19:10
anasabila
4iinch
pakolihakbar
pakolihakbar dan 17 lainnya memberi reputasi
18
2K
49
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
CahayahalimahAvatar border
TS
Cahayahalimah
#1
Menepis Rasisme dengan Empati dan Toleransi
Stop Rasisme



Sumber: dok kaskus



Quote:



Mengenai kasus yang terjadi terhadap Mahasiswa Papua, sehari sebelum memperingati hari kemerdekaan, menyisakan banyak kekecewaan.


Perayaan hari kemerdekaan harus ternodai dengan hal yang tidak pasti kebenarannya. Beberapa anggota berseragam harus berbuat kasar kepada Mahasiswa Papua yang berada di Surabaya, dan sudah mengkhianati semboyan bangsa, yaitu Bhineka Tunggal Ika.


Toleransi yang terkikis, bagaimanapun Papua adalah bagian dari Indonesia, yang saya sayangkan, kenapa bisa tercetus sebutan anggota kebun binatang?


Mereka marah karena pelecehan terhadap bendera merah putih, yang belum jelas siapa pelakunya dengan melakukan rasisme kepada warga Papua, sekarang, apa bedanya pelaku rasisme dengan pelaku pelecehan?


Quote:



Membicarakan rasisme memang tidak akan pernah habisnya, saya pribadi juga pernah mengalaminya.


Saya yang masih keturunan anak Betawi juga pernah mengalami rasisme, terkadang rasisme sendiri itu datang dari sukunya sendiri, itu yang membuat saya gagal paham.


Cibiran-cibiran orang, bahwa anak Betawi itu ketinggalan zaman, pemalas, nggak berbudaya, dan masih banyak lagi.


Masih ingatkah gansis dengan sinetron Si Doel Anak Sekolahan, di soundtrack-nya juga ada sepenggal kalimat yang menyatakan rasis, "Anak Betawi ketinggalan zaman … Anak Betawi nggak berbudaye, katenye!"




Ternyata almarhum Bang Benyamin yang seorang seniman asal Betawi bisa menepis cibiran, apriori terhadap suku Betawi, dengan membuktikan kepada orang-orang yang suka bertindak rasisme, bahwa kesuksesan seseorang tidak berdasarkan suku yang dimilikinya.


Menurut saya sinetron tersebut bisa membangkitkan empati kepada para pemirsa yang menontonnya. Si Doel yang supir angkot bisa menjadi sarjana, dan kegembiraan orang tua yang bisa menyekolahkan anaknya sampai tamat.


Adegan tersebut, sampai sekarang saya masih mengingatnya, perasaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.


Sebenarnya bukan hanya adegan di dalam film saja. Alhamdulillah, keluarga saya dan suami pun, yang keturunan Betawi, mereka dapat menyekolahkan anak-anaknya sampai menjadi sarjana dan memiliki karir yang bagus.


Quote:


Memang ketika dihina perasaan kesal pasti ada, akan tetapi dengan ikut menghina, tidak akan menyelesaikan apa pun.


Semoga masyarakat Indonesia dapat meningkatkan rasa empati dan toleransi, sehingga tidak akan ada lagi rasialisme yang terjadi.


Meningkatkan rasa empati dan toleransi memang dibutuhkan waktu yang lama, bukan sekadar klik, perasaan tersebut langsung muncul. Akan tetapi harus dimulai sejak dini, yaitu dari orang tua yang harus mencontohkan kepada anak-anaknya.

Quote:



Apabila rasa empati dan toleransi tumbuh kepada generasi-generasi penerus, bukan hanya akan menepis rasialisme, bahkan akan tumbuh sumber daya-sumber daya manusia yang unggul, untuk Indonesia satu.




Terimakasih yang sudah membaca


emoticon-terimakasihemoticon-terimakasihemoticon-terimakasih


Keep smile and istiqamah.


Saran dan kritik dengan cara yang sopan.
emoticon-Shakehand2emoticon-Shakehand2emoticon-Shakehand2



Jakarta, 28 Agustus 2019
Rabu, 02:07

Sumber : opini pribadi
Referensi: berbagai sumber link tercantum
Diubah oleh Cahayahalimah 28-08-2019 19:10
0