Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) dan Jepang telah membuat kesepakatan terkait perang dagang kedua negara. Kesepakatan itu mencakup di bidang pertanian, tarif industri, dan digital.

Dalam pernyataannya di sela-sela KTT G-7 di Prancis, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Jepang telah setuju untuk membeli kelebihan jagung AS yang membebani petani. Menumpuknya hasil pertanian ini merupakan akibat dari perang tarif antara AS dan China.

"Ini transaksi yang sangat besar, dan kami setuju secara prinsip. Ini bernilai miliaran dan miliaran dolar. Luar biasa bagi para petani," kata Trump sebagaimana dilansir CNBC Indonesia, Senin (26/8/2019).

Menanggapi soal pembelian jagung, Abe mengatakan hal itu akan ditangani oleh sektor swasta. Abe enggan berkomentar lebih banyak dan mengatakan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

Namun, beberapa analis dari Jepang mengatakan Tokyo terlalu banyak mengalah dalam membuat kesepakatan. Sejumlah pihak menilai Abe terlalu tunduk pada AS.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga membantah bahwa Tokyo membuat terlalu banyak konsesi dalam pembicaraan dagang dengan AS. "Jepang dan AS telah bernegosiasi berdasarkan pernyataan bersama September lalu dan menteri terkait sepakat berdasarkan itu, jadi itu sangat berharga," katanya.

Dalam pertemuan G7, AS dan Jepang pada prinsipnya sepakat mengenai elemen-elemen inti dari perjanjian dagang. Diharapkan akan ada penandatanganan lanjutan oleh Presiden AS dan Perdana Menteri Abe di New York bulan depan.

Dalam kesempatan yang sama, pemerintah AS dan Jepang juga diperkirakan membicarakan rencana AS menerapkan tarif tambahan pada mobil Jepang. namun Suga yang juga hadir dalam pertemuan antara Trump dan Abe membantah hal tersebut.

"Negosiasi masih berlangsung sehingga saya ingin menahan diri untuk tidak berkomentar," kata Suga kepada wartawan pada konferensi pers di Tokyo. "Tapi saya percaya itu tidak akan terjadi,".

Sebelumnya pada awal Agustus, China memutuskan untuk menghentikan pembelian produk pertanian AS. Penghentian pembelian tersebut dikonfirmasi langsung oleh Kementerian Perdagangan China. Pemutusan ini terjadi akibat perang dagang China dan AS. Di mana kedua negara saling menerapkan bea masuk untuk masing-masing produk.

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...ditampung-jepa

sudah kuduga