lostcgAvatar border
TS
lostcg
Jumlah Penghayat Kepercayaan Terus Bertambah, Ini Sebaran Wilayahnya di Indonesia
Jumlah Penghayat Kepercayaan Terus Bertambah, Ini Sebaran Wilayahnya di Indonesia

Rabu, 7 Agustus 2019 20:16



 





TRIBUN BALI/NOVIANA WINDRI



Peserta kegiatan "Pengembangan Kemitraan dalam Peningkatan Potensi Perempuan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa" 



Jumlah Penghayat Kepercayaan Terus Bertambah, Ini Sebaran Wilayahnya di Indonesia

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Jumlah penghayat kepercayaan saat ini jumlahnya terus bertambah.

Terlebih sejak Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan para penghayat kepercayaandiakui dan bisa ditulis di kolom agama yang terdapat di KTP pada tahun 2017 lalu.

Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi, Christriyati Ariani menyebutkan, penghayat kepercayaanmengalami peningkatan setelah putusan MK.


"Jumlahnya tentu bertambah. Keputusan MK sangat diapresiasi para penghayat dan sekarang beberapa pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten kota sudah mengakomodasi putusan itu. Dan mereka sekarang sudah boleh mencantumkan di KTP. Walaupun belum semua kabupaten atau kota mencantumkannya," terangnya.

Lebih lanjut, pihaknya menerima data dari Kemendagri dimana jumlah penghayat kepercayaan yang telah mencantumkan identitas di KTP sebanyak 160 ribu orang.

"Terakhir kemarin, data dari Kemendagri ada 160 ribu sekian yang sudah mencantumkan identitasnya di KTP. Yang belum mencantumkan mungkin lebih banyak," jelasnya.

Adapun asal daerah penghayat kepercayaan yang telah mencantumkan identitas terbanyak berasal di sebagian wilayah di Jawa, Sumatra Utara, Sulawesi Barat, dan NTT.

Sementara, Direktorat Kepercayaab Terhadap Tuhan YME dan Tradisi mencatat pada tahun 2019 terdapat 190 organisasi penghayat tingkat pusat dan 1000 organisasi tingkat cabang.

"Penghayat kepercayaan paling tertinggi yakni dari Jawa Tengah sebanyak 55 organisasi. Lalu disusul Jawa Timur, Sumatra Utara, Lampung, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, NTT, dan Bali," ungkapnya.

Lebih lanjut, pihaknya mengatakan permasalan internal yang dialami pengahayat kepercayaan salah satunya yakni sikap penghayat kepercayaansebagian besar belum terbuka terhadap keberadaannya.

Sedangkan permasalahan eksternal yakni sebagian besar masyarakat Indonesia belum memahami dan bertoleransi dengan keberadaan penghayat kepercayaan.

"Saya harapkan dengan semakin banyak mereka yang menunjukkan identitas, saudara yang bukan penghayat itu harus mengakui bahwa itu juga saudara kita dan dilindungi oleh undang-undang. Harus ditingkatkan toleransi karena ajaran merela bersumber dari nilai kearifan lokal yang sudah ada sejak nenek moyang kita," pungkasnya.

Sementara, salah satu penghayat kepercayaan organisasi Jowo Luku perwakilan Malang, Ririn Rinata menuturkan pihaknya belum mencantumkan identitasnya di KTP.

"Saya sih belum mencantumkan, Mbak. Memang belum mengurus. Tetapi suami dan keluarga orang tua saya sudah mencantumkan di KTP," ungkapnya kepada Tribun Bali saat ditemui di Golden Tulip Sunset Road, Bali, Selasa (6/7/2019).

Ririn mengatakan bahwa pihaknya tidak mendapat perlakuan atau diskriminasi dari masyarakat di luar organisasinya.

"Ya biasa saja. Tidak ada perbedaan. Semua sama. Tetapi memang ada beberapa tradisi yang masih kami lakukan. Dan pernikahan kami lakukan juga di Disdukcapil," tutupnya. (*)

https://bali.tribunnews.com/2019/08/...nesia?page=all

Baguslah, sudah mulai sadar , bangsa ini kembali ke jati diri yang sebenarnya
rizaradri
slider88
reita96
reita96 dan 14 lainnya memberi reputasi
15
5.9K
76
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
jokerandbaneAvatar border
jokerandbane
#6
Penganut atheis juga bertambah emoticon-Smilie
Diubah oleh jokerandbane 23-10-2021 04:34
rizaradri
reita96
rachmacool
rachmacool dan 9 lainnya memberi reputasi
8
Tutup