mendoan76Avatar border
TS
mendoan76
Setiap Hari Ada Belasan Janda Baru di Blitar
Setiap Hari Ada Belasan Janda Baru di Blitar

Batu TIMES
2019/06/10 16:51

BATUTIMES - Tahun ini, jumlah janda maupun duda di Kabupaten Blitar dipastikan bertambah. Itu setelah kasus perceraian yang ditangan Pengadilan Agama (PA) Blitar, yang sudah masuk total 1.839 perkara hingga Mei. Dengan jumlah tersebut, jika dirata-rata, dalam lima bulan, perhari ada sekitar 12 janda dan duda baru.
Berdasarkan data di PA Blitar, tahun ini terhitung sejak Januari-Mei, jumlah perkara perceraian yang masuk mencapai 1.839 perkara. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.217 perkara perceraian sudah diputuskan dan sisanya sebanyak 622 perkara perceraian belum.

Humas PA BlitarMuhammad Fadli mengatakan, ada dua kategori perkara cerai, yakni cerai talak atau cerai yang diajukan oleh suami dan cerai gugat atau cerai yang diajukan oleh pihak istri. “Dari dua jenis cerai tersebut perkara perceraian di PA Blitar yang paling banyak yakni perkara cerai gugat atau yang diajukan istri,� ungkapnya.

Dia menjelaskan, jumlah perkara cerai gugat mencapai 1.309 perkara. Jumlah tersebut yang sudah diselesaikan atau diputus cerai sebanyak 756 perkara, yang belum diputus sebanyak 553 perkara. Sedangkan untuk kasus cerai talak mencapai 530 perkara, yang sudah diselesaikan 461 perkara, sisanya sebanyak 69 perkara. “Sebagaian besar kasus perceraian yang masuk ke PA Blitar sudah diputuskan atau diselesaikan,� jelasnya.

Banyaknya kasus perceraian di Blitar Raya disebabkan oleh banyak faktor. Di antaranya faktor ekonomi dan orang ketiga. “Dari beberapa faktor yang paling dominan memicu adanya perkara perceraian yakni faktor ekonomi,� ujarnya.
Dia menjelaskan, faktor ekonomi yang menjadi pemicu perceraian biasanya terjadi lantaran suami tidak bekerja. Akhirnya istri terpaksa bekerja mencari nafkah ke luar negeri. Ketika ditinggal istri bekerja ke luar negeri, kemudian suami menjalin asmara bersama perempuan lain shingga memicu istri melakukan cerai gugat.
“Dari data yang ada, perkara perceraian yang masuk rata-rata dari keluarga TKI, yakni sebanyak 70 persen,� paparnya.(*)

++++

Ribuan Wanita di Blitar Pilih Menjanda, Ini Penyebabnya

Solichan Arif
Selasa, 31 Juli 2018 - 19:11 WIB

BLITAR, iNews.id – Ribuan kasus perceraian terjadi di Blitar selama 2018. Dalam waktu tujuh bulan, yakni sejak Januari-Juli, Pengadilan Agama (PA) Blitar telah menangani sebanyak 1.841 kasus perceraian. Sebagian besar kasus yang ditangani berasal dari gugatan cerai istri kepada suaminya.

"Sebagian besar perkara yang masuk adalah cerai gugat (CG) atau pihak istri yang menggugat suami, "ujar Humas Pengadilan Agama Blitar Muhammad Fadli kepada wartawan, Selasa (31/7/2018).

Data PA Blitar menyebutkan, dari 1.841 perkara yang ditangani sebanyak 1.129 diantaranya berstatus cerai gugat. Sedangkan 712 sisanya adalah cerai talak (CT) atau pihak suami yang menginginkan perpisahan. Apa penyebabnya? Menurut Fadli beragam. Salah satunya perselingkuhan. Hadirnya pihak ketiga dalam rumah tangga menjadi faktor kuat perceraian.

Kehadiran pria idaman lain (PIL) maupun wanita idaman lain (WIL) memicu ketidakcocokan berumah tangga. "Namun ada juga yang beralasan memang sudah tidak cocok sedari awal, "paparnya.

Motif cerai lainnya adalah persoalan ekonomi. Pendapatan suami dinilai tidak cukup memenuhi kebutuhan rumah tangga. Tidak tahan menghadapi situasi sulit itu, banyak istri memutuskan menggugat cerai suami. Banyaknya suami atau istri yang menjadi buruh migran (TKI dan TKW), kata Fadli juga menjadi faktor penyebab perceraian.

Bahkan buruh migran terkait erat dengan dua motif cerai yang lain (ekonomi dan selingkuh). "Bahkan tidak sedikit munculnya kasus serong justru di saat suami atau istri menjadi buruh migran,” ujarnya.

Ribuan perkara cerai ini, lanjut Fadli banyak yang sudah diputuskan. Sepulang dari PA, mereka bukan lagi berstatus sebagai pasangan suami istri. "Adapula yang awalnya bertekad bercerai, namun setelah dimediasi dan pertimbangan buah hati, akhirnya rujuk,” kata Fadli.

Menanggapi fenomena ini, Arifin, warga Kecamatan Wonodadi berharap, pemerintah tidak tinggal diam. Bahkan menurut dia, pemerintah harus segera mengambil langkah persuasif. Sebab, tingginya angka perceraian di suatu daerah, yakni terutama bermotif ekonomi, adalah cermin kegagalan pemerintah setempat.

"Sebab kalau ada pekerjaan layak di daerah, tentu warga tidak perlu berbondong menjadi buruh migran, "ujarnya.
Editor : Himas Puspito Putra
++++

Ciap2 otw ke blitar selamatkan MILF..
BTW ane kira bukan cuma salah medsos n selingkuh doank dech..
Mungkin ada sifat matrenya gitu kali.baik yg cow sm cew..ah sudahlah...btw agan2 suhu ada koment gak? Mmg cew blitar tu gimn sih karakternya?

Mulus
bayukuya1988
baksourattulang
tien212700
tien212700 dan 9 lainnya memberi reputasi
10
16.1K
56
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
CucigosokAvatar border
Cucigosok
#42
ts harus tambah thread semacam ini...menjadi penyejuk di tengah perdebatan panas di thread lainnya emoticon-Coolemoticon-Leh Uga
0
Tutup