PutraoriginalAvatar border
TS
Putraoriginal
Saya Gigolo ? *21++
prologue

Pengenalan (part 1)

Pengelanan (part 2)

Tamu Pertama

Tamu Kedua (cuan besar)

Tamu kedua (lanjutan)

Arisan

Arisan 2 (fun and tragedy)

Arisan 3 (No Teen.. up 35 yo)

Part Mudik (Jakarta Nightlife bagian 1



Side Story

QnA

Kina vs Mia, part selingan[/QUOTE]





Perkenalkan nama saya putra. Tentu ini nama samaran saya. Sedikit tentang saya ; Asli saya orang jawa tengah tp sudah lama stay di ibu kota. Ya kurang lebih 15 tahonan lah berada di ibu kota. Saya mau berbagi sedikit cerita tentang masa lalu saya yg pernah saya jalanin dari tahon 2014-2018. Entah ini perjalanan tobat saya atau jauh dari kata tobat, saya tidak tau. Yang saya tau pada tahun 2014 bulan oktober, i mess up..

Part pengenalan

Semua itu berawal ketika saya masih kuliah tahun 2014. semester akhir (hampir koit). Oh ya btw saya kuliah di jawa. Saat itu saya memilih kuliah di jawa reason saya karena kangen saja sama suasana jawa. Semasa kuliah saya sedikit mempunyai teman. Saya lebih suka menyendiri. Selesai kuliah ya balik ke kosan. Tidak ada menariknya cerita jaman saya kuliah. Kecuali satu, satu orang ini yg membuat cerita atau andil dalam berubahnya hidup saya yg membosankan. Dia bernama kina. Secara fisik dia menarik. Bisa dikata kina ini salah satu primadona fakultas di tempat kami. Awal kenal saya sama doi karena kita pernah mengerjakan tugas berdua. Dari situlah semuanya berlanjut.

“Kamu suka dugem gak?? Klo iya, ntar malem nyusul ya ke ini tempat”
Ajakan kina yg masih saya ingat karena pertama kalinya dalam hidup saya memasuki tempat hiburan malam.

Saya menerima ajakan kina dugem sebenarnya bukan karena kepengen dugem. Tp saya datang karena saat itu saya tertarik pada kina. Saya pengen mengenalnya lebih dekat. Itu tujuan saya awalnya.

Tadinya saya pikir kina cuman sama dua-tiga temannya. Ternyata mereka segerombolan. Seingat saya ada 10 orang. Dan perbandingannya lebih banyak ceweknya dari pada cowok. Perkenalan kami supaya lebih akrab dengan cara menuangkan minuman ke gelas. Mau tidak mau saya juga harus ikutan minum. Selain kina, ada beberapa temennya yg menarik. Salah satunya yg bernama mia. Kebetulan malam itu saya lebih dekat kepada mia.

Saya dan mia larut dalam pelukan. Pikiran kami berdua melayang..terus melayang..menuntun menuju kenikmatan. Tangan ini menjamah hampir tiap lekukan tubuhnya. Tak ada balasan darinya bukan karena dia melarang, tapi dia juga menikmatinya. Saya sudah lupa kina dan kita berdua sudah lupa kalau ini ditempat umum. Nafsu sudah membawa kita berdua ketempat yg lebih tinggi.

Skip....
Terlalu bertele tele ya kalimatnya ? Ya saya juga merasakan terlalu bertele tele dalam menyampaikan. Intinya saya dan mia melakukannya. Kita berdua melakukannya di mobil mia. Saya bingung cara menyampaikan atau bercerita keintiman yg terjadi malam itu. Ini merupakan pertamanya bagi saya. Kalau boleh jujur, saya menikmatinya. Tiap detik tiap peluh yg keluar, saya menikmatinya.

Ketika saya meminta lagi, dia menggoda..

“Enak ya..?? Mau minta lagi?”

Seperti anak kecil yg ingin meminta permen atau ice cream dengan manja. Mia meminta saya memanja seperti yg di inginkannya. Sungguh harga diri ini seakan membisu. sehingga mau melakukan apa pun demi mewujudkan nafsu.

Permainan kedua dilakukan di rumah mia. Kebetulan rumah doi sepi. Permainan kedua tidak seganas babak pertama. Kali ini juga lebih leluasa karena tempatnya diatas ranjang. Tiap gerakan saya mendapat tuntunan darinya. Jd tiap kenikmatan yg dia dapat malam itu merupakan hasil tuntunan yg diajarkan ke saya. Semuanya tumpah di dalam. Dan “dia” masih belum lelah. Dia masih ingin bergelut di dalam kenikmatan. Mia tersenyum seakan tak percaya. Tanpa harus saya pastikan lagi, mia bisa merasakannya.

Oh ya hampir lupa. Mia ini statusnya masih lajang saat itu. Ciri fisik orangnya : pendek, kulit putih, rambut coklat, badan tidak terlalu kurus juga tdk gemuk. Mia ini anak manja orang tuanya. Maklum doi anak satu2nya. Jd apa pun yg dia inginkan akan terwujud dengan cepat. Dia punya segalanya. Saat bersama mia, saya lupa segalanya soal kina. “Who need kina?? If i have mia” sejenak ungkapan itu saya rasakan kebenarannya. Tp ternyata saya salah. Sebelum subuh berkumandang, saya disuruh pulang olehnya. Kebutuhan dia sudah terpenuhi maka saya disuruh pergi. Saat itu saya belum kepikiran begini. Masih dengan polosnya berpikir “oh mungkin sebentar lagi pagi orang tuanya bangun. Jadi sebelum ketahuan, saya disuruh pergi dulu”. Tp ternyata orang tuanya tinggal di rumah sebelahnya lagi. Ini saya tau setelah sebulanan mengenal mia.

“Kok saya dikasih uang ya??”
Itu yg ada dipikiran saya saat mia memberi uang ongkos pulang. Jumlah yg dikasih 500rb lagi. Bagi saya itu sangat banyak hanya utk sekedar ongkos naik taksi ambil motor saya di parkiran tempat dugem. Kalau saja pada waktu itu saya tau uang 500rb nya itu adalah upah saya memuaskan dia, mungkin saya akan ketawa di depan mia. Harga diri saya di hargain segitu hahahaha.

Sekitar jam 4an pagi saya sudah sampai kosan. Sempat memberi kabar ke mia via chat kl saya sudah sampai kosan tp tidak ada tanggapan. Mungkin doi uda tidur. Itu dipikiran saya waktu itu. Sungguh pikiran yg salah.

“Baru pulang mas??”

“Asu!!”
Pertanyaan sopan saya balas dengan makian. Bukan karena tak ada alasan saya menjawab begitu. Saya kaget ! Bahkan hampir jatuh dari motor saat hendak memasukan motor ke parkiran kosan. Gimana tidak kaget ? Ada seorang wanita yg masih mengenakan mukena berdiri di depan pintu kamarnya menyapa saya. Dan itu terjadi jam 4an lagi. Saya kira kan demit.

Dia bernama puja. Wanita yg menyapa saya dengan lembut yg masih mengenakan mukena berwarna putih. Dari dua puluh lima kamar yg ada, Puja ini salah satu idaman di tempat kosan saya. Kebetulan kosan yg saya tempatin ini cowok-cewek dan lumayan bebas juga ini kosan. Kebanyakan yg ngekos disini karyawan/karyawati. Salah satunya puja. Puja ini teller bank plat merah. Di kosan ini ada yg pasutri juga. Kebetulan sebelah kamar saya ini pasutri. Kalau hari sakral (malam jumat) ributnya bukan main. Kadang hampir sampai tengah malam baru ributnya selesai. Kadang saya sendiri tertawa geli denger suaranya.

Oke kembali lagi ke cerita.. Dia pun memaklumi kata2 kotor yg terlontar dari mulut saya dengan tertawa geli melihat tingkah saya yg ketakutan hampir jatuh.

“Eh mbak.. maaf.. saya pikir hehe”

Puja hanya membalas dengan senyumnya kemudian masuk kembali ke dalam kamarnya. Rasanya saya ingin menyusul ke dalam kamarnya tp ah sudah lah.. walaupun barusan mengalami pengalaman surga dunia tp saya tidak mau senekat itu.

Bangun sekitar jam 10 pagi saya sempat buka hp baca chat masuk dari kina “cieee yg semalem habis ena ena sampai lupa sama aku ditinggal tanpa pamit haha!”

Bersambung....
Diubah oleh Putraoriginal 14-06-2019 08:20
cathrinea220569
mmuji1575
efti108
efti108 dan 98 lainnya memberi reputasi
97
307.4K
992
Thread Digembok
Tampilkan semua post
PutraoriginalAvatar border
TS
Putraoriginal
#411
Part mudik (jakarta nightlife) *side story

Part ini akan saya ceritakan dalam dua part. Saya ringkas seringkasnya. Biar tetep nyambung sama benang merah.

“Udah nunggu dari tadi, bro ?”

Panggilan “bro” ini menjadi kebiasaan memanggil adek saya. Begitu pula sebaliknya. Dia juga memanggil saya dengan panggilan bro. Usia yang tidak terlalu jauh menjadikan tidak ada jarak antara saya dan adek saya. Walaupun begitu dia tetap menghormati saya sebagai kakaknya.

Tidak ada tanggapan darinya, saya malah melihat adek saya cuman bengong menatap penuh heran. Dia tidak menyangka klo yang berdiri di depannya ini adalah kakaknya. Penampilan saya yang banyak perubahan dari kaki hingga hujung rambut membuatnya tidak mengenali saya. Bahkan untuk memeluk sekedar melepas rindu saja adek saya sampai memastikan bahwa ini benar2 diri saya.

Sebelum pulang ke rumah, kita berdua makan di area bandara. Dia tak henti-hentinya memuji perubahan pada diri kakaknya ini. Mulai dari fisik saya, penampilan, dan barang2 saya yg dia lihat. Salah satu contohnya; dulu hp saya cuman punya satu. Itu pun hp android jadul. Sekarang ada tiga hp dan itu keluaran terbaru semua. Tentu pastinya membuat adek saya berpikir dari mana kakaknya bisa mendapatkan ini semua ? Maka disela obrolan, deva (nama samaran adek saya) memberanikan diri bertanya, “apakah benar sekarang kakaknya ini udah bekerja ?” Supaya tidak membuatnya curiga maka saya menjawab iya. Soal pekerjaannya apa, tentu dia mendengar yang bukan sebenarnya. Sampai di rumah gantian orang tua saya yang bertanya. Mereka heran dengan perubahan pada anaknya yg secara drastis. Mereka juga heran kenapa tidak memberi kabar klo sekarang sambil bekerja. Malam itu juga selain melepas rindu, saya menceritakan semua pada orang tua saya. Tentu yg mereka dengar hanyalah kebohongan dari saya. Mereka harusnya heran..perusahaan macam apa yg meliburkan karyawannya hampir sebulan penuh ?

Sedikit cerita tentang keluarga saya. Orang tua saya ini bukan dari keluarga yg berada. Dulu kami tinggal di daerah jakarta barat. Jangan berpikir di daerah yang mewah. Intinya rumah kami masih layak huni lah saat kondisi itu. Dari gang sempit bisa pindah ke jalanan besar, semua itu berkat usaha ayah saya berhasil menjualkan kebon kelapa sawit di kalimantan milik bos nya. Uang komisi yg di dapat oleh ayah saya cukup untuk membeli rumah. Sisanya untuk tabungan. Keberuntungan tidak akan pernah datang dua kali. Jadi tetap lah giat bekerja walau hasilnya tidak sesuai yang diharap. Tapi dengan sendirinya keberhasilan akan mengikutimu. Itu lah pesan ayah saya yg sering di sampaikan ke saya.

Selama di jakarta saya bingung mau ngapain saja. Di rumah juga sepi, kedua orang tua bekerja, deva juga kuliah. Kegiatan yang saya lakukan dari pagi sampai orang rumah pada pulang paling cuman tlp/chat kina doang. Dua hari seperti ini membuat saya jenuh. Selain saya yg jenuh, putra jr juga jenuh. Dia harus diberi makanan. Klo lagi di daerah istimewa tinggal nyamperin kina atau cari job, terlampiaskan sudah.

Tidak selalu saya memberikan pelayanan jasa, kadang saya juga memakai jasa mereka. Demi apa ? Semua demi petualangan baru. Padahal aslinya saya kecanduan. Betul, seks membuat saya menjadi kecanduan. Awalnya saya menolak klo dibilang kecanduan. Saya selalu bilang ini hanyalah job semata. Tp kenyataannya saya memang kecanduan. Segera saya membuka aplikasi burung biru mencari yg dapat dicarri disana. Setelah melihat-lihat pilihan saya jatuh pada satu orang yg masih “open” di apartemen daerah jakarta selatan. Sekitar jam 7 malam saya berangkat menuju tkp.

Saya pikir tadinya ini cewe tampilan foto di aplikasi burung biru sama aslinya beda. Kebanyakan gitu kan ya ? Tp pilihan saya ini tidak. Setelah bertatap muka secara langsung sangat tidak mengecewakan. Untuk face dan fisiknya saya menilai 8. Atittude nya ladies ini juga bagus. Malah berasa bermain sama pasangan sendiri. Selesai permainan saja doi tiduran memeluk saya. Melarang saya untuk pulang meninggalkannya. Saya baru di bolehkan pulang setelah diberinya servis yg kedua.

“Kamu punya peta ?”

“Ada ini di hp, ada maps nya, kenapa ?”

“Gw jadi tersesat setilah melihat mata mu..”

Anjir gw di gombalin ini ladies haha. Tp saya suka caranya. Saya masih ingat betul gombalannya diucapkan saat saya mau pulang. Andai saja ini ladies tau ane gigolo kira2 bakal mau gombalin kek begini nggak ya ? Atau malah saya yg dibayar ? Hahaha

Oh ya setiap saya mau “jajan” pasti saya cerita ke kina. Setelah kejadian marahnya kina gara2 saya begitu sama tata menjadikan saya merasa bersalah karena menutup diri. Kina ingin hubungan ini terbuka. Maka setiap saya mau ngapain saja, dia tau. Begitu juga dengan kina. Dia selalu memberi kabar ke saya. Mulai ini lah hubungan kami menjadi baik kembali.

Tak terasa seminggu sudah saya berada di jakarta. Kegiatan saya kebanyakan di rumah. Kadang klo udah jenuh baru nongkrong di daerah kemang. Kumpul sama teman, lirik sana sini, syukur2 klo ada yg nyantol gw ajak kenalan. Tp begitu dapat kontaknya juga nggak saya lanjut. Gak tau kenapa rasanya kayak males saja. Padahal ada beberapa yg lumayan buat sekedar semalam. Tp entah lah saya kayak nggak minat gitu. Kadang saya kasih ke temen kemudian di lanjut sama dia. Aneh ya ? Kenapa tadi diajak kenalan terus minta nomor hp klo nggak di lanjut ? Saya juga merasa aneh dan gak tau kenapa begitu dapat nomor hp nya saya jadi nggak minat.

“Put besok pagi kamu jemput keluarga pak deni di bandara ya. Jgn pulang malem!”

Sms yg saya baca dari ayah. Pak deni ini punya istri namanya reni. Mbak reni ini ponakannya ayah saya. Jadi ayah saya punya kakak perempuan, punya anak salah satunya mbak reni, mbak reni ini nikah sama pak deni dijodohkan sama ibunya (kakak ayah saya). Kenapa di jodohkan ? Karena faktor ekonomi kakak ayah saya yg serba kurang. Menikah dengan pak deni merupakan anugerah baginya. Jadi agan2 bisa menebak usia mereka terlampau jauh dan mbak reni ini istri kedua dari pak deni.

Mbak reni... dia...

Skip sebentar...

Ya saya sangat baj*ngan ! Mungkin bisa dikata saya ini gelap mata karena nafsu. Tadinya saya berpikir ulang untuk menceritakan ini part. Tp saya pikir mungkin aman2 saja jika semuanya saya samarkan dan agak sedikit saya tambahkan.

Jadi sebelum saya lanjut bercerita, mohon agan berpikir dan menebak arahnya ini kemana pasti sudah tau kan ? Jadi jika ada agan2 yg kurang berkenan lebih baik skip cerita saya yg ini. Jangan dibaca. Jika tidak risih maka silahkan dibaca....

Bersambung (tetap di part ini dan di page ini)

Oke gw lanjut ini part

Usia mbak reni masih tergolong muda pada saat menikah. Saat itu usia nya masih 24th (di part ini usia mbak reni sudah menginjak 29th). Sedangkan pak deni berusia 45an. Berusia mendekati kepala lima bukannya perbanyak ibadah tp ini malah menambah istri. Apa lagi istri pertama tak bisa memberi keturunan ? Maka poligami menjadi jalan yg menguntungkan bagi pak deni. Asal nafkah istri pertama terpenuhi, maka ranjang juga bisa dibagi. Jika bosan goyang yg disana, bisa goyang yg disini. Menikahi wanita yg masih bersegel jelas sangat bersemangat bagi pak deni. Bagai pabrik yg siap produksi mau tidak mau mbak reni harus siap lembur digagahi. Terbukti, hasil lembur pak deni dan mbak reni ini menghasilkan satu keturunan. Tak puas hanya satu, pak deni minta nambah lagi. Genjot lagi...

Timbal balik dari perjodohan ini, keluarga mbak reni dibelikan rumah, diberikan modal usaha, dibelikan mobil, dan kebutuhan hidup. Derajat keluarga mbak reni terangkat. Pak deni orangnya simple, yg penting mbak reni ada saat dibutuhkan.

Jam 7.00 pagi saya sudah sampai di bandara soetta. Sudah dandan tampil maksimal menjemput keluarga pak deni. Tentu penampilan saya ini bukan untuk orang yg sudah punya dua istri. Tapi semua untuk mbak reni. Dengan tinggi badan 174cm pandangan saya cukup jelas melihat rombongan pak deni keluar dari pintu kedatangan. Segera saya menyamperi memberikan salam kepada mereka. Ada rasa nervous disaat menyalami mbak reni. Mungkin mbak reni merasakan perubahan tingkah saya saat itu.

“Wah sekarang udah dewasa ya dek kamu. Ganteng gini sekarang!” Puji mbak reni

“Pasti pacarnya mas putra ini banyak” timpal pak deni bercanda

Mendengar pujian dari mereka berdua saya cuman cengar cengir doang. Saya mengantar mereka ke hotel di daerah jakarta pusat. Kedatangan mereka ke jakarta ini hanya sekedar urusan bisnis pak deni selama tiga hari. Mbak reni dan anak2nya ikut karena ingin berkunjung ke rumah ayah saya sekalian jalan2 ke jakarta. Setelah sampai hotel mereka saya tinggal.

Judulnya kok jakarta nightlife gan ? Betul...setelah mengantar keluarga pak deni ke hotel, malam harinya saya diajak ke night club sama teman. Night club ini sangat terkenal bagi mereka yg terbiasa dunia malam. Ladies di night club ini hanya mengenakan lingerie sexy dan underwear. Pasti tau kan tempatnya dimana ? Hehehe

Kami malam itu berempat mengunjungi night club tersebut. Ini merupakan pengalaman pertama saya memasuki night club di ibu kota. Saya mengiyakan ajakan teman2 karena pengen tau seperti apa night club disini. Melihat ladies jalan kesana kemari showing memakai lingerie sexy membuat mata ini tak berkedip sesaat. Niat hanya sekedar minum, saya disamperin mami, ditunjukan koleksi2nya. Kedua teman saya sudah naik ke lantai atas sama pilihannya. Tinggal saya dan satu teman yg masih berada di sofa nikmati cocktail.

Setelah ngobrol2 sama maminya, saya malah tertarik sama maminya ini. Padahal secara fisik dan usia, saya tau dia tidak lagi muda, ladiesnya juga lebih cantik2. Tp saya ingin sama dia. Rasa penasaran saya ada padanya. Semua cara saya lakukan hingga membuat mami ini sadar menyeletuk “kamu biasanya beredar dimana beb??”

“Maksudnya mi ?”

“Udah lah nggak usah basi basi.. klo kamu sekedar tamu, saya yakin bukan. Dari caramu melihat, mengajak ngobrol beberapa ladies tadi, sampai pada duduk di dekatmu ada empat orang, dan caramu berbicara ke saya, kamu ini bukan sekedar tamu. Tp kamu juga pelaku !”

Duuuaaarrr..!! Kaget gw begitu denger ucapan ini mami yg ditujukan ke saya. Untung temen saya ini nggak denger. Dia lagi asik berduaan sama ladies. Jika sampai dengar, buyar sudah malam itu. Saya sampai tidak bisa menjawab atau mengelak dari ucapan ini mami. Saya langsung diam tidak menanggapinya.

“Yuk ah..!”

Ini mami menggandeng tangan saya untuk mengikutinya. Saya beranjak meninggalkan teman saya yg masih duduk di sofa sama tau ladies.

Selama jalan menuju room ini mami ngeledekin saya ketawa ketawa. Dia bilang nggak menyangka klo malam ini ditawar sama gigolo. Dia juga memberi arahan ke saya untuk mencicipi salah satu ladies wilayah asia tenggara. Wilayah yg terkenal akan transgendernya. Di dalam room sudah ada ladies pilihannya. Memang saya akuin pilihan mami ini yg diberikan ke saya sangat tidak mengecewakan. Selain servisnya yg luar biasa saat bergoyang, servis after itu juga membuat saya nyaman. Bahkan saya sempat bertukar nomor hp dengannya. Kita sering komunikasi by chat sama ini ladies. Pernah juga jalan sama saya disaat doi lagi off. Hingga akhirnya doi sampai tau siapa saya sebenernya.

Pulang dari itu tempat saya mendapat kabar dari mbak reni. Dia minta tolong saya membelikan makanan untuk dibawa ke hotel. Alasan mbak reni nggak beli sendiri karena ini sudah larut malam. Mau keluar sendiri juga takut ninggal anak2 yg udah pada tidur. Apa lagi sampai jam dini hari gini pak deni juga belum kembali ke hotel.

Kesalahan pertama baginya menceritakan ke saya klo pak deni belum kembali ke hotel. Maka dengan senang hati saya menuruti permintaan tolong mbak reni. Saya membelikan makanan di restoran cepat saji supaya lebih cepat sampai ke hotel. Efek minuman beralkohol sudah membuat saya mempunyai niat lain. Demi kelancaran semua, saya pamit memisah dari teman2.

Sampai di hotel saya memberi kabar mbak reni klo udah sampai lobi. Mbak reni meminta petugas hotel untuk memberikan saya akses naik ke lantai kamarnya. Saya tidak perlu mengetuk pintu kamarnya karena sudah terbuka sedikit mempersilahkan saya masuk. Sedikit basa basi saya menanyakan pak deni kenapa belum pulang supaya saya bisa lebih lama bisa berada di dalam kamarnya. Tanpa mbak reni sadari, sambil makan, doi larut dalam topik pembicaraan. Sampai lupa klo ini sudah hampir jam 2 pagi saya ada disini.

Kesalahan keduanya adalah mbak reni malah menyuruh saya istirahat disini. Di dalam kamar selain ada mbak reni juga ada kedua anaknya. Mbak reni meminta saya istirahat bukan di ranjangnya tp di sofa kamar. Dia pikir saya masih putra yg belum dewasa dan belum mengerti apa2. Kesalahan berikutnya dia memakai baju tidur yg tipis. Walaupun posisi tidurnya membelakangi saya tp jelas pemandangan ini tidak saya sia-siakan. Putra jr pun mulai bereaksi memberikan perintah ke saya “segera hampiri”.

Tak kurang akal, saya berlagak nggak nyaman tidur di sofa. Merengek seperti anak kecil yg kesusahan tidur. Mbak reni yg melihat ini mungkin tadinya mau menyuruh saya pulang saja. Tp lagak saya yg udah kuwalahan mengatasi rasa kantuk, mbak reni jadi nggak tega. Lagian ini ponakannya sendiri mungkin nggak masalah. Ini mungkin yg dipikirannya. Kenapa begitu ? Karena saya dipersilahkan tidur disampingnya. Tp diberi batas bantal. Pembatas bantal ini juga akhirnya saya singkirkan saat saya pura2 tertidur.

Saya berlagak bermimpi mengigau menyebut nama kina sekali. Berlagak mimpi mesra2an sama kina sambil meracau pelan. Semua saya lakukan sangat hati2 biar mbak reni tidak curiga. Biar doi taunya saya benar bermimpi. Saya begitu karena yakin betul mbak reni ini belum bener2 tidur.

“Kina... kina... sayang....”

Salah satu kaki saya mulai melipat memeluk ke mbak reni. Tangan kiri saya mulai memeluk pinggangnya. Jemari saya mendarat diatas perutnya. Dalam posisi ini tubuh kita berdua sudah berdekatan tp belum menempel sepenuhnya. Tidak ada penolakan dari mbak reni membuat saya semakin berani mendekap tubuhnya. Nafas saya yg terhembus di lehernya, badan saya yg menempel pada tubuhnya, putra jr yg mulai bangun dari tidurnya, membuat nafas mbak reni jadi tidak beraturan. Kali ini celana saya benar2 menempel ke belahan pantat mbak reni. Gerakan gerakan kecil yg saya timbulkan menimbulkan gesekan yg nikmat.

Saya makin kurang ajar. Tangan saya mulai meraba raba bagian dada mbak reni yg tidak mengenakan bra. Disini mbak reni langsung sadar bahwa ini tidak benar, ini salah !

“Putra..!! Bangun...! Kamu mimpi mesum ya sama pacarmu??”

Dari ucapan mbak reni yg saya dengar, dia sangat kesal sama perbuatan saya. Saya berlagak bangun dari tidur agak sedikit kaget sama posisi saya. Untungnya mbak reni memaafkan karena dia berpikir saya tidak sengaja melakukan ini. Kita berdua kembali tidur. Dan saya kembali melakukan kegiatan tadi tp lebih hati2. Lebih bersabar.

Kegiatan yg saya lakukan lagi ini membuat mbak reni tersadar kembali. Bedanya kali ini mbak reni tidak membangunkan saya. Malah membiarkan saya begini. Dipikirnya saya masih bermimpi. Seperti dapat lampu hijau, saya sangat menikmati hingga putra jr tegang sepenuhnya dan memberikan gesekan gesekan. Tangan kiri saya mulai berani menyentuh dari pinggul kebawah. Gerakan saya putra jr menggesek naik turun. Saya tidak lagi mendengar nafas yg tidak beraturan dari mbak reni. Kali ini saya mendengar desahannya. Saya tau dia sudah menginginkannya.

Entah apa yg dipikiran mbak reni secara tiba2 dia melorotkan bagian belakang celana tidurnya. Tangan kiri saya mulai mengusap usap belahan yg sudah terbuka ini. Tangan kiri mbak reni meraba raba putra jr. Masih dalam posisi membelakangi ini saya membuka celana hingga putra jr benar2 terbebas. Jari saya mulai mencari daerah sensitifnya, memainkan disana. Dari cara mbak reni memegang, saya tau klo mbak reni agak sedikit kaget begitu memegang putra jr yg ukurannya mungkin sangat berbeda dari suaminya.

Dia sudah tidak sabar. Diarahkan putra jr masuk kedalam, dan....blesss...belum masuk semuanya karena masih terasa sempit. Merasakan sempit enak begini saya jadi tau ukuran suaminya seberapa. Mulai saya gerakan perlahan hingga tempo sedikit saya mainkan. Mbak reni tidak bisa menahan. Dia meminta saya pelan2 karena takut kedua buah hatinya terbangung melihat ini. Tp saya tidak memperdulikan. Saya tetap memacu dibelakangnya. Karena saya tau ini kesempatan tidak akan lama. Saya takut klo suaminya tiba2 datang mengetuk pintu. Bisa brabe ntar.

“Hmm enak kan? Punya suami mu nggak bisa begini kan !” Bisik saya ketelinga mbak reni

“Put.. ka.. ka..mu...”
Mbak reni terangah engah menjawab. Dia sudah sadar betul klo tidur saya bermimpi tadi cuman akal2an saja. Tp sekarang dia menikmatinya.

Desahan panjang darinya tanda mbak reni sudah mencapai klimaks. Tp saya belum merasakan mau klimaks sama sekali. Tubuhnya saya balikan menghadap ke saya. Celananya saya lepas. Dalam posisi berhadapan ini saya memacu cukup cepat. Lidah kami saling melumat memburu nikmat. Mbak reni menaikan baju tidurnya supaya saya bisa mimik manja layaknya seorang bayi. Semua puncak saya tumpahkan di dalam.

Selesai permainan kita berdua saling diam menatap. Tidak ada kata2 yg terucap dari mulut kita berdua. Putra jr juga masih dalam kondisi menancap disana. Saya tau ada rasa penyesalan dari wajahnya. Saya pun juga sempat berpikir “kok ya sampai bisa begini?” Tp sudah terlanjur. Sudah terjadi. Saya tidak berkata apa2 lagi. Saya masuk ke kamar mandi untuk bersih2 kemudian pamit pulang ke rumah meninggalkan mbak reni. Untungnya juga selama saya keluar kamar menuju lobi hotel tidak ketemu sama pak deni.

Dua kali saya menikmati tubuhnya selama dia di jakarta. Kejadian yg kedua disaat suaminya pulang terlebih dahulu ke kotanya. Sementara mbak reni dan anak2nya tidur di rumah orang tua saya. Senekat itu ternyata perbuatan saya..

Bersambung
Diubah oleh Putraoriginal 14-06-2019 08:17
lumut66
mincli69
mmuji1575
mmuji1575 dan 26 lainnya memberi reputasi
27
Tutup