Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

laptop.putihAvatar border
TS
laptop.putih
Walaupun Cinta, Maaf, Kita Berbeda. [TRUE STORY]
Quote:



1. Prolog

Halo, Aku Liana dan aku mau membagi sedikit kisah perjalanan cintaku pada saat aku masih duduk di bangku SMA. sebagai tambahan informasi, Aku adalah seorang perempuan Chinese dan katolik (NO SARA)  yang bersekolah di sebuah SMA Negeri di kota kecil di Jawa Timur. Tidak seperti perempuan Chinese lainnya, aku memiliki kulit yang tidak putih, dan mata yang tidak sipit. Teman-temanku dulu selalu bilang kalau aku adalah makhluk mimikri. dibilang chinese bisa engga jjuga bisa.. hahahha 

Seperti yang kalian tahu, sangat jarang seorang Chinese sekolah di sekolah negeri. orang-orang pasti lebih memilih ke sekolah swasta atau sekolah di kota-kota besar lainnya. Alasan pertama, sebelum Popo (nenek)ku meninggal, beliau berpesan "Nanti, Lia SMA nya disini aja ya. Jangan di Surabaya. Nanti kalo Lia kuliah aja baru di Surabaya. Kasian mama sendirian." Ya. Aku adalah anak tunggal dan Papaku sudah meninggal sejak aku kelas 2 SD karena sakit. Sebenarnya, setelah aku lulus, aku sama sekali nggak ada pikiran mau sekolah dimana. sampai pada akhirnya banyak orang yang merekomendasikanku ke sekolah negeri karena nilai ujian nasionalku pada saat itu cukup memuaskan. Aku pasrah.


-- AGUSTUS, 2011 --
Mulai hari ini, aku mulai memasuki kelas 3 SMA. Sejauh ini, aku tidak memiliki banyak kendala dalam pelajaran maupun pergaulan. Aku sempat menjadi anggota OSIS dibagian keagamaan khususnya katolik. sekarang aku menjadi ketua perkumpulan siswa katolik dan sebagai ketua ekskul IT. Karena sudah kelas3, aku sudah mulai sibuk dengan bimbel, intensif belajar di sekolah dan persiapan-persiapan ujian nasional lainnya. 2 bulan lagi pun sudah mulai pergantian ketua dimana aku akan segera 100% fokus di ujian-ujian yang akan aku hadapi nantinya. Setidaknya... aku pikir akan seperti itu.


[Index]
2. Perkenalan
3. Senyum
4. Percakapan di Telepon
5. Empat Mata
6. Matahari Untuk Lily




Diubah oleh laptop.putih 20-09-2021 09:33
c4punk1950...
goreshujan
bukhorigan
bukhorigan dan 15 lainnya memberi reputasi
16
8.3K
44
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
laptop.putihAvatar border
TS
laptop.putih
#6
4. Percakapan di telepon

"Kamu Chinese ya Li?" tanyanya di seberang telepon. "Iya. Kenapa? mau bilang kok ga sipit dan putih? nggak usah bilang. aku juga udah tahu kok." Kataku sedikit kesal. Aku mendengar Gia tertawa kecil. "Iya ga kliatan.. hahahha"

Ini pertama kalinya kami telfonan setelah hampir satu minggu hanya mengirim pesan lewat sms dan Facebook. Awalnya aku agak ragu. karena aku bukan tipe orang yang suka untuk telfonan karena lebih sering merasa canggung karena nggak pernah bisa membuat topik yang menarik.

"Eh, kamu tahu nggak kalo ulang tahun kita itu cuma terpaut 1 minggu loh." Katanya.

"O ya? kamu tanggal 7? atau januari?" Tanyaku penasaran. "Tanggal 7. Cuma aku kelahiran 94. Kamu kelahiran 95 kok udah kelas 3? harusnya kelas 2 dong. Nggak adil sekali." Jawabnya.

"Kok kamu tau ulang tahunku?"

"Kan di facebook ada." jawabnya santai. "Mulai sekarang aku panggil kamu dek ya. Kamu masih kecil soalnya. Hahahaha."

Aku cuma bisa mengiyakan. Nggak tahu kenapa kalau Gia ngomong pingin aku iya kan aja. Lucu memang kalau benih-benin perasaan itu tumbuh dengan cepatnya. Hanya dalam waktu 5 hari. hahaha...

"Besok Hari Jumat ya? besok kita ketemu dong berarti. Lucu ya dek. udah 1 tahun kita satu kelas tapi kita nggak pernah ngobrol, bahkan ga saling kenal." Katanya.

"Ya mas ga pernah nyapa duluan. Aku kan takut kalo mau nyapa duluan." kataku.

"Ciye... manggil aku mas. : ) " Aku terdiam sesaat. "Ya kamu manggil aku dek. ya kamu tak panggil mas."

"Jadi gini ya adek... kamu inget nggak tahun lalu yang mulok kita study tour ke Jogja?"

"Iya inget kok." jawabku.

"Kamu nggak tahu ya? waktu itu, aku udah berusaha jalan berjajar sama kamu. cuma aku nggak berani. Mukamu galak soalnya aku takut kamu marah. Sebenernya aku udah pingin kenal sama kamu sejak tahun lalu. Cuma ya itu... aku terlalu takut buat deket sama kamu dan say hi sama kamu. " Gia memberi jeda dengan bernafas panjang. "Sekarang aku seneng banget, karena udah bisa kenal sama kamu. walaupun kita cuma saling senyum waktu ketemu. Walau aku harus pura-pura ngga suka sama kamu. Tapi aku seneng banget kok. Besok kita mulok bareng kan? Aku nggak bisa duduk bareng sama kamu karena kita nggak sekelompok. Kita juga nggak bisa duduk berdekatan karena pasti aku bareng sama temen-temenku. Tapi setidaknya aku seneng banget karena besok aku akan ketemu sama kamu. Besok kamu senyum ya." Katanya mengakhiri pembicaraannya.

Aku masih terdiam. Aku nggak tahu apakah kata-kata Gia itu benar atau tidak. Kata-katanya terdengar seperti laki-laki yang selalu suka merayu perempuan. Apalagi Gia adalah anak yang populer. pasti banyak perempuan yang ingin dekat dengannya.

"Iya." Jawabku singkat."Aku istirahat dulu ya Mas Gia. Aku capek." Kataku mengakhiri ke canggungan ini. Aku senang. Namun aku juga nggak pingin terlalu percaya diri. mungkin saja aku hanya bahan rayuannya saja.

Besoknya, jelas kami bertemu di kelas muatan lokal (mulok). Di sekolahku, saat kami duduk di kelas 2, kami wajib mengikuti salah 1 dari beberapa pilihan mulok. Mulok disini beda sama ekskul ya. disini nilainya akan masuk di rapot. Ada beberapa pilihan mulok di sekolahku. Tataboga, Home Industri, Kecantikan, dan Broadcasting. Kebetulan aku dan Gia mengambil kelas mulok yang sama yaitu broadcasting. Yang aku tahu, Gia merupakan anak dari salah satu penyiar radio milik pemerintah di kotaku. Jelas saja dia sangat lihai dalam bidang ini. Dia selalu saja menjadi orang yang selalu memberi contoh saat kami sedang berlatih. Sampai sekarang aku masih tidak percaya. Kalau orang yang luar biasa itu.... sangat dekat denganku.

Jadi begini. Karena mapel mulok ini muridnya berasal dari campuran siswa ipa ips yang cukup banyak, jadi kami harus mengubah ruang baca perpustakaan menjadi kelas. 1 meja panjang akan berisi 5-6 orang yang merupakan 2 kelompok yang berbeda. di Perpustakaan juga terdapat sebuah sofa panjaang tempat siswa cowok yang tidak kebagian tempat dimeja duduk. Salah satunya Gia. Gia selalu duduk di sofa panjang tersebut bersama teman-teman populer lainnya.

Sebagai siswa yang biasa saja dan tidak famousini, jelas aku cuma duduk di bangku deretan paling belakang dimana Pak Jo (Guru mulok) tidak memperhatikan kami. Sedari tadi aku masih mencuri-curi pandang ke sofa panjang berharap Gia akan melihatku dan memberi senyuman. Sepertinya keberuntungan tidak berpihak kepadaku. Dia sama sekali tidak menoleh kearahku.Setidaknya, selama aku melihatnya dia tidak melihatku. Ah... mungkin memang cuma aku yang terlalu percaya diri kalau kata-katanya kemarin adalah hal yang serius.

2 Jam pelajaran sudah, dan kami tidak saling memandang. "Ya sudah." pikirku. Jangan terlalu dibawa hati. Lagipula kalaupun kami jatuh hati, kami nggak bisa apa-apa terlalu jauh perbedaannya. Bel pulangpun sudah berbunyi. Pak Jo pun sudah terlebih dulu keluar dari kelas. Akupun mulai bergegas keluar kelas sampai "Lia!" Gia. ini pasti suara Gia. Aku menoleh. benar saja. itu Gia.

"Ehm ehm.." goda beberapa temannya. Aku melangkah keluar dan menepi di samping perpustakaan. "Ya? kenapa Gi?"

"E.... Kamu abis ini kemana? " Tanyanya. "Mau rapat kerohanian dulu sih. abis itu pulang, Kenapa?" Jawabku.

"Aku mau ngomong sama kamu. Nanti kamu sms aku aja ya kalo udah kelar. Jangan pulang dulu."

"Oke. Aku duluan. Ditunggu soalnya." Aku meninggalkan Gia tergesa-gesa. Bukan karena ditunggu tapi karena sepertinya ini sudah nggak masuk akal. Aku nggak bisa ngontrol perasaanku. Aku deg degan setengah mati.
rub1ck
mincli69
g3nk_24
g3nk_24 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup