delia.adelAvatar border
TS
delia.adel
Cinta Ini Begitu Menyakitkan




#bbb_kenangan

Karya delia

Jumat termanis di trotoar jalan


Rintik hujan turun dari langit, kulihat ada banyak sekali orang-orang membatalkan keinginannya untuk menerobos koloni basah, yang sedang gemar bermain, menguasai keadaan tubuh bumi, bagian Timur. Tumpahan air semakin banyak dan melebar, hingga curahnya sampai menuju hatiku. Maka kubiarkan tenggelam untuk kali ini saja.

Sedangkan pada bahu jalan, nampak segerombolan anak-anak, berlarian ke sana kemari, mereka terlihat begitu bahagia. Sambil mencari receh dengan ojek payung kepada orang-orang di sekelilingnya. Tiba-tiba saja ada seorang ibu datang memanggil Nayla.

"Nayla, Nayla ... Nayla."

Yang di panggil hanya diam mematung dekat taman, samping rumah, sambil menitikkan air matanya.

"Nayla sedang tidak bisa disadarkan. Ada apa, Bu?" Sambil mengajak ibu Narsih masuk ke dalam rumah, agar terhindar dari hujan.

"Siti, anak Nayla sedang kritis di rumah sakit, bisakah kau ajak dia ke sana untuk melihat keadaannya?"

Menatap ke arah Nayla, kemudian dengan sedikit keraguan menyanggupinya.

Setelah Bu Narsih pamit pulang, kucoba mendekati Nayla dan berbicara secara perlahan-lahan. Dengan batas kemaksimalan selama kurang lebih dua jam, barulah pada akhirnya Nayla mengerti dan bisa kuajak serta.

Tubuh anak itu begitu lemah dan dingin. Nayla menyentuh kedua belah pipi anaknya yang begitu tirus. Semoga Nayla bisa tersadar untuk kali ini. Tiba-tiba air mata menetes dari pelupuk matanya, kemudian berkata, "ayah sudah pergi, ibu juga, hanya tinggal kita. Bangunlah! Aku tidak bisa menerima kehilangan lagi."

Ajaib sekali, perlahan-lahan napas anaknya kembali normal. Sejam kemudian siuman. Dan aku bahagia Nayla bisa menemukan dunia yang sebenarnya.

"Kak, ayo kita pulang! Aditya sudah membaik."

Aku hanya menghela napas. Kupikir Nayla sadar dalam dunia nyata. Tetapi dia ternyata masih dalam dunia hayalannya.

"Kapan dia akan sembuh? Anak itu butuh ibunya."

"Entahlah, Bu. Semoga selekasnya."

Saat hendak berjalan pulang, tiba-tiba Nayla berteriak histeris. Aku tidak sanggup menenangkan dia, sampai akhirnya seorang Dr segera menanggani.

Quote:


Selama seminggu Nayla di rawat dan semakin membaik. Begitu juga anaknya. Mereka pulang dari rumah sakit bersamaan. Sepanjang jalan menuju rumah, anak dan ibu menyanyi dan terus saja bersenandung sampai pada akhirnya Nayla melihat Ardi dari jendela mobil.

"Nak, itu ayahmu!"

Nayla keluar dari mobil dan menghampiri Ardi.

"Sayangggg ...."

Brakkk!

"Naylaaa ...."

Anaknya shok begitu juga Ardi.

"Mas, itu anak kita." Sambil menunjuk ke arah Siti yang sedang berlari ke arahnya.

"Bertahanlah, sayang!"

"Tidak, Mas! Mungkin ini hukuman dari Allah atas perbuatan kita."

"Jangan katakan itu!"

"Ibuuu." Memeluk Nayla.

"Jangan menangis, ini ayah kandungmu. Tinggalkan ayah angkat dan bahagialah bersama ayah."

"Nayla, aku tidak bisa!"

Nayla akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.

Quote:


Sejak hari itu baik Siti maupun Agra saling menjauhi. Tetapi rasa rindu dalam dada semakin bergejolak.

Quote:


Kenangan setahun lalu terlintas begitu saja.

"Siti, ini rindu yang sama. Tetapi tidak akan ada penyatuan. Bagaimana bisa aku melupakan kisah ini?"

Air mata Agra semakin banyak dan membuat pandangan mata mengabur dan ....

Brakkk!

Mobilnya menyentuh pepohonan.

Agra menjadi pemurung setelah itu. Sedangkan ayahnya hanya bisa menangis mengenang kisahnya dengan Nayla.

Quote:


"Oh ya ampun, kak Maya. Bagaimana kabarnya sekarang ya?" Ardi mencoba menghubungiku. Dan akhirnya kita bertemu. Membicarakan tentang anak-anak yang sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.

Quote:

Kami kembali kepada kenangan suram di benak masing-masing. Di luar jendela hujan bertambah deras. Menatap trotoar jalan di mana nyawa Nayla terakhir menghembuskan napas terakhirnya di sana. Karena semua kecelakaan itu terjadi didepan mata mereka dan mereka hanya bisa diam saja tanpa melakukan tindakan apapun juga.

Siti mendapatkan beasiswa kuliah di Belanda. Sedangkan Agra bekerja di pelosok desa mengabdi kepada negara. Mereka berdua tidak pernah akan bertemu untuk waktu yang akan sangat lama. Ardi berharap cinta mereka akan menghilang kemudian.

Bk.cokorda
meydiariandi
pulaukapok
pulaukapok dan 46 lainnya memberi reputasi
43
13.9K
306
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
delia.adelAvatar border
TS
delia.adel
#3
Kehancuran Personaliti

Karya Delia

Hari ini baru pertama kalinya menginjakkan kaki di negara asing, yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya untuk berada di sini bersama dengan empat musim yang berbeda-beda. Tidak hanya setahun, tetapi beberapa tahun ke depan.

Sepanjang jalan begitu menikmati indahnya kota di negeri ini dengan senyuman yang harus terpasang terpaksa.

Pesona alamnya sangat memikat hati, tetapi tetap saja ada kekosongan dari lubuk yang terdalam. Kumpulan burung yang terbang cantik dan bebas itupun tidak membuat kejenuhan sirna begitu saja. Namun masih dalam batas kewajaran beradaptasi.

Di sini, pada langit yang jauh dari sentuhan cinta dan sebuah kenikmatan kasih sayang keluarga, Siti memulai episode lain. Yang mana dalam dirinya sudah ditanamkan sebuah cita-cita yang begitu tinggi dan tidak ingin pulang dengan sia-sia. Minimal menjadi kebanggaan, sebagai pengembara ilmu pengetahuan.

Hidup di negara lain tidak semudah di negeri sendiri. Banyak hal yang harus di pelajari, apalagi budaya dan cara hidup begitu berbeda seratus derajat.

Quote:


Petuah dari nenek selalu terngiang-ngiang di telinganya. Setiap jam berbunyi untuk memperingatkan waktu salat. Siti jarang sekali terlihat berbaur dengan teman-temannya. Waktunya dihabiskan dengan membaca dan membaca.

Karena kesendiriannya inilah membuat Benz tertarik dan datang menghampirinya.

Quote:


Benz duduk di sebelah kanan Siti. Sedangkan Siti kembali tenggelam bersama buku dan dunianya sendiri. Benz teracuhkan, tetapi dia menikmati pemandangan khusu Siti dengan bukunya. Namun pandangan Benz tidak membuat Siti terganggu sama sekali hingga waktu untuk masuk kelas segera tiba dan Siti bergegas masuk ruangan, Benz hanya melongo ketika Siti berlalu dari hadapannya begitu saja. Bahkan tanpa sepatah kata.

Benz semakin tertarik untuk mengenal Siti. Pribadi Siti membuat Benz ingin mengetahui lebih lanjut mengenai kepribadian yang menurutnya misterius.



Diubah oleh delia.adel 21-05-2019 04:12
bekticahyopurno
Indriaandrian
indrag057
indrag057 dan 6 lainnya memberi reputasi
7