bekticahyopurnoAvatar border
TS
bekticahyopurno
[SFTH] Catatan Rahasia Dibalik Hijrah
Ketika Cerita Dibalik Hijrah Terkuak, Apa yang Akan Terjadi?



 Gerak adalah  esensi kehidupan yang membedakan antara semesta alam dan sepotong bangkai. Sedangkan bentuk lain dari pada gerak juga tersebut hijrah. Tidak peduli waktu berputar siang dan malam silih berganti, terang dan gelap saling melengkapi, bukankah yang terpenting apa berakhirnya nanti? Saat maut menjemput menghadap pada Sang Maha Cinta.[/center]


Catatan Rahasia Dibalik Hijrah, Bagian Pertama



Matahari baru saja menyapa dengan sinarnya yang terang. Perlahan embun di dedaunan mulai memudar. Pagi itu Eva ke kampus menghadap Dosen meminta bimbingan skripsi Kuliah di STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) Kudus, Jurusan Akutansi-Ekonomi Syariah, kalau bisa lulus tahun ini pasti orang tuanya akan bangga. Terutama, suaminya yang telah menanggung biaya kuliahnya sejak menikah pada saat semester VI.

Ketika akan pulang, Eva tercengang, saat menoleh ke kanan, terlihat seseorang lelaki memakai jaket hitam, celana  emba dengan topi yang sangat tidak asing, berjalan kearahnya.

"Wah, Kok tau aku di Kampus, kapan pulang, Mas?"

Eva berlari mendekat, kemudian mencium tangan suaminya dengan takzim berkali-kali. Terlihat senyum mengembang pada wanita cantik berkulit putih itu. 

"Baru saja. Masih ada acara di Kampus atau langsung pulang?" 
"Pulang aja, nanti di jalan mampir sembentar di warung langganan untuk beli maem. Soalnya tadi aku belum sempat masak di rumah."

Urya hanya mengangguk dan kemudian mereka berdua berjalan ke parkiran dan selanjutnya masuk ke dalam mobil. Istri mana yang tidak bahagia saat suaminya pulang? Sepanjang jalan ia terus menatap lelakinya itu dengan tatapan aneh. Sebuah tatapan aneh yang justru membawa ingatan Eva saat pertama kali jumpa dengan Urya tiga tahun sebelumnya. 

Waktu itu Urya bercerita, bahwa ia suka mabuk-mabukan, berkelahi dan entah berapa hati wanita yang sudah disakitinya. Seorang lelaki yang bukan type Eva sama sekali, membayangkan saja rasanya ganjil. Siapa sangka lelaki bedebah itu justru menjadi suaminya. Terkadang semesta kalau bercanda memang suka tidak lucu sama sekali. 

"Tatapanmu kok aneh, Dek?" tanya Urya menghentikan mobilnya. Di depan sekitaran Ramayana Mall Kudus, Jawa Tengah, perjalanan Hijrah Urya di mulai dari warung makan yang kini menjadi langganan mereka. 

"Enggak kok, Mas. Kenapa juga dulu aku mau jadi istrimu ya, Mas? Udah jelek, nyebelin, cowok bedebah, nganyelin. Ah gak banget dah pokoknya." 
"Adek menyesal menikah sama, Mas? Dari awal Mas udah bilang, tidak berani menjanjikan bahagia hidup bersamaku." 
"Nah ngaku? Nyebelin." Eva menggigit lengan suaminya. 
"Ahh... sakit tau, Dek!"
"Biarin, suruh siapa buat aku jengkel!" 

Urya menghela nafas dalam-dalam untuk memenuhi rongga dada. Betapa ia teringat, Eva'lah satu-satunya wanita yang telah merubah jalan hidupnya. Dari pria hidup tanpa tujuan, menjadi manusia yang penuh harapan dan pantang menyerah seperti sekarang. 

Ada beberapa kejadian lucu yang tidak masuk akal sama sekali waktu pertama kenal dengan Eva. Kenapa? Biasanya sehari tidak kemasukan alkohol rasanya kepala mau meledak. Lucunya, setiap Urya ingin minum-minuman haram itu selalu wajah Eva yang nampak, menjewer telinga dengan tatapan menindas. 

Padahal sebelumnya, tidak ada satupun orang yang berhasil menasehatinya. Bahkan para Guru dan keluarga Urya sampai merasa putus asa dan sangat sedih. Mungkin itu juga kenapa Eva menjadi istimewa bagi keluarga Urya, setelah menikah lelaki itu berubah seratus delapan puluh derajat, setetes minuman haram itu sudah tidak menyentuhnya lagi. Absen lima kali sehari juga aktif, kecuali satu yang belum sembuh, yaitu rokok saja. 

Katanya, lebih pilih rokok dari pada istri, menyebalkan bukan? Tidak, sejak hari itu Urya perlahan mengurangi rokok, entah kapan akan sembuh. Paling tidak kehidupan masa lalu kelam sudah di tinggalkan. 

"Maafin, Mas," ucap Urya lirih sembari mencium kening istrinya. 
"Gak mau!! Minta ganti rugi dulu," balas Eva mencebik manja.
"Udah tuh!"
Tanpa disadari istrinya, saat Urya mencium kening Eva, ia memamasang kalung emas bermata intan yang cantik melingkar dileher wanita itu. 
"Ah Mas Urya memang nyebelin, pinging gigit lagi mumpung belum puasa. Tapi nanti sampai rumah. Sekarang aku beli makanan dulu. Biar Mas nanti lebih kuat," goda Eva yang langsung ke luar mobil untuk membeli makanan. 

Bukan hanya Kota Kudus yang menyambut bulan puasa dengan Tradisi Dandangan. Urya dan Eva menyambut bulan puasa penuh makna dengan hati riang dan bahagia. Bagaimanapun semua manusia pasti punya kenangan jahat pahit yang menyebalkan. 

Bukankah yang terpenting setiap dari kita punya kesempatan yang sama untuk berhijrah? Sebuah gerak perubahan yang lebih baik dan lebih indah. Allah SWT selalu punya cara tersendiri dalam memberikan hidayah pada kita, bisa dengan cinta pada pasangan menikah misalnya. Toh tidak sedikit, yang awalnya bedebah jalanan, setelah menikah menjadi hijrah lebih indah. 

Ya menikah memang menentramkan. Memang benar pernikahan bukanlah akhir dari hijrah melainkan awal, karena hijrah yang lebih indah adalah saat hijrahnya nyawa dari raga dalam keadaan khusnul khotimah. 

"Mas sebulan ke depan jangan minta jatah ya? Aku malas mandi malam hari, dingin bikin masuk angin!"
"Emm ya ... Tapi gak janji." 
"Mas Urya pernah bilang, puasa itu bukan sekedar menahan makan dan minum. Melainkan melatih spritual. Masa satu bulan saja gak tahan?" 
"Iya iya iya ... Puas?" 

Semoga bukan hanya Urya dan Eva saja yang bisa menjalankan puasa dengan bahagia. Karena bahagia adalah pilihan hijrah dari kenyataan pahit menyebalkan dengan tetap mimilih bahagia meski terkadang keadaan sulit. Sudahkah puasa Angan dan Sista hijrah untuk bahagia hari ini? Jawab. 


Spoiler for Baca Selengkapnya :


emoticon-Cendol Ganemoticon-Keep Posting Ganemoticon-Big Kiss

Belajar Bersama Bisa 



Sumber; Dokpri
Diubah oleh bekticahyopurno 13-08-2020 09:30
nona212
faridatul.a
ukhtyfit81
ukhtyfit81 dan 30 lainnya memberi reputasi
31
5K
158
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
bekticahyopurnoAvatar border
TS
bekticahyopurno
#1
[SFTH] Catatan Rahasia Dibalik Hijrah
Ketika Cerita Dibalik Hijrah Terkuak, Apa yang Akan Terjadi?



 Gerak adalah  esensi kehidupan yang membedakan antara semesta alam dan sepotong bangkai. Sedangkan bentuk lain dari pada gerak juga tersebut hijrah. Tidak peduli waktu berputar siang dan malam silih berganti, terang dan gelap saling melengkapi, bukankah yang terpenting apa berakhirnya nanti? Saat maut menjemput menghadap pada Sang Maha Cinta.[/center]


Catatan Rahasia Dibalik Hijrah, Bagian Pertama



Matahari baru saja menyapa dengan sinarnya yang terang. Perlahan embun di dedaunan mulai memudar. Pagi itu Eva ke kampus menghadap Dosen meminta bimbingan skripsi Kuliah di STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) Kudus, Jurusan Akutansi-Ekonomi Syariah, kalau bisa lulus tahun ini pasti orang tuanya akan bangga. Terutama, suaminya yang telah menanggung biaya kuliahnya sejak menikah pada saat semester VI.

Ketika akan pulang, Eva tercengang, saat menoleh ke kanan, terlihat seseorang lelaki memakai jaket hitam, celana  emba dengan topi yang sangat tidak asing, berjalan kearahnya.

"Wah, Kok tau aku di Kampus, kapan pulang, Mas?"

Eva berlari mendekat, kemudian mencium tangan suaminya dengan takzim berkali-kali. Terlihat senyum mengembang pada wanita cantik berkulit putih itu. 

"Baru saja. Masih ada acara di Kampus atau langsung pulang?" 
"Pulang aja, nanti di jalan mampir sembentar di warung langganan untuk beli maem. Soalnya tadi aku belum sempat masak di rumah."

Urya hanya mengangguk dan kemudian mereka berdua berjalan ke parkiran dan selanjutnya masuk ke dalam mobil. Istri mana yang tidak bahagia saat suaminya pulang? Sepanjang jalan ia terus menatap lelakinya itu dengan tatapan aneh. Sebuah tatapan aneh yang justru membawa ingatan Eva saat pertama kali jumpa dengan Urya tiga tahun sebelumnya. 

Waktu itu Urya bercerita, bahwa ia suka mabuk-mabukan, berkelahi dan entah berapa hati wanita yang sudah disakitinya. Seorang lelaki yang bukan type Eva sama sekali, membayangkan saja rasanya ganjil. Siapa sangka lelaki bedebah itu justru menjadi suaminya. Terkadang semesta kalau bercanda memang suka tidak lucu sama sekali. 

"Tatapanmu kok aneh, Dek?" tanya Urya menghentikan mobilnya. Di depan sekitaran Ramayana Mall Kudus, Jawa Tengah, perjalanan Hijrah Urya di mulai dari warung makan yang kini menjadi langganan mereka. 

"Enggak kok, Mas. Kenapa juga dulu aku mau jadi istrimu ya, Mas? Udah jelek, nyebelin, cowok bedebah, nganyelin. Ah gak banget dah pokoknya." 
"Adek menyesal menikah sama, Mas? Dari awal Mas udah bilang, tidak berani menjanjikan bahagia hidup bersamaku." 
"Nah ngaku? Nyebelin." Eva menggigit lengan suaminya. 
"Ahh... sakit tau, Dek!"
"Biarin, suruh siapa buat aku jengkel!" 

Urya menghela nafas dalam-dalam untuk memenuhi rongga dada. Betapa ia teringat, Eva'lah satu-satunya wanita yang telah merubah jalan hidupnya. Dari pria hidup tanpa tujuan, menjadi manusia yang penuh harapan dan pantang menyerah seperti sekarang. 

Ada beberapa kejadian lucu yang tidak masuk akal sama sekali waktu pertama kenal dengan Eva. Kenapa? Biasanya sehari tidak kemasukan alkohol rasanya kepala mau meledak. Lucunya, setiap Urya ingin minum-minuman haram itu selalu wajah Eva yang nampak, menjewer telinga dengan tatapan menindas. 

Padahal sebelumnya, tidak ada satupun orang yang berhasil menasehatinya. Bahkan para Guru dan keluarga Urya sampai merasa putus asa dan sangat sedih. Mungkin itu juga kenapa Eva menjadi istimewa bagi keluarga Urya, setelah menikah lelaki itu berubah seratus delapan puluh derajat, setetes minuman haram itu sudah tidak menyentuhnya lagi. Absen lima kali sehari juga aktif, kecuali satu yang belum sembuh, yaitu rokok saja. 

Katanya, lebih pilih rokok dari pada istri, menyebalkan bukan? Tidak, sejak hari itu Urya perlahan mengurangi rokok, entah kapan akan sembuh. Paling tidak kehidupan masa lalu kelam sudah di tinggalkan. 

"Maafin, Mas," ucap Urya lirih sembari mencium kening istrinya. 
"Gak mau!! Minta ganti rugi dulu," balas Eva mencebik manja.
"Udah tuh!"
Tanpa disadari istrinya, saat Urya mencium kening Eva, ia memamasang kalung emas bermata intan yang cantik melingkar dileher wanita itu. 
"Ah Mas Urya memang nyebelin, pinging gigit lagi mumpung belum puasa. Tapi nanti sampai rumah. Sekarang aku beli makanan dulu. Biar Mas nanti lebih kuat," goda Eva yang langsung ke luar mobil untuk membeli makanan. 

Bukan hanya Kota Kudus yang menyambut bulan puasa dengan Tradisi Dandangan. Urya dan Eva menyambut bulan puasa penuh makna dengan hati riang dan bahagia. Bagaimanapun semua manusia pasti punya kenangan jahat pahit yang menyebalkan. 

Bukankah yang terpenting setiap dari kita punya kesempatan yang sama untuk berhijrah? Sebuah gerak perubahan yang lebih baik dan lebih indah. Allah SWT selalu punya cara tersendiri dalam memberikan hidayah pada kita, bisa dengan cinta pada pasangan menikah misalnya. Toh tidak sedikit, yang awalnya bedebah jalanan, setelah menikah menjadi hijrah lebih indah. 

Ya menikah memang menentramkan. Memang benar pernikahan bukanlah akhir dari hijrah melainkan awal, karena hijrah yang lebih indah adalah saat hijrahnya nyawa dari raga dalam keadaan khusnul khotimah. 

"Mas sebulan ke depan jangan minta jatah ya? Aku malas mandi malam hari, dingin bikin masuk angin!"
"Emm ya ... Tapi gak janji." 
"Mas Urya pernah bilang, puasa itu bukan sekedar menahan makan dan minum. Melainkan melatih spritual. Masa satu bulan saja gak tahan?" 
"Iya iya iya ... Puas?" 

Semoga bukan hanya Urya dan Eva saja yang bisa menjalankan puasa dengan bahagia. Karena bahagia adalah pilihan hijrah dari kenyataan pahit menyebalkan dengan tetap mimilih bahagia meski terkadang keadaan sulit. Sudahkah puasa Angan dan Sista hijrah untuk bahagia hari ini? Jawab. 


Spoiler for Baca Selengkapnya :


emoticon-Cendol Ganemoticon-Keep Posting Ganemoticon-Big Kiss

Belajar Bersama Bisa 



Sumber; Dokpri
Diubah oleh bekticahyopurno 13-08-2020 09:30
0