c4punk1950...Avatar border
TS
c4punk1950...
Siapa Yang Dimaksud Ya'Juj Dan Ma'juj Atau Gog Dan Magog, Serta Zulkarnain.


Gog dan Magog atau Yajuj wa Majuj mereka ada di sekeliling kita atau belum ? Wah ini menarik mengulasnya mengapa bisa demikian. Lalu siapa juga Zulkarnain yang membatasi bangsa ini dengan tembok besi ?



Nah penasarankan yuk kita kupas lebih dalam pembahasan ini, disini saya akan membahas sejarah dari Qur'an karena saya seorang muslim yang terdapat pada Surah Al-Kahfi ayat 83-98 yang di firmankan seperti berikut,

Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Zulkarnain. Katakanlah: "Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya."Sungguh, Kami telah menempatkannya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu,maka diapun mengikuti suatu jalan. Hingga ketika dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ suatu kaum. Kami berkata: "Wahai Zulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka.Berkata Zulkarnain: "Adapun orang yang zalim, maka kelak kami akan menyiksanya, kemudian dia dikembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang sangat keras. Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang baik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami." Kemudian Zulkarnain mengikuti jalan. Hingga tatkala dia sampai ke tempat terbit matahari, dia mendapati matahari itu menyinari suatu kaum yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu,demikianlah, dan sesungguhnya Kami mengetahui segala sesuatu yang ada pada Zulkarnain.Kemudian dia mengikuti jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia telah sampai diantara dua gunung, dia mendapati suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan.Mereka berkata: "Hai Zulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat penutup/penghalang antara kami dan mereka?"Zulkarnain berkata: "Apa yang telah dianugerahkan kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding/penghalang antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi!” Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Zulkarnain: "Tiuplah!" Hingga apabila dia (Zulkarnain) menjadikannya api, diapun berkata: "Berilah aku leburan tembaga agar aku tuangkan ke atasnya."Maka mereka (Ya’juj dan Ma’juj) tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya.Zulkarnain berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar."


Asbabun nuzul atau mengapa turun ayat tersebut karena ada kaum Quraisy yang menanyakan tentang hal ini kepada nabi Muhammad, mereka ingin menguji tentang perihal kenabian atas petunjuk dari pendeta Yahudi di Madinah.



Karena peristiwa sejarah ini ada termuat di kitab kepercayaan Yahudi dan Kristen, namun saya hanya menjelaskan sekilas karena kurang memahami kitab saudaraku yang beragama samawi lainnya, di dalam sejarah Magog adalah cucu dari nabi Nuh (Kejadian 10:2). Keturunan Magog berdiam jauh di utara Israel, kemungkinan di Eropa dan Asia Utara (Yehezkiel 38:2). Magog terlihat sebagai rujukan kepada "kaum barbar utara" pada umumnya, tetapi juga berhubungan dengan Magog secara pribadi. Keturunan Magog digambarkan sebagai pendekar yang terampil (Yehezkiel 38:15, 39:3-9).

Disini menjadi jelas ada sebuah bangsa yang hebat namun barbar, dan bangsa ini sering mengusik bangsa lain. Nah dari uraian beberapa ayat diatas tentunya akan ada pertanyaan yang hingga kini sering terjadi perdebatan,

~ Siapakah sosok yang dimaksud dengan Zulkarnain sebenarnya?

~ Siapakah yang disebut Ya’juj dan Ma’juj atau Gog dan Magog oleh Tuhan ?

~ Dimanakah letak dinding besi tempat Ya’juj dan Ma’juj/ Gog dan Magog yang dikurung oleh Zulkarnain ?

~ Apakah dinding besi yang dibuat oleh Zulakarnain telah hancur atau belum ?



Oke tentunya akan ada banyak pandangan dan juga pendapat tentang pertanyaan itu tapi menurut saya yang melihat dari kacamata sejarah dan pemahaman beberapa ulama maka,

Zulkarnain bukanlah nama orang namun hanya sebuah gelar dari pemimpin di masa itu yang mempunyai mahkota seperti dua tanduk, seperti yang kita imajinasikan pada bangsa viking. Hal ini diperkuat dengan pandangan Tafsir Al-Azhar, yaitu Prof. Dr. Hamka menyebutkan Zulkarnain sebagai gelar kebesaran dan kehormatan yang diperlambangkan oleh penguasa itu dengan memakai mahkota yang bertanduk dua.

Namun ada yang berpendapat seperti Syeikh Imran Hosein ia mengartikan Zulkarnain dengan waktu, karena menurutnya kata “qarn” tersebut Al-Qur’an lebih sering menunjukkan waktu. Lalu ada juga yang berpendapat seorang raja yang memiliki kekuasaan yang sangat luas yang terbentang dari Asia sampai Eropa, dan mempunyai kemampuan yang sangat luar biasa.

Nah dari pandangan ulama tersebut siapa yang memiliki kekuasaan dari belahan timur dan barat, di dalam sejarah hanya ada tiga raja pada masa lalu yang memiliki kekuasaan yang begitu luas meliputi dari barat sampai ke timur, dari Asia sampai ke Eropa, raja tersebut Koresh Agung [Cyrus The Great] yang merupakan pendiri Kekaisaran Persia, Darius I (Darius Agung [Darius The Great]) yang merupakan Raja Persia, dan Aleksander III (Aleksander Agung [Alexander The Great]) yang merupakan Raja Makedonia.

Sebelum menjawabnya maka teori ini harus ada dasarnya, maka saya mengambil ayat Quran,

Al-Qur’an disini telah memberi petunjuk bahwa Zulkarnain telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam.



Dalam ayat diatas maka referensi yang terdekat dengan daerah yang dimaksud adalah wilayah di sekitar laut hitam yang memang di penuhi dengan lumpur, kita bisa melihat Sungai Donau (Danube). Sungai ini merupakan sungai Eropa yang besar dan mengalir dari barat ke timur. Sumbernya berada di wilayah Jerman di dalam Hutan Hitam (Schwarzwald). Panjang sungai diperkirakan 2.850km, arahnya menuju Laut Hitam di wilayah Rumania.



Dari skema wilayah tadi maka Zulkarnain menuju ke bangsa Schytia yang dahulu berdiam di sekitar Laut Hitam. Dan ini pun berdasarkan hipotesa para ulama memang bangsa Schytia adalah bangsa yang barbar yang suka menjarah dan menganggu bangsa lain dimasanya, hidupnya pun nomaden saat ini wilayahnya berada di moldova dan ukraina. Itulah wilayah yang pernah di datangi Zulkarnain yang diterangkan Qur'an kemudian kembali kita berteori dengan dasar Quran untuk menjawab siapa Zulkarnain yang dimaksud.

“Hingga apabila dia (Zulkarnain) telah sampai ke tempat terbit matahari, dia mendapati matahari itu menyinari sekelompok kaum yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu”.



Wilayah mana yang merujuk pada matahari terbit ? Dan tempatnya pun gersang laksana gurun pasir menurut analisis ternyata adalah Anatolia, bahkan nama ini lebih dikenal dengan nama yang asalnya dari bahasa Yunani “Anatole” yang berarti timur atau tempat matahari terbit.

Dari sini semakin menunjukkan partisi dan teori yang kita kaji siapa itu Zulkarnain yang sudah mengembara hingga Anatolia terkadang dinamakan sebagai Asia Minor (Asia Kecil), yang saat ini suka disebut dengan kawasan Asia Barat Daya plus Pulau Kreta di Yunani. Negara yang berada di wilayah Asia Barat Daya ini adalah Armenia, Azerbaijan, Siprus, Bahrain, Georgia, Iraq, Israel, Yordania, Kuwait, Lebanon, Oman, Palestina, Qatar, Arab Saudi, Suriah, Turki, UEA, dan Yaman, serta Mesir. Bisa dilihat di sunberagar lebih jelas.



Dari wilayah asia barat ini terdapat negara Mesir yang mempunyai gurun yang gersang dan panas yaitu semenanjung sinai, disini Zulkarnain mengembara hingga ke senenanjung sinai, disini pula terdapat gunung sinai ketika nabi Musa menerima Sepuluh Perintah dari Tuhan.



Peradaban maju dari berbagai bangsa memang jejaknya lebih banyak di daerah-daerah tersebut, namun sekarang siapa yang dimaksud Zulkarnain oleh Allah? Apakah Koresh Agung atau Darius Agung atau Aleksander Agung? Dari hasil analisis tadi ada kesimpulan yang dimaksud oleh QS. 18:86 adalah suku Scythia/Schytian, kemudian yang dimaksud dengan kalimat “tempat terbit matahari” dari QS. 18:90 adalah Semenanjung Sinai di Mesir.

Oke berhubung panjang dan rumit kita bersambung dulu ya agan dan sista, jangan lupa untuk tetap stay di thread ini.

Nah bagaimana nih pendapat agan dan sista semua, silahkan komentar, beri TS cendol, follow, rate bintang 5, dan tentu juga jangan lupa share and like karena semua itu gratis !! 

emoticon-nyantai

c4punk@2019

Gambar google
referensi tulisan

GIF


Lanjutannya

Siapa Zulkarnain Itu Apa Akexander The Great ?

Keluarnya Yajuj dan Majuj

Raja Darius Adalah Zulkarnain ?

Mengupas Persia Lebih Dalam

Kesimpulannya


Thread Lanjutan

Bangsa Schytia

Yajuj Majuj Modern

Surutnya Danau Tiberias



Untuk Baca Kelanjutannya Ane Bikin Thread Yang Membahas Bangsa Schytia Silahkan di Baca Lanjutannya Gan.





Diubah oleh c4punk1950... 25-04-2019 10:15
rotten7070
anasabila
4iinch
4iinch dan 37 lainnya memberi reputasi
38
39.4K
145
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
c4punk1950...Avatar border
TS
c4punk1950...
#15
Mengupas Persia Lebih Dalam



Setelah memahami Zulkarnain walau banyak perbedaan pendapat diantara para peneliti maupun ulama ada yang Cyrus the great, Darius The Great dan Alexander The Great namun sudah dijelaskan siapa sosok Zulkarnain yang lebih pas porsinya dan Bangsa Schytia sebagai Yajuj dan Majuj, sekilas kita kupas persia lebih dalam.

وَيَسْأَلُونَكَ عَنْ ذِي الْقَرْنَيْنِ ۖ قُلْ سَأَتْلُو عَلَيْكُمْ مِنْهُ ذِكْرًا إِنا مَكنا لَهُ فِي الْأَرْضِ وَآتَيْنَاهُ مِنْ كُل شَيْءٍ سَبَبًا

“Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Zulkarnain. Katakanlah: “Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya. Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu.”

[QS. Al Kahfi: 83 – 84]

Asal Bangsa Persia

Catatan tertua yang menyebut kata Persia adalah prasasti Kerajaan Assyria dari abad ke-9 SM, yang mengacu pada suku di perbatasan tenggara Assyria (saat ini provinsi Fars, Iran). Kata Persia berarti perbatasan, sedangkan orang Persia menyebut diri mereka sendiri sebagai bangsa Aryan. Kata Iran merupakan turunan dari Āirānam (tanah bangsa Airya) yang terdapat dalam kitab Avesta (kitab suci agama Zoroaster). Persia dan Median merupakan suku rumpun Indo-Iranian yang menjadi bawahan Kerajaan Assyria.



Suku-suku rumpun Indo-Iranian berasal dari padang rumput Eurasia. Salah satu peninggalan mereka adalah situs arkeologi Arkaim di padang rumput Ural Selatan. Situs ini menjadi bagian dari kebudayaan sungai Sintashta, wilayah ditemukannya artefak kereta perang tertua. Catatan tertua dari bahasa rumpun Indo-Iranian terdapat dalam kitab Avesta dan Weda (kitab suci agama Hindu). Bahasa rumpun Indo-Iranian antara lain meliputi Hindustani, Bengali, Punjabi, Persia, dan Kurdi.

Sejak abad ke-19 M, ahli bahasa dari Eropa telah menemukan kesamaan antara bahasa Sansekerta dengan bahasa-bahasa Eropa. David Anthony dalam bukunya “The Horse, the Wheel, and Language: How Bronze-Age Riders from the Eurasian Steppes Shaped the Modern World” menyebutkan sepuluh cabang utama dari keluarga bahasa Indo-Eropa, yaitu Anatolian (contohnya bahasa Kerajaan Hittite), Tocharian (penuturnya beralih ke bahasa Turki Lama setelah dikuasai Kekhanan Uyghur), Jermanik (contohnya bahasa Inggris), Italik (contohnya bahasa Latin), Celtic, Armenian, Balto-Slavic, Hellenic (Yunani), Indo-Iranian, dan Albanian.



Pola migrasi Indo-Eropa menurut hipotesis Kurgan (www.humanjourney.us)

Penutur bahasa Indo-Eropa melakukan migrasi secara bertahap ke Eropa dan Asia. Setidaknya terdapat dua gelombang besar migrasi, yaitu sekitar abad ke-16 dan ke-8 SM. Gelombang migrasi besar pertama antara lain adalah bangsa Indo-Aryan yang menaklukkan peradaban Harappa di lembah sungai Indus (barat laut India), bangsa Hittite yang menggantikan peran bangsa Akkadia di Anatolia, serta bangsa Mycenae yang menggantikan peradaban Minoa di Yunani.

Masuknya bangsa Indo-Aryan ke lembah sungai Indus kemudian melahirkan periode Weda (sekitar 1500 – 500 SM), yaitu masa penyusunan kitab Weda. Pada awal periode ini, ibadah berpusat pada penghormatan terhadap Brahma. Namun lambat laun bentuk peribadatan mulai mengacu pada dewa-dewa tertentu, seperti Siwa dan Wisnu. Voltaire dalam bukunya “Dictionnaire Philosophique” menyebutkan adanya dugaan bahwa Brahma merupakan tokoh yang sama dengan nabi Ibrahim (Abraham). Istri Brahma (Saraswati) juga memiliki kemiripan nama dengan istri Ibrahim (Sarah).

Gelombang migrasi besar kedua antara lain adalah bangsa Tocharian yang mendiami Tarim Basin (barat laut Tiongkok), bangsa Scythian (Saka) di Asia Tengah, bangsa Cimmerian di utara Kaukasus, serta bangsa Median dan Persia yang menggantikan peran bangsa Elam di dataran tinggi Iran. Bangsa Persia berhasil mendirikan Kekaisaran Achaemenid pada 550 SM. Sedangkan di Asia Tengah, sejak abad ke-3 SM suku-suku proto Turki-Mongol (seperti Xiongnu dan Hun) mulai menggantikan peran suku-suku rumpun Indo-Iranian.

Kekaisaran Achaemenid (550 – 330 SM) berkuasa saat Yunani, India, dan Tiongkok (periode Musim Semi dan Gugur) tengah terpecah dalam kerajaan-kerajaan kecil. Para Ahli Hikmah lahir di masa ini, diantaranya adalah Kong Hu Cu (551 – 479 SM), Laozi pendiri Taoisme (abad ke-6 SM, sezaman dengan Kong Hu Cu), Gautama Buddha (sekitar 563 – 483 SM), Mahavira (599 – 527 SM) pelengkap ajaran Jainisme, Pythagoras (570 – 495 SM), dan Socrates (470 – 399 SM). Para Ahli Hikmah tersebut tidak tercatat mengajarkan monoteisme. Hal ini berbeda dengan Luqman (yang menjadi nama surat Al Qur’an), seorang Ahli Hikmah yang mengajarkan monoteisme (tauhid).

Cyrus sendiri adalah penganut ajaran Zoroaster (sekitar 628 – 551 SM). Zoroaster menyembah Tuhan yang Esa yang disebut Ahura Mazda. Ia juga mengajarkan adanya Hari Kebangkitan (Frashokereti) dan Jembatan Penghakiman (Cinvatô Peretûm). Zoroaster merupakan pelafalan Yunani atas kata Zarathustra yang berarti ‘orang yang mampu mengendalikan unta’. Kata tersebut memiliki kesamaan makna dengan nama nabi Zulkfili. Zulkifli dapat diartikan sebagai ‘Pemilik Pelana Unta’. Apakah Zarathustra itu nabi Zulkifli dalam riwayat Islam masih belum di ketahui kebenarannya.

Namun ajaran Zoroaster kemudian mengalami bid’ah (inovasi dalam ranah agama). Dalam prasasti Behistun disebutkan bahwa di masa raja Darius I (550 – 486 SM) terjadi pemberontakan di Babylon, dan terdapat Majus (Maguš) di sana. Kata Maguš sering diartikan sebagai kelompok pendeta atau orang bijak atau pemikir. Maguš oleh bangsa Arab dikenal sebagai Majusi. Kata magic dan magician juga berasal dari Maguš. Eudemus of Rhodes (370 – 300 SM) dalam “History of Theology” mengatakan bahwa ada sekelompok Maguš yang memperkenalkan pemikiran mengenai Waktu (Zruvan) sebagai asal dari Terang (Ahura Mazda) dan Gelap (Angra Mainyu).



Wilayah Kekaisaran Achaemenid (www.britannica.com)

Dari kata Zruvan tersebut, para sejarawan Barat kemudian menyebut aliran itu sebagai Zurvanisme. Mary Boyce dalam “Some reflections on Zurvanism. Bulletin of the School of Oriental and African Studies” mengutip pendapat Cumont dan Schaeder bahwa Zurvanisme adalah sinkretisme (percampuran) antara agama lama Babylon dengan agama Zoroaster. Zurvanisme (Majusi) telah menyebarkan ajaran Tuhan Kembar (Terang dan Gelap). Sehingga keberadaan api (Atar) dan air (Aban) menjadi bagian dari ibadah mereka. Namun kemudian penghormatan terhadap api menjadi jauh lebih besar.

Prasasti di Susa menyebutkan bahwa raja Artaxerxes II (bertahta 404 – 358 SM) telah menyandingkan Ahura Mazda dengan Anahita dan Mithra. Penerusnya juga melanjutkan hal tersebut. Anahita dan Mithra merupakan malaikat dalam agama Zoroaster. Hal ini menunjukkan bahwa syirik (menyekutukan Tuhan) telah menjangkiti penguasa Achaemenid. Sikap syirik tersebut turut memberi peluang kepada aliran Majusi untuk semakin berkembang. Kekaisaran Achaemenid akhirnya runtuh pada 330 SM akibat serangan Alexander yang Agung.

Setelah kematian Alexander pada 323 SM, Persia dikuasai Kerajaan Seleucid (dipimpin orang Yunani). Mereka penganut politeisme dan kerap mendorong pembauran budaya. Pada 247 SM, bangsa Persia memberontak dan mendirikan Kerajaan Parthia. Penduduk Parthia sudah terdiri atas pemeluk berbagai agama.

Sebagai wakil dari kelompok agama yang ada, pendeta Majusi dilibatkan dalam pemerintahan. Parthia runtuh setelah salah satu gubernurnya memberontak dan mendirikan Kerajaan Sasanid pada 224 M. Sasanid menjadikan aliran Majusi sebagai agama resmi kerajaan. Kuil-kuil api dibangun di berbagai wilayah untuk menyebarkan ajaran Majusi.

sumber

Itulah sekilas sejarah tentang persia dan Agamanya. Namun Zarathustra diserupakan dengan Nabi Zulkifli memang cukup menarik, apa ia itu nabi Zulkifli ?

“Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa’, dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik.” (Q.S Sad Ayat 48)

“Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris, dan Zulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar.” (Q.S Al-Anbiya Ayat 85)

Kompleks di Kifl bukanlah satu-satunya tempat yang diyakini sebagai makam Nabi Zulkifli. Pada situs pencari informasi wikipedia, disebutkan pula sebuah lokasi di Jabal Qasioun, dekat ibu kota Damaskus, Syria.

Menurut kepercayaan para penganut Sunni, Jabal Qasioun adalah juga mihrab dari 40 nabi, yang senantiasa melaksanakan shalat menjelang fajar. Umat Islam di sana juga percaya situs bersejarah ini merupakan tempat terjadinya peristiwa pembunuhan Habil oleh Qabil.

Lokasi lain adalah di Al Damun. Nama Al Damun bahkan sudah muncul pada sumber-sumber literatur Arab dan Persia kuno. Makam ini ditemukan oleh Nasir Khusraw pada tahun 1047. Dia menulis, 'Saya mencapai sebuah gua kecil, berada di Damun, dan diyakini sebagai makam Nabi Zulkifli.'

Al Damun sendiri adalah sebuah desa kecil berjarak 11,5 kilometer dari Kota Acre. Desa ini dikosongkan saat berkecamuk perang Arab-Israel tahun 1948. Sebelumnya, desa itu dihuni oleh sekitar 1.310 penduduk, sebagian besar umat Islam dan sisanya adalah penganut Nasrani.

Sejatinya, tidak banyak kisah sejarah Nabi Zulkifli yang dituliskan dalam Alquran. Tercatat, hanya dua ayat yang terkait namanya, yakni pada surat Al Anbiyaa ayat 85 serta surat Shaad ayat 48.

Al Hafizh Ibn Katsir dalam bukunya yang terkenal, Kisah Para Nabi dan Rasul, menempatkan Zulkifli pada urutan ke-12. Dia berada di bawah Nabi Ayyub, yang dikatakan adalah ayah dari Zulkifli.

Lantas, siapakah Zulkifli? Sebagian besar literatur sejarah mengukuhkan pendapat Ibn Katsir bahwa dia adalah putra dari Nabi Ayyub. Ibunya bernama Rahmah.

Nama asli Zulkifli adalah Basyar. Basyar-lah satu-satunya yang selamat dari reruntuhan rumah yang menewaskan semua anak Nabi Ayyub.

Dia mewarisi sifat mulia ayahnya, yakni sabar, adil, dan teguh dalam pendirian. 'Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris, dan Zulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar. Kami telah memasukkan mereka ke dalam rahmat Kami.' (QS An Anbiyaa: 85-86).

Ia selalu mampu memegang amanat dan janji. Sejak kecil hingga dewasa, Basyar belum pernah berbohong kepada siapa pun. Semua janji senantiasa ditepati. Kepribadiannya itu menumbuhkan simpati dari banyak orang.

Di samping itu, masyarakat juga mengenalnya sebagai seseorang yang selalu bertingkah laku baik dan benar. Sikap dan pendiriannya tidak mudah goyah.

Ia hidup di sebuah negara yang dipimpin seorang raja yang arif bijaksana. Situs wikipedia menyebutkan sebagai Raja Ilyassa (Nabi Ilyassa AS). Adapun Ibn Katsir menuliskan Raja Al Yasa.

Namun bila Zarathustra adalah Nabi Zulkifli zamannya tidaklah sama.

Ilyas (bahasa Arab: إلياس ) (sekitar 910-850 SM) adalah seorang utusan Allah.

Koresh (atau Kurush nama Persianya, dalam bahasa Inggris Cyrus) dilahirkan sekitar tahun 576 SM di provinsi Persis (kini Fars), di barat daya Iran. Kekuasaanya 559 SM – 530 SM (30 tahun).

Darius I (550 SM - 486 SM; memerintah 522 SM -486 SM), juga dikenal sebagai Darius yang Agung (bahasa Persia: داریوش بزرگ, Daryūsh-e-Bozorg; bahasa Persia kuno: Dārayavahuš, bahasa Akadia Dariamuš, bahasa Elam Dariyamauiš, bahasa Aram Dryhwš, bahasa Ibrani: דריוש Daryawesy, bahasa Latin Darius; atau juga "Darius Hystaspes" di mana Hystaspes adalah nama ayahnya), adalah "raja segala raja" (kaisar) ketiga Kekaisaran Akhemeniyah. Pada masa kekuasaannya, negerinya mencapai puncak kejayaannya, meliputi wilayah hingga Mesir, India Utara, dan sebagian Yunani. Kekaisarannya mulai mengalami kemunduran setelah kematiannya dan pengangkatan putranya, Xerxes I, sebagai raja.

Zarathustra diperkirakan hidup sekitar 1100-550 SM. Ada juga yang mengatakan dia hidup sekitar 1200-600 SM.

Namun, terjadi perbedaan pendapat di kalangan sejarawan mengenai kehidupannya. Ia diperkirakan hidup antara tahun 1700 SM, tetapi adapula yang menyebutkan abad ke-6 SM. Beberapa literatur menyebutkan, daerah tempat Zoroaster hidup dikaitkan dengan Kekaisaran Persia yang dipimpin oleh Cyrus Yang Agung pada pertengahan abad ke-16 SM. Dalam masa dua abad kemudian, agama ini diterima oleh raja-raja Persia dan memperoleh pengikut yang cukup banyak. Entahlah Zarathustra ini mengenai kehidupannya agak simpang siur, tidak dapat akurat masa hidupnya.

Zulkifli (Arab: ذو الكفل, Dzū'l-Kifl) (sekitar 1500-1425 SM) adalah salah satu nabi dalam ajaran Islam yang diutus kepada kaum Amoria di Damaskus. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 1460 SM

Disini terlihat perbedaan jarak yang jauh antara Nabi Zulkifli dan Zarathustra berada. Namun Zarathustra tetap di percaya sebagai seorang nabi yang disebut dengan Zulkarnain, dimasa Cyrus dan Darius raja2 Persia.

sumber

to be continued
Diubah oleh c4punk1950... 23-04-2019 04:09
gbolazo
gbolazo memberi reputasi
2