c4punk1950...Avatar border
TS
c4punk1950...
Siapa Yang Dimaksud Ya'Juj Dan Ma'juj Atau Gog Dan Magog, Serta Zulkarnain.


Gog dan Magog atau Yajuj wa Majuj mereka ada di sekeliling kita atau belum ? Wah ini menarik mengulasnya mengapa bisa demikian. Lalu siapa juga Zulkarnain yang membatasi bangsa ini dengan tembok besi ?



Nah penasarankan yuk kita kupas lebih dalam pembahasan ini, disini saya akan membahas sejarah dari Qur'an karena saya seorang muslim yang terdapat pada Surah Al-Kahfi ayat 83-98 yang di firmankan seperti berikut,

Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Zulkarnain. Katakanlah: "Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya."Sungguh, Kami telah menempatkannya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu,maka diapun mengikuti suatu jalan. Hingga ketika dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ suatu kaum. Kami berkata: "Wahai Zulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka.Berkata Zulkarnain: "Adapun orang yang zalim, maka kelak kami akan menyiksanya, kemudian dia dikembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang sangat keras. Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang baik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami." Kemudian Zulkarnain mengikuti jalan. Hingga tatkala dia sampai ke tempat terbit matahari, dia mendapati matahari itu menyinari suatu kaum yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu,demikianlah, dan sesungguhnya Kami mengetahui segala sesuatu yang ada pada Zulkarnain.Kemudian dia mengikuti jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia telah sampai diantara dua gunung, dia mendapati suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan.Mereka berkata: "Hai Zulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat penutup/penghalang antara kami dan mereka?"Zulkarnain berkata: "Apa yang telah dianugerahkan kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding/penghalang antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi!” Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Zulkarnain: "Tiuplah!" Hingga apabila dia (Zulkarnain) menjadikannya api, diapun berkata: "Berilah aku leburan tembaga agar aku tuangkan ke atasnya."Maka mereka (Ya’juj dan Ma’juj) tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya.Zulkarnain berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar."


Asbabun nuzul atau mengapa turun ayat tersebut karena ada kaum Quraisy yang menanyakan tentang hal ini kepada nabi Muhammad, mereka ingin menguji tentang perihal kenabian atas petunjuk dari pendeta Yahudi di Madinah.



Karena peristiwa sejarah ini ada termuat di kitab kepercayaan Yahudi dan Kristen, namun saya hanya menjelaskan sekilas karena kurang memahami kitab saudaraku yang beragama samawi lainnya, di dalam sejarah Magog adalah cucu dari nabi Nuh (Kejadian 10:2). Keturunan Magog berdiam jauh di utara Israel, kemungkinan di Eropa dan Asia Utara (Yehezkiel 38:2). Magog terlihat sebagai rujukan kepada "kaum barbar utara" pada umumnya, tetapi juga berhubungan dengan Magog secara pribadi. Keturunan Magog digambarkan sebagai pendekar yang terampil (Yehezkiel 38:15, 39:3-9).

Disini menjadi jelas ada sebuah bangsa yang hebat namun barbar, dan bangsa ini sering mengusik bangsa lain. Nah dari uraian beberapa ayat diatas tentunya akan ada pertanyaan yang hingga kini sering terjadi perdebatan,

~ Siapakah sosok yang dimaksud dengan Zulkarnain sebenarnya?

~ Siapakah yang disebut Ya’juj dan Ma’juj atau Gog dan Magog oleh Tuhan ?

~ Dimanakah letak dinding besi tempat Ya’juj dan Ma’juj/ Gog dan Magog yang dikurung oleh Zulkarnain ?

~ Apakah dinding besi yang dibuat oleh Zulakarnain telah hancur atau belum ?



Oke tentunya akan ada banyak pandangan dan juga pendapat tentang pertanyaan itu tapi menurut saya yang melihat dari kacamata sejarah dan pemahaman beberapa ulama maka,

Zulkarnain bukanlah nama orang namun hanya sebuah gelar dari pemimpin di masa itu yang mempunyai mahkota seperti dua tanduk, seperti yang kita imajinasikan pada bangsa viking. Hal ini diperkuat dengan pandangan Tafsir Al-Azhar, yaitu Prof. Dr. Hamka menyebutkan Zulkarnain sebagai gelar kebesaran dan kehormatan yang diperlambangkan oleh penguasa itu dengan memakai mahkota yang bertanduk dua.

Namun ada yang berpendapat seperti Syeikh Imran Hosein ia mengartikan Zulkarnain dengan waktu, karena menurutnya kata “qarn” tersebut Al-Qur’an lebih sering menunjukkan waktu. Lalu ada juga yang berpendapat seorang raja yang memiliki kekuasaan yang sangat luas yang terbentang dari Asia sampai Eropa, dan mempunyai kemampuan yang sangat luar biasa.

Nah dari pandangan ulama tersebut siapa yang memiliki kekuasaan dari belahan timur dan barat, di dalam sejarah hanya ada tiga raja pada masa lalu yang memiliki kekuasaan yang begitu luas meliputi dari barat sampai ke timur, dari Asia sampai ke Eropa, raja tersebut Koresh Agung [Cyrus The Great] yang merupakan pendiri Kekaisaran Persia, Darius I (Darius Agung [Darius The Great]) yang merupakan Raja Persia, dan Aleksander III (Aleksander Agung [Alexander The Great]) yang merupakan Raja Makedonia.

Sebelum menjawabnya maka teori ini harus ada dasarnya, maka saya mengambil ayat Quran,

Al-Qur’an disini telah memberi petunjuk bahwa Zulkarnain telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam.



Dalam ayat diatas maka referensi yang terdekat dengan daerah yang dimaksud adalah wilayah di sekitar laut hitam yang memang di penuhi dengan lumpur, kita bisa melihat Sungai Donau (Danube). Sungai ini merupakan sungai Eropa yang besar dan mengalir dari barat ke timur. Sumbernya berada di wilayah Jerman di dalam Hutan Hitam (Schwarzwald). Panjang sungai diperkirakan 2.850km, arahnya menuju Laut Hitam di wilayah Rumania.



Dari skema wilayah tadi maka Zulkarnain menuju ke bangsa Schytia yang dahulu berdiam di sekitar Laut Hitam. Dan ini pun berdasarkan hipotesa para ulama memang bangsa Schytia adalah bangsa yang barbar yang suka menjarah dan menganggu bangsa lain dimasanya, hidupnya pun nomaden saat ini wilayahnya berada di moldova dan ukraina. Itulah wilayah yang pernah di datangi Zulkarnain yang diterangkan Qur'an kemudian kembali kita berteori dengan dasar Quran untuk menjawab siapa Zulkarnain yang dimaksud.

“Hingga apabila dia (Zulkarnain) telah sampai ke tempat terbit matahari, dia mendapati matahari itu menyinari sekelompok kaum yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu”.



Wilayah mana yang merujuk pada matahari terbit ? Dan tempatnya pun gersang laksana gurun pasir menurut analisis ternyata adalah Anatolia, bahkan nama ini lebih dikenal dengan nama yang asalnya dari bahasa Yunani “Anatole” yang berarti timur atau tempat matahari terbit.

Dari sini semakin menunjukkan partisi dan teori yang kita kaji siapa itu Zulkarnain yang sudah mengembara hingga Anatolia terkadang dinamakan sebagai Asia Minor (Asia Kecil), yang saat ini suka disebut dengan kawasan Asia Barat Daya plus Pulau Kreta di Yunani. Negara yang berada di wilayah Asia Barat Daya ini adalah Armenia, Azerbaijan, Siprus, Bahrain, Georgia, Iraq, Israel, Yordania, Kuwait, Lebanon, Oman, Palestina, Qatar, Arab Saudi, Suriah, Turki, UEA, dan Yaman, serta Mesir. Bisa dilihat di sunberagar lebih jelas.



Dari wilayah asia barat ini terdapat negara Mesir yang mempunyai gurun yang gersang dan panas yaitu semenanjung sinai, disini Zulkarnain mengembara hingga ke senenanjung sinai, disini pula terdapat gunung sinai ketika nabi Musa menerima Sepuluh Perintah dari Tuhan.



Peradaban maju dari berbagai bangsa memang jejaknya lebih banyak di daerah-daerah tersebut, namun sekarang siapa yang dimaksud Zulkarnain oleh Allah? Apakah Koresh Agung atau Darius Agung atau Aleksander Agung? Dari hasil analisis tadi ada kesimpulan yang dimaksud oleh QS. 18:86 adalah suku Scythia/Schytian, kemudian yang dimaksud dengan kalimat “tempat terbit matahari” dari QS. 18:90 adalah Semenanjung Sinai di Mesir.

Oke berhubung panjang dan rumit kita bersambung dulu ya agan dan sista, jangan lupa untuk tetap stay di thread ini.

Nah bagaimana nih pendapat agan dan sista semua, silahkan komentar, beri TS cendol, follow, rate bintang 5, dan tentu juga jangan lupa share and like karena semua itu gratis !! 

emoticon-nyantai

c4punk@2019

Gambar google
referensi tulisan

GIF


Lanjutannya

Siapa Zulkarnain Itu Apa Akexander The Great ?

Keluarnya Yajuj dan Majuj

Raja Darius Adalah Zulkarnain ?

Mengupas Persia Lebih Dalam

Kesimpulannya


Thread Lanjutan

Bangsa Schytia

Yajuj Majuj Modern

Surutnya Danau Tiberias



Untuk Baca Kelanjutannya Ane Bikin Thread Yang Membahas Bangsa Schytia Silahkan di Baca Lanjutannya Gan.





Diubah oleh c4punk1950... 25-04-2019 10:15
rotten7070
anasabila
4iinch
4iinch dan 37 lainnya memberi reputasi
38
39.4K
145
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
c4punk1950...Avatar border
TS
c4punk1950...
#8
Raja Darius Adalah Zulkarnain ?




Raja Darius I (Darius Agung) ternyata meninggalkan sebuah prasasti yang menceritakan sebagian kisah hidupnya yang dikenal dengan nama Prasasti Behistun. Berikut sebagian dari isi Prasasti Behistun:

(1) I am Darius [Dâryavuš], the great king, king of kings, the king of Persia [Pârsa], the king of countries, the son of Hystaspes, the grandson of Arsames, the Achaemenid.

[(1) Saya Darius, Raja agung, Raja dari para raja, Raja Persia, Raja dari banyak negeri, anak dari Hystaspes, cucu dari Arsames, kaum Achaemenid.]

(2) King Darius says: My father is Hystaspes [Vištâspa]; the father of Hystaspes was Arsames [Aršâma]; the father of Arsames was Ariaramnes [Ariyâramna]; the father of Ariaramnes was Teispes [Cišpiš]; the father of Teispes was Achaemenes [Haxâmaniš].

[(2) Raja Darius berkata: Ayah saya adalah Hystaspes; ayah dari Hystaspes adalah Arsames; ayah dari Arsames adalah Ariaramnes; ayah dari Ariaramnes adalah Teispes; ayah dari Teispes adalah Achaemenes.]

(3) King Darius says: That is why we are called Achaemenids; from antiquity we have been noble; from antiquity has our dynasty been royal.

[(3) Raja Darius berkata: Oleh sebab itulah kami dipanggil dengan sebutan dinasti Achaemenid, sejak zaman dulu kita telah mulia; sejak zaman dahulu kita telah setia.]

(5) King Darius says: By the grace of Ahuramazda I am a king; Ahuramazda has granted me the kingdom.

[(5) Raja Darius mengatakan Dengan rahmat Ahuramazda aku menjadi raja, Ahuramazda telah memberikan saya kerajaan.]

(7) King Darius says: These are the countries which are subject to me; by the grace of Ahuramazda they became subject to me; they brought tribute unto me. Whatsoever commands have been laid on them by me, by night or by day, have been performed by them.

[(7) Raja Darius mengatakan: Ini adalah negara-negara yang tunduk kepada saya, oleh rah-mat Ahuramazda mereka menjadi tunduk kepada saya, mereka membawa upeti kepadaku. Apapun perintah telah diletakkan pada mereka oleh saya, pada malam hari atau siang hari, telah dilakukan oleh mereka.]

(58) King Darius says: By the grace of Ahuramazda I did much more, which is not graven in this inscription. On this account it has not been inscribed lest he who shall read this inscription hereafter should then hold that which has been done by me to be excessive and not believe it and takes it to be lies.

[(58) Raja Darius mengatakan: Dengan rahmat Ahuramazda saya lakukan lebih banyak, yang tidak terukir di prasasti ini. Di sini belum tertulis supaya orang yang akan membaca tulisan ini selanjutnya harus memegang apa yang telah saya katakan agar tidak mudah percaya terhadap prasangka sehingga membawanya untuk menjadi kebohongan.]

(74) King Darius says: Afterwards with an army I went off to Scythia, after the Scythians who wear the pointed cap. These Scythians went from me. When I arrived at the river, I crossed beyond it then with all my army. Afterwards, I smote the Scythians exceedingly; [one of their leaders] I took captive; he was led bound to me, and I killed him. [Another] chief of them, by name Skunkha, they seized and led to me. Then I made another their chief, as was my desire. Then the province became mine.

[(74) Raja Darius mengatakan: Setelah itu dengan tentara saya pergi ke Scythia, Scythians yang mengenakan topi runcing. Scythians tsb melarikan diri dari saya. Ketika saya tiba di sungai, saya menyeberang mendahului mereka bersama semua pasukan saya. Setelah itu, saya membunuh para Scythians, [salah satu dari pemimpin mereka] saya jadikan tawanan, ia memberontak padaku, dan aku membunuhnya. Kepala suku mereka yang lain dengan nama Skunkha ditangkap dan dibawa kepada saya. Lalu aku membuat lain kepala mereka, seperti keinginan saya. Kemudian wilayah mereka menjadi milikku.]



Tampak pada gambar diatas pahatan Skunkha, pimpinan kaum Saka (sebutan Persia untuk suku Scythia)

Sumber: en.wikipedia.org

(75) Raja Darius mengatakan: Mereka kaum Scythians [Saka] adalah orang-orang yang kokoh dengan keyakinannya dan Ahuramazda tidak disembah oleh mereka. Saya menyembah Ahuramazda, oleh kasih karunia Ahuramazda saya lakukan kepada mereka sesuai dengan kehendak saya.]

(76) King Darius says: Whoso shall worship Ahuramazda, divine blessing will be upon him, both while living and when dead.

[(76) Raja Darius mengatakan: Siapa akan menyembah Ahuramazda, berkat ilahi akan menyertainya, baik saat hidup dan ketika mati.]

Dari isi prasasti diatas, diketahui bahwa Raja Darius berkali-kali mengatakan bahwa kekuasaan kerajaannya adalah berkat rahmat dari Ahura Mazda. Ahura Mazda ini pada awalnya diyakini merupakan Tuhan Yang Maha Esa dan Bijaksana. Keyakinan ini pada awalnya diajarkan oleh Nabi Zarathustra (Zoroaster). Namun paham Zoroaster ini akhirnya kembali mengalami penyimpangan (sebelum ajaran tsb ada) setelah Darius III ditaklukkan Alexander The Great. Ajaran Zoroaster tidak lagi menganggap Ahura Mazda sebagai satunya-satunya Tuhan, tetapi menganggap ada banyak Dewa (Tuhan). Jadi paham Zoroaster pun berubah dari paham monotheisme menjadi politheisme.




Relief Darius I di makamnya di Naqsh-e Rostam, Iran. Dalam Kitab Ezra, Darius dikenal sebagai salah satu raja yang pernah membangun kembali Bait Allah di Yerusalem.

Saya akan kutip kitab dari agama samawi lainnya yaitu kitab Ezra, seperti semua kitab dalam Perjanjian Lama, kitab Ezra ditulis dalam bahasa Ibrani, kecuali dua bagian di antaranya yang ditulis dalam bahasa Aram, yaitu Ezra 4:8-6:18 dan Ezra 7:12-26. Dua bagian itu merupakan dokumen resmi yang aslinya ditulis dalam bahasa Aram, karena itulah bahasa yang biasa dipakai secara resmi oleh pemerintahan Farsi (Persia) pada waktu itu.

Pembangunan Dimulai - Ezra 3.

Mezbah dibangun dan penyembahan dipulihkan. Pada bulan ketujuh pada waktu hari haya Pondok Daun, rakyat Israel berkumpul di Yerusalem. Mereka mulai membangun kembali Rumah Tuhan. Pondasi diletakkan dan peletakan ini dirayakan dengan pujian dan penyembahan sesuai dengan petunjuk Daud, dengan nafiri dan ceracap dan nyanyian berbalas-balasan. Mereka bersorak-sorai dengan kegirangan karena dasar rumah Tuhan diletakkan. Tetapi, ada juga yang menangis. Orang-orang tua sedih dan menangis karena mereka ingat kemuliaan rumah Tuhan yang dibangun Salomo dan mereka merasa bahwa Rumah Tuhan yang akan dibangun itu masih jauh di bawah standar dan kemegahan Rumah Tuhan hasil karya Salomo dahulu.

Hambatan terhadap Pembangunan - Ezra 4.

Pembangunan telah dimulai dengan baik, tetapi sesudah beberapa waktu para pekerja mulai mengalami perlawanan dan hambatan yang menghalangi pembangunan. Ada macam-macam hambatan. Ada musuh yang berkata bahwa mereka mau turut membangun tetapi karena ditolak mulai melemahkan semangat orang Yahudi dan menakuti mereka. Selain itu mereka menyogok penasihat untuk melawan dan menggagalkan rencana mereka. Mereka menulis surat tuduhan terhadap rakyat Yehuda, dengan lima tuduhan: rakyat Yehuda durhaka, mereka tidak akan bayar pajak, raja akan kena cela, mereka selalu mengadakan pemberontakan sejak zaman dahulu dan raja akan kehilangan milik dan kuasa di sebelah barat Sungai Efrat. Karena itu, Raja Artahsasta memerintahkan bahwa pembangunan dihentikan dan akhirnya musuh Yehuda datang dengan kekerasan dan menghentikan pekerjaan pembangunan itu.

Pembangunan Dilanjutkan Kembali - Ezra 5.

Pembangunan dimulai lagi pada tahun kedua masa pemerintahan Raja Darius. Pada waktu itu dua nabi, Hagai dan Zakharia, mulai bernubuat. Nubuatan mereka dicatat dalam kitabnya masing-masing. Pada waktu rakyat mulai membangun, ada bupati daerah sebelah barat sungai Efrat, namanya Tatnai, yang menantang mereka. Tatnai menulis laporan kepada Darius dan meminta supaya dicari surat perintah dari Koresh yang mengizinkan dan memerintahkan mereka untuk membangun.

Pembangunan Selesai - Ezra 6.

Diselidikilah di perbendarahan Babel di antara simpanan naskah-naskah, ternyata memang terdapat gulungan dengan perintah Koresh mengenai pembangunan itu. Karena itu, Darius memerintahkan supaya pekerjaan pembangunan diteruskan. Akhirnya, pekerjaan selesai dan Rumah Allah ditahbiskan dengan sukacita, kemudian hari Paskah dan Roti tidak Beragi dirayakan.

Sumber: en.wikipedia.org






Siapa Zarathustra ?

Sejarawan Jona Lendering dalam situs http://www.livius.org/ mengatakan:

“Akhirnya, Zarathustra memperoleh suaka dari seorang raja yang bernama Hystaspes, ia mungkin telah memerintah di Chorasmia atau Aria. Pada pengadilan, nabi berdebat dengan imam Mithra, pada pertemuan resmi, mereka membahas tiga puluh tiga pertanyaan, dan opini Zarathustra yang menang. Menurut legenda, pada cemara Kâshmar (di timur laut Iran) memperingati acara ini (atau acara lain yang penting). The Denkard memberitahu lebih lanjut tentang hal ini. Banyak pembesar kerajaan dan bangsawan mengikuti contoh Hystaspes untuk pindah ke agama baru yang dibawa oleh Zarathustra. Sehingga mulai saat itu, Zarathustra tinggal di istana Hystaspes.”



Dari pernyataan Jona Lendering diatas, ia menyebut kata Hystaspes. Sebagaimana telah disebutkan dalam Prasasti Behistun bahwa Hystaspes adalah ayah Darius I, dan berkat Hystaspes yang telah dipengaruhi oleh Zarathustra; maka banyak pembesar kerajaan dan bangsawan Persia pada saat itu yang menganut ajaran Zarathustra (Zoroastrianism). Maka disini kita bisa menyimpulkan bahwa Darius I kemungkinan besar berteman dekat dengan Zarathustra.



Gambar diatas adalah reruntuhan Masjid e-Sulaiman yang megah, yang dibangun pada masa Dinasti Achaemenid berkuasa. Kemungkinan Masjid dihancurkan pasukan Alexander The Great, sewaktu menyerbu Kerajaan Persia. Faktanya, nama Sulaiman sering dihubungkan dengan nama bangunan keagamaan yang dibangun oleh penganut ajaran Zarathustra.

Sumber: http://www.soas.ac.uk

Sebenarnya ada informasi berbeda tentang Hystaspes antara Jona Lendering dan Wikipedia. Jona Lendering mengatakan Hystaspes adalah seorang raja, sedangkan Wikipedia menyatakan bahwa Hystaspes hanyalah seorang kepercayaan raja [Raja Koresh Agung (Cyrus The Great), yang juga merupakan sepupu Hystaspes]. Ini kemungkinan besar disebabkan karena rujukan yang mereka pakai berasal dari sumber yang berbahasa Avesta yang sudah lama punah, sehingga menyebabkan sejarawan ahli bahasa sangat kesulitan menerjemahkannya. Hal ini tentunya menyebabkan mereka bisa saja memiliki penafsiran berbeda.

Walau demikian, dalam menerjemahkan isi Prasasti Behistun, baik Jona Lendering maupun sumber Wikipedia sama-sama merujuk pada terjemahan yang dibuat oleh L.W. King dan R.C. Thompson; sehingga merekapun sepakat bahwa Hystaspes adalah ayah dari Raja Darius Agung.



Tidak ada sejarah yang jelas mengenai riwayat Zarathustra. Kapan dan dimana ia lahir dan meninggal, masih menjadi misteri. Namun ada cerita menarik dalam kitab Yasna dan Gathas, dua kitab yang dipercaya ditulis oleh Zarathustra. Disitu dikatakan:

Sebuah hal yang sulit tampaknya bagi saya, untuk menyebarkan agama-Mu diantara manusia, untuk melakukan apa yang Engkau katakan adalah yang terbaik.[Yasna 43:4]

Di mana dan bagian mana dari tanah, saya harus pergi untuk berhasil (menyampaikan pesan)? Mereka membuat saya jauh dari lingkungan. Masyarakat yang ingin saya bergabung tidak memuaskan saya, juga tidak tiran licik dari tanah. Bagaimana aku harus memuaskan Anda, O Ahura Mazda? [Gathas 46:1]

Saya mendekati Anda dengan pikiran yang baik, O Ahura Mazda, sehingga Anda dapat memberikan saya dua eksistensi (dua wujud), material dan pemikiran, serta berkat yang berasal dari Kebenaran, agar seseorang dapat ditempatkan dalam tempat yang nyaman (surga).[Gathas 28:2]

Untuk apa kediaman tanah ini diubah? Ke mana saya harus pergi? Orang-orang dan teman berpaling dari saya, tidak ada yang bisa ditemukan untuk diberi pencerahan, para pemimpin palsu dari tanah ini tidak percaya terhadap saya. Oh, Ahuramazda, mengapa aku tak berdaya: karena kawan saya berkurang dan pengikut saya sedikit. Oleh karena itu saya menangis kepada-Mu: Tuhan.[Yasna 46:1-2]



Zarathustra disinilah yang diyakini sebagai Zulkarnain, yang membuat tembok yajuj wa majuj. Namun beberapa ulama memiliki keyakinan berbeda ada yang menganggap itu adalah Ciyrus the great, Darius the great, dan Alexander the great. Wallahu'alam.

Zarathustra (Parsi Modern: زرتشت (Zartosht),Kurdi: Zerdeşt, Gujarati: જરતોશ્ત, Yunani: Ζωροάστρης, (Zoroastres), dan Latin: Zoroaster) adalah seorang nabi dari Persia (Kini disebut Iran). Dia adalah pencetus Zoroastrianisme yang dianut oleh bangsa Persia. Dia juga adalah seorang imam pengajar. Zarathustra diperkirakan hidup sekitar 1100-550 SM. Ada juga yang mengatakan dia hidup sekitar 1200-600 SM.

Awalnya konsep agama Zarathustra sama dengan Islam, tauhid monotheis namun setelah beliau wafat maka ajarannya pun kembali di simpangkan oleh pengikutnya dengan banyaknya dewa menjadi polytheism.

Dalam A History of Zoroastrianisme, Mary Boyce menyebut tak ada catatan tanggal pasti tentang kapan Zarathustra mulai menyebarkan Zoroastrianisme. Namun menurutnya, nama Zoroaster terdapat dalam dua catatan Yunani kuno, satunya ditulis 6 ribu tahun sebelum Plato, lainnya menulis 258 tahun sebelum Aleksander Agung, Sang Raja Makedonia yang tersohor.

Di antara orang-orang Persia yang masih menganut animisme dan paganisme, menjadi berbeda tentu saja tak mudah. Zarathustra yang membawa keyakinan baru jelas mendapat tekanan. Ia sampai-sampai harus melarikan diri ke Chorasma, salah satu negeri tetangga Persia yang kini adalah daerah Iran. Dalam buku Menguak Ajaran Agama-Agama Besar, M. Arifin menyebut bahwa ajaran Zoroastrianisme mulai populer dan memanen pengikut yang banyak sejak Raja Chorasma yan bernama Vistapa serta menterinya Yasasp menjadi pengikut ajaran Zarathustra tersebut.

Di masa kejayaan itu, menurut Mary Boyce, Zoroastrianian bahkan tersebar ke sejumlah negeri tetangga: Bactria, Sogdia dan Ferghana hingga ke tenggara dan timur Parthia serta selatannya Margiana. Kerajaan-kerajaan itu kini adalah bagian dari negara Rusia, Asia Tengah, Uzbekistan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Kirgizstan.

Catatan paling lengkap mengupas agama ini adalah Avesta, kitab suci umat Zoroastrianisme. Dalam ajarannya, Zoroastrianisme mempercayai bahwa Tuhan adalah makhluk yang esa. Dengan kata lain, ia hadir sebagai ajaran monoteisme. Dibandingkan Yahudi, Islam, dan Kristen yang kini paling populer dan punya pengikut terbanyak sebagai agama monoteisme, Zarathustra rupanya hadir lebih dulu dengan Zoroastrianisme. Hal ini membuatnya jadi agama samawi—agama yang berasal dari langit—tertua yang pernah ada.

Dalam Zoroastrianisme, menurut Arifin, seorang Zoroastrianian meyakini bahwa dalam hidup ada dua kekuatan yang akan terus beradu, yakni kekuatan kebaikan dan kejahatan. Dalam hidupnya, mereka harus selalu berusaha melawan niat-niat kejahatan itu dan berbuat kebaikan yang diajarkan Ahura Mazda. Zat jahat diwakili oleh Angra Mainyu alias Ahriman, sementara zat baik diwakili Spenta Mainyu.

Zoroastrinian juga meyakini sejumlah dewa-dewa atau malaikat, yaituL Asha Vahista, Vohu Manah, Keshatra Vairya, Spenta Armaity, serta Haurvatat dan Amertat.

Selain konsep monoteisme, Zoroastrianisme juga punya sejumlah keyakinan lain yang juga ada dalam agama samawi yang populer kini. Misalnya konsep eskatologi, yang meyakini kehidupan setelah kematian, dan konsep penciptaan dunia oleh Tuhan.

Seorang Zoroastrianian, seperti seorang Muslim, akan mengalami penghakiman setelah meninggal. Roh-roh manusia akan diminta membuktikan telah melakukan hal-hal baik selama masa hidupnya. Tiga hari setelah meninggal, roh itu masih akan tetap tinggal di tubuhnya, lalu di hari keempat ia akan diharuskan melewati Jembatan Cinvat, untuk membuktikan semasa hidup dekat dengan Spenta Mainyu. Jika berhasil, ganjarannya tempat penuh rahmat Ahura Mazda, semacam surga dalam ajaran Islam dan Kristen. Jika jatuh, ia akan terjerembab ke dalam tempat suram penuh api dan kesedihan, semacam neraka.



Konsep Jembatan Cinvat ini mirip dengan Jembatan Shiratal Mustaqim—titian rambut dibelah tujuh—dalam Islam: semakin banyak kebaikan yang dijalani semasa hidup, semakin lebar pula jembatan tersebut.

Sementara dalam konsep penciptaan dunia, Zoroastrinian meyakini bahwa dunia ciptaan Ahura Mazda hanya terdiri dari 12 ribu tahun. Periode 3 ribu tahun pertama adalah masa Ahura Mazda menciptakan alam semesta. Di masa ini, Ahriman muncul untuk menghancurkan ciptaan Ahura Mazda. Di periode 3 ribu tahun berikutnya, Ahura Mazda dan Ahriman adu kekuatan. Ini adalah masa ketika siang dan malam tercipta.

Pada 3 ribu tahun ketiga, adalah masa ketika Zarathustra lahir dan mendapat wahyu. Di periode 3 ribu tahun terakhir, akan muncul satu orang Saoshayant dalam tiap seribu tahun sebagai penyelamat manusia. Mereka adalah keturunan Zarathustra yang akan menghancurkan Ahriman. Setelah itu, perdamaian baru terwujud.

Meski sudah beurumur lebih dari 3 ribu tahun, Zoroastrianisme masih eksis hingga hari ini. Mayoritasnya masih menetap di Iran. Arifin juga menceritakan bahwa sejumlah Zoroastrinian juga bermigrasi ke India, dan dikenal sebagai orang-orang Parsi di sana. Di sejumlah daerah Asia Tengah dan Indonesia ia juga dikenal dengan nama agama Majusi. Namun, para Zoroastrinian juga sudah menetap di kota-kota besar dunia, seperti London, New York, dan lainnya. Salah satu pengikutnya yang terkenal adalah Parisa Khosravi, salah satu petinggi CNN. Dilansir dari salah satu jaringan berita terbesar di dunia itu, pengikut Zoroastrianisme yang eksis hingga kini sejumlah 2,6 juta orang.


sumber

To be continued
Diubah oleh c4punk1950... 23-04-2019 08:05
Gottingfiveyu
mamamia.mamamia
ryobazt
ryobazt dan 3 lainnya memberi reputasi
4