Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ranttalkerAvatar border
TS
ranttalker
Persoalkan Produk Sawit, Uni Eropa Diduga Tekor Dagang dengan RI
JAKARTA, iNews.id - Pemerintah menduga langkah diskriminasi Uni Eropa terhadap komoditas kelapa sawit bertujuan memperbaiki neraca perdagangannya. Pasalnya, perdagangan Uni Eropa ke Indonesia tercatat mengalami defisit.

Staf Khusus Menteri Luar Negeri Peter Frans Gontha menjelaskan, pemerintah sudah melakukan berbagai langkah perbaikan terhadap lingkungan terkait kelapa sawit. Dengan begitu, ia menilai tidak tepat apabila Uni Eropa mengategorikan kelapa sawit ke dalam industri yang berisiko tinggi terhadap kerusakan lingkungan.

Perbaikan itu pun terlihat dengan menurunnya deforestasi atau kerusakan hutan akibat budi daya kelapa sawit. Sebelumnya kerusakan hutan mencapai 2 juta hektare (ha) per tahun kini menjadi 400.000 ha per tahun pada 2018.

"Jadi pertanyaan kita sekarang adalah dengan mereka mau mem-banned kelapa sawit kita, apakah mereka mencoba untuk melakukan diskriminasi agar neraca dagang berubah juga," kata Gontha di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (25/3/2019).

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada 2018, neraca perdagangan Indonesia ke Uni Eropa mengalami surplus, bahkan selama lima tahun terakhir ini. Tahun lalu, nilai ekspor Indonesia ke Uni Eropa sebesar 17,1 miliar dolar Amerika Serikat (AS), sebaliknya impor UE ke Indonesia sebesar 14,1 miliar dolar AS.

Adapun total perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa mencapai 31,2 miliar dolar AS atau meningkat 8,29 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017 (year on year/yoy). UE sendiri merupakan tujuan ekspor dan asal impor nonmigas terbesar ketiga bagi Indonesia.

Peter menjelaskan, putusan penghapusan penggunaan biofuel yang berbasis kelapa sawit oleh 28 negara di Eropa itu kemungkinan akan dibahas dalam sidang Parlemen Eropa pada tanggal 25-28 Maret 2019 atau di 15 April 2019. "Atau bahkan menunggu pemilihan umum parlemen. Jadi kita memang belum tahu keputusan ini keluar kapan, kita harus lihat satu sampe 3-4 hari ke depan," katanya.

Dia menyatakan, Indonesia sendiri akan terus memperjuangkan diskriminasi yang dilakukan Uni Eropa terhadap kelapa sawit. Hal itu dilakukan dengan mengajukan gugatan lewat Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO). "Ini kita harus perjuangkan," ucapnya

https://www.inews.id/finance/makro/p...ngan-ri/496777

India ama Filipina udah tekor nih dagang ama Indonesia

UE juga kayaknya

dasar antek asing!

emoticon-Leh Uga
nona212
nona212 memberi reputasi
3
2.1K
25
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
saya.kiraAvatar border
saya.kira
#7
Dipake sendiri aja,dibuat jadi biodisel. B100
0
Tutup