Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

angelous91Avatar border
TS
angelous91
Story From Heart - Kumpulan Cerita dengan POV 'Aku'.
Selamat Siang agan-agan kaskuser yang ter-cendol!!

Melalui thread ini, ane mau coba share cerita-cerita ane.
Cerita ane rata-rata menggunakan POV(Point Of View) aku.

Ane baru punya 1 thread novel panjang dan Insya Allah rencananya akan diterbitkan. Kalau berkenan boleh dibantu review

# A Girl from My Dream #
Spoiler for Picture :


Book 1 di atas udah tamat..
Book 2 lagi on progress..
Klau mau baca boleh juga di sini
A Girl from My Dream - Book 2
Free Cendol kalau mampir dan comment.
emoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Gan  



Any way.. di Thread ini ane mau share beberapa cerita ane. 
Mungkin beberapa Cerpen ane akan ane taruh di sini buat dibaca-baca juga sama agan-agan pecinta cerita pendek.
Genre cerita ane sih rata-rata : Romance Fiction . Tapi kalau agan-agan ada mau request cerita dari ane untuk genre Horror, ane juga bisa bikinin. Tergantung request juga.


Link Cerita sebagai berikut:
1.Kisah SMAku
2.Vele's Story

Kedua cerita di atas merupakan bagian dari cerita novel panjang ane di atas..😎


Enjoy!! emoticon-Leh Uga
Diubah oleh angelous91 27-03-2019 16:56
2
3.2K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
angelous91Avatar border
TS
angelous91
#8
Vele's Story
Special Chapter : Vele's POV (1)


Aku sedang duduk melamun di meja praktekku. Rasa sakit hati terhadap cowok masih membekas di hatiku. Entah kapan aku bisa melupakan rasa sakit hati ini. Mungkin memang salahku karena menyukai cowok yang sedikit nakal.

Cewek mana yang mau menjadi selingkuhan? Tidak pernah terlintas sedikitpun di benakku untuk menjadi selingkuhan seseorang. Aku seperti cewek normal pada umumnya. Aku juga ingin dicintai sepenuhnya oleh cowok yang kusuka. Aku tahu rasanya diduakan. Aku juga pernah diselingkuhi. Aku tidak ingin cewek lain merasakan apa yang pernah kurasakan.

Aku pernah menjadi selingkuhan seseorang. Bukan keinginanku untuk menjadi selingkuhan cowok itu. Aku tidak pernah menyangka cowok itu ternyata sudah punya pacar sebelumnya. Rasa sakit hati karena dilabrak dan ditampar oleh gadis itu masih membekas di hatiku. Padahal kejadian itu terjadi beberapa bulan yang lalu.

'Kriiiiinggggg!' bunyi handphoneku membuyarkan lamunanku. Aku melihat ke layar handphoneku.
"Rani?" gumamku. "..kenapa lagi nih anak?"
'..Halo?' Aku menjawab telepon Rani.
'..Vel..Lu di klinik?' Tanya Rani di telepon.
'..iya..kenapa,Ran?'
'..Gue ke tempat lu sekarang!! Lu harus nemanin gue!!' Ujar Rani. Ia pun langsung mematikan telepon. Aku bahkan belum sempat menjawab Rani.
Nemanin Rani? Tapi kan pasienku sebentar lagi datang. Masa aku batalin janji demi nemenin Rani?

Tak lama kemudian, pasienku, Tante Mia masuk ke dalam ruanganku. Tante ini memiliki tubuh yang cukup berisi dengan beberapa lipatan di sekitar perut dan pinggangnya. Yang paling menarik dari Tante Mia adalah perhiasan yang ia kenakan di lengan dan jemarinya yang terkadang terlalu berlebihan.
"..Veleeee..." Panggilnya dengan nada manja disertai dengan cekikikan tawa khasnya.
"..Hai,Tante Mia.." Aku pun melakukan cipika-cipiki dengan Tante Mia.
"..Hari ini Tante masih mau pinirin gigi tante..Bisa kan?" Tanya Tante.
"..pinir? Oh... Veneer,Tan? Boleeh.." Ujarku. "..duduk dulu,Tante.."

Tiba-tiba seorang gadis berambut ombre kebiruan masuk ke ruanganku dengan terburu-buru. Ya, dia adalah Rani, sahabatku.
"..Vel..Vel... Pokoknya lu harus ikut gue sekarang.. URGENT!!" ujar Rani dengan ekspresi panik.
"..Eh..eh..eh..ada apa ini? Main serabat-serobot aja.." Ujar Tante Mia dan lagi-lagi dengan nada khasnya.
"..Ehmm..Nggak Tante.. Maaf..Vele harus nolongin pasiennya yang darurat.." Ujar Rani sambil menarik lenganku.
"..Hah? Pa..pasien?" Tanyaku.
"..Darurat gimana? lebih darurat dari saya?" Tanya Tante Mia heran.
"..Iya Tante..pasiennya udah mau lahiran.." Rani menarikku ke pintu keluar.
"..Lho? Tapi kan Vele dokter gigi.." Tante Mia semakin heran.
"..Iya Tan, Giginya mau melahirkan..." Ujarnya lagi sambil terus menarikku. "..Ayo,Vel..buruan.."
"..Ah..eh.. Tante...maaf banget..kita reschedule aja yaa.."
"..Eh? I..iya.." Tante Mia terdiam melihat situasi mendadak seperti ini. '..Gigi melahirkan?' gumamnya.

--

Di dalam taksi.
"..Ran..sebenarnya ada apa sih? Gue sampai harus reschedule pasien gue segala.." Tanyaku heran.
"..Gue hari ini bakal ada ketemu sama Month,Vel.." Ujar Rani dengan panik.
"..Month? Oh..cowok yang lu kenal dari Aplikasi itu?" Tanyaku. "..udah sebulanan ini lu chatingan dan telponan sama dia tapi lu belum pernah ketemu ma orangnya?"
Rani mengangguk. Raut wajahnya terlihat sangat panik.
"..iya..gimana dong? Gimana dong?" Tanyanya.
"..Ya..gimana apanya? Lu kan tinggal temuin aja.. kalau misalkan cocok ya lu jalanin aja,Ran.."
"..Iya sih.. tapi.. gue ga mau nyesal nantinya,Vel.. Lu kan tau kriteria cowok gue kayak gimana.." Ujar Rani dengan lirih.
"..Udah..apapun yang terjadi, lu coba jalanin dulu ya,Ran.." Ujarku.
Rani menghela nafas dan mengangguk pelan.

"by the way, kenapa gue mesti ikut?" Tanyaku lagi.
"..oh iya, Month bilang suruh bawa teman.. Dia juga bakal bawa teman juga nanti.." Jawab Rani.
"..oh gitu.. temannya single?" Tanyaku
"..Ehmm..Harusnya sih single ya.." Ujar Rani.
Aku hanya mengangguk perlahan sambil memanyunkan bibirku.

--

Sesampainya di kafe, Terlihat seorang cowok berambut cepak memanggil dari kejauhan. Ia adalah Month. First Impression ku pada Month itu, ia sangat humble dan juga heboh. Wajahnya sih cukup tampan, namun tetap bukan tipeku. Kami pun saling berjabat tangan dan berkenalan. Aku melirik ke arah Rani. Rasa panik dan takut di wajah Rani sudah tidak terlihat lagi. Terlihat tatapan senang dan bahagia di mata Rani. Sepertinya wajah Month tidak seburuk yang ia kira.

Kami bertiga menghabiskan waktu sekitar 1 sampai 2 jam di kafe ini. Month dan Rani memesan beberapa botol soju. Tak lama kemudian, seorang cowok datang ke meja kami.
"..Hai..Sorry telat.." Ujar cowok itu.
Month memperkenalkan kami padanya. Ia adalah Angelo, sahabat dari Month. Ia pun duduk di hadapanku.

Wajah cowok ini tidak terlalu tampan, namun cukup menarik untuk dilihat. Model rambut 'fringe' menghiasi kepalanya. Kalau dilihat-lihat, mungkin Angelo ini bukan anak nakal. Ia mungkin malah terlihat seperti anak rumahan.
"..kamu baru pulang kerja?" Ujarku sambil menyodorkan sebuah sloki berisi soju padanya.
Angelo tersenyum simpul menatapku.
"..Iya, habis lembur soalnya. Namanya akhir tahun tutup buku perusahaan biasanya para auditor pasti sibuk." Ujarnya sambil menerima sloki dariku. Rupanya ia seorang auditor. "..Cheers!" Ia mengangkat sloki dariku dan mengajakku bersulang.
Kami bersulang dan meminum soju di sloki kami dalam satu tarikan nafas.

Malam itu kami habiskan dengan mengobrol ringan. Aku cukup tertarik dengan Angelo. Entah kenapa aku merasa Angelo sedikit berbeda dengan cowok-cowok lain yang selama ini mendekatiku. Aku dapat merasakan kehangatan dari tatapannya. Apa mungkin aku bisa membuka hatiku kembali kepada seorang cowok? Rasa sakit hatiku pada cowok perlahan mulai hilang setiap kali melihat senyum dan tawa Angelo.

Tak terasa sudah tengah malam. Month menawarkan untuk mengantar aku dan Rani pulang dengan mobilnya. Aku tidak ingin merusak kebahagiaan Rani malam ini. Aku menolak. Aku memilih membiarkan Rani pulang bersama dengan Month berdua. Sebaiknya aku naik taksi saja. Di saat bersamaan, Angelo menawarkan untuk mengantarku pulang dengan motor sport putihnya. Mungkin tidak ada salahnya aku pulang bersama Angelo malam ini.

Kami berhenti di depan Apartmentku.
"..Ehm..mau masuk dulu?" tawarku. Entah kenapa kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutku. Aduh, mudah-mudahan Angelo tidak berpikir yang tidak-tidak.
"nggak deh, lain kali aja. Sudah terlalu malam" Jawab Angelo sambil tersenyum.
"oke deh, hati-hati di jalan ya! Kabarin kalau sudah sampai!" Ujarku.

--

Setelah mandi, aku kembali melihat layar handphoneku. Angelo mengirimiku pesan bbm.
'..Aku udah sampai ya.. Thank you udah buat malamku jadi menyenangkan..'
Tanpa sadar aku tersenyum melihat pesan bbm dari Angelo. Apakah aku boleh membuka hatiku lagi untuk cowok? Ah.. Aku belum boleh memikirkan ke arah sana. Aku belum tahu apa pun soal Angelo. Aku pun membalas pesan bbm dari Angelo.
'Good night, thank you for tonight. I had fun'

**

'Ting-tong-ting-tong-ting-tong...' suara Bel apartmentku berbunyi tanpa henti. Aku membuka pintu apartment dan melihat Rani berdiri di depan pintu.
"..Rani?"
Raut wajah Rani terlihat seperti orang galau. Sepertinya ia habis menangis.
"..Veeeeelllll...." rengeknya sambil memelukku.
"..I..iya,Ran? Ada apa?" Tanyaku heran.
"..Month nggak masuk dalam kriteria cowok idamanku.."
"..Hah? Kok bisa?"

--

Aku menyeduhkan coklat panas kepada Rani.
"..jadi dia bilang kalau dia bisa ngelakuin itu?" tanyaku.
"..iya.." ujar Rani lirih. "..Padahal gue udah cocok banget sama Month.. gue suka gayanya.. gue suka caranya bercanda.. gue suka humornya..pembawaannya.. semua deh.."
"..masa sih hanya karena dia bilang dia bisa pipis di botol lu langsung ga mau berhubungan sama dia?" tanyaku heran.
"..Iih..Vele..lu itu polos banget sih.." Protes Rani. "..kalau cowok bisa pipis di botol, berarti 'itu'-nya dia itu kecil!! Padahal kan kriteria cowok idaman gue itu..'Itu'-nya harus besar.."
"..Hah? Lu tau darimana metode ukurnya kayak gitu?" tanyaku heran. "..emangnya lu pernah lihat 'itu'nya cowok,Ran?"
"..belum sih..tapi kan gue ga mau kecewa nantinya.." Ujar Rani lagi sambil memeluk bantal di sofaku. "..padahal aku udah ngerasain Zinx sama Month.."
"..Hah? Sing?"
"..Udah aah.. ribet jelasinnya.." Ujar Rani. "..Kangen sama Month.." suara Rani terdengar lirih.
Rani terlihat sangat galau. Aku mengusap kepala Rani untuk menenangkannya.
.
"..Vel.."panggil Rani.
"..iya?"
"..galau..kangen sama Month..." ujarnya.
"..Kalau kangen, lu hubungi Month dong.."
"..ga mau.. 'itu'-nya kecil.."
Aku hanya bisa menghela nafas. Rani memang seperti ini. Terkadang ia memang keras kepala. Aku kembali mengusap kepala Rani.

"Vel.."panggilnya lagi.
"..Iya,Rani?"
"..Kangeeeeen.."
Aku kembali menghela nafas panjang.

--

Keesokan harinya, aku memutuskan untuk mencoba membantu meringankan beban Rani, sahabatku. Mungkin aku akan meminta bantuan Angelo, sahabat Month. Aku akan mengirimkan pesan BBM kepada Angelo. Seharusnya mengirimkan pesan duluan kepada cowok tidak akan membuat cowok tersebut kege-eran kan? Ah..bukan saatnya memikirkan hal itu.
'Gel.. hari ini sibuk ga?' tanyaku.

Tak butuh waktu lama bagi Angelo untuk membalas pesanku.
'Ga kok,Vel.. ada apa?' tanya Angelo.
'Hari ini ketemuan yuk! Aku mau ngomong.'
'Boleh.. mau ngomong soal apa?'
'Soal Rani..'

Aku pun mengajak Angelo untuk bertemu di klinikku karena aku harus menangani Tante Mia dulu pagi ini.

--

"Iya lho,Vel.. Kalau sama kamu mah tante senaaaaangg banget.." Ujar Tante Mia sambil tertawa cekikikan.
Aku hanya tertawa mendengarkan cerita tante Mia. Tante Mia terus bercerita tak berhenti sambil berjalan menuju tangga turun.
Akhirnya Tante Mia pun turun. Aku melihat Angelo sudah menungguku di ruang tunggu. Ia menyengir melihatku.
"Kamu sanggup ladeni tante itu?" ledeknya.
"namanya juga servis buat pasien.." ujarku sambil tertawa.
Angelo terdiam menatapku.
"..Gel?" panggilku.
"..Eh..ah..iya.." Ujarnya gelagapan.
Perutku terasa menggelitik saat melihat tingkah lucunya tersebut.

Aku pun berjalan menuju Angelo dan melakukan cipika-cipiki padanya.
"sorry,sorry.. tadi ada pasien tiba-tiba.." ujarku.
"Iya..santai aja,Vel.." Ujar Angelo. "..By the way, kita mau ngomongnya disini aja atau keluar?"
"..Ehm..kamu bawa motor sport lagi?"tanyaku.
"..Hu-uh.." Angelo mengangguk.
"Aku lagi pake dress nih.. ga bisa naik motor kayaknya..." ujarku sambil menunjukkan dressku yang roknya sedikit pendek.
Aku melihat Angelo kembali memandangiku dalam diam.
"..Gel?" Panggilku lagi.
"..Ah..iyaa..iyaa.." Ujarnya lagi dengan gelagapan. "..kita naik taksi aja ke mall di dekat sini gimana?" Entah kenapa tingkah Angelo ini terlihat sangat lucu bagiku. Aku pun tertawa kecil dan mengangguk.

--

Sesampainya di Mall, kami berjalan-jalan berkeliling mall dan mencari tempat yang tepat untuk mengobrol. Mungkin sekalian makan siang. Akhirnya kami pun memutuskan untuk makan di salah satu restoran khas indonesia.
"Jadi..apa yang mau kamu bicarakan soal Rani?" Tanya Angelo.
"Gini,Gel.. Rani itu kan teman baikku.." Jelasku "..akhir-akhir ini dia lagi galau dan sering curhat sama aku.."
"Galau kenapa?"
"..Rani itu sekarang lagi cari pacar yang serius. Dia mau cari pasangan yang bisa serius sampai ke jenjang pernikahan bahkan sampai tua."
"Oh? Terus?"
"..nah..yang aku tau, Rani itu udah demen banget sama Month. Dari selera humornya..candaannya.. pembawaannya.. semuanya deh..Rani udah curhat sama aku. Dia udah ngerasa cocok banget sama Month."
"..nah lantas? Kenapa dia kayak ngejauhin Month ya?" Sambung Angelo.
"..aku juga mau nanya hal yang sama..tapi.." ucapanku terhenti karena makanan pesanan kami telah datang.

"Sambil makan aja kali ya?" Ujar Angelo.
Aku mengangguk. Kami pun mulai menyuapi makanan ke mulut kami.
"..terus..tapi apa?" tanya Angelo.

Aku kembali berpikir, apakah ini keputusan yang tepat menanyakan hal ini pada Angelo? Apakah dia malah akan berpikir aku aneh? atau dia malah akan marah?
"..tapi kamu jangan marah atau anggap aku gimana-gimana ya.." ujarku.
"..biasa aja kali..emank mo nanya apaan?"

Aku menghela napas panjang. Baiklah..aku akan tetap menanyakannya.. Demi Rani.
"..Gel.. kamu bisa kencing di botol ga?" Tanyaku.
"Pfft!!" makanan dari mulut Angelo muncrat. Ia pun terbatuk-batuk mendengarkan pertanyaanku.
"Kamu ga apa-apa?" Tanyaku sembari menepuk-nepuk pundaknya. "Sorry..sorry..aku ga maksud nanya kayak gitu.."

Angelo meneguk minuman di atas meja sambil berusaha mengatur nafasnya perlahan.
"..ga apa-apa..aku yang salah.." ujarnya.
"..maaf..." aku merasakan malu sekaligus bersalah karena menanyakan pertanyaan seperti ini.
"..Vel.. emanknya ada apa sih dengan kencing di botol?" Tanya Angelo,"..kemarin Month juga menanyakan hal yang sama dengan lesu. Month seperti orang yang kehilangan semangat hidup lagi lho."

"..ehm.. jangan kasih tau siapa-siapa ya.." ujarku pelan, "..kalau bisa kencing di botol bukannya 'itu'-nya cowok kecil ya?" Terus terang aku merasa sangat malu menanyakan pertanyaan seperti ini. Apalagi sama cowok yang baru kukenal.
"..nggak,Vel..nggak.. bukan kayak gitu cara ukurnya..beneren deh.." Angelo berusaha mengklarifikasi. Wajahnya terlihat memerah. Sepertinya ia juga sama malunya denganku saat membicarakan hal ini.

"..Rani pernah cerita, dia kalau sama Month, ada ngerasain Klik atau Zinc gitu.."
"klik?"
"..iya..semacam perasaan Klop gitu sih katanya..dia langsung yakin kalau Month itu orang yang cocok banget buat dia.. tapi gara-gara masalah botol itu..Rani jadi galau.."
"Month juga lagi galau parah sekarang. Dia dan Rani mungkin cuman miskomunikasi. Ukuran 'itu'-nya cowok bukan diukur pake botol." jelas Angelo. "..mungkin kita perlu klarifikasi ke Rani. Jangan sampai hanya karena hal seperti ini mereka jadi tidak dapat bersatu "
"Iya.." aku mengangguk.
"Sebaiknya kita atur waktu biar mereka bisa ketemu." Ujar Angelo.
"Setuju..kita jebak mereka!"ujarku dengan semangat. Hatiku mulai terasa lega. Mungkin dengan bantuan Angelo, kami bisa membuat Rani dan Month bersatu.
"Jebak?" Tanya Angelo heran.
"Iya..kita jebak mereka agar bisa ketemuan. Waktu akan membantu mereka menyelesaikan masalah mereka. Kita cuman membantu agar mereka bisa ketemu lebih cepat." ujarku.
Angelo mengangguk.

"Anyway.. kamu free juga kan hari ini? Habis ini kita jalan-jalan yuk" ajak Angelo.
"Boleh..aku mo beli baju juga nih..temanin ya" Ujarku.

Kami pun menghabiskan hari kami dengan berkeliling mall. Ternyata Angelo sangat humble dan sopan. Beberapa kali ia bercanda dan tertawa saat berbicara denganku. Sepertinya hatiku mulai sedikit terbuka untuk cowok. Aku mulai merasakan nyaman saat bersama dengan Angelo. Angelo benar-benar berbeda dengan cowok-cowok lain yang selama ini mendekatiku.

**

Aku memandangi handphoneku menunggu kabar dari Angelo. Ia belum menghubungiku sampai sekarang. Apakah aku terlalu berharap banyak sama Angelo? Atau jangan-jangan Angelo malah menganggapku aneh? Aku menghela nafas panjang. Tiba-tiba handphoneku berbunyi. Angelo mengirimkan pesan BBM padaku. Entah kenapa aku merasa sangat lega sekaligus senang melihat Angelo mengirimiku pesan BBM.

'Vel.. kapan bisa ajak Rani jalan? Month juga udah oke.. planningnya bisa kita eksekusi!'
'Besok malam bisa?' Balasku.
'siap laksanakan! Besok kamu kabarin tempatnya ya!' Balas Angelo.
Tanpa sadar aku tersenyum melihat pesan dari Angelo.

Aku langsung membuka laptopku dan mulai mencari-cari tempat yang kira-kira cocok untuk mempersatukan Rani dan Month. Aku menemukan satu tempat unik di Internet. Kafe di daerah pantai mutiara. Sepertinya tempatnya menarik.

Aku mulai membayangkan moment-moment dimana Rani dan Month saling berpelukan di tempat ini. Entah kenapa, wajah Month yang memeluk Rani di bayanganku tiba-tiba berubah menjadi Angelo yang sedang memelukku. Aaaah...Ada apa ini? Wajahku memerah. Ada apa denganku? Kenapa aku malah membayangkan Angelo? Aku kan sedang memikirkan Rani dan Month? Kenapa malah jadi aku dan Angelo? Aku menepuk-nepuk pipiku dan kembali melanjutkan browsing di internet.

Malamnya, aku memutuskan untuk menghubungi Angelo.
'Sudah tidur?' Ujarku dalam pesan BBM.
'Belum,Vel..ada apa?'balasnya.
'Besok di kafe dekat pantai mutiara yuk. Disana tempatnya enak dan romantis. Cocok juga memperbaiki mud mereka berdua kan?'
'Boleh..jam berapa,Vel?'
'Pas pulang kerja aja,Gel.. kita ketemuan dulu baru panggil mereka datang..gimana?'
'Oke deh..kalau gitu sampai ketemu besok..'
'C u,Gel!'
'C u..'
Aku tidak sabar menunggu besok. Aku harap Rani dan Month bisa segera baikan, atau bahkan pacaran. Aku tidak ingin melihat Rani galau-galau terus. Apalagi mereka sebenarnya memang bisa bersatu. Rani dan Month memang ditakdirkan bersama.

**
NEXT:
NEXT
Diubah oleh angelous91 21-03-2019 17:20
2