yukinuraAvatar border
TS
yukinura
Kumpulan Kutipan/Quotes Bersama Anonymous & Me Di Lounge Regional Banyuwangi[Rubuhan]
Quote GaJe dan Baper

Sumber Gambar

Komentar GaJe? Tidak!!! Disana aku bertemu dengan beberapa Anonymous yang baik dan ramah, bahkan diantara mereka merespons dengan baik komentar yang kutulis.

I know it's just for fun


Awalnya masuk Kaskus nggak nyangkah bisa sebetah ini. Mulai dari Newbie, Kaskuser, Aktivis Kaskus, Kaskus Holic, Kaskus Addict dan sekarang? Kaskus Plus! Keren bukan? Dalam waktu yang sedemikian cepat.


Ikut Lounge Regional Banyuwangi, ngobrol bebas, berhadiah KasPlus (Rubuhan)membuatku mengenal banyak Anonymous. Disini sengaja aku kumpulkan beberapa Kutipan atau Quotes dari mereka yang kutulis ulang menjadi 'Cerita Dialog'.

Yuuuk ...!!! Simak dibawah ini. Warna Biru untuk Anonymous dan warna Merah untukku Yuki NurA. Jangan baper, once again! It's just for fun. Okay!!

Hari itu Part 38 Rubuhan diadakan, aku menyapa salah satu dari mereka yang disana sambil melanjutkan sarapan, aku mulai meng-Quotes.


"Baca komen-komen diatas, bikin Aku senyum-senyum sendiri, kata-katanya itu-itu doank. Berpantun gituuuh."
Sarapan duluuuuuu... emoticon-Embarrassmentemoticon-Embarrassmentemoticon-Embarrassment


"Senyum mu pagi ini masih belum lepas sepenuhnya. Masihkah ada sedikit celah untuk bersadar dibalik punggungmu itu?"

"Entahlah ... hanya ada tulang rusuk yang sedang berperan menjadi tulang punggung, meskipun sedikit rapuh."

"Tulang rusukku pun telah hilang satu untuk menciptakan dirimu."

"Apakah kau yakin, akulah tulang rusuk itu? Sedangkan menyapaku saja engkau enggan."

"Maaf atas semua yang terjadi, itu hanya demi masa depan kehidupan kita berdua."

"Aku tahu. Tapi setidaknya sapalah aku meski sekali. Tahukah kamu? Aku tak butuh untaian aksara Indah, kau sapa saja sudah membuatku meleleh."

Kemudian tak disangka ada yang mengikuti percakapan kami.


"Pagi2 udh nyarap gombalan."

"Tidak! Ini bukan gombalan semata, ini ungkapan terdalam dari relungku."

"Sedalam apa? Dan aku tak ingin tenggelam di dalamnya"

"Andaikan saja aku punya kekuatan ajaib untuk membawamu masuk kesana, akan kuperlihatkan dirimu sendiri dalam penglihatanku, agar kau tahu seberapa dalam rasa ITU."

"Kutipanmu : Kuhanya bisa memandang dan tak sanggup menyentuh. Sama dengan ingin memanggil tapi tak berwujud rupa."

"Mungkin, semua hanya khayalan semuku belaka, tanpa ada titik cahaya yang nyata."

"Lalu membiarkanku tenggelam dalam rasa itu. Aku tidak cukup bodoh untuk percaya akan rayuanmu."

"Mungkin, semua yang kutulis hanya kau anggap rayuan belaka, tapi ketahuilah kau tak akan mendapatkanya diluar sana."


"Rayuanmu sungguh tak berarti. Jika pada akhirnya kesakitan yang tertinggal."

"Kamu masih saja anggap senua ini rayuan? Ya sudahlah, lebih baik aku pergi saja."

"Jangan menempik atas kesalahanmu sendiri, karena akulah yang pantas untuk itu, Mystar."

"Tidak, itu semua pilihanku. Akulah yang patut dihukum untuk itu, Anonymous."

"Kepergianmu bukti ketulusan itu hanya omong kosong"

"Aku tak sanggup bertahan bila tak diingin, maafkan Aku."

"Pergilah.. Jika itu keputusanmu."

"Iya, semoga kebahagian selalu menyapamu. Stay blessed and be happy."

"Kembalilah jika belum sanggup, tetapi aku masih ingin menunggu akan hadirmu."

"Benarkah yang kubaca ini? Aku sedikit ragu."

"Keraguanmu itu membuatku semakin yakin."

"Yakin akan keraguan yang tak pasti bukan?"

"Pastikan adanya dirimu hanya untukku seorang."

"Tak bisa kupastikan, karena sepenuhnya diri ini milik Rabbku."

"Sudah benar diriku kini tersisihkan dari bayanganmu."

"Bayanganku saja ikut menghilang disaat diri ini didalam gelap. Maafkan aku, umur panjang Kita bersua lagi. Bolehkah?"

"Hanya bisa menelan ludah sendiri. hilangnya bayangan itu karena ulah diriku, maafpun tak akan kamu berikan. hanya butuh ruh untuk menyapaikan pesan ini untukmu."

"Aku hanya aksara yang fana, rangkailah aku bila kau rindu. Bersama angin kutitipkan rasa."

"Bukan. kamu adalah bintang kecilku yang menemani kesendiranku."

"Tapiii ... sinarku redup, tak akan mampu kuterangi ruang hatimu. Masih banyak bintang yang terang dan indah diluar sana, kau layak mendapatkanya yang lebih."

"Tidak dibisa dipungkiri jika itu sudah kehendakmu, redupnya sinar karena kamu tanggung sendiri."

"Aku tak ada pilihan selain menjalani takdir ini. 'Bintang Kecil' yang redup cahayanya."

"Andai aku bisa menyinari keredupan itu dari kejahuan, pasti dirimu tak akan kegelapan lagi."

"Masih adakah kepastian yang semu itu?"

"Inilah aku apa adanya, apakah masih sama atau pudar jika dirimu tau aku yang sesungguhnya."

"Ada, jika dirimu masih menganggap diriku bukan makhluk fana."

"Bagai terus menanam tanaman... walau hujan belum turun."

"Yup, sambil menunggu keajaiban datang. Membawa rasa ini padamu."

"Terimakasih bintang kecilku dan mulailah belajar melupakan kesalahanku waktu dulu."

"Suatu anugerah bagiku, bisa mengenalmu saat itu, terimakasihku untukmu jua."

"Rasa itu diolah sedemikian rupa... oleh reseptor reseptor saraf menghasilkan pemikiran indah, buruk, sedih, suka , duka, senang, bahagia, kenyang, lapar."

"Aku tak perduli dengan Rasa yang lain, karena rasaku padamu itu yang membuatku tetap bertahan."

"Bertahan adalah keadaan dimana pengerahan segalanya walau sudah diujung asa."

"Asaku akan tetap ada, meski tiada daya. Pantang bagiku untuk menyerah, selama diri ini bernafas."

"Hingga terjadi... suatu keajaiban yang tidak pernah kita pikirkan... akan ada suatu bantuan... yang tidak dapat kita lihat... secara tubuh ini lebih lemah dari spirit."

"Belajar, bertahan, bersabar dan mawas diri, itu sangat penting bukan? Maafkan. Bunga Magnolia ini untukmu."

"Itikad baikpun aku terima tetapi tidak dengan prinsip bunga magnolianya, indah & harum tetapi tidak bersahabat dengan lebah."

"Bunga Magnolia itu hanya pemanis saja, ia begitu Indah dan harum, seperti wangi jejakmu dihatiku."

"Fisik boleh tidak terima, namun hati harus tetap cerah, selalu berpikir dingin ditengah panasnya tekanan voltase kehidupan."

"Begitu pula denganku, tidak takut akan teriknya mentari, karena hadirmu menyejukkan rasaku."

"Sebarkan , beritakan, bagilah kesejukan rasa itu kepada semua insan yang letih lesu, diujung asa, putus harapan, niscaya hidup ini tidak sia sia."

"Ikhlas dan bersabar, nikmat Tuhan mana lagi yang kita dustakan?"

"Air hujan tidak hanya berupa air, namun jua berupa ingatan manis, dibuyarkan oleh dentuman guntur masa lalu yang kecewa."

"Rintikan tirta itupun mampu membawaku keingatan masa lalu. Tak mampu aku sembunyi ataupun berlari, rinainya tetap jua membasahiku."

"Alam semesta memberikan hujan,tak sengaja membuatku menulis, sementara hujan menghantam deras tanah, rumah, dan tanaman."

"Alam semesta kadang bercandanya tidak lucu. Dulunya aku benci menulis, hanya suka membaca, tapi sekarang??? Aku jatuh cinta dengan aksara."

Spoiler for Cerita Dialog 'Tema Berbeda':

Quote:


Ada juga dialog dalam Bahasa English bersama salah satu dari Anonymous. Penasaran?

To be continued....
Diubah oleh yukinura 14-08-2019 08:06
anasabila
irummm
hexa.3n1
hexa.3n1 dan 30 lainnya memberi reputasi
31
10.8K
480
Thread Digembok
Tampilkan semua post
yukinuraAvatar border
TS
yukinura
#1
Kumpulan Kutipan/Quotes Bersama Anonymous & Me Di Lounge Regional Banyuwangi[Rubuhan]
Quote GaJe dan Baper

Sumber Gambar

Komentar GaJe? Tidak!!! Disana aku bertemu dengan beberapa Anonymous yang baik dan ramah, bahkan diantara mereka merespons dengan baik komentar yang kutulis.

I know it's just for fun


Awalnya masuk Kaskus nggak nyangkah bisa sebetah ini. Mulai dari Newbie, Kaskuser, Aktivis Kaskus, Kaskus Holic, Kaskus Addict dan sekarang? Kaskus Plus! Keren bukan? Dalam waktu yang sedemikian cepat.


Ikut Lounge Regional Banyuwangi, ngobrol bebas, berhadiah KasPlus (Rubuhan)membuatku mengenal banyak Anonymous. Disini sengaja aku kumpulkan beberapa Kutipan atau Quotes dari mereka yang kutulis ulang menjadi 'Cerita Dialog'.

Yuuuk ...!!! Simak dibawah ini. Warna Biru untuk Anonymous dan warna Merah untukku Yuki NurA. Jangan baper, once again! It's just for fun. Okay!!

Hari itu Part 38 Rubuhan diadakan, aku menyapa salah satu dari mereka yang disana sambil melanjutkan sarapan, aku mulai meng-Quotes.


"Baca komen-komen diatas, bikin Aku senyum-senyum sendiri, kata-katanya itu-itu doank. Berpantun gituuuh."
Sarapan duluuuuuu... emoticon-Embarrassmentemoticon-Embarrassmentemoticon-Embarrassment


"Senyum mu pagi ini masih belum lepas sepenuhnya. Masihkah ada sedikit celah untuk bersadar dibalik punggungmu itu?"

"Entahlah ... hanya ada tulang rusuk yang sedang berperan menjadi tulang punggung, meskipun sedikit rapuh."

"Tulang rusukku pun telah hilang satu untuk menciptakan dirimu."

"Apakah kau yakin, akulah tulang rusuk itu? Sedangkan menyapaku saja engkau enggan."

"Maaf atas semua yang terjadi, itu hanya demi masa depan kehidupan kita berdua."

"Aku tahu. Tapi setidaknya sapalah aku meski sekali. Tahukah kamu? Aku tak butuh untaian aksara Indah, kau sapa saja sudah membuatku meleleh."

Kemudian tak disangka ada yang mengikuti percakapan kami.


"Pagi2 udh nyarap gombalan."

"Tidak! Ini bukan gombalan semata, ini ungkapan terdalam dari relungku."

"Sedalam apa? Dan aku tak ingin tenggelam di dalamnya"

"Andaikan saja aku punya kekuatan ajaib untuk membawamu masuk kesana, akan kuperlihatkan dirimu sendiri dalam penglihatanku, agar kau tahu seberapa dalam rasa ITU."

"Kutipanmu : Kuhanya bisa memandang dan tak sanggup menyentuh. Sama dengan ingin memanggil tapi tak berwujud rupa."

"Mungkin, semua hanya khayalan semuku belaka, tanpa ada titik cahaya yang nyata."

"Lalu membiarkanku tenggelam dalam rasa itu. Aku tidak cukup bodoh untuk percaya akan rayuanmu."

"Mungkin, semua yang kutulis hanya kau anggap rayuan belaka, tapi ketahuilah kau tak akan mendapatkanya diluar sana."


"Rayuanmu sungguh tak berarti. Jika pada akhirnya kesakitan yang tertinggal."

"Kamu masih saja anggap senua ini rayuan? Ya sudahlah, lebih baik aku pergi saja."

"Jangan menempik atas kesalahanmu sendiri, karena akulah yang pantas untuk itu, Mystar."

"Tidak, itu semua pilihanku. Akulah yang patut dihukum untuk itu, Anonymous."

"Kepergianmu bukti ketulusan itu hanya omong kosong"

"Aku tak sanggup bertahan bila tak diingin, maafkan Aku."

"Pergilah.. Jika itu keputusanmu."

"Iya, semoga kebahagian selalu menyapamu. Stay blessed and be happy."

"Kembalilah jika belum sanggup, tetapi aku masih ingin menunggu akan hadirmu."

"Benarkah yang kubaca ini? Aku sedikit ragu."

"Keraguanmu itu membuatku semakin yakin."

"Yakin akan keraguan yang tak pasti bukan?"

"Pastikan adanya dirimu hanya untukku seorang."

"Tak bisa kupastikan, karena sepenuhnya diri ini milik Rabbku."

"Sudah benar diriku kini tersisihkan dari bayanganmu."

"Bayanganku saja ikut menghilang disaat diri ini didalam gelap. Maafkan aku, umur panjang Kita bersua lagi. Bolehkah?"

"Hanya bisa menelan ludah sendiri. hilangnya bayangan itu karena ulah diriku, maafpun tak akan kamu berikan. hanya butuh ruh untuk menyapaikan pesan ini untukmu."

"Aku hanya aksara yang fana, rangkailah aku bila kau rindu. Bersama angin kutitipkan rasa."

"Bukan. kamu adalah bintang kecilku yang menemani kesendiranku."

"Tapiii ... sinarku redup, tak akan mampu kuterangi ruang hatimu. Masih banyak bintang yang terang dan indah diluar sana, kau layak mendapatkanya yang lebih."

"Tidak dibisa dipungkiri jika itu sudah kehendakmu, redupnya sinar karena kamu tanggung sendiri."

"Aku tak ada pilihan selain menjalani takdir ini. 'Bintang Kecil' yang redup cahayanya."

"Andai aku bisa menyinari keredupan itu dari kejahuan, pasti dirimu tak akan kegelapan lagi."

"Masih adakah kepastian yang semu itu?"

"Inilah aku apa adanya, apakah masih sama atau pudar jika dirimu tau aku yang sesungguhnya."

"Ada, jika dirimu masih menganggap diriku bukan makhluk fana."

"Bagai terus menanam tanaman... walau hujan belum turun."

"Yup, sambil menunggu keajaiban datang. Membawa rasa ini padamu."

"Terimakasih bintang kecilku dan mulailah belajar melupakan kesalahanku waktu dulu."

"Suatu anugerah bagiku, bisa mengenalmu saat itu, terimakasihku untukmu jua."

"Rasa itu diolah sedemikian rupa... oleh reseptor reseptor saraf menghasilkan pemikiran indah, buruk, sedih, suka , duka, senang, bahagia, kenyang, lapar."

"Aku tak perduli dengan Rasa yang lain, karena rasaku padamu itu yang membuatku tetap bertahan."

"Bertahan adalah keadaan dimana pengerahan segalanya walau sudah diujung asa."

"Asaku akan tetap ada, meski tiada daya. Pantang bagiku untuk menyerah, selama diri ini bernafas."

"Hingga terjadi... suatu keajaiban yang tidak pernah kita pikirkan... akan ada suatu bantuan... yang tidak dapat kita lihat... secara tubuh ini lebih lemah dari spirit."

"Belajar, bertahan, bersabar dan mawas diri, itu sangat penting bukan? Maafkan. Bunga Magnolia ini untukmu."

"Itikad baikpun aku terima tetapi tidak dengan prinsip bunga magnolianya, indah & harum tetapi tidak bersahabat dengan lebah."

"Bunga Magnolia itu hanya pemanis saja, ia begitu Indah dan harum, seperti wangi jejakmu dihatiku."

"Fisik boleh tidak terima, namun hati harus tetap cerah, selalu berpikir dingin ditengah panasnya tekanan voltase kehidupan."

"Begitu pula denganku, tidak takut akan teriknya mentari, karena hadirmu menyejukkan rasaku."

"Sebarkan , beritakan, bagilah kesejukan rasa itu kepada semua insan yang letih lesu, diujung asa, putus harapan, niscaya hidup ini tidak sia sia."

"Ikhlas dan bersabar, nikmat Tuhan mana lagi yang kita dustakan?"

"Air hujan tidak hanya berupa air, namun jua berupa ingatan manis, dibuyarkan oleh dentuman guntur masa lalu yang kecewa."

"Rintikan tirta itupun mampu membawaku keingatan masa lalu. Tak mampu aku sembunyi ataupun berlari, rinainya tetap jua membasahiku."

"Alam semesta memberikan hujan,tak sengaja membuatku menulis, sementara hujan menghantam deras tanah, rumah, dan tanaman."

"Alam semesta kadang bercandanya tidak lucu. Dulunya aku benci menulis, hanya suka membaca, tapi sekarang??? Aku jatuh cinta dengan aksara."

Spoiler for Cerita Dialog 'Tema Berbeda':

Quote:


Ada juga dialog dalam Bahasa English bersama salah satu dari Anonymous. Penasaran?

To be continued....
Diubah oleh yukinura 14-08-2019 08:06
0