sabna.tamaraAvatar border
TS
OWNER
sabna.tamara
Thread Perlombaan COC SFTH Kembalikan Cinta Yang Hilang
Quote:



Thread ini adalah thread perlombaan. Dilarang chit-chat, junk atau apapun disini. Hanya ada cerita yang dilombakan. Jika melanggar akan dikenakan sanksi berupa delete post, reset post atau banned.
emoticon-Jempol



Untuk melihat info selanjutnya atau ingin bertanya jika masih ada yang mengganjal, silahkan dilihat dan ditanyakan di Thread Utama. Terima kasih.
emoticon-Kimpoi
Diubah oleh sabna.tamara 04-02-2019 13:55
anasabila
actandprove
terbitcomyt
terbitcomyt dan 17 lainnya memberi reputasi
18
43.2K
117
Thread Digembok
Tampilkan semua post
robbyrhyAvatar border
robbyrhy
#151
Scenario


CERPEN
JUDUL : SCENARIO
GENRE : ROMANCE
STATUS : TAMAT


Quote:


Namaku Citra, bersekolah di SMA Negri yang ada di jakarta membuat hari-hari ku semakin bersemangat. Apalagi saat aku melihatnya.

"Hai Citra" sapa mereka kepadaku.

Hanya dengan di sapa saja bisa membuat diriku merasa bahagia. aku layaknya seorang selebrita yang di kenal sampai ke mancan negara. Menurut ku itu berlebihan.

Hari-hariku biasa-biasa saja tapi, akan jadi luar biasa saat ku melihatnya. Iya, Afreza. Kaka kelas ku yang tampan dan juga jago bermain basket itu selalu mencuri perhatianku.

"Itu afreza, nonton yu!"

Semua murid perempuan selalu berkumpul tatkala reza sedang bertanding basket. Mereka semua memberi semangat untuknya.

"Cit, ayoo" Panggil lela sahabatku.

"Gak mau aku mau lihat dari sini saja." Ujarku kepadanya.

Sebenarnya melihat afreza bertanding dari jarak yang cukup jauh membuat ku pusing, karena aku tidak bisa melihat jelas wajah tampannya itu. kupertajam pandanganku. Aku terus melotot ke arah afreza.

"Citra sedang apa kau?" Tanya bu Amil mengagetkanku.

"eh ibu? Ini lagi melatih bola mata bu, biar minus mata citra ga bertambah. heheh" Jawabku kepada bu amil.

Bagaimana bisa aku ke pergok oleh seorang guru seperti ini pikir ku. Setelah itu aku pun pergi meninggalkan lapangan tempat afreza bertanding.

"Ah sudahlah lagi pula banyak wanita cantik yang menyemangatinya" Ucapku dalam hati. Mungkin aku sudah putus asa jika harus mengejar Cintannya. lagi pula aku harus ubah semua scenario yang telah ku buat. Aku harus coret nama Afreza dari daftar cowok idaman.

Saat itu aku memutuskan untuk ke kantin. Sepertinya dengan membeli es jeruk dapat menenangkan pikiranku. saat sampai di kantin aku melihat segerombolan murid perempuan berebut membeli air mineral di sana. Aku pun segera menghampiri mereka semua.

"Aduh, kalian semua kaya anak kecil deh berebut beli air." Teriak diriku.

"Udah deh citra diem aja kita ini beli air buat Afreza dia kan baru aja selesai bertanding pasti capek dan haus kan"

"Bu, bu ini airnya satu"

Mendengar ucapan mereka semakin membuatku pusing tak karuan.

"ah sudahlah"

Namun sebelum aku pergi dari kantin, aku melihat afreza berjalan ke arah sini. Entah kenapa jantung ku langsung berdebar sangatlah kencang. Aku yang sedang meminum es jeruk ku seakan terhipnotis akan ke tampanan wajahnya. Ia berada tepat di hadapan ku. Aku melamun memandangi wajahnya.

Tiba-tiba semua murid perempuan yang sudah membeli air mineral berlari ke arah afreza yang berada di depan ku, mereka semua seperti ikan yang mendapatkan makanan. Aku di tabraknya sampai ingin terjatuh mereka semua terlihat buas dan mengerikan.

"Awas-awas, afreza kamu pasti haus kan? Ini aku bawa air minum untuk mu"

"oh maaf aku lebih suka es jeruk" Jawab afreza sambil mengambil es jeruk yang sedang aku minum kemudian ia meminumnya sambil tersenyum.

Ahhh, jantung ku rasanya mau copot melihat afreza meminum minumanku.

"Itukan punyaku, gak sopan kamu!" Ucap ku sambil mengambil kembali minumannya. Aku berusaha bersikap jutek dengannya agar mereka semua tahu bahwa harga diri ku ini mahal.

Kemudian afreza terlihat kebingungan, bagaimana tidak bingung di saat semua orang ingin di perlakukan seperti ku tapi sebaliknya aku malah menyembunyikan perasaan ku dan bersikap kasar kepadanya.

Aku pun pergi meninggalkan afreza dan segerombolan murid wanita layaknya binatang buas.

Sesampainya di kelas aku melihat lela sedang duduk membaca buku.

"Lel, kamu gak beli minum buat afreza? Tadi kan kamu gabung sama cewek-cewek tuh pas di pertandingan?" Tanya ku.

"Oh itu, tadi aku langsung balik ke kelas aja. melihat kamu udah ga ada di lapangan. ku pikir kamu di kelas ternyata pas aku ke sini kau tidak ada jadinya aku baca novel saja." Jawabnya sambil terus memperhatikan novel yang sedang ia baca.

"Menurut mu aku lebih baik bersikap apa ke afreza?" Tanya ku lagi meminta pendapat lela.

"Tanyakan saja pada dirimu si pembuat scenario." Ledeknya

Saat lela melendek ku pikiran ku kembali terbuka. Ia mengingatkan ku lagi dengan sebuah scenario. "aku bisa memainkan peran ku" ucap ku dalam hati.

Setelah obrolan tadi Aku bergegas untuk membuat catatan kecil sebagai awal dari rencana ku.

Bel pulang pun berbunyi. Entah kenapa takdir selalu mempertemukan ku dengannya.

"Hei wanita es jeruk" Panggilnya.

Aku yang berada di depannya kemudian menoleh ke belakang.

"Kamu? Ada apa memanggilku? Nama ku citra bukan es jeruk!" jawab ku kepadannya dengan nada yang tinggi seolah-olah aku tidak menyukainya.

"Kenapa kau bersifat dingin sekali? kau berbeda dari perempuan-perempuan lainnya?"

kemudian aku menoleh dan mengembalikan pandanganku ke arah depan. Karena melihat wajahnya terlalu lama bisa menghipnotis diriku." aku tidak boleh menggagalkan rencana ku" Ucapku dalam hati.

"Itu hanya pikiran mu saja kali, aku sama kok seperti mereka, sudahlah jangan berusaha untuk menggoda ku." Teriak ku keras ke padanya kemudian kembali berjalan menuju halte untuk menunggu bus.

Afreza terlihat terdiam sejenak kemudian masuk ke arah parkiran tempat dimana kendaraan-kendaraan murid tersusun rapih di sana.

Aku yang duduk sendiri sambil melihat pemandangan lalu lintas membuat ku sedikit bosan. Seketika aku mengambil kembali nota yang selalu ku bawa setiap hari. Aku mencatat setiap kejadian yang aku alami. ini semacam dairy.

Saat aku sedang asik mencatat tiba-tiba bunyi klakson motor tepat di depanku.

"Hai, ci-citra kan?"

Terdengar suara lelaki memanggilku. Aku pun segera menoleh ke arahnya dan kembali memasukan nota ku ke dalam tas.
"Afreza?" pikir ku.

"Mau bareng?" Ujarnya menawari tumpangan kepada ku.

Aku sedikit heran kenapa afreza bersikap seperti ini kepada ku? Mungkin kah dia suka sama aku?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut tiba-tiba terlontar dalam pikiran ku. Ah sudahlah.

"Maaf aku lebih suka naik bus di a
Banding motor" Jawab ku simple.

Tiba-tiba afreza memberi pertanyaan lagi "Apa yang membuat mu suka naim bus?"

"Aku lebih suka kehangatan, jika naik motor anginnnya pasti Akan begitu kencang aku tidak suka dingin." Jawab ku kembali.

"kalau gitu, pakai saja jaket ku. Kamu akan merasakan hangat saat memakainya."

Enatah kenapa rasanya ia kekeh ingin menghantar ku pulang, padahal aku sudah memberikan banyak alasan kepadanya. Cowok ini begitu pintar dalam memainkan situasi.

Karena jawabannya itu aku seperti mati langkah. Tidak tahu alasan apa lagi yang harus aku lontarkan kepadanya. Dengan berat hati (padahal seneng) aku mengiyakan ajakannya. kemudian ia pun melepaskan jaketnya dan memberikannya ke pada ku. Aku pun menerima jaket tersebut dengan sedikit canggung. aroma parfume khas cowok tercium dari jaketnya. Aku pun segera mengenakannya dan naik motor bersamanya.

Di perjalanan ia selalu bertanya kenapa sikap dan sifat ku berbeda dari kebanyakan wanita lainnya. Entah apa yang ia pikirkan sebenarnya aku ini sama seperti mereka, aku juga menyukai mu aku juga mengagumi mu tapi aku merahasiakan semua itu karena aku tahu jika aku memperlihatkannya secara terang-terangan itu malah akan menyakiti hati ku.

Sesampainya di depan rumah ku aku pun turun dari motornya, aku bergegas untuk melepas jaketnya. Namun, saat aku ingin melepasnya Afreza melarang ku.

"Tidak usah kamu lepas, besok sebelum masuk kelas atau jam istirahat kau bisa kembalikannya."

Aku pun keheranan.
"Kau mau aku mencuci jaketmu?" Tanya ku dengan wajah yang sinis.

Spoiler for Jihyo Twice sebagai Citra:


"Bu-bukan begitu ehmmm, kamu pakai saja ya jangan banyak tanya. Sampai jumpa besok." ujarnya sambil pergi meninggalkan ku yang masih kebingungan ini.

saat melihat jaketnya entah kenapa aku merasa bahagia. Aku terus memikirkan kejadian tadi membayangkannya dan membuat ku ingin selalu berteriak ke girangan.

Ke esokan harinya. Aku kembali ke sekolah itu lagi.
"Afreza dimana ya" ucap ku dalam hati.

Entah kenapa ini masih pagi dan aku sudah mencarinya. "aduh kau ini kenapa sih cit"

saat aku sedang mencari dia, tiba-tiba lela muncul mengagetkan ku.

"Hoy, cari apa sih cit?" Tanyanya.
Aku pun segera memberitahu dia tentang kejadian kemarin dan betapa terkejutnya lela saat ia mendengar cerita ku.

"Itu artinya dia suka sama kamu Cit, masa ga peka sih" Ujarnya

"Suka? Ga mungkin. Lihat penampilan ku. apa dia suka sama orang kaya aku?"

Lela pun memperhatikan ku. "Iya dia pasti suka" Ledeknya sambil tertawa.

Setelah itu aku dan lela masuk ke kelas. Jam istirahat berbunyi. Aku segera mengembalikan jaket Afreza. tanpa pikir panjang aku pun pergi ke kelasnya dan sampai di kelasnya aku melihat afreza sedang mengobrol dengan teman-temannya. Aku hanya mengintip dari balik pintu namun tetap saja ketahuan kini dia langsung memanggilku.

"Hei citra, sini" ucapnya sambil melambaikan tangannya.

Aku pun langsung menghampirinya dan memberikan jaketnya. Teman-temannya yang melihat kejadian tersebut langsung berasumsi bahwa afreza menyukai aku dan mereka bersorak meledek afreza. Aku pun tersipu malu tatkla afreza kembali mengajak ku untuk pulang bersamanya. Bagaimana tidak malu, ia mengatakannya di depan teman-temannya. Aku yang hanya seorang adik kelasnya tertunduk layaknya patung. Setelah mengiyakan ajakannya itu aku pun berlari dan kembalu ke kelas. Sesampainya di kelas aku kembali mencatat kejadian-kejadian itu. Scenario yang ku buat salah besar. Ku kira afreza tidak akan peduli dengan ku jika aku tidak peduli dengannya. Entah apa yang membuatnya jadi seperti ini.


Bel pulang berbunyi seperti biasa Afreza kembali mendatangi ku di halte tempat biasa. Entah kenapa aku enggan untuk menunggunya di gerbang sekolah. apa karena akunya yang terlalu takut akan tersebarnya berita ini. Kemudian ia kembali memberikan jaketnya.

"Kamu pakai saja jaketmu" Jawab ku menolak tawarannya.

"Bukan kah kau takut dingin?"

"Itu hanya alasan ku saja"

"Alasan?” Tanyanya keheranan.

Aku pun tidak menjawab pertanyaan tersebut. Setelah itu afreza kembali bertanya.
" Apa kamu mau langsung pulang?"

" iya, kenapa gitu" Balik bertanya.

"Kamu mau ke danau sebentar?"

"ke danau? Mau apa? Kau jangan buat yang macam-macam ya afreza!" Jawabku dengan sinis kali ini.

"Hahah, jangan takut aku hanya ingin memberitahu mu tempat yang sangat indah."

Setelah itu aku dan Afreza pergi ke danau yang jaraknya tidak cukup jauh dari sekolah. Sesampainya di sana Afreza bergegas memarkirkan motornya dan menarik tangan ku menuju tempat yang ia jelaskan tadi. Aku begitu bahagia , jantung ku berdebar kencang tat kala afreza terus memegang tanganku. Kami telah sampai di tepi danau.

"Indahnya" Ujar diriku. Seolah mulut ini tiba-tiba terhipnotis dengan pemandang danau yang jernih dan di kelilingi oleh bunga matahari.

"Kenapa kau bisa tahu tempat seperti ini?" Tanya ku lagi.

"Aku selalu ke sini di saat aku sedang bete, banyak pikiran , atau saat hari ku sedang kacau" Jawabnya terduduk diam di belakang ku. aku yang berdiri di depannya segera berlari dan melempar tasku ke rerumputan.

"Brakk" saat itu nota yang biasa aku jadikan tempat curhat tiba-tiba terlempar dan keluar dari tas ku. Mungkin karena aku menjatuhkan tasku terlalu keras. Saat itu tiba-tiba afreza melihat nota tersebut dan mengambilnya. Aku yang masih berlari sambil ketawa melihat pemandangan yang belum pernah aku lihat tidak mengetahui jika afreza sedang membaca catatanku.

Saat aku kembali tiba-tiba afreza sudah berdiri di hadapanku sambil menunjukan notaku yang telah ia baca.

"Benarkah kau menyukai ku?" Tanya afreza kepada ku.

"Maksud mu?" Jawab ku pura-pura tidak tahu.

"Aku telah mengetahu semuanya di sini" Ujarnya sambil memberikan kembali nota ku.

"Kau ini tidak sopan sekali membaca catatan ku" bentak ku kepadanya.

"Maafkan aku tapi kalau kau memang benar menyukai ku aku akan memberitahu mu"

"Memberitahu apa?"

"Kalau aku juga suka pada mu"

Mendengar perkataan tersebut membuat jantungku berdetak tak karuan. aku berusaha menahan nafasku dalam-dalam dan mengeluarkannya.

"Benarkah itu?" Tanya ku memastikan ucapannya.

Ia tidak mau mengulang perkataannya untuk kedua kalinya. Ia hanya mengangguk dan terus menatapku.

"Bagaimana jawabanmu" tanyanya lagi.

"Aku pun sama"

Setelah itu aku dan Afreza resmi berpacaran. semua murid di sekolah tahu tentang itu tak terkecuali lela, sahabat ku. Ia sangat senang karena scenario yang aku buat benar benar nyata dalam kehidupanku. Namun semua itu berubah...

Scenario yang aku buat tak sama...

Takkala aku memperkenalkan afreza kepada orang tua ku...

Ia tidak merestui hubunganku dengannya...

lantaran orang tua afreza adalah saingan bisnis orang tua ku..

Mereka seperti musuh bebuyutan dalam hal pekerjaan...

Entah apa yang aku rasakan kali ini. Kepahitan, patah hati , dan juga luka.


Spoiler for Cha Eunwoo ASTRO sebagai afreza:

Quote:


-THE END-
Diubah oleh robbyrhy 25-02-2019 10:07
1